Anthea Wang memenangi audisi pencarian bakat K-pop “Star Hunt” musim
kedua di Singapura pada bulan September 2012. Bersama juara kedua Rendy
Lauwady (orang Indonesia yang terbang dari Jakarta untuk audisi),
keduanya mewakili Singapura pada final ajang tersebut di Seoul, Korea
Selatan.
Sebulan kemudian Anthea pulang ke negaranya karena
tereliminasi. Tetapi kekecewaan Anthea bukan saja karena ia tersisih.
Untuk menjadi idola K-pop seperti impiannya, Anthea (dan finalis lain)
dituntut mengubah penampilan. Salah satunya, lewat tawaran operasi
plastik ringan.
“Mereka tidak memberi kami waktu berpikir, begitu
mengatakan ‘ya’ saat itu juga mereka mulai mengoleskan krim ke wajah.
Saya tak ingin melakukannya tanpa seizin orangtua saya lebih dulu. Saya
masih 15 tahun, apakah itu legal?,” tuturnya seperti diungkap dalam wawancara dengan Yahoo! Singapura bulan lalu.
Para
finalis memang sempat dipertemukan dengan ahli bedah plastik. Mereka
ditawari menjalani prosedur menggunakan “filler”, cairan khusus yang
disuntikkan ke wajah pasien untuk membentuk ulang beberapa bagian wajah.
"Katanya
rahang saya terlalu persegi, kulit saya pucat seperti hantu, dan hidung
saya pesek," tutur Anthea soal mengapa ia didesak menjalani prosedur
tersebut. Ia menolak, dan bahkan berhasil meyakinkan kontestan asal
Filipina Liahona yang sudah setuju mengubah bentuk hidung untuk
membatalkan niat.
Di Korea Selatan, sudah biasa bagi remaja
(khususnya perempuan) untuk menjalani prosedur operasi plastik. Tak
jarang orang tua memberikan hadiah kenaikan kelas atau kelulusan sekolah
dengan membiayai dan mengantar putrinya ke klinik bedah kecantikan.
Wajar saja jika Anthea Wang mengalami gegar budaya.
Prosedur paling dasar dan umum dilakukan adalah operasi kelopak mata. Dalam film dokumenter “Korean High School”
garapan sutradara muda Kelley Katzenmeyer, terpapar jelas bagaimana
siswi sekolah menengah disana mendambakan Ssangkapul alias lipatan
kelopak yang membuat bentuk mata jadi lebih besar. Saking terobsesinya,
siswi yang belum mampu menempuh operasi menggunakan lem pembentuk
lipatan mata temporer yang disebut lem Ssangkapul.
“Mata yang
bulat besar, hidung mancung, dan bentuk wajah yang bulat,” jelas grup
K-pop D-Unit soal standar kecantikan perempuan Korea seperti dilansir Daily Mail. “Penampilan ideal kami (orang Korea) adalah menjadi seperti kebanyakan orang Barat.”
Didukung
teknologi bedah yang maju, klinik bedah kecantikan laris manis menjadi
sarana mencapai penampilan ideal tersebut. Distrik Gangnam di kota Seoul
saja memiliki lebih dari 500 klinik. Dan saat ini, Korea Selatan telah
mengambil alih posisi Brasil sebagai negara dengan operasi plastik
paling aktif.
Menurut laporan International Society of Aesthetic
Plastic Surgery (ISAPS) tahun lalu, 20 persen perempuan 19-49 tahun di
Seoul mendatangi klinik bedah untuk mempercantik diri. Itu berarti satu
di antara lima perempuan menjalani operasi plastik, termasuk pula Miss Korea 2012 Kim Yu Mi yang jadi perwakilan kecantikan Korea pada Miss Universe tahun ini.
Idola
K-pop juga tak sungkan lagi mengakui jika pernah menjalani operasi
plastik. Paling baru, vokalis utama Sistar Hyorin yang semula dianggap
bertahan dengan kecantikan alami (apalagi manajemennya melarang operasi
plastik) mengungkap ia pernah mengoperasi kelopak matanya pada acara
“Mama Mia” yang disiarkan KBS awal bulan ini.
Tetapi benarkah operasi plastik ada pengaruhnya bagi karier idola K-pop?
Girlband
K-pop senior Brown Eyed Girls (B.E.G) barangkali bisa jadi studi kasus.
Meski memiliki kemampuan tarik suara di atas rata-rata, namun B.E.G tak
begitu sukses secara komersial di awal karirnya. Dalam acara Radio Star
bulan Mei 2012, MC Kim Gura juga mengingat kesan saat B.E.G debut,
“Mereka tak menarik (secara fisik). Saya rasa mereka takkan bertahan
lama.”
B.E.G
lantas menjalani prosedur operasi plastik seperti diungkap pada acara
MBC “Every1 Magazine 1” di tahun 2010. “Kami harus menerima suntikan di
sudut mata sekali sebulan,” ujar personil B.E.G Narsha. Hasilnya?
“Pelan-pelan setelah operasi, kami mulai sering diundang mengisi acara. Penggemar juga mulai memperhatikan kami.”
Apa boleh buat, selain sudah budaya, operasi plastik di industri K-pop memang punya manfaat.
cr: Yahoo.com, Hellenakoreanindo.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar