Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss
Part *3
Nami duduk di sebuah halte bis dan bercakap2 dengan seorang pemuda.
Tiba2 sebuah mobil berhenti tepat di depan nami.
Sang pemilik mobil beranjak mendekati nami dan menarik tangannya.
Namja itu menarik nami lalu membawanya masuk ke dalam mobil itu.
''hyaa
kau mau membawaku kemana?'', teriak nami lalu mencoba melayangkan tinju
kearah namja itu, namun dengan sigap namja itu mampu menangkis serangan
nami.
Nami mencoba memperhatikan wajah namja itu didalam keremangan.
''mweo? Kau inspektur choi siwon?'', tanya nami.
''ternyata kau memang benar2 butuh tumpangan'', kata siwon seraya memandang nami yang duduk di sebelahnya.
Nami tidak menyangka ternyata siwon mengikutinya sejak keluar dari kantor polisi.
''ne, gamsa hamnida inspektur!'', kata nami.
''kenapa kau berterima kasih padaku?'', kata siwon.
''karena kau telah memberiku tumpangan''.
''aku tidak memberimu tumpangan secara gratis, kau akan bayar ketika gaji pertamamu turun''.
''astaga! Aku baru tahu kalau kau orang yang sangat kikir''.
Siwon melajukan mobilnya menembus jalanan kota seoul.
''ternyata
seoul hanya seperti ini! Bayangkan saja, penginapan di sini sangat
mahal. Padahal penginapan di tempat bibi sora saja tidak semahal itu'',
kata nami.
Siwon tidak memberi komentar dan tetap fokus menyetir.
''hei inspektur, apa kau tidak mendengarkan ceritaku?''.
''tidak!'', jawab siwon singkat.
''Uhm, inspektur,,,,''.
''jangan berbicara ketika di dalam mobil! Itu sangat berbahaya! Kau ingat peraturan UU lalu lintas jalan?''.
''kapan aku bisa berbicara denganmu? Kau tidak pernah mau mendengarkan aku!!''.
=Rumah seungri=
Seungri masuk ke dalam rumahnya dengan sekotak pizza di tangan kirinya.
Seungri masuk ke kamar gyuri namun yeoja itu tidak ada ditempat tidurnya.
Namja itu panik dan mencoba mencari di setiap sudut kamar.
''astaga! Kenapa aku meninggalkannya?'', ucap seungri.
Namja itu berlari ke arah balkon kamar itu dan melihat gyuri ada di sana.
''gyuri ah, tetaplah di dalam kamarmu jika tidak ada aku. Aku sangat khawatir'', kata seungri.
''bukankah aku masih di kamar? Aku hanya ingin mencari udara segar''.
Seungri melihat yeoja dengan tongkat ditangan kanannya itu.
''besok
akan ada perawat untukmu, aku tidak bisa mendampingmu setiap saat'',
kata seungri lalu membuka kotak pizzanya di meja yang ada di balkon itu.
''seungri ah, gomaweoyo''.
''cheonmaneyo! Apa kau mau pizza?''.
''ne. Neomu joahae'', kata gyuri lalu tersenyum.
''hari ini aku pergi ke departemen kepolisian'', kata seungri sambil menyuapi gadis itu dengan sepotong pizza.
''jangan
katakan kau menemui siwon dan berkata bahwa aku ada bersamamu'', kata
gyuri seraya menahan pizza itu dengan telapak tangannya.
''aniyo, kau tidak perlu khawatir gyuri ah. tapi apa kau tidak takut yang kau lakukan ini akan menyakiti siwon?''.
''ani! Aku lebih khawatir jika kau memberitahu siwon tentang hal ini''.
''seungri ah, kau tahu betapa takutnya saat aku melihat dalam gelap. Kegelapan selalu menyapaku setiap hari'', kata gyuri lagi.
''jangan
pernah putus asa dalam masa sulit karena kau bukanlah orang pertama
yang mengalaminya. Belajar untuk tetap bersyukur dengan iman yang teguh
dan jangan kehilangan harapan. Sesulit apapun masalah yang kau alami
karena kita tahu ada waktu semua air matamu akan terganti dengan sorak
sorai''.
''aku akan mencobanya! Tapi apa kau yakin aku akan
diangkat dan ditolong Tuhan kembali pada sesuatu yang kau sebut dengan
kebahagiaan itu?''.
''ne!''.
Seungri menikmati sepotong pizza dan duduk di samping gyuri.
=Rumah Inspektur Polisi Choi Siwon=
Nami
masuk ke dalam rumah siwon lalu melepas sepatunya. Ia melihat diruang
tamu ada foto komisaris choi dengan seragam perwira polisinya.
''siwon ssi, tentang ayahmu pasti kau sangat terpukul'', kata nami.
''kau dilarang bertanya hal2 yang sangat pribadi'', kata siwon.
''baiklah. Mianhamnida!''.
Nami melihat jajaran foto siwon dan gyuri yang terpajang di meja dekat ruang keluarga.
''kalian sangat serasi'', kata nami sambil menunjukkan sebuah foto siwon dan gyuri ketika natal.
''kembalikan foto itu disana'', teriak siwon.
''kau kenapa? Aku tidak melihatmu seperti saat aku melihatmu di pulau nami'', kata nami sambil meletakkan foto itu kembali.
Siwon menunjukkan sebuah kamar untuk nami tempati.
''siwon ssi, gomaweoyo. Kebaikanmu akan aku ingat'', kata nami lalu menutup pintu kamarnya.
Beberapa saat kemudian, nami membuka kamarnya dan melihat siwon sedang menonton televisi siaran pertandingan bola.
''siwon ssi??'', panggil nami.
''ada apa lagi?'', seru siwon.
''kau suka menonton bola? Itu siaran langsung atau siaran ulang?''.
''siaran langsung!''.
''siaran
langsung selalu lebih menegangkan karena hasil akhirnya belum
diketahui. Lembaran hidup hari ini dan esok bisa menjadi suatu rahasia
bagi kita. Kekalahan bukanlah cerita yang Tuhan kehendaki di akhir babak
hidup kita. Karena Tuhan menuliskan kemenangan pada akhir cerita''.
Nami membungkuk memberi salam kemudian masuk ke dalam kamarnya ada ada di samping ruang santai.
Tiba2 nami membuka pintu kamarnya lagi.
''eung, Tuhan mengasihimu inspektur polisi choi siwon'', kata nami lalu menutup pintu kamarnya.
Siwon melihat pintu kamar nami yang sudah tertutup lalu tersenyum.
Senyuman pertama siwon sejak gyuri meninggalkannya tanpa pamit.
Nami merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.
''seungri ah, jani (selamat tidur)!'', gumannya kemudian menguap karena mengantuk.
Nami pov
#takdirku
tidak berhenti sampai aku melihat seungri, siwon dan gyuri pergi dari
pulau nami. Sekarang aku sudah bertemu siwon, ya inspektur polisi choi
siwon, walau siwon yang kutemui sekarang berbeda dengan waktu dulu saat
di pulau nami. Aku belum bertemu gyuri dan juga seungri. Ya pria yang
bernama lee seungri itu, aku sangat merindukannya#end.
Keesokan harinya,
Nami keluar dari kamar dengan dandanan rapi memakai baju dinasnya.
Rumah siwon terlihat sepi, nami tidak juga melihat sosok siwon.
Yeoja itu melangkah ke arah meja makan.
Diatas
meja makan itu ada sepiring roti panggang dan segelas susu. Nami
mengambil sebuah memo yang disematkan di dekat piring roti itu
*jangan lupa untuk sarapan dan segeralah datang ke kantor tepat waktu*
Nami tersenyum membaca note dari siwon.
Disamping note itu ada kertas berisi rute jalan dari rumah siwon ke kantor departemen kepolisian.
''gomaweoyo siwon ssi'', guman nami.
Nami berjalan di sepanjang jalan yang membentang di kota seoul.
''aku
hanya perlu mengikuti rute ini! Aku akan menikmati jalanan seoul di
pagi hari dengan berjalan kaki'', ucap nami kemudian menghirup udara
pagi yang masih begitu segar.
Seungri melajukan mobilnya dan berhenti di sebuah lampu merah.
Nami berdiri tepat di samping mobil seungri.
''mweo? Tali sepatuku lepas'', guman nami lalu berjongkok membetulkan ikatan tali sepatunya.
Disaat
yang sama, seungri menoleh dan melihat seorang polisi wanita sedang
jongkok membetulkan sepatunya tanpa memperhatikan wajah yeoja itu
kemudian memandang ke arah rambu lalu lintas.
*clingggg*
Rambu lalu lintas berpindah ke warna hijau, seungri melajukan mobilnya perlahan dan menengok ke arah spion mobilnya.
Seungri melihat wajah yeoja yang berdiri di pinggir jalan itu.
''itu
seperti nami, ya gadis dari pulau nami itu'', guman seungri lalu
memundurkan mobilnya sambil terus melihat ke arah spion mobil.
Nami
selesai membetulkan tali sepatunya lalu menyeberang jalan. Seungri
berlari ke arah kerumunan orang yang sedang sibuk menyeberang jalan.
Kemudian, Seungri menepuk bahu seorang yeoja dengan seragam polisi, gadis itu menoleh dan ternyata bukan cha nami.
Seungri
berbalik kembali ke arah mobilnya dan berpapasan dengan cha nami namun
kedua sejoli ini tidak saling melihat karena seungri sibuk menoleh
memperhatikan sekeliling dan nami sedang membetulkan dasinya.
Seungri masuk ke dalam mobilnya lalu bersandar untuk meregangkan otot2nya.
''tidak
mungkin cha nami ada di seoul, kenapa aku begitu meyakini polisi tadi
adalah nami. Aku tidak yakin nami menjadi seorang polisi'', guman
seungri lalu mulai melajukan mobilnya kembali.
=departemen kepolisian kota seoul=
Nami
memberi hormat ketika bertemu sunbae nya dan rela keluar dari lift saat
ada polisi senior masuk ke dalam lift hingga membuat kapasitas lift
penuh.
Sebelum masuk ke ruang kerjanya, nami menilik ruang kerja siwon yang kosong tidak ada orang.
Nami mengintip dari jendela dan melihat ruangan itu benar2 kosong.
''bukankah dia datang lebih dulu, kemana dia?'', guman nami.
Seseorang menepuk bahu nami.
''lebih baik kau pergi ke ruang kerjamu''.
Nami menoleh dan melihat siwon ada di belakangnya.
Nami mengangguk lalu memberi hormat.
''eung, inspektur polisi choi siwon, terima kasih'', kata nami.
*jeglek*
Siwon tidak memperhatikan ucapan nami dan langsung menutup pintu ruang kerjanya.
''astaga! Kapan aku bisa berkomunikasi dengan baik padanya. Angkuh sekali!'', gerutu nami.
''jika
aku cerita pada bibi sora tentang ini pasti dia tidak akan percaya
bahwa siwon sudah berubah menjadi seorang.. uhm seorang manusia es'',
kata nami lagi lalu pergi dari tempat itu.
Nami menemui komisaris han di ruang kerjanya. Komisaris han menyerahkan lembaran daftar patroli lapangan pada nami.
''hari ini kau tugas patroli di pusat pertokoan seoul'', kata nami.
''ne, komisaris han boleh aku tahu siapa partner kerjaku?'', tanya nami.
''kim joon, kau akan menemuinya sebentar lagi''.
Tidak lama kemudian, Pria yang dimaksud oleh komisaris Han datang.
Nami begitu terpana saat melihat pria yang bernama kim joon itu.
''bukankah
kau anggota band T-max? Kau benar2 populer dengan lagu paradise-mu. Kau
juga tampan seperti di serial drama boys before flower yang pernah ku
tonton 2 tahun lagu'', seru nami.
''oh ne! Tapi T-max sudah bubar'', kata pria itu.
Nami mencari sebuah kertas kosong dan mengambil sebuah bolpen dari sakunya.
''boleh minta tanda tanganmu? Wah kau wajib militer dan ditempatkan di departemen kepolisian'', kata nami.
Komisaris Han berdehem hingga kim joon menolak memberikan tanda tangannya.
''kita bertugas sekarang'', kata kim joon.
''813 (selamat bertugas)'', kata komisaris han.
Kim joon dan nami memberi hormat.
Kim joon dan nami mengendarai mobil patroli dan melaju keluar dari departemen kepolisian.
On the road
Nami menengok ke sebuah gedung bertuliskan badan intelegen negara.
''ini pasti tempat seungri bekerja'', kata nami.
''apa tugas seorang yang bekerja di gedung itu?'', tanya nami seraya menunjuk sebuah gedung di tepi jalan raya.
Kim joon melirik dari spion mobilnya.
''apa yang kau maksud gedung badan intelegen?'', tanya kim joon.
Nami mengangguk.
''tugasnya hampir sama dengan departemen kepolisian hanya saja anggota intel menangani kasus secara rahasia. Agen mata2!''.
Di
pusat pertokoan kota seoul, kim joon dan nami mulai berpatroli dengan
mengawasi kejahatan kota yang sekarang ini semakin meningkat seperti
penculikan ditempat keramaian, narkoba dan juga ditemukan banyak pelajar
pergi ke pusat perbelanjaan pada jam sekolah.
''apa kau sudah lama berdinas di departemen kepolisian?'', tanya nami seraya berjalan di trotoar jalan.
''satu bulan lebih awal darimu'', jawab kim joon.
''apa
kau mengenal seorang polisi bernama park gyuri. Aku sudah mencoba
menanyakannya pada inspektur choi tapi dia tidak menjawab satu
katapun'', cerocos nami.
''inspektur park? Apa kau tidak tahu saat inspektur choi akan melamar gadis itu, inspektur park mengalami kecelakaan''.
''mweo?? Ke,,kecelakaan?''.
Kim joon mengangguk dan melanjutkan ceritanya.
''inspektur
park hilang saat di rumah sakit, ya meninggalkan inspektur choi tanpa
alasan. Padahal inspektur park mengalami kebutaan, aku rasa ada
seseorang yang membantunya pergi''.
''Apa sikap inspektur choi sedikit berubah sejak kepergian gyuri?''.
''ne, dia menjadi dingin dan kaku. Aku tidak pernah melihatnya tersenyum semenjak kejadian itu. Dia pasti sangat terpukul''.
Saat
berhenti di tepi jalan itu, nami melihat sebuah mobil yang didalamnya
ada seorang gadis kecil berumur 7 tahun mengetuk2 kaca jendela mobil
itu. Gadis itu seperti berteriak ketakutan tapi nami hanya bisa melihat
mimik mukanya.
Nami melihat ada yang aneh dengan mobil itu lalu
mencoba mengejarnya. Melihat seorang polisi mengejarnya, sopir mobil itu
melajukan kendaraannya lebih cepat.
Kim joon menyusul nami yang tengah berlari itu.
''kim joon ssi, kau lihat mobil itu, aku merasa itu sebuah penculikan'', kata nami.
Nami dan kim joon berusaha mengejar mobil itu namun mobil itu berhasil menghilang tanpa jejak.
=rumah seungri=
Seorang perawat sedang mendorong gyuri dengan kursi rodanya di taman belakang rumah seungri.
''apa aku bisa mendapatkan donor mata secepatnya?'', tanya gyuri.
''saya sudah menghubungi rumah sakit dan donor mata itu belum ada'', kata perawat itu.
''ne, gwaechana'', kata gyuri lalu tersenyum.
Gyuri pov
#aku
tidak ingin buta selamanya, menjadi gadis yang tidak mampu berbuat
apa2. Aku tidak bisa meninggalkan tugas dinasku begitu lama. Aku
merindukan departemen kepolisian dan juga aku ingin sekali memeluk siwon
dan berkata-aku mencintaimu, maaf membuatmu menunggu lama-#end.
Sore hari,
Nami dan kim joon selesai bertugas dan mereka kembali ke departemen kepolisian.
Nami masuk ke ruang kerjanya dan mencoba mencatat plat mobil yang ia duga terlibat kasus penculikan.
Nami melihat sebuah lembaran kertas tergeletak di meja kerjanya.
*kembalilah tepat waktu, seoul begitu luas untuk dirimu, jangan sampai tersesat*
''yak inspektur choi, kau baik sekali. Setidaknya kau ijinkan aku menginap dirumahmu lagi'', kata nami.
=Kantor badan intelegen negara=
Seungri
menemui rekan kerjanya dan memberikan sebuah berkas tentang pengawasan
aset seorang menteri pertahanan yang memiliki pembengkakan di rekening
bank nya.
Seungri keluar dari kantor BIN lalu menghampiri mobilnya. Dilihatnya ban depan sebelah kiri mobilnya kempes.
''aiss, aku tidak membawa ban cadangan'', gerutu seungri.
Seungri
menitipkan mobilnya di halaman kantor BIN lalu berjalan ke luar dari
kantornya dan menikmati perjalanan sore melewati trotoar jalanan kota
seoul.
Nami keluar dari kantornya setelah jam dinasnya selesai.
Nami berjalan ke arah sebuah halte bis.
Tidak berapa lama, sebuah bis berhenti di halte bis itu.
Nami berlari menyusul bis yang sedang berhenti di sana.
Seungri
melihat sebuah bis di halte yang tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Namja itu bergegas mengejar bis dengan berlari sekuat tenaganya.
Nami hendak melangkah masuk ke dalam bis dengan memegang knop pintu bis itu.
Disaat yang sama, seungri juga sudah berdiri di dekat pintu bis itu.
Nami dan seungri saling berhadapan dan mata merekapun saling menatap.
(ost Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)
@tobe continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar