Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Sweet Innocence *19B

Judul: Sweet Innocence 
Genre: Romance 
Part: 1-19 
Cast: 
IU/ Lee JiEun 
Lee Donghae Super Junior 
TOP/ Choi Seunghyun BigBang 
Jessica jung/ Jung sooyeon SNSD 

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will) 

Part *19 B 

Seunghyun dan ibunya duduk bersama disebuah coffe shop. Namja itu mengungkapkan bahwa ia akan melakukan sesuatu untuk donghae. 
Seunghyun memandang ibunya kemudian tersenyum, 

Namja itu meneguk secangkir kopi yang ada diatas meja. 
''Uhm seunghyun ah, bagaimana perasaanmu pada jieun?'', tanya nyonya sila. 
''kenapa ibu membicarakan jieun sekarang?'', jawab seunghyun seraya menoleh kearah ibunya dan meletakkan cangkit kopi itu diatas meja. 
''ahh, kenapa jieun bisa menyukai pria keras kepala sepertimu? Apa yang dia sukai darimu?''. 

Nyonya sila memandang wajah seunghyun seraya terus meledeknya. 
''apa ada yang istimewa darimu? Bukankah pria tampan sepertimu juga pernah patah hati dengan seorang wanita?'', tanya nyonya sila. 
''ahh eomma! Jinja!!'', kata seunghyun. 
''Uhm, seunghyun dan donghae itu berbeda! Tapi mereka menjadi pribadi yang sama ketika mencintai jieun'', kata nyonya sila. 

Nyonya sila dan seunghyun berjalan keluar dari coffe shop. Seunghyun membukakan pintu mobil untuk ibunya. 
''bagaimana kalau kita pergi ke cheonggyeocheon?'', tanya nyonya sila. 
(Cheonggyecheon: sungai yang mengalir ditengah kota seoul) 



=Kantor SM Ent= 
Jieun menjinjing tasnya kemudian berjalan di lobi kantor. Ia terkejut saat melihat shindong berjalan masuk ke dalam kantornya. 
''oppa? Wae yeogieseo? (kenapa kau kesini?)'', panggil jieun seraya menghampiri shindong. 
''apa kau melihat sooyeon?'', tanya shindong. 
''oppa! Hajima!''. 
''wae? Aku ingin menemui nona sooyeon''. 
''andwe! Hajima!'', jieun menahan lengan shindong. 

Keduanya melihat sooyeon keluar dari lift kemudian berjalan ke arah mereka. 
''nona sooyeon?!!'', panggil shindong. 
Sooyeon berhenti kemudian menoleh ke arah shindong. 
''wae guraeyo?'', tanya sooyeon. 
''gwaenchana! Mianhae!'', kata jieun kemudian membungkuk. 
''oppa! Gaja!'', bisik jieun seraya menahan lengan shindong. 
''sooyeon ssi, apa kau ada waktu untuk makan malam denganku?'', tanya shindong. 

Sooyeon memandang shindong dan jieun semakin mencengkram lengan kakaknya. Sooyeon tidak menjawab dan berpaling memilih menerima panggilan telepon kemudian berjalan meninggalkan mereka. 
''oppa, kau akan sakit hati! Kenapa kau nekat seperti itu?'', tanya jieun. 
''seorang pria hanya ada 2 pilihan, diterima dan ditolak. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan'', kata shindong. 
''Tapi dia jung sooyeon. Ini sulit buatmu. Dulu, Seunghyun saja ditolak olehnya''. 
''jeongmal?! Aku akan tetap mencobanya''. 

Ponsel Jieun berdering, 
''yeoboseyo?'', jawab jieun. 
''aku sudah menandatangani kontrak dengan SM''. 
''Dangsini nuguseyo?''. 
''mweo? Kau tidak mengenali suaraku?''. 
''mianhae, aku bahkan sudah menghapus nomormu dari ponselku''. 
''ahaha! Kau mengenal suaraku bukan? Kenapa kau tidak berkata, hallo donghae!?''. 
*klik* donghae memutuskan sambungan teleponnya. 

Jieun menggenggam ponselnya kemudian memandang shindong. 
''Oppa!! Donghae akan menjalani debut pertamanya sebagai pianis. Aku sebagai trainernya sangat senang sekarang''. 

Yeoja itu melompat2 kegirangan. 
''ahh jinja! Kenapa aku sangat senang seperti ini? Ahh oppa!! Aku tidak membayangkan hal ini terjadi'', serunya. 

Donghae berdiri tidak jauh dari jieun dan melihat aksi yeoja itu, namun jieun tidak memperhatikan ada donghae di sana. Namja itu tersenyum puas saat melihat jieun berjingkrak kegirangan. 



=Sungai Cheonggyeocheon= 
Nyonya sila dan seunghyun berjalan ditepian sungai cheonggyeocheon. Ajumma itu berhenti sejenak kemudian memandang aliran air sungai bersih itu. 
''Air! Ia dapat memperoleh segala sesuatu dengan kelembutannya. Ia dapat bergerak menembus batuan yang keras. Air selalu mengubah bentuknya sesuai dengan lingkungannya. Air tidak kaku! Karena itu, ia dapat diterima dimanapun. Air tidak putus asa, ia tetap mengalir meskipun melalui celah sekecil apapun dan ajaibnya, air mampu mengubah dirinya menjadi uap'', terang nyonya sila seraya tersenyum. 
''uhm seunghyun ah, kau harus menjadi seperti air. Membuka hati dengan kelembutan dan kasih, bukan dengan paksaan dan kekerasaan, karena itu hanya akan menimbulkan dendam'', kata nyonya sila lagi. 



=Malam hari, Rumah Jieun= 
Jieun dan shindong keluar dari taksi kemudian berjalan ke arah rumahnya. Yeoja itu memperhatikan mobil yang terparkir di depan rumahnya. 
''seunghyun ssi?'', seru jieun kemudian berlari mendekati namja itu. 
Seunghyun tersenyum, ''aku ingin mengajakmu pergi''. 

Jieun memandang ke arah shindong. 
''gwaenchana, kalian pergilah. Bagianku hanya duduk di rumah bersama ibu'', kata shindong. 
''oppa, hajima! Aku hanya pergi sebentar saja'', kata jieun. 
''hyeong, ijinkan kami pergi dengan tenang'', kata seunghyun. 
Shindong tertawa, ''kenapa kalian begitu serius? Pergilah kemanapun kalian suka''. 



=Han River Park= 
Seunghyun menepikan mobilnya di dekat sungai han. Namja dan yeoja itu memandang Banpo bridge, jembatan yang melayang di atas permukaan sungai han. Aliran sungai itu memancarkan cahaya seperti pelangi di malam hari. 
''seunghyun ssi, apakah kau bisa mengatakan 'aku mencintaimu' padaku 365 kali setahun?'', tanya jieun. 
''tidak! Itu terlalu banyak. Kenapa kau begitu percaya diri? Apa kau yakin aku akan memilih bersamamu selamanya?'', kata seunghyun. 
''nan mideoyo! bagaimana jika 30 kali sebulan?''. 
''Ahh Jinja! Itu terlalu banyak''. 
''ahh, uhm bagaimana kalau 24 kali sehari?''. 
''masih sulit''. 

Jieun tampak kecewa, namun ia terheran saat seunghyun tersenyum ke arahnya. 
''wae useo? (kenapa tertawa?)'', tanya jieun. 
''bagaimana kalau 1 kali setiap detik?'', tanya seunghyun. 
Jieun tersenyum, ''apa kau bisa melakukannya?''. 
''aku mencintaimu, lee jieun!''. 
''1 detik!''. 
''aku mencintaimu, jieun ah!''. 
Jieun tertegun seraya memandang seunghyun tanpa berkedip. Namja itu memegang pundak jieun. Perlahan ia mendekatkan wajahnya ke arah jieun. 
*Kiss* seunghyun mencium jieun. 

Sesaat kemudian, 
Jieun memandang seunghyun kemudian tersenyum, 
''seunghyun ssi!?'', ucap jieun. 
''kau memanggilku masih begitu formal? Ahh jinja!'', kata seunghyun kemudian berjalan meninggalkan gadis itu. 

Jieun memandang seunghyun yang sudah berjalan jauh darinya. 
''oppa! Seunghyun oppa!!'', seru jieun. 
''jeongmal gomaweoyo seunghyun oppa!! Nan Oppareul saranghaeyo!'', teriaknya. 

Jieun berlari kemudian melompat ke punggung seunghyun dan mengalungkan kedua tangannya ke leher namja itu. 
''oppa?!'', ucap jieun didekat telinga seunghyun. 
Seunghyun tersenyum dan menguatkan posisi tubuh jieun pada gendongannya. 
''lee jieun, ayo kita pergi ke tempat dimana tidak ada orang mengenal kita'', kata seunghyun. 
''sireo! Kita tidak akan kemana2, aku juga ingin menyelesaikan beberapa hal, termasuk donghae'', kata jieun. 
Seunghyun menghentikan langkahnya. 

''jika donghae sudah benar2 menjadi artis, kita bisa hidup bersama dan aku ingin pergi kemanapun kau pergi'', kata jieun lagi. 



=Beberapa hari kemudian, SM Ent= 
Beberapa divisi dari SM Ent terlihat sibuk menyiapkan debut pertama donghae. Teaser donghae sudah dipublikasikan melalui media online dan situs jejaring sosial. 
''aku sangat gugup!'', kata donghae. 
''kau tenanglah! Apa kau yakin akan bermain piano sendiri?'', tanya sooyeon seraya merapikan jas yang dipakai donghae. 
''jieun membimbingku dengan sangat baik. Aku tidak akan mengecewakannya! Aku tidak ingin bermain palsu dengan memakai tangan orang lain, itu akan merusak nama baik trainerku''. 
Sooyeon tersenyum. Kemudian, Donghae melakukan pemanasan dengan beberapa teknik vokal bersama sooyeon. 


*Direktur Utama, Choi Seunghyun* 
Seunghyun menjabat menjadi direktur utama menggantikan direktur lee. Namja itu terlihat sibuk membaca skrip tentang debut pertama donghae. 
Tiba2 pintu ruang kerja diketuk seseorang. 
''annyeong, direktur choi'', kata jieun tersenyum. 
''kita tidak boleh terlambat, ini debut pertama donghae!'', kata jieun lagi. 
''ne!'', jawab seunghyun. 

Jieun memperhatikan pakaian seunghyun kemudian merapikan seadanya. 
''kenapa kau tampan tapi masih belum sempurna'', guman jieun kemudian tersenyum. 
*cup* jieun mencium seunghyun. 
''sekarang sempurna!?'', kata jieun kemudian berbalik berjalan ke arah pintu ruangan itu. 

== 
Donghae berdiri di sebuah panggung yang disetting dengan sangat megah, banyak wartawan media datang untuk meliput acara itu. 
Seunghyun datang bersama jieun. Yeoja itu duduk di samping sooyeon. 
''sooyeon ssi, sejak kau cabut tuntutanmu, aku belum mengucapkan terima kasih padamu. Aku memberanikan diri untuk berterima kasih, jeongmal gomaweoyo'', kata jieun. 
Sooyeon tersenyum, ''maafkan aku jieun ah! Aku yang seharusnya berterima kasih padamu''. 

Jieun melihat shindong masuk ke dalam ruangan itu. 
''mweo? oppa!!'', seru jieun. 
''oppa, kau cukup menonton di televisi. Di sini ada sooyeon'', bisik jieun seraya menghampiri shindong. 

Namja itu hanya tersenyum kemudian berjalan ke arah sooyeon. 
''sooyeon ssi, mianhae.. Uri oppa...'', kata jieun. 
''aku mengundang kakakmu untuk datang kemari'', kata sooyeon. 
''Duduklah disini!'', kata sooyeon pada shindong seraya menunjuk kursi di sampingnya. 

== 
Beberapa waktu berlalu, Debut pertama donghae sukses dan lagu snow white without christmas-nya merajai beberapa chart di korea. Donghae sudah cukup sibuk melakukan aksi panggung di berbagai acara. 
''donghae ah, chukhahae!'', kata seunghyun seraya menunjukkan sebuah double platinum pada namja itu. 
''ini bukan yang aku inginkan, seunghyun ah! Apa aku bisa menukar semuanya ini dengan jieun?'', tanya donghae. 
''mweo?''. 
''aku akan menjaga jieun! Kau berjanji padaku kan?''. 
Seunghyun memandang donghae. 


== 
Beberapa hari kemudian, 
''mweo? Kau akan ke indonesia? Apa kau akan mengajakku pergi bersamamu?'', tanya jieun. 
''aku akan pergi sendiri'', jawab seunghyun. 
''ani! Andwe!''. 
*tesss* air mata jieun menetes seraya ia terus menggelengkan kepalanya. 

''kenapa kau kekanak2an? Hapus air matamu!'', tanya seunghyun. 
''oppa, gajima! Gajima! Gajima!'', kata jieun seraya memeluk tubuh seunghyun. 
Namja itu membelai rambut jieun, ''gwaenchana. Aku hanya pergi beberapa hari untuk bisnis''. 



=Bandara incheon= 
Seunghyun duduk di samping jieun seraya menunggu panggilan penerbangannya. Namja itu memberikan jieun sebuah kotak. Jieun membuka kotak itu dan melihat sebuah harmonika didalamnya. 
''harmonika ini?'', gumannya saat melihat harmonika itu bertuliskan JE. 
''itu harmonika milikmu, aku menemukannya setelah kecelakaan itu terjadi'', kata seunghyun. 

Yeoja itu tersenyum seraya menggenggam harmonika miliknya. 
''gomaweo seunghyun oppa'', ucapnya. 
''selama aku pergi, ketika kau melihat 5 jari tanganmu, kau harus mengingatku'', kata seunghyun. 
''mweo?''. 
Seunghyun meraih tangan kanan jieun. 
''ibu jari artinya seunghyun yang selalu membuatku bangga'', kata seunghyun dan jieun menirukan ucapan namja itu. 
''telunjuk, seunghyun tidak ingin membiarkanku tersesat''. 
''jari tengah, seunghyun ingin menjadi penengah disetiap keretakan''. 
''jari manis, seunghyun akan selalu setia padaku''. 
''kelingking, seunghyun ingin berdamai denganku''. 

Tidak lama kemudian terdengar panggilan penerbangan korea-indonesia, seunghyun beranjak dari tempat duduknya seraya menarik kopernya. 
''aku akan menunggumu! Jangan pergi terlalu lama'', kata jieun. 

Seunghyun tersenyum. Jieun melambaikan tangan ke arah seunghyun kemudian namja membalasnya. 
''saranghae, jieun ah'', batin seunghyun. 

Jieun masuk ke dalam sebuah taksi, kemudian sesaat memandang pintu masuk bandara. Yeoja itu mengambil ipod-nya kemudian menyematkan headset di telinganya. Taksi yang ditumpangi jieun melaju dari bandara incheon. Di saat yang bersamaan, seunghyun keluar dari bandara lengkap dengan koper yang dibawanya. Taksi itu melewati seunghyun namun jieun tidak memperhatikannya karena sibuk memainkan ipodnya. Seunghyun melihat sekelebat jieun didalam taksi itu kemudian tersenyum. 
''jangan menungguku, jieun ah! Mianhae'', ucapnya. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 



=3 tahun berlalu= 
Jieun pov 
#aku terus menunggunya, berharap seunghyun kembali. Namja itu tidak pernah pergi ke indonesia. Aku tidak mengerti kenapa ia memilih untuk pergi dariku. Setiap saat aku selalu koreksi diriku sendiri, mungkin ada hal yang salah yang pernah kulakukan, tapi aku tidak pernah menemukan jawaban. Jika memang aku bisa bersamanya, aku percaya masih ada jalan untuknya kembali. Seunghyun ah, ppali dorawa! (kembali cepat)#end. 

Jieun terlihat mengendong seorang bayi laki2 di sebuah taman. Bayi kecil itu terlihat begitu nyaman bersama jieun. 
''apa kau lapar?'', tanya jieun. 
''tunggu sebentar, ibumu akan segera datang'', kata jieun lagi. 

Tidak lama kemudian sebuah mobil berhenti di dekat mereka. Sooyeon keluar dari mobil kemudian menghampiri jieun. 
''maafkan ibu,nak! Apa bibimu menjagamu dengan baik?'', ucap sooyeon kemudian menggendong bayi itu. 
''hya, berapa kali anakmu mengompol di celanaku? Manhi! Manhi!'', goda jieun. 
''apa kakakmu tidak menelponmu?''. 
''Ani! bukankah oppa sedang mengikuti kontes taman bunga?''. 

Sooyeon mengambil sebuah tiket konser dari dalam tasnya kemudian menyodorkannya pada jieun. 
''kau tidak boleh selamanya menunggu seunghyun, 3 tahun jieun ah! Ini waktu yang cukup lama untuk menunggu seseorang yang tidak tahu keberadaannya. Seunghyun tidak akan kembali padamu. Kau harus memulai hidup yang baru tanpa seunghyun'', kata sooyeon. 

Jieun memandang tiket konser tunggal donghae, 
''jika kau pikir masih ada jalan untuk seunghyun kembali ke sisimu, tapi dia tidak memilih jalan itu. Jieun ah, jangan seperti ini, jebal?!'', kata sooyeon. 


== 
Jieun memandang sebuah panggung dimana donghae sedang memainkan pianonya diatas sana. Namja itu menyanyikan beberapa lagu yang membuat para gadis meleleh. 
''Tuhan aku patah hati, kata2 itu pernah aku lontarkan ketika aku kehilangan orang yang aku sayangi, aku tidak bisa memiliki hatinya. Saat itu aku berpikir patah hati begitu menyakitkan dan tidak ada harapan. Semua rasa yang ada didalam hati kita itu memang wajar, itu adalah bukti bahwa kita masih hidup sebagai manusia yang memiliki banyak rasa. Aku rasa semuanya sudah usai sekarang'', kata donghae seraya memandang ke kerumunan banyak orang. 

*taptaptap* jieun melangkah naik ke panggung dan berjalan mendekati donghae. Namja itu menoleh dan begitu terkejut melihat jieun ada di sana. 
''jieun ah?'', ucap donghae. 
''hidup ini adalah sebuah perjalanan. Kita tidak akan pernah tahu kapan perjalanan ini akan berakhir. Masalalu adalah sebuah kenangan, hari esok adalah impian. Kita tidak akan pernah menduga kapan itu akan berhenti'', kata jieun. 

Namja itu mendekati jieun kemudian memeluknya. Ia tidak menghiraukan riuh tepuk tangan dari para penonton. 
''lee jieun!?'', ucap donghae. 
''hati seperti sebuah taman, jika kau tidak menjaganya, ia akan rusak. Bunga2 akan kering dan tidak ada kupu2 kebahagiaan yang datang'', kata jieun. 
''jieun ah, menikahlah denganku. Kita mulai dari awal''. 

''terima! Terima! Terima!'', seru para penonton. 

Jieun melepas pelukan donghae, kemudian ia menghadap ke arah camera yang sedari tadi meliput acara itu. 
''dimanapun kau berada, dengarkan aku! Aku akan menikah dengan lee donghae'', ucap jieun. 
*tessssss* air mata jieun menetes membasahi pipinya. 

''karenamu, aku tidak menghiraukan siapapun dan aku seperti menjadi orang jahat. Sekarang aku sadar, aku akan memulainya dari awal'', kata jieun lagi. 


== 
Di sebuah gereja, Jieun memakai gaun putih berjalan ke arah donghae yang berdiri di depan altar bersama seorang pendeta. Nyonya sila duduk di dekat shindong dan sooyeon. Sooyeon duduk seraya memangku putra kecilnya. 
Pemberkatan pernikahan donghae-jieun berlangsung, 
''aku berjanji didalam suka maupun duka, susah atau senang akan tetap setia hidup bersama istriku'', kata donghae. 
''lee jieun, apa kau bersedia menikah dengan lee donghae?'', tanya pendeta itu. 
Jieun terdiam sejenak, 
''seunghyun ssi, entah siapa yang jahat antara kau dan aku. Tapi aku harus memutuskan satu hal'', batin jieun. 

Donghae memandang jieun. 
''ya! Aku bersedia!'', jawab jieun. 
Keduanya saling bertukar cincin kemudian berciuman. 

Nyonya sila tersenyum memandang keduanya, 
''kini aku mengerti. Apa yang dimaksud seunghyun dengan mengorbankan bagian yang paling berharga dihidupnya. Seunghyun mengorbankan cintanya pada jieun dan membiarkan donghae memilikinya. Aku menghargai keputusan seunghyun, aku ibunya dan aku mengerti!'', batin nyonya sila. 

Donghae dan jieun berjalan keluar gereja. Yeoja itu masuk ke dalam mobil dan donghae duduk di sebelahnya. Ketika mobil itu mulai melaju, jieun menoleh ke sebuah mobil yang ada di dekat gerbang gereja. Jieun melihat sekelebat sosok seunghyun masuk ke dalam mobil itu. 
''seunghyun ah, apa yang kau lakukan, aku percaya semua karena kau memiliki alasan. Aku belajar untuk memahaminya. Aku berharap kau menjalani hidupmu dengan baik'', batin jieun. 

Donghae menggenggam erat tangan jieun. 
''kau benar2 mencintaiku jieun ah? Apakah kau sudah melupakan seunghyun?'', tanya donghae. 
''seunghyun adalah cinta pertamaku, aku selalu berdoa untuk kebahagiaannya. Dan kau, donghae ah! Kau adalah suamiku, Nan (aku).. Nan donghaereul saranghamnida!''. 
''apa kau percaya padaku?'', tanya jieun lagi. 
''ne!''. 


*wuuuussssssss* mobil seunghyunpun melaju meninggalkan tempat itu. 
Di jalan, seunghyun mengemudikan mobilnya dengan kencang. 
''jieun ah, aku akan tetap mencintaimu! Setiap satu detik, aku tidak akan lupa untuk mengatakan *saranghae.. Saranghae, lee jieun*'', ucap seunghyun. 

*tessss* air mata seunghyun menetes membasahi pipinya. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

Beberapa tahun kemudian, Seorang namja kecil duduk di bangku taman diantara jieun dan seunghyun. Namja kecil itu tampak asyik mengayunkan kedua kakinya. 

Namja kecil itu memandang jieun kemudian berpaling ke arah seunghyun, pria yang duduk disampingnya. 
''kenapa kalian hanya diam saja? Katakan sesuatu! Ini membuatku bosan!'', kata namja kecil itu. 

Seunghyun tersenyum kemudian mengusap kepala namja kecil itu. 

''apa kau hidup dengan baik? Siapa yang mengingatkanmu makan selama ini? Apa kau tidur cukup waktu?'', tanya jieun. 
''kita tidak bertemu beberapa tahun dan kau hanya menanyakan hal itu?'', tanya seunghyun. 
''ya, 10 tahun berlalu sejak kau pergi meninggalkan kami''. 

Jieun memandang ke arah lain dengan mata berkaca2 karena menahan air matanya. 
''kau masih sama seperti 10 tahun yang lalu. Keras kepala tapi manis. Apa kau bahagia?'', tanya seunghyun.
''ya! kebahagiaanku ketika aku bisa berdoa untukmu, memohon pada Tuhan agar kau tetap berbahagia sejak kau pergi dan sampai sekarang'', kata jieun seraya memandang ke arah seunghyun. 

Seunghyun menatap mata jieun,''aku berpikir ribuan kali antara menemuimu atau tidak, mungkin keputusanku untuk duduk disampingmu seperti ini adalah keputusan yang salah''. 
''aku tahu hal yang membuatmu merelakan apa yang berharga di hidupmu. Setidaknya aku cukup berbahagia karena aku ada didalamnya. Ada pepatah mengatakan *Cinta sejati tidak berarti orang yang akan menjadi pendampingmu seumur hidup. Pendamping hidupmu bukan berarti dia cinta sejatimu*''. 

Jieun membuka telapak tangannya. 
''ketika kau memintaku untuk mengingatmu ketika melihat lima jari ini, sampai sekarang lima jari ini aku gunakan untuk mendoakanmu. Lima jari berdoa'', kata jieun. 

Seunghyun meneteskan air mata, namun dengan sigap ia menghapus dengan ibu jarinya saat melihat donghae berjalan ke arah mereka. 

''appa!!'', seru namja kecil itu. 
''yujin ah!!'', panggil donghae seraya melambaikan tangannya. 

Donghae menggendong yujin dan berdiri berhadapan dengan seunghyun. 
''terima kasih kau mempercayakanku untuk menjaga jieun dan kini ada yujin di tengah2 kami'', kata donghae. 
''terima kasih karena kau menemui kami. Hiduplah dengan baik, seunghyun ah! Aku berharap kau hidup seperti kami saat ini, memiliki keluarga yang sangat kau cintai'', kata jieun. 

Jieun membungkuk memberi salam kemudian berjalan bersama donghae meninggalkan seunghyun yang masih duduk di bangku taman itu. 
''eomma, apa paman itu akan tinggal bersama kita?'', tanya yujin yang ada digendongan donghae. 
''ani!'', jawab jieun. 
''aku ingin berbagi kamar dengannya. Aku akan memintanya menggosok punggungku di pemandian air panas''. 
''ani! Ayahmu bisa melakukannya''. 
''tapi ayah menggosok punggungku terlalu keras''. 
Donghae tertawa, ''jeongmal?''. 
Yujin mengangguk kemudian donghae mencium pipi putranya itu. 

Seunghyun memandang keluarga kecil donghae dan jieun yang berlalu dari hadapannya dengan tersenyum.
''Tuhan, jadikan jieun tetap menjadi istri yang baik untuk donghae dan menjadi ibu yang baik untuk yujin karena aku mencintainya'', batin seunghyun. 
''aku mencintainya dalam diam''. 
(Ost Park Hyo Sin- Sorry I Love You) 

*End 

Pesan: 
Jadilah akar yang gigih mencari air menembus tanah dan bebatuan yang keras untuk mengupayakan hidup. Ketika pohon tumbuh, berdaun rimbun, berbunga indah dan berbuah manis, ia mendapat banyak pujian dan berkat. Namun, Akar tidak pernah iri dan tidak menuntut untuk mendapat lebih, Ia tetap bersembunyi di dalam tanah yang gelap dan tersembunyi. Itulah makna dari pengorbanan yang tulus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar