Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss
Part *7
Siwon memejamkan matanya lalu mulai melepas pegangan tangannya dan..
Dan
*swiiingg *Terjun ke bawah.. Namun tiba2 ada tangan yang memegang
dengan sigap tangan siwon hingga namja itu bergelantungan(?) dibawah
jembatan penyeberangan itu. Siwon mendongakkan kepalanya namun si
pemilik tangan itu tidak terlihat.
''siapa kau?'', tanya siwon.
''aku cha nami!''.
(JYJ- Found You)
Terdengar suara gadis menyebut nama cha nami dan masih terus memegang tangan siwon.
*aku cha nami* Suara itu menggema di pikiran siwon.
*criiingg*
Namja itu membuka matanya. Ternyata apa yang dialami siwon hanya sebuah
mimpi. Kenyataannya, Namja itu sedang duduk di sebuah halte bis.
''kenapa
didalam mimpiku yang muncul adalah seorang cha nami? Keterlaluan
sekali, gadis itu mencul dimana2 termasuk di dalam hal yang paling
mendasar hidupku'', kata siwon seraya merapatkan jaket yang ia kenakan.
''tapi kenapa aku bermimpi buruk, apa aku terlalu depresi karena gyuri? Moving Up, siwon ah!'', gumannya.
Nami berlari menyusuri pinggiran jalan kota seoul sambil menoleh ke sekeliling berharap dapat menemukan siwon disana.
Nami mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi siwon namun ia mengurungkan niatnya setelah berpikir beberapa saat.
''aku
tidak perlu menghubungi siwon, tinggal menulis surat pada Tuhan, itu
cukup! Jika ini didalam visinya Tuhan maka aku dapat menemukannya dengan
mudah'', kata nami.
''-Tuhan, aku ingin menemukan siwon
dan melihatnya dalam keadaan baik2. Jangan ambil senyumnya dariku karena
sesuatu yang sangat sulit untuk membuatnya tersenyum padaku-'', seru
nami dengan mata memandang ke langit.
Nami memasukkan ponselnya ke dalam saku kemudian menyunggingkan senyumnya.
''hana! Dul! Set!'', serunya lalu mulai berlari lagi.
''Jamkkanman!
Harus melakukan pemanasan! Setidaknya aku bisa berlari dengan gesit
saat siwon berteriak dan mencoba memukulku'', kata nami lalu
menghentikan langkah kakinya.
''hana!'', kata nami seraya melakukan peregangan otot lengannya.
''Dul!'', nami melakukan peregangan otot kakinya.
''Set!'', nami membungkuk dengan kepala menghadap ke bawah.
''aku penasaran, apa benar jika aku melihat diantara sela2 kakiku bisa melihat hantu?'', gumannya kemudian gadis itu mencobanya.
Bukannya hantu yang ia lihat, tapi seorang kakek dan nenek yang bengong melihat ulah polisi seoul yang sedikit babo itu.
Nami
berpura2 tidak melihat kakek dan nenek itu, kemudian mencoba bersiul
dengan memandang ke arah lain dan lariiiii sekencang2nya.
Siwon
beranjak dari halte bis dan mulai berjalan ke seberang saat lampu lalu
lintas menunjukkan warna hijau untuk pejalan kaki. Saat sampai di
seberang jalan, tidak disangka nami sudah berdiri di hadapannya dengan
senyuman tersungging di bibir yeoja itu.
''aku menemukanmu, choi siwon'', kata nami sambil mengarahkan telunjuknya membentuk sebuah pistol.
Siwon memandang gadis yang nampak kegirangan hanya karena menemukan dirinya itu.
''kenapa kau begitu gembira hanya karena menemukanku?'', kata siwon.
''angkat
tangan! Anggap saja aku menemukan penjahat kelas kakap'', kata nami
kemudian meniup ujung telunjuknya yang masih membentuk pistol.
''mweo? Aiss!! Apa anggapan lain selain menjadi seorang penjahat kelas kakap?'', kata siwon.
Nami tersenyum lalu memeluk siwon.
''karena
aku menemukanmu dalam keadaan baik2 saja, terima kasih inspektur choi.
Aku khawatir kau akan melakukan percobaan bunuh diri'', kata nami.
Siwon
teringat mimpinya ketika sebuah tangan menopangnya saat jatuh dan
terdengar suara menyebut nama cha nami kemudian Namja itu membalas
pelukan nami.
''ayo kita pulang, aku baik2 saja. Seharusnya kau
tidak perlu mencariku, aku masih ingat bagaimana caraku kembali ke
rumah'', kata siwon.
Nami mengangguk lalu berjalan beriringan dengan siwon.
Nami
berjalan disisi siwon seraya memandang ke depan dengan tersenyum tanpa
sebab. Siwon memandang ke arah nami kemudian melihat dirinya dari ujung
kakinya.
''kenapa kau tersenyum tidak jelas saat berjalan
bersamaku? Apa mungkin retsleting celanaku terbuka? Ah tidak!'', ucapnya
kemudian menengok retsleting celananya yang tidak ada masalah.
''bukankah jika aku tersenyum tidak jelas, kau akan mengikutiku? Itu jauh lebih baik'', kata nami.
=Rumah Seungri=
Seungri
duduk di teras rumah dengan ponsel di genggaman tangannya. Jari
jemarinya mencoba mencari kontak bernama nami di ponsel itu.
''Seungri ssi, apa kau bisa menemui gyuri sebentar?'', tanya perawat pribadi gyuri.
''oh Ne!'', jawab Seungri kemudian tidak jadi menghubungi nami.
Seungri menemui gyuri di ruang tengah rumahnya.
''kenapa kau tidak segera tidur gyuri ah? Bagaimana kalau kau sakit?'', tanya seungri.
Mendengar suara seungri, gyuri tersenyum.
''aku ingin bertemu nami'', kata gyuri.
''apa yang kau inginkan dari nami?'', tanya seungri.
''Sepertinya
kau cemas karena aku ingin menemuinya. Aku tidak merencanakan apapun,
aku hanya ingin tahu bagaimana kondisi siwon''.
''Mianhae seungri ah, aku tidak bisa memberitahumu tentang rencanaku, karena kau pasti akan menghalanginya'', batin gyuri.
=keesokan harinya, kamar nami=
Seseorang
menarik selimut nami dan memukul gadis itu dengan bantal. Nami menoleh
dan melihat siwon sudah bersiap dengan seragam polisinya sedang berdiri
disana.
''ayo bekerja'', kata siwon.
''kau berangkat dulu saja'', kata nami dengan suara parau karena masih mengantuk.
Siwon memukul nami dengan bantal lagi dan dengan terpaksa gadis itu melangkah ke dalam kamar mandi.
=didalam mobil siwon=
Nami berkali-kali menoleh ke arah siwon yang sedang fokus menyetir.
''aku
tidak menyangka sekarang kau ijinkan aku untuk menumpang ke dalam
mobilmu. Ini akan membuat uang transport ku lebih irit'', kata nami.
''Apa kau pikir aku akan memberimu tumpangan selamanya?'', tanya siwon.
''Ah kikir sekali!''.
''Ya!''.
''baiklah, berarti aku harus menumpang di mobil seungri. Itu jauh lebih baik, dia pasti dengan tulus memberiku tumpangan''.
*citttttttt* Siwon menghentikan mobilnya secara mendadak dan merapat di tepi jalan.
''kalau
kau berbicara lagi akan menumpang di mobil seungri,kau keluar dari
mobilku sekarang karena itu jauh lebih baik'', kata siwon.
''Sireo! Sireo!'', kata nami sambil menggelengkan kepalanya.
Siwon melajukan mobilnya lagi dan nami sama sekali tidak berani mengajak siwon bicara.
=departemen kepolisian seoul=
Siwon menemui komisaris han diruangannya.
''Komisaris, apa ada perkembangan mengenai kasus penculikan itu?'', tanya siwon.
''Belum, bagaimanapun aku tetap khawatir pada putriku. Dia masih sangat kecil'', kata komisaris han.
''aku
akan pergi ke badan intelegen, bukankah kasus ini menyangkut
penggelembungan rekening pribadi petinggi departemen pertahanan?''.
Komisaris
han mengangguk, ''Banyak petinggi dephan yang ingin mencalonkan
presiden melalui partai oposisi, itu butuh dana besar dan dukungan dari
semua departemen''.
=Badan intelegen negara=
Seseorang menemui seungri dan memberitahukan bahwa ada utusan dari departemen kepolisian yang ingin bertemu dengannya.
''inspektur choi siwon?'', sapa seungri.
Siwon mengangguk, ''seungri ah, bagaimana kelanjutan pengusutan kasus petinggi departemen pertahanan itu?'', tanya siwon.
''itu rahasia badan intelegen, aku tidak bisa memberitahumu'', jawab seungri.
''mweo?? Aiss!! Apa2an ini!''.
''apa kau akan bertanggung jawab bila anggotamu melakukan kesalahan seperti kemarin?''.
''kesalahan?''.
''anggotamu, cha nami. Membuat kesalahan hingga rencana BIN menjadi gagal''.
''aiss, gadis itu tidak pernah mengerjakan tugasnya dengan baik''.
Seungri tersenyum kemudian memandang ke arah siwon,
''tapi dia berhasil menjaga hatimu kan? Dia sangat sukses untuk ini'', kata seungri.
''apa maksud ucapanmu? jangan membicarakan hal diluar pekerjaan'', kata siwon.
''aku akan tetap membicarakannya, apakah nami kau perlakukan dengan baik? Atau kau selalu berteriak padanya?''.
''cukup! Aku datang kemari hanya untuk bertanya masalah petinggi pertahanan itu, bukan tentang nami''.
''sudah aku katakan, tidak akan aku berikan informasinya''.
Siwon keluar dari kantor BIN kemudian seungri menyusul namja itu yang sudah hendak masuk ke dalam mobil.
''apa kau sudah makan siang?'', tanya seungri.
''tidak usah bertanya'', kata siwon.
''baiklah,
kalau begitu aku akan pergi makan siang dengan nami. Sampai jumpa siwon
ah!'', kata seungri melambaikan tangan lalu masuk ke dalam mobilnya
juga.
''hyaa, seungri ingin pergi dengan nami? Tidak akan ku biarkan'', kata siwon lalu bergegas menuju ke mobilnya.
Tidak lama kemudian,
Nami bergegas ke arah mobil seungri yang sudah menunggunya di depan kantor departemen kepolisian.
Saat membuka knop mobil, tiba2 mobil siwon berhenti tepat di depan mobil seungri.
''brigadir cha nami??'', seru siwon.
Nami menoleh ke arah siwon.
''ada apa? Ini jam makan siang'', kata nami.
Seungri berdiri di sisi nami lalu memegang tangannya dan siwon melihat hal itu.
''lepaskan tanganmu dari anak buahku'', kata siwon.
''tidak mau!'', kata seungri.
''hyaaa!!''.
Nami
masuk ke dalam mobil seungri, tidak lama kemudian mobil itu melaju.
Siwon hendak mengambil sepatu yang ia kenakan lalu dilemparkan ke arah
mobil seungri, namun niat itu ia urungkan karena beberapa rekannya
menahan tawa dari kejauhan melihat ulahnya.
''aiss! Benar2 sesuatu!'', gerutu siwon lalu masuk ke dalam kantor.
=di sebuah rumah makan=
Nami
dan seungri memilih menu berupa pasta dengan campuran scalop dan rumput
laut kering. Gadis itu memandang sebuah piring dengan porsi yang
sangat sedikit.
''apa tidak enak?'', tanya seungri.
''aniyo, hanya saja ini terlalu sedikit. Lebih baik kita pergi ke kedai ramen dan juga memesan tteubokki!'', kata nami.
''baiklah, ayo kita pergi'', kata seungri lalu beranjak dari tempat duduknya.
Nami tertunduk lalu memejamkan matanya.
''ayo kita pergi dari sini'', kata seungri lagi.
Nami mendangakkan kepalanya dan mengangkat telapak tangannya.
''jankkanman!! (tungguuuuu)'', seru nami membuat seungri terperangah.
''kau
tidak boleh meninggalkan makanan seperti ini, aku akan memakannya.
Tunggu sebentar'', kata nami lalu memakan pasta scalop itu hanya dengan
beberapa kali suapan.
=Departemen kepolisian=
Siwon memesan seporsi mie ramen lalu menikmati makan siangnya di ruang kerjanya.
Tiba2, siwon teringat saat dirinya makan siang ditempat itu berdua dengan gyuri.
''apa yang kau lakukan saat ini gyuri ah? Aku sangat khawatir, bagaimana dengan matamu? Apa kau baik2 saja?'', guman siwon.
=rumah sakit pusat seoul=
Gyuri ditemani perawat pribadinya menemui dokter yang menangani donor mata untuknya.
''aku menyarankan kau pergi ke jepang'', kata dokter itu.
''jepang?'', tanya gyuri.
Dokter itu mengangguk, ''jepang adalah alternatif terbaikmu gyuri ah. Kau tidak perlu menunggu disini terlalu lama''.
''dokter, apa aku bisa mendapat donor mata tanpa harus pergi ke jepang?''.
''bisa, hanya saja tidak dalam waktu dekat ini''.
Gyuri keluar dari ruang dokter itu dengan gontai dan perawat pribadinya terus memperhatikan kesedihan di wajah gyuri.
=sebuah kedai mie ramen=
Nami memandangi dua porsi mie ramen dan semangkuk kecil kimchi.
''masitda (enak)'', kata nami sambil mengacungkan jempolnya.
Seungri tersenyum lalu mengambil sumpitnya dan mulai makan.
''tunggu!!'', seru nami membuat seungri menoleh.
''mweo?'', tanya seungri karena nami memintanya berhenti makan.
''kenapa kau tidak membawa kotak makananmu? Apa seseorang yang spesial dalam hidupmu itu tidak mengirimkan kotak makanan?''.
Seungri hanya tersenyum lalu melanjutkan makan. Kemudian, Ponsel seungri berdering.
''yeoboseyo?'', jawab seungri.
''seungri ah, aku ingin bertemu nami'', terdengar suara yeoja.
*klik*
Seungri memandang nami namun yeoja itu tidak memperhatikan karena sibuk dengan dua porsi mie ramennya.
''nami ah, apa kau ada waktu nanti malam?'', tanya seungri.
''apa seungri akan mengajakku kencan?? Asiikkk!!'', batin nami lalu tersenyum sendiri.
''ya, tentu aku ada waktu'', seru nami.
''tapi apa benar kau ada waktu untukku?''.
''seungri
ah, memberi hal berharga tidak harus dalam bentuk lembaran won, tapi
waktu juga berharga! Tuhan memberiku banyak waktu jadi aku akan berbagi
denganmu!''.
''dengarkan aku, apa kau tahu danau galilea dan laut mati?'', tanya nami lagi.
''ne, algesseoyo!''.
''Danau
galilea memiliki air yang jernih, banyak ikan yang hidup di sana dan
ditepian danau itu tumbuh tanaman hijau sehingga banyak orang yang
mendirikan rumah di sana. Sedangkan laut mati sangat berbeda. Airnya
sangat asin, tidak ada ikan yang hidup di sana. Jika kau meminum airnya,
kau bisa sakit''.
Seungri terdiam dan terus memandangi wajah yeoja yang sedang asik bercerita itu.
''yang
menarik tentang keduanya adalah danau galilea dan laut mati dialiri
sebuah sungai yang sama yaitu sungai yordan. Bedanya, danau galilea
mendapat aliran air dari sungai itu dan juga mengalirkannya keluar dari
sisi lain sedangkan laut mati menerima dan menyimpannya. Sangat egois
bukan jika hanya menerima tanpa memberi? Tuhan memberiku waktu berlimpah
kenapa aku tidak mencoba membaginya denganmu?'', kata nami lagi.
''gamsahaeyo, nami ah! God bless you'', kata seungri.
=Departemen kepolisian=
Nami
melangkah dengan mantap di koridor depan ruang kerja siwon. Diliriknya
dari sela2 jendela, siwon sedang sibuk dengan berkas kasus yang sedang
ditanganinya. Nami merapikan dasinya lalu masuk ke ruang kerja namja
itu.
''inspektur choi'', sapa nami.
Siwon mendongakkan kepalanya, ''kau seharusnya kembali 5 menit yang lalu''.
''ya, maka dari itu aku menemuimu untuk minta maaf dan aku akan segera bekerja kembali'', kata nami.
''apa departemen kepolisian ini milik kakekmu? Ayahmu? Atau ibumu?'', teriak siwon.
''milik negara'', jawab nami singkat.
''aiss!! Kau!!''.
''jika aku katakan departemen ini milikmu, kau akan lebih marah bukan?''.
''tolong simpan kata2mu inspektur choi, aku akan kembali bekerja'', kata nami lagi.
Nami meninggalkan ruangan siwon.
''gadis
itu semakin pintar berbicara. Siapa yang mengajarinya seperti itu?
Kata2nya seperti bual2an air dari pipa pam yang bocor'', gerutu siwon.
=malam hari, rumah siwon=
Nami mencoba beberapa gaun yang ia punya. Didepan cermin, gadis itu bergaya dan mencari pakaian yang cocok untuknya.
Setelah beberapa saat, nami menjatuhkan pilihan pada sebuah blus berwarna biru.
''siwon ah, apa aku terlihat cantik?'', tanya nami menunjukkan busana yang ia kenakan pada siwon.
Namja itu memandang nami dari kaki hingga kepala,lalu menggeleng.
''tidak cantik'', jawab siwon singkat dan terkesan tidak tertarik.
Namja
itu masuk ke dalam kamarnya dan tidak lama kemudian namja itu menemui
nami dan memberikan sebuah kotak. Gadis itu membuka kotak pemberian
siwon dan dilihatnya sebuah blus berwarna ungu.
''cantik sekali'', kata nami takjub.
''ini untuk gyuri tapi aku rasa akan lebih cantik bila kau yang memakainya'', kata siwon.
''hajiman,,''.
''aku berikan padamu. Iklas, tanpa potongan gaji!''.
Nami mengangguk lalu masuk ke dalam kamarnya untuk ganti pakaian.
Siwon begitu terpesona saat nami memakai gaun pemberiannya.
''neomu yeppeoyo'', kata siwon.
Nami tersenyum, ''gomaweoyo inspektur choi siwon''.
Tersungging senyum dari namja itu yang belum pernah dirasakan nami, senyuman yang begitu hangat.
Siwon
berdiri diteras rumah, saat seungri datang menjemput nami. Namja itu
melambaikan tangan ke arah siwon. Nami menoleh ke arah siwon lalu namja
itu mengangguk dan tersenyum.
Siwon pov
''Baru kali
ini aku memberikan senyuman palsu. Aku tidak rela bila nami pergi dengan
seungri. Bukan karena aku menyukai tapi entahlah'', batin siwon.
=Nansan Park=
Nami
berjalan beriringan dengan seungri di tempat wisata alam yang pada
malam hari dikunjungi banyak orang untuk menikmati udara malam yang
dingin.
Nami berkali2 mengusap lengannya lalu seungri merangkul gadis itu agar bisa membuatnya tetap hangat.
''gwaenchanayo seungri ssi'', kata nami.
''apa
kekasihmu tidak marah jika kau pergi denganku? Aku sedikit takut, jika
dia marah, aku siap menjelaskan semua'', kata nami lagi.
''aku tidak punya kekasih'', jawab seungri seraya tersenyum.
''mweo? Bukankah waktu itu kau,,,'', seru nami seraya menghentikan langkahnya.
Seungri menggandeng tangan nami lalu menunjuk pada salah satu disudut tempat.
Nami melihat dua orang gadis yang sedang memandang ke arah lain.
''geusarami nuguya? (siapa dia)'', tanya nami karena sosok yeoja itu tidak begitu jelas.
Seungri dan nami mendekati yeoja itu,
''park gyuri??'', panggil seungri.
yeoja yang bernama park gyuri itu menoleh, nami begitu terkejut saat mengetahui bahwa orang itu adalah gyuri.
''kau gyuri? Kau benar2 gyuri?'', tanya nami.
Gyuri mengangguk walau tidak bisa melihat nami.
''seungri ssi, kau selama ini bersama gyuri, kenapa kau tidak memberitahuku?'', tanya nami pada seungri.
''tolong jangan salah paham pada seungri, aku melarang seungri memberitahumu'', kata gyuri.
''waeyo??''.
''karena kau bersama siwon. Aku tidak ingin siwon tahu tentangku''.
''gyuri ah, apa yang ingin kau katakan pada nami?'', tanya seungri.
Gyuri tersenyum sedangkan nami masih tidak percaya bahwa gyuri ada bersamanya.
''aku ingin pergi ke jepang. Apakah aku boleh minta satu hal padamu nami ah?'', kata gyuri.
''kau akan pergi ke jepang. Kau tega sekali meninggalkan siwon tanpa alasan, dia sangat menderita karenamu'', seru nami.
''aku akan mengoperasi mataku. Alasan kenapa aku meninggalkan siwon karena sekarang aku buta''.
''siwon tidak melihatmu sebagai gadis buta. Aku melihat siwon sangat mencintaimu dan kau mempermainkan perasaannya''.
''arasseo! Nami ah, tolong aku''.
''apa?''.
''tolong
jaga siwon untukku dan isi hari2nya jangan biarkan dia bersedih. Aku
minta padamu untuk memberikan hatimu untuknya selama aku pergi''.
''apa
maksudmu kau menyuruhku untuk menjaga hati siwon dengan cara mengisi
hari2nya agar ia melupakanmu dan berbalik menyukaiku?''.
Seungri begitu terkejut saat gyuri meminta nami untuk mencintai siwon agar namja itu dapat melupakan kesedihannya.
Gyuri mengangguk, ''ne, sampai aku datang kembali dengan mata yang bisa melihat''.
*plakkk* Nami menampar pipi gyuri dengan mata berkaca2.
''apa
kau menganggapku sebagai robot yang tidak memiliki perasaan? Kau
menyuruhku mencintai siwon selama kau tidak ada disampingnya, kau jahat
sekali'', teriak nami.
Seungri memegang tangan nami namun gadis itu menghempaskan tangan seungri.
''kau
buta mata dan juga buta hati! Lebih baik kau tidak bisa melihat
selamanya. Apa gunanya kau punya mata jika hatimu buta?'', teriak nami.
Gyuri tersenyum lalu air matanya menetes.
Seungri
menutup mulut nami karena tidak tega melihat gyuri menangis. Nami
menggigit tangan seungri dengan perasaan marah lalu menendang lutut
namja itu dengan sepatu hak tingginya.
''kalian sudah membuat
ayahku meninggal. Apa karena aku tidak pernah mengeluh maka kalian
menganggapku baik2 saja? Dan sekarang kalian ingin mengorbankan
perasaanku lagi?'', teriak nami lalu memandang seungri yang masih
kesakitan karena gigitan nami.
''kau lee seungri, neomu
miweoyo!(aku sangat membencimu!) Kau tidak pernah mengerti bagaimana
perasaanku padamu, aku menyukaimu dan kau membiarkan aku mencintai orang
lain??'', seru nami.
Nami berlari meninggalkan seungri dan gyuri. Gadis itu terus berlari sambil menghapus air matanya.
(Ost Huh Gak- Hello)
@tobe continue
Tidak ada komentar:
Posting Komentar