Green  Pencil

Selasa, 27 Agustus 2013

Gaun Pernikahan Seleb Korea Terjelek dan Terbaik!

*TERBURUK*

1. Jun Ji Hyun

KapanLagi.com - Menurut hasil survey, aktris cantik Jun Ji Hyun terpilih sebagai selebritis dengan gaun pernikahan paling jelek dan dipilih sebanyak 37% para perencana pernikahan. Gaun Ji Hyun menjadi yang terjelek karena bagian gaun yang tak berlengan tampak tak sesuai dengan tubuh Ji Hyun, terutama aksesorisnya.

2. Lee Min Jun

KapanLagi.com - Menikah pada 10 Agustus silam, gaun aktris Lee Min Jung justru meraih posisi kedua yang terjelek dengan raihan 24% pemilih. Para perencana pernikahan menjelaskan bahwa gaun istri dari aktor Lee Byung Heon ini terlalu panjang dan terlalu penuh sehingga berlebihan bagi Min Jung.


3. Go So Young

KapanLagi.com - Sementara itu di posisi ketiga dengan gaun paling jelek adalah aktris Go So Young. So Young adalah istri dari aktor populer Jang Dong Gun. 15% orang yang memilih itu beralasan bahwa gaun So Young justru tampak terlalu rumit.

*TERBAIK*

4. Kim Hyo Jin

KapanLagi.com - Di posisi pertama sebagai gaun pernikahan seleb Korea terbaik adalah milik aktris Kim Hyo Jin. Ada sekitar 42% perencana pernikahan memilih dan setuju. Saat menikah dengan aktor Yoo Ji Tae, Hyo Jin memakai gaun dengan bagian bawah panjang elegan dan begitu memperlihatkan bentuk tubuh langsingnya. Dengan mahkota di bagian kepala, membuat Hyo Jin semakin elegan.

5. Kang Hye Jung

KapanLagi.com - Aktris Kang Hye Jung yang menikah dengan rapper Tablo ada di posisi kedua dengan gaun pernikahan terbaik yang dipilih oleh sekitar 22% orang. Hye Jung memakai gaun dengan bagian bawah sederhana serta hiasan yang tidak berlebihan sehingga membuatnya manis.

6. Go So Young

KapanLagi.com - Meski menjadi gaun pernikahan selebritis Korea terjelek di posisi ketiga, gaun Go So Young juga dianggap terbaik di posisi ketiga pula. Meraih 13% dari paa pemilih, mereka juga memuji jika bagian atas yang sederhana tampak cocok dengan bagian bawah gaun yang cukup 'berat'.
(soompi.com/aia, kapanlagi.com, hellenakoreanindo.blogspot.com)

FF Seoul Police Story *16-end

Judul: Seoul Police Story
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)

Ost: Noel - I Miss U

Part *16

Gyuri duduk di bangku taman itu dengan seragam polisinya. Saat melihat siwon dan nami akan berjalan melewatinya, gadis itu beranjak lalu menghampiri dua sejoli itu.

*tap tap tap* langkah kaki gyuri semakin mendekat ke arah siwon dan nami.

''inspektur choi siwon??'', sapa gyuri lalu menyunggingkan senyumnya.
(Ost Park Boram - Forever Always)

Langkah nami dan siwon terhenti lalu memandang seorang gadis yang berdiri di depannya.
''park gyuri??'', seru siwon dan nami bersamaan terkejut melihat gyuri tiba2 muncul disana.

Gyuri mengangguk, ''aku park gyuri, gyuri mu siwon ah''.

Gyuri tersenyum kemudian memandang siwon. Yeoja itu berjalan mendekat dan nami melangkah mundur sambil memegang erat tangan siwon.
''siwon ah, maafkan aku karena meninggalkanmu terlalu lama. Aku sangat bahagia bisa melihatmu lagi'', kata gyuri pada siwon, lalu memandang ke arah nami.

''nami ah, terima kasih karena menjaga siwon untukku, sekarang aku memintanya kembali'', kata gyuri.

Nami menggeleng dan tidak terasa air matanya membasahi kedua pipinya.
''aniyo! Hajimayo!'', kata nami seraya semakin menggengam erat tangan siwon.

Siwon menoleh ke arah nami dan yeoja itu memandang siwon dengan perasaan takut kehilangan.
''ani! Aniyo!'', kata nami.

Siwon memandang gyuri lalu memandang nami. Siwon perlahan menarik dan melepaskan genggaman tangan nami.
Nami terkejut karena siwon melepaskan genggaman tangannya.

Siwon menghampiri gyuri lalu menyentuh pipi gadis itu kemudian memeluknya erat.

Nami menahan isak tangisnya saat melihat siwon dan gyuri berpelukan. Air matanya mengalir deras menggambarkan kedukaan hatinya.
''siwon ah, kau bilang kita akan bermain sepatu roda kan? ayo kita pergi!'', kata nami dengan suara lirih sambil terisak.

Siwon melepas pelukannya lalu menoleh ke arah nami.
''kau pergilah, nami ah!'', kata siwon.

Nami memandang siwon dan gyuri dengan berurai air mata.
''Jangan lakukan ini padaku! Jebal!'', kata nami.



=Badan Intelegen Negara=
Seungri menghubungi ponsel gyuri, namun panggilannya tidak tersambung. Namja itu mulai resah seraya mencengkram ponselnya erat.

*tap tap tap* Seungri berlari ke dalam mobilnya, tidak lama kemudian mobil itu melaju keluar dari basement gedung badan intelegen.



=Departemen kepolisian=
Seungri memainkan stir dan menepikan mobilnya masuk ke dalam halaman departemen kepolisian.
''apa inspektur choi dan brigadir cha masih di kantor'', tanya seungri pada seorang polisi yang baru saja keluar dari kantor itu.
''brigadir cha? Apa kau tidak tahu kalau nami sudah naik pangkat?'',kata polisi itu.
''mweo?''.
''ya, nami naik pangkat menjadi inspektur''.
''sekarang, dimana mereka berada?''.
''mereka sudah keluar dari kantor sejak tadi, aku rasa mereka berkencan, mereka sangat serasi''.


Seungri mencoba mencari siwon dan nami di taman depan kantor kepolisian. Namja itu mencoba menghubungi ponsel nami.
*jika kau mendengar suara ini, itu tandanya aku sedang sangat sibuk. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi bipppp*

''kau membuatku khawatir nami ah! Aku merasa ada yang tidak baik menimpamu. Aku berharap ini tidak benar'', guman seungri kemudian berlari ke arah mobilnya.



=Taman Kota Seoul=
Gyuri berjalan disisi siwon dan menggandeng erat tangan namja itu. Siwon hanya terdiam dan banyak melamun terkesan sedang memikirkan sesuatu.
''hei siwon ah??'', kata gyuri.
''mweoya??'', kata siwon kemudian menoleh ke arah gyuri.
''apa kau tidak senang? Apa kau sudah melupakan semua hal tentang kita?''.

Siwon hanya terdiam kemudian memandang beberapa orang yang sedang menikmati permainan sepatu roda.

''Lupakan! ayo kita bermain sepatu roda!'', ajak gyuri kemudian menarik tangan siwon seraya berjalan ke arah kerumunan orang itu.
''apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan nami saat ini?'', tanya siwon.

Gyuri tertegun lalu memandang siwon, ''aku menyuruh nami untuk menjagamu ketika aku pergi ke jepang. Sekarang aku memintamu kembali, tidak ada yang salah denganku, bukan?''.
''mweo? Jadi, Nami selama ini tahu keberadaanmu tanpa memberitahuku?''.
Gyuri mengangguk, ''ya! Nami tahu semuanya''.
''aiss!! Gadis itu membuatku mencintainya dan dia dengan sengaja membuangmu dari kehidupanku''.
''kau dan nami menjalin hubungan percintaan selama aku pergi??''.

Siwon berjalan mendahului gyuri kemudian mengambil sepasang sepatu roda dan memakainya.
''siwon ah, jelaskan padaku! Apa yang terjadi dengan kalian selama aku pergi?'', tanya gyuri.
''aku tidak ingin kehilangan moment bahagiaku saat melihatmu kembali. Ayo kita bermain sepatu roda seperti yang kau mau'', jawab siwon.

Namja itu mengambil sepasang sepatu roda lagi dan memakaikannya di kaki gyuri. Yeoja itu tersenyum seraya memandang siwon yang sedang memakaikan sepatu roda untuknya.



=Rumah Park Yoochun=
Nami duduk di depan teras rumah yoochun sambil menahan isak tangisnya. Nami membekap mulutnya sendiri dan membiarkan air matanya membasahi di kedua pipinya.
''aku tidak menyangka patah hati rasanya begitu sakit'', ucap nami lirih.
''siwon memang tidak mencintaiku, aku memaksanya untuk mencintaiku. Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan seungri? Namja itu akan menertawakanku!'', kata nami lagi.

Yeoja itu memandang ke arah jalanan kecil di depan rumah yoochun, perlahan bibirnya menyunggingkan senyum.
''Aku tahu pasti bahwa Tuhan memberikan penghiburan dengan kasih-Nya, dikala aku berduka. Aku tahu pasti bahwa Tuhan memberikan penguatan dengan kasih-Nya, dikala aku lemah. Akutahu pasti bahwa Tuhan menunjukkan jalan yang terbaik dengan kasih-Nya dikala aku menemui jalan buntu'', kata nami dalam hati.
''jalan kecil itu, walaupun sempit dan sesak, aku akan mencoba melaluinya'', ucap nami lirih kemudian menghapus air matanya.



=Didalam mobil seungri=
Seungri memasang headset pada telinganya kemudian mencoba menghubungi siwon dengan ponselnya.

''yeoboseyo??'', jawab siwon terdengar dari ponsel seungri.
''apa kau bersama sedang bersama nami?'', tanya seungri.

Beberapa detik tidak terdengar jawaban.Belum sempat siwon menjawab pertanyaan seungri, terdengar suara gadis dari ponsel siwon.
''apakah itu telepon dari seungri?? Berikan padaku'', kata gyuri kemudian mengambil ponsel itu dari tangan siwon.

''yeoboseyo seungri ah??'', kata lagi didalam telepon.
''mweo? Gyuri ah?'', seru seungri lalu menepikan mobilnya di pinggir jalan.
''ne, aku gyuri! Kenapa kau menghubungi siwon? Kau ingin mencari nami?''.

*klik* seungri memutuskan sambungan teleponnya tanpa menjawab pertanyaan gyuri.

''siwon bersama gyuri. Apa yang terjadi dengan nami? Apa dia sedang terluka hatinya?'', guman seungri kemudian mulai melajukan mobilnya lagi.



=Rumah Yoochun=
Nami menyandarkan tubuhnya pada tiang penyangga yang ada di teras rumah yoochun. Matanya terpejam, kelelahan jiwanya membuat fisiknya melemah. Yeoja itu tertidur.

''oppa, jankkanman!!'', terdengar suara minyoung dari dalam rumah.

*krettt* Yoochun membuka pintu dan melihat nami tertidur di terasnya.
''nami nuna??'', kata yoochun lalu mendekati gadis berseragam polisi itu.

Yoochun menyentuh bahu nami hingga membuat yeoja itu terbangun.
''nuna apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat sangat lelah'', tanya yoochun.
''gwaenchanayo'', jawab nami singkat kemudian tersenyum dan mengusap rambut yoochun.

''oppa! Ppali!!'', seru minyoung saat keluar dari dalam rumah.

Gadis kecil itu melihat nami ada disana kemudian langsung berhambur memeluk nami.
''nami eonni geuriweoyo'', kata minyoung seraya menepuk punggung nami.
''nado! Apa kabarmu hari ini?'', jawab nami lalu mengusap rambut minyoung.
''baik luar biasa!Uhm, eonni! Kau menangis?''.
Nami menggeleng, ''ani!''.
''kenapa matamu merah?''.
''karena aku sangat ngantuk''.

Minyoung melepas pelukannya kemudian memandang yoochun.
''oppa, ayo kita pergi jalan2, kau sudah berjanji padaku! Biarkan nami eonni istirahat, aku tidak ingin melihat mata merahnya terlalu lama'', kata minyoung polos.



=Rumah Siwon=
Gyuri melihat sekeliling dalam rumah siwon. Ia melihat deretan foto dirinya dan siwon kemudian mengusap salah satunya dengan telapak tangan.
''aku merindukan semua yang kita lalui bersama!'', kata gyuri.

''kau masih tetap sama siwon ah, rumahmu tidak pernah berantakan'', kata gyuri lagi lalu membuka knop pintu sebuah kamar di lantai 2.
''itu kamar milik nami'', kata siwon.

Gyuri menoleh ke arah siwon.
''aku tidak akan masuk ke kamar nami. Dari matamu, sepertinya kau melarangku masuk ke dalam. Its ok, gwaenchana!'', kata gyuri.

Gyuri berjalan ke arah dapur dan membuka pintu kulkas.
''oya kau ingin aku masakkan apa?'', tanya gyuri.
''apapun yang kau inginkan, aku akan memakannya'', jawab siwon lalu tersenyum dan mendekati yeoja itu.

Siwon menggenggam tangan gyuri, ''aku tidak percaya bahwa aku bisa menggenggam tanganmu lagi''.

Siwon menyentuh kedua bahu gyuri dan memandang lencana serta papan nama di pakaian dinas milik yeoja itu.
''seragam dinasmu ini sepertinya akan sia2, karena kau sudah dikeluarkan dari kepolisian'', kata siwon.
''gwaenchana, asalkan aku tidak dikeluarkan dari hatimu'', goda gyuri kemudian mengusap bibir seksi siwon dengan ibu jarinya.

Keduanya saling berpandangan, perlahan wajah keduanya semakin mendekat. Gyuri sudan memejamkan matanya.
*''jangan lakukan ini padaku, jebal!''*
Siwon terkejut saat ia melihat wajah gyuri berubah menjadi wajah nami.

''ah! tidak!'', ucapnya kemudian beranjak menutup pintu kulkas yang sedari tadi terbuka oleh gyuri.
Gyuri membuka matanya, ''kenapa tidak kita lakukan?''.
''aku sudah sangat lapar'', kata siwon.

Gyuri tersenyum kemudian segera menyiapkan beberapa menu makanan.

Tidak lama kemudian, yeoja itu menghidangkan menu masakannya di atas meja. Gyuri menaruh beberapa sayuran di mangkuk nasi milik siwon.
''manhi meogeo!'', kata gyuri lalu mengambil sumpitnya.

*ting tong* bel rumah siwon berbunyi.
Gyuri beranjak ingin membuka pintu namun siwon menahannya.
''kau teruskan makanmu'', kata siwon lalu pergi ke depan pintu rumahnya.

''Nam..'', kata siwon saat membuka pintu rumah itu.

Siwon begitu terkejut saat tahu bahwa orang itu bukan nami melainkan lee seungri.
''Seungri ah!?'', kata siwon.

Seungri langsung mencengkram krah baju siwon dan mengarahkan tinjunya. Siwon mencoba menghempaskan cengkraman seungri dan menahan jotosan seungri.
''apa kau tahu dimana nami sekarang? Kau meninggalkannya begitu saja? Kenapa Kau tidak memikirkan keadaannya hah?'', tanya seungri geram.
''kau hanya mementingkan kebahagiaanmu sendiri. Kau bukan seorang pria! Karena seorang pria tidak akan mencampakkan gadis yang mencintainya'', kata seungri lagi.

Siwon hanya terdiam seraya mencengkram kepalan tangan seungri yang mengarah ke arahnya.
''katakan padaku, kenapa kau lakukan ini pada nami!!'', teriak seungri.

Siwon masih saja terdiam.

*bak buk bak buk*
Seungri memukuli siwon sedangkan namja itu tidak melawan pukulan yang melayang ke tubuhnya.

Seungri menghempaskan tubuh siwon hingga namja itu terjatuh membentur pintu rumah itu.

*brakkkk* Mendengar suara ribut diluar rumah, gyuri bergegas menghampiri siwon dan betapa terkejutnya saat ia melihat siwon tergeletak di depan pintu.
''siwon ah??'', pekik gyuri lalu menyangga kepala siwon.

Gyuri terkejut lagi saat mengetahui orang yang menyebabkan siwon terluka adalah seungri.
''apa yang kau lakukan! Kenapa kau menyakitinya?'', teriak gyuri.
''karena itu adalah hukuman!'', kata seungri.

''siwon ah? Apa kau baik2 saja?'', kata gyuri seraya menepuk pipi siwon.

Namja itu memandang gyuri dengan tatapan sayu. Siwon beranjak dan mencoba berdiri tegak.

Seungri berjalan meninggalkan siwon dan gyuri.
''kau tahu, ini juga hukuman untuk nami!'', kata siwon.

Seungri menoleh lalu menatap siwon.
''hukuman untuk nami??'', kata seungri setengah tertawa.
''ya, karena dibalik ini, nami mencoba menjauhkan aku dengan gyuri. Gadis itu sangat licik, bukan?''.

Seungri menghampiri siwon lagi.
''nami tidak pernah menjauhkanmu dengan gyuri? Apa kau tidak bertanya dengan wanita di sebelahmu itu'', kata seungri seraya menunjuk ke arah gyuri.
''akupun mengetahui bahwa gyuri pergi dari hidupmu dan dia kembali sesuka hatinya dengan mengambil semua yang ia rasa miliknya'', kata seungri lagi.

Gyuri terkejut saat seungri blak2an dihadapan siwon.
''seungri ah, kau temanku. Berhentilah memojokkan aku!!'', kata gyuri.

Seungri terdiam kemudian bergegas kembali ke mobilnya. Siwon berusaha mengejar seungri dan meminta penjelasan padanya.
''seungri ah, tunggu!! Jelaskan padaku apa maksud ucapanmu tadi!'', kata siwon seraya menggendor kaca mobil seungri.

*Wusss* seungri melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Siwon berdiri di depan rumahnya dan gyuri menghampiri namja itu.
''apa kau yang merencanakan semua ini gyuri ah??'', tanya siwon.
''maafkan aku. Aku tidak bisa menemuimu dalam keadaan buta, siwon ah. Aku ingin saat kau melihatku setelah kecelakaan itu adalah gyuri yang dulu, gyuri yang bisa melihat'', kata gyuri.
''apa yang kau lakukan adalah salah. Jika mata itu pelita hati, maka hati adalah minyak yang menjaga pelita itu tetap menyala terang. Jujur saja, saat ini aku tidak melihat cahayanya dimatamu''.

Gyuri tertunduk, ''aku bersalah. Apa yang harus aku lakukan?''.
''kembalilah ke apartemenmu dan jangan menemuiku lagi! Aku harap kau hidup dengan baik mulai sekarang. Kemarin kau bisa hidup tanpaku, besok kaupun bisa melakukannya dengan baik tanpaku!'', kata siwon lalu berjalan masuk ke dalam rumah.



=Rumah Yoochun=
Nami duduk di teras rumah yoochun dengan sudah tidak berpakaian dinasnya. Gadis itu memandang ke langit. Ibu yoochun melihat nami lalu duduk di sampingnya.
''apa kau sedang berbeban berat?'', tanya ibu yoochun.
''aniyo, ajumma!'', jawab nami.
''ada seorang gadis yang membawa sebuah pelita yang menyala terang, ia mendapatkannya dengan susah payah dan berkata *kalau aku memiliki pelita ini, maka aku akan memiliki kebahagiaan dan kehidupan orang yang aku cintai juga akan merasakannya*''.

Nami menoleh ke arah nyonya park dan ajumma itu tersenyum.

''suatu malam, gadis itu membawa pelitanya menuruni sebuah bukit. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang wanita tua yang tengah kedinginan. Gadis itu terdiam sejenak kemudian dengan ragu memberikan pelitanya. Setelah meninggalkan pelitanya pada wanita tua itu, gadis itu melanjutkan perjalanan dan tidak disangkanya hujan tiba2 turun dengan sangat deras'', lanjut ibu yoochun.
''tidak lama kemudian, gadis itu menggigil kedinginan dan lamat2 melihat setitik cahaya semakin dekat ke arahnya. Seorang Wanita tua dengan membawa pelita menghampiri gadis itu, *aku tahu kau sangat kesusahan karena kehilangan pelitamu, aku berpikir untuk mengembalikannya padamu. Mari kita nyalakan tungku bersama didalam rumahku*'', kata nyonya park lagi.
''ajumma, aku sudah mendapatkannya kembali'', kata nami tersenyum.
''kebahagian dan kehangatan itu, bukan karena pelitanya tapi kesediaan untuk berbagi dan memberikan kebaikan yang pada akhirnya akan kembali pada kita. Kau tahu, aku merenungkan siang dan malam, kenapa kau begitu memperhatikan wanita gila sepertiku?''.
''karena kau berharga ajumma''.
''kaupun demikian! Sekarang, kembalilah berbahagia seperti kau memberikan sedikit kebahagiaanmu padaku hingga aku sembuh''.

Saat ibu yoochun dan nami sedang ngobrol, tiba2 seungri sudah berdiri disana.
''cha nami!!'', panggil seungri.
''seungri??'', nami beranjak berdiri dan bersiap hendak masuk ke dalam rumah.
''berhenti!!'', seru seungri.

Ibu yoochun tersenyum, ''masalah cinta itu lebih rumit''.
Seungri menghampiri nami kemudian memeluknya.
''jangan pergi kemana2 lagi! Jangan menghindar dariku! Jangan terluka hatimu! Tetaplah bersamaku, cha nami'', kata seungri seraya mempererat pelukannya.

Nami terisak di dalam pelukan seungri.
''maafkan aku seungri ah!'', kata nami.

Seungri duduk di samping nami lalu keduanya saling memandang dan tersenyum.



=Keesokan harinya, Departemen Kepolisian=
Nami melangkah masuk ke ruangan komisaris han lalu menyerahkan sebuah amplop surat.
''apa ini??'', tanya komisaris han lalu membuka isi surat itu.
''komisaris, aku ingin melanjutkan studi kepolisianku ke china'', kata nami.
''mweo? Kau ingin ke china? Kenapa?''.
''karena aku ingin menjadi lebih dari nami yang sekarang, ketika aku kembali aku ingin menjadi sepertimu, komisaris''.

Komisaris han seolah mengerti keinginan nami itu.
''aku hanya heran keinginanmu ini begitu tiba2. Bagaimana dengan siwon?''.
Nami hanya tersenyum lalu membungkuk, ''gamsa hamnida komisaris!''.
Komisaris han hanya menggeleng heran seraya memandang nami keluar dari ruangannya.


Nami berdiri di depan gedung departemen kepolisian lalu tersenyum.

Siwon masuk ke dalam kantor polisi, namun namja itu tidak melihat nami ada di depan gedung itu. Sedangkan nami terus saja memperhatikan gedung itu tanpa melihat siwon berlalu dari hadapannya.

Siwon masuk ke dalam ruangannya dan melihat kursi tempat dimana nami biasanya duduk masih kosong. Seorang polisi wanita masuk ke dalam ruangan siwon dan memberi salam.
''inspektur choi, mulai sekarang aku menggantikan tugas inspektur cha'', kata wanita itu.
''waeyo? Dimana nami?'', tanya siwon.
''kau bisa tanyakan pada komisaris han''.

Siwon bergegas menemui komisaris han.
''komisaris, kenapa kau mengganti partner kerjaku? Dimana nami?'', tanya siwon yang terlihat panik.
''nami pergi ke china untuk melanjutkan studi kepolisiannya'', kata komisaris han sambil menunjukkan surat yang diberikan oleh nami.
''ke china?? Tidak mungkin!''.
''aku juga tidak mengerti keinginannya terlihat begitu mendadak, tapi tidak ada alasan untuk aku melarangnya!''.



=Rumah Siwon=
Nami memandang rumah yang memiliki banyak kenangan untuknya itu. Ia berjalan ke arah teras dan meninggalkan sepucuk surat yang ia letakkan dibawah pintu rumah itu.

Saat keluar dari halaman rumah itu, nami bertemu dengan gyuri yang baru saja keluar dari sebuah taksi.
''nami ah??'', panggil gyuri.

Nami hanya membungkuk memberi salam lalu meninggalkan gadis itu.
''nami ah! Maafkan aku! Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?'', kata gyuri lagi.
Nami menoleh, ''aku ingin meminta siwon kembali darimu''.

Gyuri begitu terkejut mendengar pernyataan nami.
''tidak. Aku mencintai siwon'', kata gyuri.
''kau mencintai siwon? Kenapa kau menyuruhku untuk menjaga hatinya?'', tanya nami.
''itu karena,,,,''.
''aku tidak meminta apapun darimu, gyuri ah. Tetaplah berbahagia, aku mengasihimu'', kata nami yang tiba2 melunak.
''apa??'', kata gyuri tertegun.

Nami memeluk gyuri, ''aku akan pergi ke china. Sampai jumpa lagi!''.
Gyuri tersenyum, ''aku sangat lega kau sudah memaafkan aku, nami ah. Tapi Apa kepergianmu ke china karena masalah ini?''.
Nami menggeleng, ''ani! Mungkin ini saat dimana aku harus belajar lebih lagi menjadi seorang polisi yang baik''.


Gyuri duduk di depan rumah siwon dan bersandar pada tiang penyangga rumah itu tanpa melihat sebuah surat tergeletak di bawah pintu.


Sedangkan Nami duduk di sebuah halte bus tidak jauh dari rumah siwon. Ponselnya berdering *seungri calling*
''yeoboseyo?'', jawab nami.
''apa harimu menyenangkan?'', tanya seungri.
''tentu saja sangat menyenangkan''.



=Rumah Yoochun=
Nami memberikan sepucuk surat untuk ibu yoochun.
''ajumma, tolong berikan surat ini pada seungri'', kata nami.
''kau melakukan ini seperti akan pergi jauh'', kata ibu yoochun.
''aku akan pergi dari kota ini''.
''mweo? Eodie galgeoya? (kau akan pergi kemana?)''.
''aku akan pergi ke china. Aku ingin masuk akademi polisi disana''.
''kenapa sangat mendadak? Kau bukan lari dari masalah kan?''.
Nami menggeleng.

''bibi, tolong berikan surat ini setelah aku benar2 pergi. Gamsa hamnida!'', kata nami.
''tolong saat kau pergi, kau beritahu yoochun dan minyoung. Mereka mengasihimu''.
Nami mengangguk, ''ne!''.



=Sekolah Taman Kanak2=
Minyoung keluar dari kelasnya dengan tas ransel di punggungnya.
''minyoung ah??'', panggil nami seraya melambai ke arah nami.

Minyoung menoleh ke arah sumber suara, senyumnya mengembang saat melihat nami ada di sana.
''eonni!!'', seru minyoung berlari kecil ke arah nami.

Nami menggandeng tangan minyoung kemudian duduk di bangku taman kanak2 itu.
''yeoboseyo??'', kata nami dengan ponselnya saat menghubungi seseorang.



=Ruang Kerja seungri, BIN=
''aku menunggumu di taman kota, sore ini'', kata nami terdengar dari ponsel seungri.

Seungri tersenyum lalu melihat ke arah jam dinding di ruang kerjanya.
''aku harus menunggu beberapa jam untuk itu'', goda seungri.
''datang saja!! Kalau tidak, kau akan menyesal''.
*klik* nami memutuskan sambungan teleponnya.



=Sekolah Minyoung=
Minyoung menengok ke arah nami yang sedang tersenyum sambil menggenggam ponselnya.
''eonni, kau ingin mengajakku jalan2?'', tanya minyoung.
''ne, kau suka?'', jawab nami.
Minyoung mengangguk, ''neomu joahae!''.

Nami pov
#hal yang sangat berat ku lakukan jika aku harus meninggalkan semua ini. Keluarga park yang begitu mengasihiku. Siwon, pria yang menjadi bagian dari hidupku. Seungri, orang yang sangat ku butuhkan. Gyuri, aku tetap mengasihinya dan aku tidak melihat kesalahan yang ia buat karena itu bagian dari pendewasaan hidupku#end.



=Sore Hari, Rumah Siwon=
Sebuah mobil masuk ke dalam pelataran rumah itu. Siwon keluar dari mobil dan langkahnya terhenti saat melihat gyuri berdiri di depan rumahnya.
''sudah ku bilang jangan menemuiku'', kata siwon.
''jangan lakukan ini padaku. Ini sangat menyakitkan'', kata gyuri.

Siwon melewati gyuri lalu berjalan ke arah teras. Namun yeoja itu langsung memeluk siwon dari belakang.
''aku ingin kau menjadi siwonku yang dulu. Aku mencintaimu! Jangan berubah, siwon ah!'', kata gyuri.

Siwon melepas pelukan tangan gyuri.
''ada kalanya perpisahan itu lebih baik. Kita jalani hidup masing2. Jika kau ke kanan maka aku ke kiri, atau jika kau ke utara maka aku ke selatan'', kata siwon.
''aniyo! Aku tidak mau, kau tidak tahu perpisahan itu sangat menyedihkan'', kata gyuri.
''ingat gyuri ah, dunia itu bulat. Jika kau ke utara atau timur dan aku ke selatan atau barat, kelak akan bertemu di suatu tempat. Jika Tuhan masih memberi kita sebuah ikatan, kelak kita akan bertemu lagi''.
''tidak mau! Aku ingin tetap seperti ini, ada kau dan aku!''.
''hal ini tidak akan terjadi jika kau dulu tetap disisiku apapun keadaanmu. Sekarang pergilah, hiduplah dengan baik!''.

Siwon membuka pintu rumahnya dan melihat supucuk surat di bawah pintu lalu mengambilnya.

Gyuri hanya bisa terisak tanpa memanggil siwon kembali.

Siwon masuk ke dalam kamar nami. Dibukanya surat itu seraya duduk di tempat tidur nami.

*untuk: Siwon dari cha nami yeoja yang selalu membuat hidupmu sangat membosankan.
Siwon ah, aku menyadari bahwa aku memaksamu untuk menyukaiku walau aku menyadari bahwa kau memiliki gyuri di hatimu. Setiap hari, kau selalu melakukan sesuatu yang baik untukku, di rumah atau di kantor. Mungkin kau merasa kebaikanmu itu adalah kebaikan yang kecil, tapi seberapapun itu, kebaikan tetaplah kebaikan dan itu sangat memberkati kehidupanku. Semua hal yang kau miliki dan ada di dalammu itu dapat ku peroleh secara gratis, terima kasih. Tetaplah memperkenalkan kasihmu pada siapapun yang kau temui saat matamu menatap mata mereka.
Aku mengasihimu choi siwon*end.

Siwon menunduk lalu mencengkram erat surat dari nami.
*tessss* air mata siwon jatuh ke lantai.

''nami ah!! Kenapa kau lakukan ini, kau tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku'', ucap siwon.



=Taman kota Seoul=
Nami dan minyoung duduk di sebuah bangku sambil menikmati es krim.
''eonni, itu seungri oppa!!'', kata minyoung sambil menunjuk ke arah seungri yang berjalan ke arah mereka.

Seungri melambaikan tangan dan tersenyum.

Seungri memberikan sebatang cokelat untuk Minyoung.
''kau memberikan cokelat untuk minyoung lalu kau memberikan apa untukku?'', protes nami.
''aku memberikan hatiku untukmu'', jawab seungri.
''eonni, apa yang dimaksudkan seungri oppa padamu? Dia tidak akan memberikan hatinya padamu, kan? Aku tidak mau seungri oppa meninggal'', bisik minyoung di dekat telinga nami.

Nami tertawa cekikan sedangkan seungri hanya memandang gadis itu keheranan.

Nami beranjak berdiri dan menunjuk ke suatu tempat.
''ayo kita bermain sepatu roda'', ajak nami.
''ne! Gaja! (ya, aku pergi!)'', seru minyoung dan seungri.

Nami, seungri dan minyoung memakai sepatu roda.
''hwaitting!!'', seru mereka serempak.

Minyoung mengandeng tangan nami dan seungri lalu mulai melajukan sepatu roda itu.

Setelah beberapa waktu, ketiga beristirahat di sebuah bangku taman.
''kenapa kau tiba2 mengajakku bermain sepatu roda?'', tanya seungri.
''pertama, bermain sepatu roda adalah rencanaku yang tertunda. Yang kedua, untuk merayakan kepulihan kesehatanku'', jawab nami.
''apa maksudmu tembakan yang mengenai punggungmu itu tidak menjadi masalah lagi?''.
''ne! Peluru yang ada didalam sini, tidak akan membahayakan diriku. Aku akan baik2 saja!''.
''jeongmalyo?''.
Nami mengangguk, ''ya!''.

Minyoung terlihat memperhatikan banyak anak seusianya pintar bermain sepatu roda.
''nah minyoung ah, pergunakanlah masa mudamu untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan, jangan gunakan masa mudamu untuk hal yang sia2. Seperti mereka, mereka berlatih untuk sebuah prestasi'', kata nami.
''Jangan sampai di saat kita nanti pulang kepada Bapa di surga, kita pulang dengan tangan hampa'', kata nami lagi.
''eonni, apa kau akan pergi ke rumah Bapa di surga?'', tanya minyoung.
''semua orang kelak akan pergi kesana''.
''nami ah, jangan berkata apapun seolah2 kau akan mati, aku tidak menyukainya!'', kata seungri.

Minyoung menarik tangan seungri dan nami, ''ayo kita jalan2 lagi!''.

Ketiganya berjalan menyusuri jalanan taman itu. Minyoung menghentikan langkahnya dan melihat beberapa ekor burung merpati sedang mengambil biji yang menjadi makanannya di rerumputan.
''lebih hebat mana burung rajawali atau burung merpati?'', tanya minyoung.

Nami dan seungri saling memandang,
Seungri tersenyum, ''burung rajawali itu mampu merentangkan sayapnya lebar2 walaupun saat melewati angin badai, sedangkan merpati adalah burung yang tulus,tidak mendua hati, saling mengerti, berbagi dan menghargai'', kata seungri.
''tapi apa yang bisa aku dapat dari keduanya?''.
''bagaimana pesawat terbang bisa tercipta? Bukankah semua itu terinspirasi dari seekor burung? Gunakan mata kita untuk menjelahi alam sekitar sebagai pengajaran'', kata nami.



=Rumah Yoochun=
Nami mengantar minyoung masuk ke dalam rumah.
''sampai jumpa lagi seungri ah'', kata nami.

Seungri mengangguk lalu berjalan menyusuri gang di dekat rumah yoochun.

Malam harinya, nami makan malam bersama dengan keluarga park.
''minyoung ah! Yoochun ah! Besok aku akan pergi ke china'', kata nami.

Yoochun dan minyoung memandang nami.
''kau akan meninggalkan kami?'', tanya yoochun.
Nami mengangguk.
''gajima, nami eonni'', rengek minyoung.



=Keesokan harinya, Rumah Yoochun=
Seungri mengetuk rumah yoochun yang masih tertutup. Ibu yoochun membuka pintu untuk namja itu.
''kau ingin bertemu nami?'', tanya ajumma itu.

Seungri sedikit terkejut karena ibu yoochun tahu tujuannya datang ke rumah itu.
''ne?'', jawab seungri.
''nami sudah pergi ke china, dia menitipkan surat untukmu''.

Ibu yoochun masuk ke dalam kemudian menyodorkan sepucuk surat untuk seungri. Seungri membuka surat itu lalu membacanya.
#untuk: Lee seungri, pria yang selalu bisa menerimaku apa adanya.
Terima kasih untuk semua yang kau perjuangkan untukku. Terima kasih atas semua ucapan sederhana yang tulus darimu seperti *kau sangat luar biasa, aku bangga padamu*, *kau bekerja dengan baik* yang dapat membuat hariku begitu cerah. Jika tidak ada aku lagi di sisimu, tetaplah memberikan pujian kepada orang2 di sekelilingmu. Dan tetaplah kau ingat bahwa jalan metsequonia sangat indah saat musim gugur#end.

Seungri mencengkram surat itu.
''ajumma, aku akan mencari nami'', kata seungri lalu berlari meninggalkan rumah yoochun.
''mencari kemana? Apa kau akan pergi ke china?'', tanya nyonya park namun seungri terus berlari tanpa mendengar pertanyaan ajumma itu.



=Departemen Kepolisian Kota Seoul=
Siwon memberikan surat pengajuan studinya kepada komisaris han.
''kau akan pergi ke china?'', tanya komisaris han.
Siwon mengangguk, ''aku akan ke china. Mengambil studi untuk menjadi detektif''.
''kau pergi untuk mencari nami?''.
''ne! aku akan mencarinya di sana. Aku belum meminta maaf atas semua yang aku perbuat padanya''.


Beberapa hari berlalu, Sebuah pesawat terbang dari bandara incheon dengan tujuan ke china.



=Pulau Nami=
Seorang gadis memandang sebuah hamparan air di depannya lalu
*byurr* gadis itu terjun masuk ke dalam laut.



Beberapa bulan kemudian,

=Akademi Kepolisian China=
Tidak nama cha nami di daftar akademisi baru pada akademi kepolisian china. Siwon menyadari bahwa nami tidak ada di china dan tahu bahwa gadis itu berbohong.

Siwon pov
#saat aku menginjakkan kaki ke china, aku berharap akan bertemu dengan nami, gadis yang aku cintai. Aku menunggunya dan berharap nami benar2 datang ke china, sesuai dengan apa yang ia katakan!#end.

Hari ini adalah penerimaan angkatan baru untuk akademi kepolisian itu.
''akan ada beberapa siswa yang datang dari korea'', kata kepala akademi itu kemudian menyebut nama satu per satu.
''Hello, my friend, i want to introduce my self, my name is park gyuri, i came from korean national police'', kata seorang gadis dengan seragam akademi polisinya.

Sontak siwon terkejut lalu melihat ke arah seorang wanita yang berdiri di hadapannya.
Gyuri tersenyum ke arah siwon.
''aku ingat ucapanmu siwon ah, bahwa bumi itu bulat. Apa kau percaya?'', kata gyuri.
Siwon tersenyum, ''dan kau ingin katakan bahwa kita bertemu di tempat ini''.



=Pulau Nami, Korea=
Saat ini korea sedang musim gugur dengan beberapa bagian dari pulau nami ditutupi oleh dedaunan yang berjatuhan. Seorang gadis muncul dari dalam air lalu berenang ketepian sambil membawa sebuah jaring berisi kerang.
Ya gadis itu adalah cha nami, mantan anggota kepolisian kota seoul.
Nami duduk di sebuah bukit karang yang tidak jauh dari pantai.
''sekarang musim gugur, kemudian datang musim dingin lalu datang juga musim panas! Apa hidupku akan berakhir sampai disana? Masih misteri'', gumannya.

Nami memandang ke arah laut lalu terdengar seseorang memanggil namanya.
''cha nami!'',

Nami menoleh dan melihat seungri berdiri di belakangnya.
''seungri ah?'', seru nami.

Seungri mengangguk lalu mendekati nami dan memeluknya.
''bagaimana kau tahu,,,'', kata nami dengan ketidakmengertian.
''saat mendengar kau ke china, aku tidak percaya. Kau bisa membohongi siapapun tapi tidak bisa membohongiku'', kata seungri.
''kenapa kau tahu aku kembali ke pulau nami?''.
''karena aku ingat kau berkata datanglah ke pulau nami saat musim gugur karena jalan metsequonia akan tampak indah''.

Nami tidak menyangka seungri bisa menemukannya dan hanya dengan bantuan sebuah pesan dan keyakinan. Seungri duduk di samping nami.
''kau adalah metsequonia ku, kau adalah namiku! Tetaplah bersamaku, jika Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup, kau adalah salah satu jalan kecil yang Tuhan ciptakan untukku. Semua jalan yang Tuhan ciptakan untuk satu tujuan dan aku memilihmu'', kata seungri.
Nami tersenyum, ''aku juga ingin melewati musim panasku bersamamu, seungri ah! Setiap hari di setiap musim sampai aku kembali pulang''.

Author pov
#kembali pulang yang dimaksudkan nami adalah ke surga#end.

Fajar menyingsing, Seungri dan nami berjalan berdampingan melewati hamparan pasir di tepi laut. Nami berjalan ke arah karang yang begitu jelas terlihat karena air laut yang surut. Ia melihat seekor ubur2 terjebak di sebuah lubang karang yang kecil.
''ubur2 ini terjebak karena laut sedang surut! Jika dia terlalu lama ada disini, dia akan mati kekeringan'', guman nami.

Seungri dan nami berjongkok, kemudian gadis itu mengambil ubur2 yang terjebak itu dengan kedua telapak tangannya. Nami berlari ke arah laut dan melepaskan ubur2 itu di sana.
''pantai ini sangat luas dan pasti ada banyak ubur2 yang terjebak di karang kecil seperti yang kau temukan. Usahamu untuk membawanya ke laut akan sangat sia2'', kata seungri.
''aku yakin usahaku memiliki arti yang besar untuk mereka, setidaknya untuk satu ubur2 ini. Segala yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil!''.
''kau salah satunya untuk membuat hidup lebih istimewa, setidaknya untukku! Would you marry me, cha nami?''.
Seungri menyanyikan sedikit penggalan lagu bruno mars-marry you.
Nami tersenyum.


Diatas bukit karang, Nami menyandarkan kepalanya dibahu seungri lalu bersama menatap hamparan air yang ada di depan mereka. Tangan kanan nami dan tangan kiri seungri saling menggenggam erat.
(Ost Sungha jung- thousand years- akustik)
 Nami POV

Aku belajar diam dari banyaknya bicara.
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan.
Aku belajar mengalah dari suatu keegoisan.
Aku belajar menangis dari kebahagiaan.
Aku belajar tegar dari kehilangan.
Orang yang paling bahagia, tidak selalu memiliki sesuatu yang terbaik, tetapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yang hadir dalam kehidupannya yang terbaik.

@End

Pesan:

Cinta bukan tentang betapa sering kamu mengucapkan "Aku mencintaimu" tapi tentang betapa sering kamu membuktikan itu tulus dari hatimu.
Kadang kamu tak menyadari apa yg telah diberi seseorang untukmu selama ini, hingga dia berhenti melakukannya. Dan kamu merindukannya.
Jangan hanya menuntut untuk disayangi dan dicintai, tapi berilah kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
Tuhan selalu mempunyai rencana indah, melebihi yang kita bayangkan. Percayalah masa itu pasti datang.

FF Seoul Police Story *15

Judul: Seoul Police Story
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)

Ost: Park Boram - Forever

Part *15

Seungri menikmati makan siang bersama nami di tepi sungai han.
''mungkin aku begitu jahat padamu. Aku tidak mengerti bagaimana perasaanku sekarang. Tapi itu harus kukatakan padamu walau ini sangat menyakitkan'', kata nami.
''katakan?!'', kata seungri.
''aku menyukai siwon''.
(Ost Park Bo Ram (Superstar K 2)- Forever)

Seungri terkejut dengan pernyataan nami. Namja itu berpaling memandang ke arah lain.
''Apa yang ingin kau katakan nami ah. Aku akan mendengarnya dengan baik'', kata seungri tanpa memandang wajah nami.
''aku sudah mengatakannya. Aku menyukai siwon'', kata nami.

Seungri menyendok makanannya lalu menelannya dengan paksa.
''nami ah, apa yang ingin kau katakan?'', kata seungri lagi.
''seungri ah, mianhaeyo'', kata nami dengan mata berkaca2 karena ia menyadari ucapannya menyakiti hati seungri.
''mianhaeyo! Jeongmal mianhaeyo!'', kata nami lagi.
''kau mengucapkan kata maaf sudah dua kali. Apa kau melakukan kesalahan besar? Dan jika itu benar, apa kau ingin aku memaafkanmu?'', tanya seungri

Namja itu meletakkan kotak makanannya di dekat ia duduk kemudian memandang ke arah nami.
''seungri ah, apa kau sudah cukup menghukumku? Ini membuatku sakit!'', kata nami.
''aku menyukai siwon! Inspektur choi siwon! Kekasih park gyuri!'', jawab nami dengan bibir bergetar karena menahan tangis.
''aku tidak mendengarnya. Apa kau sudah mengatakan sesuatu selain kata maaf? Mianhanda mareul bakke deureoyo (hanya kata maaf yang ku dengar)''.
''hentikan seungri ah!!''.

Seungri beranjak kemudian memandang nami yang duduk di hadapannya.
''menghentikan apa? Kau mengajakku kemari hanya untuk ini?? Ayo!! Kita pergi jauh dari kota ini! Hidup bersamaku, berdua saja!! Apa aku harus memukulmu untuk membuatmu lupa ingatan agar kau melupakan ini??'', teriak seungri.

Nami beranjak lalu berdiri dihadapan seungri.
''seungri ah, jeongmal mianhae!'', kata nami *deep bow*.

Seungri berjalan pergi meninggalkan nami yang masih membungkuk meminta maaf padanya.
''andai aku harus memilih, tetap hatiku padamu, lee seungri!'', kata nami lagi namun seungri terdiam dan terus berjalan.

''Uhuk! Uhuk!'', nami terbatuk dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

''darah??'', batin nami saat melihat telapak tangannya ada bercak darah.

Nami melihat seungri yang berjalan semakin jauh darinya.
''seungri ah?'', panggil nami.
''tolong aku, aku sakit'', katanya lagi dengan suara lirih.

Seungri tidak mendengar nami memanggilnya namun langkahnya terhenti dan tergerak untuk menoleh ke belakang tapi kemudian niat itu ia urungkan.
''aku tidak akan menoleh! Nami membuat hatiku sakit. Aku harus belajar untuk tidak terlalu mempedulikannya!'', kata seungri lalu melangkah masuk ke dalam mobilnya.


Nami memandang bentangan sungai han yang ada di depan matanya.
''aku tidak tahu dimana awal mata air sungai han tapi aku tahu bahwa aliran airnya pasti ke laut. Aku tidak tahu bagaimana hidupku dibentuk tapi aku tahu hidupku untuk sebuah tujuan'', guman nami seraya menyentuh dadanya.

Yeoja itu duduk di sebuah halte bis di area han river park. Nami memandang dengan tatapan nanar, tiba2 bulir air mata membasahi pipinya.
''patah hati?'', tanya seorang ajumma yang duduk di dekat nami.

Yeoja itu terkejut saat menyadari seorang ajumma memperhatikannya kemudian bergegas menghapus air matanya.
''aniya, ajumma!'', kata nami.
''kau malu dengan seragammu?'', tanya ajumma itu.
''jika kau ingin menangis, menangis saja! Kadang air mata itu bermanfaat disaat2 tertentu, seperti sekarang'', kata ajumma itu lagi.
Nami menggeleng dan berusaha untuk tegar,
''jangan mencari cinta, biarkan cinta mencarimu. True love is hard to find and harder to hide (cinta itu sulit ditemukan dan sulit disembunyikan)'', kata ajumma itu lagi.

Nami menutup wajahnya dengan dua telapak tangan, yeoja itu terisak.
''jika cinta mencoba untuk membuatmu terjatuh, kau harus menguatkan kaki dimana kau berpijak. Berpijaklah pada tempat yang tepat, nona! Sebelum kau menyesal'', kata ajumma itu.
''ajumma, ini membuatku sakit!'', kata nami.
''Apa kau heran kenapa aku bisa mengetahuinya?''.

Nami mengangguk kemudian memandang ajumma itu dengan membiarkan air mata membasahi pipinya.
''karena apa yang kau lakukan, pernah kulakukan saat muda! Dan saat ini aku menyesal!'', kata ajumma itu.
''dulu aku bekerja di sebuah tempat penyewaan kaset. Aku menyukai seorang pria yang setiap hari selalu meminjam kaset di tempatku bekerja. Aku mengaguminya, suatu hari teman2ku mengolok2 aku dihadapan pria yang kusuka, karena malu aku berteriak dengan keras *pria seperti itu bukan tipeku! Aku tidak menyukainya! Bahkan, aku tidak ingat bagaimana wajahnya, kenapa kalian bisa mengolok dengan berkata aku menyukainya?*. Sejak saat itu aku tidak pernah melihat pria itu datang dan aku sangat terkejut ketika aku menemukan banyak kertas terselip di kaset yang selalu ia pinjam. Surat cinta yang ditujukan kepadaku'', cerita ajumma itu.
''pria itu menyukaimu?'',tanya nami.
''aku menyesal karena menyakiti hatinya dan ucapanku membuatnya kecewa. Aku kehilangan dia! sejak saat itu aku selalu berharap untuk bisa bertemu dengannya dan mengatakan perasaanku sebenarnya!''.
''apa sudah kau bertemu dengannya?''.

Ajumma itu menunjukkan rangkaian bunga yang ada di tangannya.
''hari ini adalah tahun ke 15 kepergiannya. Dia meninggal karena kecelakaan tepat setelah dia pergi dari tempatku bekerja'', kata ajumma itu.
''jangan sampai keluar dari mulutmu kata *seandainya*'', kata ajumma itu lagi.


Didalam sebuah bis, Nami duduk di dekat jendela dengan keringat dingin mengalir di dahinya. Tiba2, ponsel miliknya berdering.
*siwon calling*
''yeoboseyo??'', jawab nami.
''Apa kau ingin meninggalkan tugasmu?'', tanya siwon.
''aniyo! aku sedang didalam bis, 10 menit lagi aku tiba di kantor, bukankah ini masih jam makan siang??''.
''ya! Dan kau membiarkan aku tidak menikmati makan siangku''.



=departemen kepolisian=
Tidak lama kemudian, nami melangkah masuk ke dalam kantor.
''annyeong hasimnikka'', kata nami saat bertemu dengan komisaris han di depan kantor.
Komisaris mengangguk, ''inspektur cha, apa kau baik2 saja?''.
Nami menoleh lalu menyunggingkan senyumnya.
''ne!'', kata nami *bow*

Nami masuk ke dalam ruangannya.
''siwon kemana?? Apa dia sudah makan siang??'', guman nami.

Tidak lama kemudian, siwon muncul dan masuk ke dalam ruangannya.
''apa kau sudah makan siang??'', tanya nami.
''jam makan siang sudah lewat. Kembalilah bekerja'', kata siwon.
''apa kau sudah makan siang??'', tanya nami dengan pertanyaan yang sama.
''aku tidak makan siang!''.
''lalu apa yang kau lakukan 1 jam ini? Kenapa kau tidak makan siang?'', tanya nami dan terlihat begitu khawatir.
''geurineunda (menunggumu)''.
''siwon ssi??'', kata nami lalu tersenyum.


Sore hari, jam dinas selesai dan seperti biasanya nami dan siwon pulang bersama.
Siwon mendahului nami berjalan masuk ke dalam rumahnya. Saat menaiki tangga teras rumahnya, nami memeluk siwon dari belakang.
''siwon ssi, gomaweo'', kata nami.

Siwon tertegun lalu memegang tangan nami yang memeluk erat di pinggangnya.
''apa itu tanda kau membalas cintaku??'', tanya siwon.
''ne! Berpijak pada tempat yang tepat! Aku harap pijakanku tidak membuatku terpeleset''.
''berpijak? Tepat? Terpeleset? Apa maksudmu?''.

Nami tersenyum dan semakin memeluk siwon erat. Siwon tersenyum lalu berbalik dan memegang tangan nami.
''aku menyukaimu, inspektur cha nami'', kata siwon.
''uhm inspektur choi siwon, apa ini akan mudah??''.
''apa??''.
''apakah jalan cinta kita akan dimudahkan oleh Tuhan?''.
''Tuhan melihat mana yang baik untuk kita dan untuk sekarang kita menjalani dulu''.

Siwon memeluk nami erat.
*clingg* nami teringat perjanjiannya dengan gyuri waktu lalu.
''aku menjaga perasaan siwon tapi aku gagal mempertahankan perasaannya untuk gyuri. Gyuri ah, maafkan aku, jeongmal mianhaeyo. Apa aku akan menyakiti orang lain lagi? Karena seungri sudah terluka karenaku'', batin nami seraya tetap memeluk siwon.

''nami mampu menyembuhkan hatiku, ketika bersamanya aku benar2 bisa melupakan gyuri dan menganggapnya menjadi bagian dari masa lalu'', batin siwon.
''nami ah, tetaplah disini. Aku membutuhkanmu, aku ingin kita menjalani hidup bersama'', kata siwon.
Nami mengangguk, ''ne''.

Yeoja itu menyentuh cincin yang ada dijari manisnya. Siwon mencium pipi nami *cup* lalu memandang wajah gadis itu dan tersenyum.
Siwon menggandeng tangan nami lalu masuk ke dalam rumah.



=Rumah Seungri=
Seungri sedang menikmati bermain game sendirian tanpa teman. Namja itu meletakkan stick game nya didekat ia duduk. Seungri mengambil sebuah cuilan kertas yang sudah usang.
*datanglah ke pulau nami saat musim gugur, daun yang hijau akan berubah menjadi kecoklatan dan jalan metsequonia menjadi sangat indah*

Seungri meneteskan air mata, hatinya begitu pilu saat gadis yang ia cintai dan dulu mencintainya sekarang mencintai orang lain.
''maafkan aku karena telah meninggalkanmu saat itu (saat di pulau nami-red) tapi hatiku tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau menyukai siwon'', kata seungri.
''kau membalas dengan menghukumku?'', ucap seungri lagi.
Namja itu tertunduk dengan kedua tangannya menopang wajahnya.



=Rumah siwon=
Nami berdiri di balkon kamarnya sambil memandang ke arah langit.
''Tuhan, terima kasih atas nafas hidup yang Kau berikan untukku. Peluru di dadaku tidak berarti jika Kau ada bersamaku'', guman nami.

Siwon mendekati nami dengan sebuah ipod di genggaman tangannya. Namja itu memasang salah saru earphone nya ke telinga nami. Terdengar lagu super junior no other.

Nami dan siwon bersahut2an menyanyikan lagu no other dengan satu earphone ada di telinga kanan nami dan telinga kiri siwon.

''kenapa kau menyukai lagu ini?'', tanya nami.
''apa kau tidak menyukainya??'', tanya siwon dan nampak wajah kecewanya.
''aniyo! Aku tidak percaya dengan lirik lagunya, apa benar seseorang bisa memilih hanya seorang di hatinya?''.
''ya tentu, seperti aku memilihmu untuk ku cintai''.
''hati seseorang bisa berubah sewaktu2 siwon ah, seperti bom waktu!''.
''tunggu! Kau tidak memanggilku dengan sebutan -ssi??'', tanya siwon.
''akan sangat aneh jika aku tetap memanggilmu dengan sebutan -ssi'', jawab nami.
''kau tahu, aku sangat bersalah pada seungri. Aku menyakiti hatinya. kau pasti lebih tahu bagaimana perasaannya karena kau juga seorang pria''.
''arasseo, seorang pria akan sangat hancur saat gadis yang ia sukai berpaling pada pria lain. Tapi ini sepenuhnya bukan salahmu''.
''aku menyukaimu pun karena keadaan'', kata siwon lagi.
''mweo?? Kau menyukaiku karena terpaksa??'', teriak nami dengan mata melotot lalu melepas earphone di telinganya.
''ya, karena hanya kau yang pertama kali ku lihat saat bangun pagi dan saat pergi tidur''.



=Rumah Yoochun=
Seungri berdiri di depan rumah yoochun dengan jaket tebalnya dan kedua telapak tangannya ia masukkan ke dalam sakunya.

Setelah beberapa menit namja itu berdiri di depan rumah yoochun, seungri berbalik dan berlalu dari tempat itu.

*cekrett* Pintu rumah itu terbuka, yoochun keluar dari rumahnya dengan membawa kantong plastik.
''seungri hyeong??'', panggil yoochun.
Seungri menghentikan langkahnya lalu menoleh.
''kau belum tidur??'', tanya seungri lalu mendekati yoochun.
''hyeong, apa kau sedang ada masalah??''.
''tidak, aku baik2 saja''.
''kenapa kau tidak bersama nami nuna??''.
''nami sangat sibuk sekarang, setelah bekerja dia harus banyak istirahat''.

Yoochun menjulurkan tangannya,
''ada apa?'', tanya seungri.
''berikan ponselmu padaku'', kata yoochun.
''untuk apa??''.
''berikan saja''.

Seungri memberikan ponselnya pada yoochun.
*nami call*



=Rumah Siwon=
Ponsel nami berdering. Gadis itu memperhatikan layar ponselnya *seungri calling*.
''yeo..'', jawab nami terpotong karena siwon mengambil ponselnya.
''yeoboseyo??'', jawab siwon.


Di rumah yoochun, pemuda itu terkejut saat mendengar suara seorang namja dari ponselnya.
''dimana nami??'', tanya yoochun.
''nami ada bersamaku. Kau seperti bukan seungri'', jawab siwon.
''hyaaa, aku ingin bicara dengan nami!!''.
''kau siapa? Dimana seungri?''.
''aku tidak menyukaimu, kau tahu!! Selamanya'', kata yoochun lagi.
''apa kau park yoochun??''.

Tiba2 Nami merasa tekanan yang tidak enak pada dadanya yang membuatnya sesak nafas. Nami langsung bergegas ke kamar mandi. Yeoja itu bersandar di dinding kamar mandi seraya menyentuh dadanya.
''apa aku bisa hidup 10 tahun lagi??'', tanya nami pada dirinya sendiri.
''kenapa harus ada peluru di dadaku?? Kenapa itu harus terjadi padaku??'', ucap nami.

Di balkon kamar nami, masih terjadi percakapan telepon antara siwon dan yoochun.
''kau masih saja keras kepala, tunggu sebentar, ponsel ini akan aku berikan pada nami'', kata siwon.

Siwon menoleh di tempat nami berdiri tapi yeoja itu sudah tidak ada di sana.
''nami sudah kembali ke kamarnya, aku akan menyuruhnya untuk menghubungimu lagi, ok jagoan??'', tanya siwon.
''baiklah! Kalau tidak, aku akan mencabut setiap helai rambut di kepalamu''.
Siwon tertawa lalu menutup panggilan teleponnya.



Di rumah yoochun, pemuda itu memberikan ponsel milik seungri pada sang pemilik.
''untuk apa kau menghubungi nami??'', tanya seungri.
''apa kau sedang marah padanya??'', tanya yoochun.
''tidak, hanya sedikit kesal pada diriku sendiri''.
''hyeong, kau tidak boleh seperti itu pada nami. Mungkin pria yang bernama siwon itu yang membuatmu sedikit kesal''.
''Eung, apa minyoung sudah tidur?''.
''ya, minyoung selalu menanyakan dimana nami nuna berada. Apa aku boleh tahu dimana rumah siwon?''.

Tidak lama kemudian, Yoochun masuk ke dalam rumahnya.
''hyeong, hati2 di jalan'', serunya.
Seungri mengangguk lalu melambai ke arah yoochun.
''kau harus menjaga minyoung dan ibumu, ok jagoan?'', kata seungri.

Yoochun tertegun,
''siwon dan seungri. Pria itu memiliki kepribadian yang hampir mirip!'', gumannya.



=Keesokan harinya, rumah siwon=
Nami merapikan pakaian dinas nya lalu menuruni tangga. Dilihatnya siwon sudah rapi dengan baju dinasnya duduk di ruang makan.
''uwaaa!! kau menyiapkan semua ini??'', tanya nami takjub melihat roti bakar dan segelas susu di meja makan.
''biasa saja, ini sangat mudah. Kau tidak perlu berteriak *wow!* karena ini'', kata siwon.
''aku jadi sangat malu''.

Nami tersipu lalu duduk berhadapan dengan siwon.
''lain kali kita gantian menyiapkan sarapan pagi'', kata nami.
Siwon mengangguk, ''ok!''.

Siwon memperhatikan nami yang sedang menikmati sarapannya. Bayangan wajah nami seolah berubah menjadi sosok gyuri.
''aniya'', guman siwon.
''wae?'', tanya nami keheranan.
''selesaikan sarapanmu dan kita segera berangkat''.

Siwon bergegas keluar dari rumah lalu menunggu nami seraya bersandar di samping mobilnya.

Nami terburu2 meneguk segelas susunya dan hampir membuatnya tersedak.
''ada banyak cara membuat orang cepat mati. Membiarkan seorang gadis meneguk cepat minumannya bisa membuatnya mati tersedak'', guman nami lalu menyambar tasnya dan berlari keluar menghampiri siwon.

Saat keduanya hendak masuk ke dalam mobil, yoochun muncul tepat didepan mobil siwon.
''nami nuna!!'', panggil yoochun.
''eung?? Yoochun ah. Bagaimana kau bisa kemari?'', tanya nami lalu menghampiri pemuda itu.
''nuna, aku merindukanmu. Minyoung juga merindukanmu''.

Yoochun tiba2 menangis lalu memeluk nami. Siwon tersenyum melihat kerinduan yoochun pada nami.
''nuna, tinggallah bersamaku. Jangan dengan pria itu'', kata yoochun sambil menunjuk siwon.

''mweo?? Aiss'', gerutu siwon saat yoochun menunjuk2 dirinya.
''apa kau menganggapku pria jahat??'', tanya siwon.
''kau sudah mengatakannya jadi tidak akan ku katakan lagi'', jawab yoochun.
''sudah cukup. Ayo yoochun ah, kami akan mengantarmu pulang''.
''tidak perlu nuna. Hyeong menungguku disana'', kata yoochun seraya menunjuk sebuah mobil yang terparkir di luar rumah siwon.

Nami menengok ke arah mobil itu.
''kenapa seungri tidak ikut menemuiku? Apa dia benar2 marah padaku?'', batin nami.
''yoochun ah, tolong sampaikan pada seungri hyeong bahwa aku mengasihinya'', kata nami.
Yoochun mengangguk, ''ne, jangan lupa untuk menemui minyoung''.

Nami masuk ke dalam mobil.
''kurasa yoochun membenciku'', kata siwon.
''aniyo! dia hanya sedikit kesal'', kata nami.


Di dalam mobil seungri, namja itu terus memperhatikan rumah siwon.
''maafkan aku'', guman seungri.

Yoochun masuk ke dalam mobil lalu duduk di samping seungri.
''nami berpesan bahwa dia sangat mengasihimu'', kata yoochun.

Seungri hanya tersenyum lalu melajukan mobilnya.
''nami berkata seperti itu hanya untuk melegakan hatiku saja'', kata seungri.
''kau seperti bukan hyeongku yang ku kenal'', kata yoochun.



=Departemen Kepolisian Seoul=
Siwon masuk ke dalam kantor departemen dengan mengandeng tangan nami. Semua mata tertuju pada mereka.
''duo inspektur itu semakin mesra saja'', guman salah seorang anggota polisi.
''aku lebih suka siwon bersama nami daripada dengan gyuri. Apa kau tahu kabar terakhir inspektur park?'', tanya anggota yang lain.
''sejak kecelakaan itu aku tidak pernah melihatnya. Dia benar2 menghilang''.

Nami merasa sungkan karena semua rekannya terus memperhatikan mereka berdua.
''lepaskan genggaman tanganmu'', kata nami.
Siwon tersenyum dan semakin menggenggamnya erat.
''aku akan menggenggam tanganmu setiap saat, jadi jangan paksa aku untuk melepas tanganmu'', kata siwon.

Tidak disangka mereka berdua bertemu dengan komisaris han.
''annyong hasimnikka'', sapa siwon dan nami.
Sontak tatapan mata komisaris han tertuju pada gandengan tangan nami dan siwon.
''komisaris, tolong jangan naikkan pangkat nami sebelum aku menikahinya'', kata siwon.
Nami menginjak kaki siwon, ''kau bicara apa??''.
Komisaris han tertawa, ''kau yakin akan menikahi nami?''.
''komisaris, tolong jangan dengarkan omong kosong inspektur choi'', kata nami.
''kalau pangkat nami diatasku, aku tidak bisa menikahinya'', kata siwon seraya menahan sakit karena terinjak.

Nami semakin kuat menginjak kaki siwon.
Komisaris han hanya menggeleng.
''komisaris, tolong aku!'', kata siwon.
''aku mengerti. Selamat bekerja WonMi'', kata komisaris.
''mweo? Wonmi??'', tanya nami.
''duo inspektur siwon dan nami''.

Siwon menahan tertawanya dengan memalingkan muka ke arah lain. Nami memukul bahu siwon lalu mendengus.

Tiba2 nami merasa dadanya begitu sesak. Yeoja itu menekan dadanya dan menahan sakit. Siwon tidak menyadari hal itu dan terus berjalan disisi nami.
''siwon ah, aku akan menyusulmu'', kata nami.
''kau mau kemana??'', kata siwon.
''buang air!!'', kata nami seraya berlari ke kamar mandi.

Nami masuk ke salah satu ruang di kamar mandi dan bersandar disisi kloset duduk.
''nami ah, kau akan baik2 saja. Jangan khawatir'', kata nami pada dirinya sendiri.


Didalam ruang kerjanya, nami mengerjakan catatan kasus dengan rasa sakit di dadanya. Siwon hanya memandang nami dan gadis itu membalas dengan senyuman.

Tidak lama kemudian, nami beranjak dari tempat duduknya.
''inspektur choi, aku ingin menemui komisaris han'', kata nami.
Siwon mengangguk.

Nami keluar dari ruang kerjanya dan siwon melongok dari pintu memastikan nami benar2 pergi ke ruang komisaris han.
''ada apa nami ke ruangan komisaris han?'', tanya siwon pada dirinya sendiri lalu beranjak kembali ke meja kerjanya.


Di dalam ruang kerja komisaris han,
''komisaris, aku akan menemui dokter ku. Apakah kau memberiku ijin?'', tanya nami.
''apa ada masalah dengan kesehatanmu??'', tanya komisaris han.
''hanya cek kesehatan saja. Bukankah di dadaku sekarang ada sebuah peluru?''.
''nami ah, aku harap kau baik2 saja dan peluru itu tidak membahayakan dirimu''.
Nami mengangguk, ''komisaris, tolong jangan beritahu siwon. Sampaikan padanya kalau aku pergi ke sektor gangnam''.
Komisaris han mengangguk.


Nami melangkah keluar dari kantor kepolisian. Siwon yang keluar dari ruang komunikasi melihat nami keluar kantor.
''hyaa nami ah, apa kau mau meninggalkan tugas lagi??'', teriak siwon.

Nami menghentikan langkahnya.
''jangan melangkahkan kakimu selangkahpun dan berpura2 tidak mendengarku!'', teriak siwon lagi.
Nami menoleh, ''ada apa??''.
''kembali ke ruanganmu sekarang!''.
''apa kau lupa, kita sudah memiliki tingkat kepangkatan yang sama'', kata nami seraya menunjuk lencana kepangkatan di bahunya.
''aku akan ke sektor gangnam, komisaris han mengutusku'', kata nami lagi.
''tunjukkan surat tugasmu padaku''.
''apa kau tidak percaya ucapanku? Kau sedang menjalin hubungan khusus denganku dan kau tidak mempercayaiku??'', teriak nami.
''sudah cukup, cukup! Kau jangan marah lagi. Sekarang pergilah''.

Nami keluar dari kantor dengan tersenyum.
''aku tidak menyangka siwon takut dengan gertakanku'', kata nami.

Siwon hanya melihat nami berlalu dari tempat itu tanpa menyusulnya.
''teriakan nami membuatku merinding makanya aku membiarkan dia pergi'', guman siwon pada dirinya sendiri.


Nami menghentikan sebuah taksi.
''ke rumah sakit pusat seoul'', kata nami.
Sopir itu mengangguk.

Nami menemui dokter cho, dokter yang menangani operasinya waktu itu.
''dokter cho??'', sapa nami saat masuk ke dalam ruang kerja dokter itu.
Dokter cho memutar kursi duduknya ke arah nami lalu tersenyum.
''aku senang melihatmu baik2 saja'', kata dokter cho.
''semua orang bertanya apa aku baik2 saja'', kata nami lalu duduk berhadapan dengan dokter itu.

Nami menyentuh dadanya dengan nafas sedikit terengah.
''apa ada masalah dengan jantungmu??'', tanya dokter cho.
''aku hanya sedikit sesak'', jawab nami.

Nami membaringkan tubuhnya dan membiarkan seorang perawat membuka pakaiannya lalu mengecek keadaan organ dalam bagian dadanya.

Tidak lama kemudian, Nami merapikan kancing bajunya dan perawat itu menyerahkan lembaran foto rontgen pada dokter cho.

''peluru itu semakin menekan pembuluh darah di sekitar jantung'', kata dokter cho.
''apa akibatnya?'', tanya nami.
''jika pembuluh darah itu pecah kau akan mengalami pendarahan. Hal itu terjadi secara mendadak dan dapat menyebabkan kematian''.
''anda terlalu berbelit2 dokter? Intinya saja berapa lama aku bisa bertahan hidup?'', kata nami meninggikan suaranya untuk mengurangi rasa takut yang ia alami.



Seungri dan anggota badan intelegen sedang mengunjungi rumah sakit seoul untuk mencari bukti dan fakta tentang sebuah kasus penyelewengan dana pemerintah untuk sebuah klinik bedah plastik.


Didalam ruangan dokter cho,
''dokter, katakan padaku berapa sisa waktuku?'', tanya nami.
''Hidup seseorang diatur oleh Yang Maha Kuasa, kau tenanglah'', kata dokter cho.
''kalau kau tidak mengatakannya padaku, itu membuatku sangat khawatir''.
''aku hanya memprediksikan secara medis. Kau tidak akan bisa melihat musim panas tahun depan''.
''sekarang musim panas, berarti setahun lagi? Aku harap aku bisa lebih dari itu''.
''jangan lihat seberapa besar masalahmu tapi Kau lihat bahwa kau punya Tuhan yang besar''.

Yeoja itu keluar dari ruangan dokter cho dengan membawa amplop besar berisi hasil rontgen miliknya.

*tap tap tap* Nami menyusuri koridor rumah sakit, tidak disangka dirinya berpapasan dengan rombongan tim badan intelegen. Nami dan seungri saling menatap, yeoja itu menyembunyikan tangan yang membawa amplop hasil rontgen itu di balik tubuhnya.

Nami membungkuk lalu memberi salam, rombongan BIN mengangguk karena mereka mengenali nami sebagai anggota kepolisian.

''seungri ah?'',
Nami memanggil seungri namun namja itu berpura2 tidak mendengar.

Nami memandang seungri berlalu dari tempat itu.
''seungri masih marah padaku. Sikap baiknya selama ini sirna karena ulahku sendiri'', guman nami.

Yeoja itu berdiri di depan rumah sakit dan menghentikan sebuah taksi.
''kemana??'', tanya supir taksi itu.

Nami hanya terdiam tidak memperhatikan pertanyaan supir itu.
''hei nona, kita akan pergi kemana??'', tanya supir itu lagi dengan suara yang lebih nyaring.
''oh.. Ke dermaga gapyeong'', kata nami.



=Departemen Kepolisian=
Siwon menengok arlogi di tangan kanannya.
''kenapa nami pergi lama sekali'', guman siwon.

Siwon mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi nami.
''yeoboseyo??'', kata siwon.
''ya inspektur choi??'', jawab nami.
''Kau dimana sekarang? Kenapa kau tidak juga kembali??'', teriak siwon.
''sudah ku bilang aku pergi ke sektor gangnam''.
''jeongmalyo?? Aku merasa ada yang aneh''.
''jangan khawatir, 1 jam lagi aku sampai kantor''.

Nami turun dari taksi dan menatap dermaga gapyeong di depannya.

Nami duduk di dekat sebuah kapal boat yang tertambat di dermaga itu.


Seungri melihat dermaga gapyeong dari dalam mobilnya lalu perlahan melepas sabuk pengaman dan beranjak keluar. Namja itu berjalan perlahan lalu melihat nami duduk di samping kapal boat.

Nami sedang memperhatikan lembaran hasil rontgen itu dengan mengangkat lembaran itu tinggi2.
''peluru itu tidak lebih panjang dari jari telunjukku'', kata nami lalu memperhatikan jari telunjuknya.

*wussss* Hembusan angin yang kencang membuat lembaran hasil rontgen itu terlepas dari tangan nami dan terbang mengikuti hembusan angin itu.
''hyaaa'', seru nami terkejut.

*plukkk* Lembaran rontgen itu jatuh tidak jauh dari tempat seungri berdiri sedangkan nami sibuk mencari di sekitar kapal boat itu.

Seungri melangkah mencoba mengambil lembaran rontgen milik nami, disaat yang bersamaan ponsel di sakunya berdering.
''yeoboseyo??'', jawab seungri.
''seungri ah, aku sudah tiba di bandara incheon'', kata seorang yeoja terdengar riang dari ponsel seungri.
''mweo?''.
(Ost Park Boram- Forever)

Seungri memandang nami dari kejauhan dan yeoja itu tidak menyadari seungri ada di dermaga gapyeong.


=Bandara Incheon=
Gyuri duduk di salah satu bangku yang ada di dalam bandara incheon dengan koper ada di sampingnya. Dengan style air port memakai kaca mata hitam dan setelan pakaian casual.
''apa kau bisa menjemputku?'', tanya gyuri didalam percakapan teleponnya.
''aku akan menjemputmu saat jam makan siang, tunggulah di sana'', kata seungri.
''ne, gomaweoyo''.
*klik*

Seungri tidak jadi mengambil lembaran yang terbawa angin itu dan tidak menemui nami. Ia memutuskan untuk beranjak ke arah mobilnya.
Tidak lama kemudian mobil seungri berlalu dari tempat itu.


Nami masih mencari lembaran rontgen miliknya.
''itu seperti lembaran rontgen milikku'', guman nami.

Yeoja itu menghampiri lembaran itu lalu memungutnya. Nami berjalan ke tempat penjualan tiket kapal.
''apa kapal menuju pulau nami sudah berangkat?'', tanya nami.
''ya, 7 menit yang lalu. Apa kau ingin ke pulau nami? Tunggulah sekitar 30 menit'', kata petugas dermaga.
''aniyo! Gamsa hamnida''.

Nami keluar dari tempat penjualan tiket lalu memandang pulau kecil yang tampak dari pandangan matanya.
''kelak aku akan kembali ke pulau nami'', guman yeoja itu.

Nami duduk di sebuah bangku menghadap ke dermaga.
''kata manusia mungkin musim panas tahun depan aku tidak bisa melihat dermaga gapyeong dan duduk di bangku ini'', guman nami lalu tersenyum.



=Bandara Incheon=
Gyuri berjalan keluar dari bandara dan berdiri di samping sebuah bus yang berhenti di halte dekat incheon.
Yeoja itu nampak melihat arloji di tangannya.
''kenapa seungri lama sekali? Ini jam makan siang'', guman gyuri.
''nona park gyuri eotteohke jinesoyo?'', tanya seungri.
Gyuri sontak menoleh ke arah belakang, dilihatnya seungri berdiri dengan seulas senyum dibibirnya.
''seungri ah??'', seru gyuri dengan mata berbinar.

Gyuri berdiri berhadapan dengan seungri lalu mencoba memeluk pria itu. Namun seungri mencegahnya.
''tunggu dulu!!'', kata seungri.
''ada apa??'', tanya gyuri tidak mengerti dan terlihat kecewa.
''aku ingin menyentuh matamu''.

Seungri menyentuh mata gyuri lalu tersenyum.
''kau beruntung gyuri ah. Tuhan mengasihimu dengan memberimu kedua bola mata yang bisa melihat lagi''.

Gyuri yang semula cemberut langsung tersenyum riang.
''kau semakin gagah dengan seragammu, apa kau bekerja dengan baik?'', tanya gyuri.

Seungri mengangguk. Namja itu membawa tas koper milik gyuri dan gadis itu berjalan disisinya.
''aku ingin segera menemui siwon. Aku sangat merindukannya'', kata gyuri.
''andwe!!'', seru seungri reflek.

Gyuri menghentikan langkahnya dan memandang seungri.
''waeyo??'', tanya gyuri heran.
''uhm, lebih baik kau istirahat dulu, kau baru kembali ke seoul'', jawab seungri.
Gyuri mengangguk, ''ne, guraeyo''.

''bagaimana jika siwon tahu gyuri menemuinya? Apa yang akan ia lakukan pada nami? Aku tidak ingin hati gadis itu terluka'', batin seungri.

''hei seungri ah.. Gaja!'', seru gyuri saat melihat seungri masih berdiri terpaku.
''oh ne'', seungri menyusul gyuri lalu masuk ke dalam mobilnya.



=Pelabuhan Gapyeong=
Nami berdiri di tepi jalan didekat sebuah halte bis. Yeoja itu mencondongkan tubuhnya ke arah jalan.
*tiiinnn* sebuah mobil melaju dengan membunyikan klaksonnya, hampir saja tubuh nami tersambar.

Nami terkejut dan dengan sigap melangkah mundur, tidak lama kemudian bus yang ia tunggu tiba dan yeoja itu segera naik ke dalam bus.
''manusia tidak tahu kapan ia harus pensiun dari dunia ini. Berjaga2! Aku harap mengakhiri pertandingan dengan kemenangan dan mencapai garis akhir'', guman nami.



=Departemen Kepolisian kota seoul=
*tap tap tap* Nami melangkah masuk ke dalam kantor kepolisian lalu segera menemui komisaris han.
''komisaris, maafkan aku karena pergi terlalu lama'', kata nami *bow*.
''apa yang terjadi denganmu? Apa hasil dari rumah sakit?'', kata komisaris lalu meminta amplop coklat yang dibawa nami.
''komisaris tidak perlu melihat isi amplop ini, karena aku akan memberitahumu''.
Komisaris han mengangguk tanda mengerti.
''komisaris, aku.. Aku sekarang benar2 sembuh, peluru itu tidak akan membahayakan hidupku'', seru nami riang hampir membuat komisaris han terkejut.

Ajeossi itu langsung tertawa karena melihat nami baik2 saja, ''syukurlah nami ah! Aku senang mendengarnya''.
(Ost: Park Boram - Forever)


Beberapa anggota kepolisian sedang membahas kasus tindak kriminal kota, termasuk nami dan siwon.
''tindak kriminal kota sekarang marak terjadi, kasus pelecehan pada pelajar putri, pemalakan liar oleh geng2 remaja'', kata teman kerja siwon.
''ya, kita harus melakukan penyisiran di setiap sudut kota seoul karena itu meresahkan warga kota'', kata nami.
''kita lakukan pembagian tugas penyisiran'', kata siwon.

Semua anggota rapat mengangguk. Siwon memberikan peta pembagian tugas untuk setiap anggota polisi.
''perhatikan! Jangan pergunakan pistol kalian untuk mengancam orang sipil'', kata siwon lagi.
''siap, laksanakan!'', jawab semua anggota polisi itu.

''inspektur cha, aku lihat kondisimu semakin baik?'', tanya seorang rekan nami.
''tentu, aku sudah sembuh dan peluru itu tidak akan membahayakan hidupku. Aku tidak perlu khawatir'', jawab nami.
''mweo?? Lalu peluru itu?''.
''peluru itu tidak masalah ada di dalam dadaku''.

Siwon memperhatikan pembicaraan nami dengan temannya itu.
''bagaimana mungkin peluru itu tidak membahayakan jika ada didalam tubuh manusia? Apakah nami berbohong??'', batin siwon.

Siwon menarik tangan nami lalu mengajaknya keluar dari ruang rapat.
''apa maksud ucapanmu kau akan baik2 saja? Apa kau sedang berbohong?'', tanya siwon.
''apa aku terlihat sedang berbohong? Apa kau tidak suka bahwa ternyata aku baik2 saja?'', tanya nami.
''tidak, maksudku aku melihat bahwa kau sedang berbohong''.
''aniyo, aku baik2 saja siwon ah, peluru kecil itu tidak akan membuatku sekarat''.

Siwon memandang nami lalu tersenyum kemudian mengangkat tubuh nami dengan mendekap yeoja itu. Nami terkejut bukan main tapi siwon malah tertawa riang.
''inspektur cha nami, kekasih dari choi siwon ternyata baik2 saja! Aku sangat bahagia'', kata siwon.

Nami tidak sadar meneteskan air matanya.
''uljima! (jangan menangis)'', siwon menghapus air mata nami.
''neo ttaemune naega haengbokhan saramiya (aku menjadi orang yang bahagia karenamu)'', kata nami.
''dont cry baby, Tuhan mengasihimu''.
Nami mengangguk. Siwon dan nami berpelukan didepan pintu ruang rapat.



=Badan Intelegen Negara=
Seungri menunjuk sebuah kursi tunggu di lobi kantor BIN.
''kau menunggulah disana, sampai aku selesai bekerja'', kata seungri.
Gyuri mengangguk, ''gomaweoyo seungri ah''.
Seungri tersenyum lalu melangkah masuk ke dalam lift.

Gyuri memandang sekeliling gedung badan intelegen.
''aku meninggalkan tugas dinasku begitu lama, aku sangat merindukan seragam polisiku'', kata gyuri.

Yeoja itu beranjak dari tempat itu lalu keluar dari gedung BIN dan menghentikan sebuah taksi.

Tidak lama kemudian, gyuri berhenti di sebuah apartemen. Yeoja itu masuk ke dalam sebuah kamar apartemen. Kamar milik yeoja itu karena ada beberapa foto gyuri di sana.

Gyuri duduk di tempat tidurnya lalu mengambil sebuah bingkai foto antara dirinya dan siwon. Gyuri tersenyum kecil saat melihat foto siwon yang memakai sepatu hak tinggi miliknya saat di taman kota.
''aku ingin melihatmu dengan mata baruku siwon ah. Apa kau begitu menderita karena ku tinggalkan tanpa kabar?'', guman gyuri.
''aku merindukan saat2 kita bersama'', kata gyuri lagi.

Gyuri mengambil pakaian dinasnya lalu memakainya.
''inspektur park gyuri??'', tanya gyuri pada dirinya di depan cermin.



=Sore hari, Departemen kepolisian=
Jam dinas siwon dan nami selesai, kedua sejoli ini bergandengan tangan keluar dari ruang kerjanya.
''kita akan pergi kemana sekarang?'', tanya siwon.
''kau ingin kemana?'', tanya nami.
''untuk merayakan bahwa kau sudah sembuh total kita pergi ke taman kota bermain sepatu roda?''.
Nami mengangguk, ''gomaweo''.

*tap tap tap* Nami dan siwon melewati setapak taman depan kantor polisi untuk sampai ke parkiran mobil.

Gyuri duduk di bangku taman itu dengan seragam polisinya. Saat melihat siwon dan nami akan berjalan melewatinya, gadis itu beranjak lalu menghampiri dua sejoli itu.

*tap tap tap* langkah kaki gyuri semakin mendekat ke arah siwon dan nami.

''inspektur choi siwon??'', sapa gyuri lalu menyunggingkan senyumnya.

(Ost Park Boram - Forever Always)

@tobe continue

FF Seoul Police Story *14

Judul: Seoul Police Story
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)

Ost: Xiah Junsu - Too Love

Part *14
Terjadi baku tembak antara pihak kepolisian dan komplotan yang dipimpin menteri pertahanan. Minho, penculik itu tewas tertembak sedangkan nami kritis di rumah sakit. Dokter memberikan pernyataan bahwa timnya tidak bisa mengeluarkan peluru yang hampir melubangi jantung nami.

''apa itu artinya nami akan hidup dengan peluru di jantungnya?'', tanya seungri.
Dokter itu mengangguk, ''ne! Tapi aku tidak bisa memastikan hidupnya akan berjalan dengan baik''.

Siwon dan seungri menengok dari kaca pintu ruang perawatan dan melihat nami terbaring dengan selang oksigen dan peralatan medis lainnya.
(ost xiah junsu - too love)
''apakah gadis yang terbaring itu benar2 nami yang kita kenal?'', ucap siwon seraya terus memandang nami dari balik pintu itu.
''aku gagal, seungri ah! Aku tidak bisa menolongnya!'', kata siwon lagi.

Siwon dan seungri duduk di taman rumah sakit itu seraya meneguk sekaleng minuman ringan.
''apakah bisa seseorang hidup dengan jantung yang berpeluru?'', tanya seungri.
''apa kau pesimis? Membuat nami tetap berbahagia, itu tugas kita'', kata siwon.
''nami menyesampingkan keselamatannya hanya untuk menyelamatkan seorang penculik!''.
''ya benar! Mungkin jika aku jadi nami, aku akan menyelamatkan diriku terlebih dahulu''.


Didalam ruang perawatan, tampak peralatan medis seperti pendeteksi detak jantung masih bergerak naik turun tapi mata nami masih saja terpejam.

Jauh di dalam pikiran nami. yeoja itu seperti berjalan diatas awan2 yang serba putih hingga tidak diketahui ujung pangkalnya.
Tiba2 yeoja itu, melihat tuan cha dengan pakaian berwarna putih polos.
''appa??'', sapa nami.
Ajeossi itu menoleh dan tersenyum.
''nami ah, aku bangga padamu! Apapun yang terjadi padamu kelak, percayalah kau telah melakukan yang terbaik. Tuhan tidak salah memilihmu menjadi seorang penolong'', kata tuan cha.

Tuan cha tersenyum lalu bayangannya lamat2 menghilang.
Nami berlari mencari ayahnya dan berharap segera mencapai ujung tempat yang hanya tampak putih itu. Nami terkejut saat ia berdiri diatas tebing, di hadapannya tampak sebuah air terjun yang tidak diketahui seberapa dalam jurangnya.
Nami melihat sebuah pelangi terpantul pada air terjun yang mengalir melalui tebing terjal itu.
''jika kau melihat pelangi, apa yang ada dalam benakmu sekarang?'', terdengar suara menggema di tempat itu.
Nami menoleh ke sekeliling tapi ia tidak melihat siapapun disana.
''pelangi itu pertanda apa?'', tanya suara misterius itu lagi.
''pelangi tanda sebuah janji. Saat aku melihatnya, aku merasa bahagia'', jawab nami.
''Berapa warna pelangi yang kau lihat itu?''.
Nami mengulurkan telunjuknya ke arah pelangi itu dan mencoba mentafsir warnanya.
''Kenapa hanya ada 4 warna? Biru, merah, ungu dan emas? Kenapa ada warna emas di sana?'', tanya nami keheranan.
''Aku memunculkan warna biru, itu tandanya kau sedang sakit. Warna merah, saat kau sendirian. Warna ungu, saat kau menghabiskan banyak waktu untuk dekat padaku. Dan warna emas itu, kau tahu kenapa aku membuatnya? Karena dalam keadaanmu yang sekarang, kau tetap berbahagia'', kata suara misterius itu.



=Seminggu kemudian, Rumah sakit seoul=
Ruang perawatan nami terlihat sepi. Selang oksigen masih menempel di hidung yeoja itu.

Tiba2, jari jemari nami bergerak.
*tit tit tit* Suara pendeteksi detak jantung yang ada disisi ranjang gadis itu bergerak naik turun lebih stabil.



=Rumah Yoochun=
Minyoung berlari keluar rumahnya sambil membawa rangkaian bunga. Tangan kecilnya memeluk erat rangkaian bunga itu di dadanya.
''oppa?? Ppalli!!'', seru minkyung.

Seungri keluar beriringan bersama dengan yoochun.
''Aku sangat senang saat mendengar nami eonni sudah sadar. Tapi, apa nami eonni akan baik2 saja setelah ini?'', tanya yoochun.
Seungri mengangguk, ''nami akan baik2 saja. Aku memintamu untuk terus menyebut namanya disetiap doamu''.
''ya, pasti!! Kalau kau pasti terus menyebut namanya tanpa kuminta kan, hyeong?''.

Seungri melajukan mobilnya, yoochun dan adiknya duduk di bagian belakang.
''oppa! Dimana bungamu? Kau tidak membawakan nami eonni seikat bunga?'', tanya minyoung.
''bukankah kau sudah membawanya untuk nami eonni?'', kata seungri seraya terus menyetir.
''tidak, aku dan kau berbeda. Nami eonni bilang padaku bahwa cintanya padaku dan padamu itu berbeda. Kau seharusnya membelikan nami eonni bunga yang lebih banyak dari yang aku bawa!''.
''Seungri oppa!? Jangan pelit!?'', kata minyoung lagi.

Yoochun menoleh ke arah adiknya, sepertinya gadis kecil itu marah karena seungri tidak membawakan bunga untuk nami.
''kenapa kau berpikir cinta nami eonni padamu dan pada seungri oppa berbeda?'', tanya yoochun.
''karena mereka sudah dewasa. Kau tahu cinta orang dewasa itu berbeda? Kata bu guru, cinta orang dewasa akan menciptakan hidup. Kita ada di dunia ini karena cinta orang tua kita! Benar kan?'', kata minyoung.
''kenapa kau jadi seperti ini? Aneh!?''.
''Uhm, ani!!''.


Seungri menghentikan mobilnya di sebuah toko bunga.
Seungri memilih buket bunga mawar merah kemudian meletakkannya di dekat kursi mengemudinya.
''ini jauh lebih baik! Uhm, hyeong, lakukan yang terbaik untuk orang kau cintai'', bisik yoochun.
''kenapa orang dewasa selalu memilih bunga mawar warna merah? Benar2 tidak kreatif!'', ucap minyoung seraya melipatkan tangan di dadanya.
''karena bunga mawar itu mudah didapat, kau akan menemukannya hampir di semua toko bunga'', kata seungri.
''seharusnya kau memberi sesuatu yang istimewa, nami eonni kan orang yang spesial untukku. Apa dia tidak istimewa untukmu?'' kata minyoung lagi.



=rumah sakit pusat seoul=
Siwon menyusuri koridor rumah sakit dengan rangkaian bunga di tangan.

*ceklettt* Siwon masuk ke ruang perawatan nami. Ia terheran saat melihat dokter dan beberapa perawat begitu intens menangani nami.
''apa yang terjadi?'', tanya siwon heran.
''nami kembali colaps! Kami sedang mencoba memacu jantungnya agar berdetak lebih stabil'', jawab dokter itu.

Tidak lama kemudian, detak jantung nami mulai stabil, namun gadis itu belum juga sadarkan diri.
''nami, bertahanlah! Kau sadar, hidupmu ditentukan untuk tidak berhenti sekarang'', kata siwon yang duduk disisi ranjang nami.

*tesss* kedua mata nami meneteskan air mata dalam keadaan terpejam.

Seorang suster perawat masuk dan menyuruh siwon keluar sebentar. Siwon mengangguk lalu beranjak keluar ruangan itu.

Tidak lama kemudian, Saat perawat itu sedang mengecek peralatan medis yang menempel ditubuh nami, mata gadis itu terbuka. Nami sadarkan diri. Perawat itu saat takjub tatkala melihat nami sudah sadar dari colapsnya.

Nami memandang ke arah atas dan melihat bangunan bercat putih itu.
''nona, kau sudah sadar?'', kata perawat itu.
Nami tidak menjawab dan terus saja meneteskan air matanya.

Seorang dokter masuk ke dalam ruang perawatan nami. Siwon begitu terkejut saat melihat dokter itu terburu2 masuk ke ruang perawatan.
''nona nami! Kau sudah sadar?'', tanya dokter itu

Perawat itu keluar dari ruangan dan siwon langsung mencegatnya.
''suster, apa yang terjadi dengan nami?'', tanya siwon.
''nona nami sudah sadar'', jawab perawat itu dengan senyuman.
''nami sudah sadar''.
Siwon tersenyum dan tampak kelegaan di wajah namja itu.

Siwon masuk ke dalam ruangan, dilihatnya nami sudah membuka matanya dan menoleh ke arah namja itu.
''brigadir cha! Apa kabar??'', sapa siwon.
Nami menyunggingkan senyumnya.
''apa aku sudah setahun tidak melihatmu, inspektur choi?'', tanya nami dengan suara lirih.

Siwon duduk disamping tempat tidur nami.
''terima kasih untuk dedikasimu pada kepolisian'', kata siwon.

Pintu kamar nami terbuka dan serombongan anggota polisi pusat seoul datang dengan membawa rangkaian bunga. Komisaris han membawa serta putrinya, han taera. Gadis kecil itu membawa boneka tedy bear lalu memberikannya kepada nami.
''brigadir cha, karena paman minho sudah pergi ke surga, aku berikan boneka ini padamu'', kata taera, putri komisaris han.
''gomapda taera ah!'', ucap nami.

Gadis kecil itu mengangguk, ''aku menyukaimu, kau sangat keren!'', bisik taera didekat telinga nami.

Komisaris han menyunggingkan senyum lalu mengacungkan ibu jarinya.

''brigadir cha, aku pernah bermimpi tentangmu, apa kau mau mendengarnya?'', tanya taera.

Nami tersenyum kemudian mengangguk,
''saat itu aku berjalan di tepian sungai dan arus sungai sedang sangat deras. Aku ingin melintasi sampai ke seberang. Aku melihatmu menyeberang dengan sebuah rakit, anehnya kau memakai seragam polisimu. Aku memanggilmu dan kau mengajakku, padahal disana ada banyak orang tapi aku memilihmu'', kata taera.

Gadis kecil itu menggenggam tangan nami,
''orang banyak itu bertanya *kenapa kau memilihnya? Bukankah ada banyak orang disini yang lebih pandai melajukan rakitnya? Kau percaya padanya?*. Aku menjawab *karena diantara kalian banyak wajah yang mengungkapkan kata *tidak* untuk sebuah bantuan sedangkan nona polisi itu mengungkapkan kata *ya* dari wajahnya, sehingga aku tidak segan meminta pertolongan padanya*'', kata taera lagi.

Siwon mengusap rambut taera, ''setiap kebaikan yang mengalir dari hati yang tulus, bagaimanapun akan memancar keluar dalam rupa kepribadian yang ramah dan bersahabat. Kita sering merasakannya ketika berada dekat dengan seseorang, kadang kita merasa aman dan tenang bersama orang tertentu, sementara ketika bersama orang lain, kita merasa gelisah dan tidak nyaman. Itulah energi kebaikan yang memancar keluar dari hati kita''.
''terima kasih taera ah, karena energi yang kau miliki membuat aku sembuh'', kata nami lirih.

Siwon bersama dengan rombongan anggota polisi itu keluar dari ruang perawatan. Di lorong rumah sakit, seungri berpapasan dengan siwon dan rekan2nya. Seungri berhenti sejenak dan membungkuk memberi salam.
''annyeong hasimnikka'', sapa seungri.
''seungri ah, tolong jaga nami'', kata siwon.

Minyoung dan yoochun mendahului seungri masuk ke kamar nami.
''eonni, kau sudah sadar? Kami merindukanmu'', kata minyoung.
Nami mengangguk, ''bagaimana kabarmu akhir2 ini?''.
''kami kurang baik karena tidak ada kau bersama kami'', kata yoochun.

Nami melihat ke arah yoochun dan minyoung.
''kau pasti mencari dimana seungri hyeong bukan?'', tanya yoochun.
Nami mengangguk.

Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan muncullah sosok lee seungri. Namja itu tersenyum kemudian menunjukkan sebuah buket bunga.
''brigadir cha! Kau sudah sadar? Ini sangat membahagiakan'', seru seungri.

Seungri memandang nami yang sedang bercanda kecil dengan kedua kakak beradik itu.
''nami ah, apa kau tahu ada peluru di dalam tubuhmu sekarang? Tepatnya di jantungmu? Aku sangat berharap kau akan baik2 saja'', batin seungri.



Beberapa hari kemudian, nami sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Nami menemui dokter di ruangannya.
''dokter, terima kasih banyak'', kata nami.
''ada hal yang perlu ku beritahukan padamu'', kata dokter itu lalu menunjukkan beberapa foto hasil rontgen.

Nami mencoba menerawang gambar transparan itu.
''aku tidak paham dengan foto ini'', kata nami seraya mengangkat foto itu tinggi2 ke udara.
''itu foto hasil rontgen mu. sebelah kiri itu adalah jantungmu''.

Dokter itu menunjuk dengan jarinya.
''kau tertembak'', kata dokter itu lagi.
Nami mengangguk, ''dan sekarang aku selamat. Tapi apa ada masalah?''.
Dokter itu mengangguk,''titik hitam itu peluru. Peluru itu hampir menembus lapisan jantungmu paling luar. Aku tidak bisa mengeluarkannya karena itu bisa membunuhmu''.

Nami memandang dokter itu tanpa berkata sepatah katapun. Yeoja itu sangat terkejut dengan pernyataan dokter.
''nona cha nami, aku tidak akan merahasiakan apapun padamu karena ini menyangkut hidupmu. Aku harap terus dapat memantaumu mulai hari ini'', kata dokter itu seraya menepuk bahu nami.

''apa aku akan mati??'', tanya nami seraya memandang dokter itu sayu.

Dokter itu menggeleng, ''untuk saat ini, tidak!''.

Nami tersenyum walau senyumannya terkesan tidak sesuai dengan apa yang ia rasakan dihatinya.
''aku memberitahukan hal ini pada temanmu'', kata dokter itu.

Nami keluar dari ruangan dokter itu dengan membawa amplop cokelat ditangan kanannya. Nami bersandar didinding koridor rumah sakit. Yeoja itu terisak dengan kepala tertunduk.
''ini seperti mimpi. Aku tidak bisa menerima hal ini harus terjadi dihidupku'', ucap nami lirih.

Nami mengangkat hasil rontgen itu tinggi2. Ia terus saja memandang titik hitam di bagian dalam tulang rusuknya. Ia teringat akan peristiwa yang dialami di alam bawah tidurnya.
''Pelangi inikah yang Tuhan maksud? Tuhan melukis sebuah pelangi di foto rontgen ini! Lukisan yang tidak pernah terbayangkan olehku'', batin nami.

Nami memeluk erat hasil rontgen itu kemudian mulai menangis lagi.

Nami pov
#Tuhan maafkan aku! Aku sadar bahwa Tuhan telah berada disisiku sepanjang waktu, tepat disampingku dan membuat hidupku indah pada waktunya. Lewat semua kejadian yang aku lalui, Tuhan ingin membuat hidupku seperti lukisan pelangi yang Tuhan maksudkan saat itu. Keindahan yang ada didekat jantungku#end.

Nami menoleh ke arah lain di rumah sakit itu dengan pipi yang sudah basah oleh air mata. Dilihatnya siwon berjalan ke arah ruang perawatannya. Nami segera menghapus air matanya dan berlari ke kamarnya.

''annyeong brigadir cha!'', sapa siwon saat membuka pintu ruang perawatan nami.

Yeoja itu sibuk menata semua pakaiannya ke dalam tas.
''kau meninggalkan dinasmu hanya untuk menjemputku inspektur?'', tanya nami.
''hari ini aku cuti. Aku senang semakin hari kau semakin tampak baik''.

Nami tersenyum lalu memandang siwon, ''karena aku sedang menikmati keindahan pelangi yang Tuhan buat!''.
''kau kenapa memandangku seperti itu?'', tanya siwon karena nami memandangnya dengan tatapan aneh.
''uhm aniyo! Apa kau sudah mendapat hal yang kau tunggu2 selama ini?'', tanya nami.
''hal apa??''.

Nami menatap cincin milik siwon yang tersemat dijarinya.
''aku tidak menyadari jika selama ini aku terus memakainya'', kata nami lalu mencoba melepaskan cincin itu dari jarinya.

Siwon menggenggam telapak tangan nami dan mencegah yeoja itu melepas cincinnya.
''kau tidak perlu melepasnya, aku ingin kau memakainya''.
''eung?? Ini seharusnya kau berikan pada gyuri. Uhm aku akan memberikannya saat gyuri kembali dari,,'', kata nami.
''darimana? Kau tidak tahu kemana gadis itu pergi. Lupakan saja''.


Siwon dan nami berjalan beriringan di koridor rumah sakit.
''pinjam ponselmu!?'', kata nami.

Siwon merogoh kantongnya dan memberikan ponselnya pada nami.
''yeoboseyo, seungri ah. Aku sudah keluar dari rumah sakit. Kau tidak perlu khawatir karena siwon bersamaku'', kata nami.

''mweo? Kau meminjam teleponku hanya untuk seungri?'', tanya siwon sentimen.

''apa siwon marah padamu? Apa aku harus memukulnya?'', goda seungri terdengar dari ponsel itu.
''kau tidak perlu repot, aku hanya perlu menjentikkan jariku, dia sudah terkapar'', kata nami.

Siwon menghampiri nami lalu merebut ponselnya dan menekan tombol end. Nami menggerutu dan berjalan meninggalkan siwon.
''brigadir cha??'', panggil siwon.
Nami menoleh, ''apa kau ingin katakan *jangan tinggalkan aku! Tolong maafkan aku*?''.
Siwon menggeleng, ''kau melupakan tasmu!''.

Siwon menyerahkan tas jinjing milik nami lalu meninggalkan gadis itu.
Nami terpaksa membawa tas jinjing miliknya lalu melangkah keluar dari rumah sakit.

Siwon mengikuti nami dari belakang tanpa diketahui yeoja itu. Nami masuk ke dalam sebuah bis lalu duduk di dekat jendela sedangkan siwon mengikuti bis itu dengan mobilnya.
''siwon benar2 keterlaluan!'', guman nami.


Tidak lama kemudian, Bis itu berhenti di sebuah halte dan nami melangkah turun lalu berjalan memasuki sebuah rumah.
''mweo?? kenapa aku pergi ke rumah siwon??'', guman nami melihat sekeliling rumah yang ia datangi itu.
''ya ampun, aku sudah mulai gila!'', kata nami lagi lalu berbalik arah, tidak disangka siwon sudah berdiri dibelakang gadis itu.

''tinggallah disini sampai kau benar2 pulih'', kata siwon.
''aniyo, aku bisa tinggal bersama keluarga yoochun atau mungkin bersama seungri'', kata nami lalu bergegas pergi dari tempat itu.
''kenapa kau keras kepala berusaha jauh dari sisiku padahal diluar kesadaranmu hanya aku yang kau pikirkan'', teriak siwon.
''jelas2 aku menyukai seungri. Aku menyukainya! Kenapa kau berpikir seperti itu? Bahkan saat ini kau sama sekali tidak aku pikirkan!'', kata nami.
''kalau kau menyukainya dan memikirkan pria intel itu seharusnya kau berdiri di rumah seungri sekarang, kenapa kau berdiri di rumahku?''.
''eung itu karena.. Uhm karena seungri sedang berdinas!''.

Siwon melewati nami lalu membuka pintu rumahnya, gadis itu berjalan semakin jauh dari siwon.
''apa kau tetap akan pergi??'', tanya siwon.
''uhm siwon ssi, apa aku boleh minta segelas air? Aku haus'', kata nami.
Siwon tersenyum, ''sebanyak apapun yang kau inginkan''.

Nami berjalan di belakang siwon lalu namja itu berbalik dan meminta tas yang dibawa nami.
''Uhm, siwon ssi??'', panggil nami.
''cukup! Jangan memanggilku berulang kali'', kata siwon.
''kau kenapa? Setiap kali kau bersikap ramah padaku. Tiba2 kau selalu berubah sikap menjadi menyebalkan''.

Malam Harinya, Siwon memanggil nami yang ada didalam kamarnya lalu mengajak gadis itu di taman belakang. Nami melihat sebuah panggangan barbeque dengan bara api yang sudah dipersiapkan.
''apa kau ulang tahun??'', tanya nami.
Siwon menggeleng, ''ini untukmu''.
Nami tersenyum, ''gomaweoyo siwon ssi!''.

Nami meletakkan potongan daging sapi yang sudah ia olesi dengan bumbu diatas panggangan. Siwon berdiri dibelakang nami lalu memegang tangan nami yang sibuk membolak balik daging panggangnya.
''itu cara membalik yang buruk. Akan aku ajari!'', kata siwon.
''ini mungkin cara untuk mengingatkannya pada gyuri'', batin nami saat teringat tugas yang dimandatkan oleh gyuri padanya.

Nami berbalik dan memandang siwon lalu tersenyum. Gadis itu menyentuh bahu siwon.

''nami ah, apa kau menyukaiku??'', tanya siwon.
''mweoya??'', tanya nami dengan tidak mengerti.
''oh siwon ssi, apa hal ini mengingatkanmu pada seseorang''
''apa kau pikir bisa menjadi seperti gyuri. Jangan memaksakan diri!''.
''aku tidak ingin menjadi seperti gyuri!''.
''kau sepertinya tidak menginginkan gyuri menjadi bagian dari masa lalu! Kenapa kau tidak memikirkan perasaanmu yang yang sesungguhnya''.
''sudah ku bilang aku menyukai seungri''.
''ya dulu kau menyukai seungri tapi saat ini bagaimana perasaanmu??'', teriak siwon.

Nami menatap siwon. Namja itu langsung memeluk nami dan pelukan itu semakin erat, walaupun yeoja itu hanya berdiri seperti patung.
(ost Hwanhee- Love pain)

Siwon mendekatkan wajahnya semakin dekat ke wajah nami.
Dan *cuuuupp* Nami menempelkan potongan daging sapi ke bibir siwon.


''Inspektur choi! Brigadir cha!!'', panggil beberapa orang dan tidak lama kemudian rombongan anggota polisi pusat seoul muncul dari arah pintu.
''itu mereka ada disana??'', seru rekan kerja siwon dan nami yang lain.

Sontak siwon melepas genggaman tangannya dan membersihkan sisa bumbu yang menempel di mulutnya.
''apa yang sedang kalian lakukan??'', tanya salah seorang rekan siwon.
''oh aniyo gwaenchana'', kata nami seraya tersenyum.

Beberapa rekan kerja mereka memasang muka curiga hingga membuat nami tidak nyaman.
''berhentilah memandangiku!!'', teriak nami.


2 jam kemudian, Siwon dan nami mengantar rekan kerjanya itu sampai di depan rumahnya.
''nami ah kami menunggumu di kantor, phaitting!!'', seru rekan2 nami.
Nami mengangguk, ''phaitting!''.

Tidak lama kemudian, mobil itu melaju dan menghilang diujung jalan. Siwon berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan tangan dimasukkan kedalam kedua saku celananya.
''aku tidak tahu berapa lama aku bertahan hidup! 10 tahun? 5 tahun? 1 tahun? Atau 1 bulan? Jika aku mengingatnya, ini membuatku sangat sedih'', batin nami sambil memandang siwon lalu menyentuh dadanya.
''Aku tidak pernah melihat jantungku tapi aku tahu dan aku percaya jantungku bekerja dengan baik dan oleh karenanya aku bisa hidup'', batin nami lagi.

Siwon berhenti lalu menoleh ke arah nami karena gadis itu tidak kunjung menyusulnya. Nami berlari kecil menyusul siwon dan namja itu menggandeng tangannya. Nami memandang genggaman tangannya.
''tanganmu sangat dingin, sepertinya aku harus berbagi kehangatan padamu'', kata siwon.
Nami tersenyum,

''kenapa kalian kembali lagi!?'', kata siwon seraya menoleh ke halaman. Nami terkejut kemudian ikut menoleh.

*cuppp* siwon mencium pipi nami.
''aku mencintaimu! Awalnya aku berpikir dengan menebang sebuah pohon, aku akan kehilangan seluruh hutan belantara. Ternyata ketika aku terlalu takut kehilangan satu pohon itu, aku melupakan sesuatu yang istimewa yang Tuhan ciptakan, kau cha nami!'', kata siwon.

Siwon memeluk nami dan lagi2 yeoja itu hanya terdiam mematung.
''perasaan apa ini? Kenapa ini bisa terjadi?'', batin nami.



=Rumah Yoochun=
Minyoung duduk diteras rumahnya dan yoochun begitu khawatir dengan kesehatan adiknya karena udara yang sangat dingin.
''minyoung ah kau harus tidur sekarang. Apa kau tunggu diluar??'', tanya yoochun.
''kenapa seungri oppa tidak datang ke sini??'', tanya minyoung.

Yoochun duduk disisi minyoung.
''aku sangat merindukan saat2 dulu, saat ada seungri hyeong dan nami nuna'', kata yochun.
''minyoung ah! Yoochun ah! Kembalilah ke dalam dan pergi tidur'', seru ibu yoochun yang sudah sedikit pulih dari gangguan kejiwaannya.



=Rumah Seungri=
Seungri tertidur di ruang kerjanya dengan beberapa lembar arsip berserakan diatas mejanya. Tiba2, namja itu terbangun dan melihat arloji di tangan kanannya.
''jam 1 malam?? Ya ampun'', guman seungri.

Namja itu melangkah keluar dari ruang kerjanya, kemudian ponsel miliknya berdering. Dilihatnya layar ponsel itu menunjukkan nomer asing.
''panggilan luar negeri, dari jepang'', guman seungri.
''yeoboseyo??'', jawab seungri.
''lee seungri eotteohke jinesoyo? (apa kabar)'', tanya seorang gadis dari ponsel seungri.
''kau park gyuri??''.
''bagaimana kau bisa tahu??''.
''aku seorang anggota intelegen. Kau menggunakan nomor panggilan dari jepang. Orang yang ku kenal satu2nya yang saat ini ada dijepang hanya kau''.
Terdengar gelak tawa dari yeoja itu.
''uhm seungri ah, operasiku berhasil. Aku bisa melihat lagi'', seru gyuri.
Seungri tersenyum, ''gyuri ah, aku sangat senang mendengarnya. Itu bagian dari kebahagiaanku juga''.
''aku akan segera kembali ke korea''.
''Jeongmalyo? Uhm, Chukhahaeyo!''.



=Keesokan harinya, Departemen Kepolisian=
Nami keluar dari mobil siwon dan bergegas masuk ke kantor departemen kepolisian. Siwon menyusul gadis itu lalu menggenggam tangannya. Nami berusaha melepas genggaman tangan siwon namun namja itu menggenggamnya erat.
''apa yang kau lakukan ini, akan membuat banyak orang terkejut!'', kata nami.
''biarkan saja! Dilihat ataupun tidak dilihat aku akan tetap seperti ini'', jawab siwon.

Tidak disangka seungri dengan seragam badan intelegennya berdiri di lobi kantor lalu melihat siwon dan nami bergandengan tangan.
''eung seungri ah?'', sapa nami terkejut.

Nami berusaha melepas tangan siwon namun namja itu tidak mau melepas tangannya.
''apa kau baik2 saja hari ini??'', tanya seungri.
''aku baik2 saja! Bagaimana kabarmu??'', tanya nami basa basi dan tetap mencoba melepas tangannya.

''lepaskan tanganku'', kata nami pada siwon.
''aku tidak mau melepasnya, apa kau akan marah padaku??'', tanya siwon.
''ya! Aku benar2 marah'', teriak nami.

''melihatmu jauh lebih sehat seperti sekarang, itu membuatku tenang. Aku akan kembali ke kantor. Selamat bekerja nami ah'', kata seungri lalu meninggalkan tempat itu.

Seungri pov
#apa siwon dan nami menjalin hubungan?? Aku tidak mengerti kenapa aku terlihat seperti orang bodoh, aku meninggalkan mereka berdua begitu saja? Apa maksud dari gandengan tangan itu? Apa itu bagian dari skenario nami atau?? Ahh tidak! Apa yang terjadi denganku sekarang?#end.

Seungri masuk ke dalam mobilnya, tiba2 kaca mobilnya diketuk seseorang. Seungri menoleh dan dilihatnya nami ada di luar mobilnya. Seungri membuka kaca mobilnya.
''uhm seungri ah, mianhae seharusnya kau tidak melihat hal itu'', kata nami.
''gwaenchanayo!! Sekarang kau bekerjalah'', kata seungri tersenyum.
''maafkan aku! maafkan aku seungri ah!'', kata nami yang berkali2 meminta maaf.
''kau tidak perlu minta maaf. kau tidak melakukan kesalahan apapun''.

Seungri menutup kaca mobilnya lalu melajukan mobil itu.

Nami masuk ke dalam kantornya, dilihatnya deretan anggota polisi berjajar di lobi depan kantor departemen kepolisian.
Taera, putri komisaris han menghampiri nami lalu mengalungkan karangan bunga.
''brigadir cha, chukhahamnida'', kata taera.

Nami tidak berkata apapun dan hanya terheran2. Gadis kecil itu menarik tangan nami hingga membuat nami berdiri di depan korps kesatuan polisi. Komisaris han menghampiri nami lalu memberikan jabat tangan.
''brigadir cha nami! Kau dianugrahi bintang jasa dan itu membuatmu naik pangkat lebih cepat'', kata komisaris han.
''ini benar2 sangat cepat komisaris'', kata nami.

Komisaris menyematkan lencana baru di bahu nami.
''selamat, inspektur cha nami!'', kata komisaris.
''ins.. Inspektur??'', guman nami terkejut.


Nami mengemasi barang2nya dan harus berganti ruang kerja. Nami meneteng kardus yang terisi penuh dengan barang miliknya.
''apa?? Aku harus 1 ruangan dengan inspektur choi??'', seru nami pada rekan kerjanya.
''ya! Sampai ruangan baru untukmu selesai dipersiapkan'', kata temannya.
''ya ampun!''.
''aku rasa lebih baik kau satu ruangan dengan inspektur choi karena dia memintanya sendiri''.


Nami bergegas ke ruangan siwon dan namja itu sedang sibuk dengan kasusnya.
Nami meletakkan barang2 miliknya diatas meja siwon.
''dimana aku harus bekerja??'', tanya nami.
Siwon menunjuk ke arah sebuah meja tanpa memperhatikan yeoja itu. Nami hanya mendengus karena siwon mengacuhkannya. Yeoja itu merapikan barang2 miliknya dan sesekali menoleh ke arah siwon. Nami mengambil ponsel miliknya lalu menghubungi seseorang.
''yeoboseyo seungri ah? Apa nanti kau ada waktu untuk makan siang denganku??'', tanya nami.

Mendengar nami menyembut nami seungri, siwon meletakkan pena yang ia pegang dengan keras membuat nami kaget.
''jangan menelpon ketika bekerja!!'', seru siwon.

Nami langsung menekan tombol end pada ponselnya dan mulai membuka arsip administrasi kenaikan pangkat yang harus ia selesaikan.
''inspektur cha nami, lahir 7 februari 1985. Alamat rumah??'', guman nami sambil mengisi data2.
''eung inspektur choi, tolong beritahu alamat rumahmu'', kata nami.

Siwon hanya diam saja tanpa menyahut.
''telepon rumah??'', tanya nami.
''uhm telepon rumahmu berapa??'', tanya nami lagi.

Siwon beranjak dari tempat duduknya lalu menghampiri nami dan berdiri di sisi yeoja itu. Siwon memberitahukan data2 yang harus diisi nami dan yeoja itu mengangguk tanda mengerti.

Yeoja itu sesekali memperhatikan siwon, ''Uhm tidak! Tidak!''.

Nami memejamkan matanya lalu menyuruh siwon kembali duduk di tempatnya dengan menunjuk meja kerja pria itu.



=Kantor Badan Intelegen=
Jam makan siang, nami bergegas keluar dari departemen kepolisian. Nami menemui seungri di kantornya.
''annyeong haseyo??'', kata nami saat membuka pintu ruang kerja seungri.

Namja itu tidak menyangka nami datang ke kantornya. Yeoja itu menunjuk kotak makanan yang ia bawa.
''apa kau sudah makan siang??'', tanya nami.
Seungri tersenyum lalu meletakkan penanya. Nami menghampiri seungri dan meletakkan kotak makanannya di atas meja.
''aku pikir kita akan makan bersama diluar?'', tanya seungri.
''ne! Aku kita pergi di tempat dimana aku bisa melihat pulau nami dari jauh!'', jawab nami.



Di tepi sungai han, nami dan seungri duduk berdampingan. Yeoja itu membuka kotak makanannya dan memberikan salah satunya pada seungri.
''apa kau merindukan pulau nami??'', tanya seungri.
Nami mengangguk. Seungri menoleh ke arah nami yang sedang asik mengunyah makanan. Nami menyentuh dadanya lalu tersenyum.
''aku masih baik2 saja! Dokter itu salah besar'', batin nami.
''apa luka mu sudah benar2 pulih?? Aku sampai tidak menanyakan hal itu karena kau terlihat begitu baik'', kata seungri.
''ya! Segala sesuatu terjadi karena Tuhan, tanpa Tuhan tidak ada segala sesuatu''.
Nami mengangguk, ''uhm seungri ah, mianhaeyo''.
''minta maaf??'', tanya seungri heran.
''mungkin aku begitu jahat padamu. Aku tidak mengerti bagaimana perasaanku sekarang. Tapi itu harus kukatakan padamu walau ini akan sangat menyakitkan''.
''katakan saja?!''.
''aku menyukai siwon''.

(Ost Park Bo Ram (Superstar K 2)- Forever)

@tobe continue