Green  Pencil

Sabtu, 08 September 2012

Definisi "Cantik" dan "Penampilan" Siswa SMA di Korea Selatan

Definisi "Cantik" dan "Penampilan" Siswa SMA di Korea Selatan


Cerita berawal dari keingintahuan Kelly Kartz, seorang siswi Amerika mengenai sistem pendidikan di Korea Selatan sana ... , benarkan kehidupan pendidikan Korea begitu ketatnya hingga menghabiskan waktu sekitar 16 jam/hari?

Singkat cerita Kelly melakukan pertukaran pelajar ke Korea Selatan, disana Kelly ditempatkan di sekolah menengah atas khusus putri , dalam perjalanan pertukaran pelajarnya Kelly banyak menemukan hal hal baru, termasuk bagaimana masyarakat Korea Selatan melihat arti penampilan dan cantik.

1. Tekanan Konsep Cantik Masyarakat Korea Selatan

Seorang pelajar berkata, saat ia masih SMP, ada kakak kelasnya yang bunuh diri. Sebenarnya kakak kelasnya itu cukup pintar, tapi tekanan membuatnya stres dan ia tidak tahan lagi, akhirnya bunuh diri. . Menurut seorang siswa pria, ada sesuatu yang salah dengan sistem pendidikan Korsel. Selain sistem pendidikannya, ada satu hal lagi yang menjadikan para pelajar, terutama pelajar wanita stres, yaitu konsep cantik yang diterima masyarakat Korea.


Dalam salah satu jam pelajaran bahasa inggris di SMA tersebut Mrs Daniel bertanya pada semua siswi : "Menurut kalian apa itu "cantik"?

Who is beautiful? Why is that person beautiful?
What makes someone beautiful? What is beauty? Seorang siswi menjawab, Vanessa Hudgens cantik. Dan saat ditanya kenapa, gadis itu berkata, karena Vanessa memiliki mata yang besar.

Definisi cantik = mata besar , membuat Kelly penasaran, lantas dia bertanya pada temannya, siapa diantara siswi di sekolahnya yang paling cantik, lantas siswi tersebut menunjuk ke arah temannya yang memiliki sejenis alat untuk memperbesar mata yg mereka sebut seungkapuel

siswi tercantik di SMA tersebut lalu mempraktekan bagaimana dia membuat matanya lebih besar menggunakan alat yg mereka sebut dengan seung-ka-peul

bahkan dia mengatakan, tanpa "katapel" alat pembesar mata, dia masih bisa menggunakan bolpoin supaya matanya keliatan besar

Anak ini sama sekali tidak takut kalau matanya bisa terluka dengan benda mengerikan itu, bahkan ia membuat Sang-Ka-Pul dengan bolpoin! (It's really scary to me...).

Kenapa mereka suka mata seperti itu? Karena mata asli Korea yang sipit kesannya kuno. Mereka juga bersedia melakukan operasi plastik demi penampilan, apalagi ibu mereka mendukung dan memuji penampilan baru anaknya. "Seumur hidup ibuku tidak pernah memujiku, tapi saat aku operasi plastik, ibuku berkata aku cantik dan ia senang." Sedangkan di sekolah anakku, setiap menit aku dengar para ibu atau guru-guru memuji anak2 kecil itu cantik, pintar, lucu, dan manis. (bisa dibayangkan sama temen2 anak ini seumur hidup tidak pernah disebut cantik oleh ibu mereka sendiri? sampai mereka mengoperasi wajahnya?)

Alasan lain kenapa mereka susah payah mendapatkan kecantikan palsu adalah agar bisa punya pacar. Pria Korea begitu memandang wanita harus sempurna, kekurangan fisik pada perempuannya membuat mereka enggan berpacaran dengan wanita berkaitan.

Mereka berkata, setelah ujian SAT (setingkat Ebtanas sepertinya) selesai, semua siswa tingkat atas minum2 (siswi itu menunjukkan dengan gerakan tangan) dan membuat Sang-Ka-Pul di matanya atau operasi.

2. Penampilan sangat penting di Korsel
Brielle Mroczko, seorang siswa pertukaran pelajar dari USA lainnya berkata kalau siswi Korea kebanyakan kurus dan ingin menjadi orang lain. Seperti saat ia melihat TV dan ada bintang, maka siswi Korea itu ingin operasi plastik agar bisa mirip bintang itu.

Girls always want to be someone else and they don't accept their own beauty. Seorang siswi berkata : Aku akan operasi plastik lalu mendapatkan pacar dan kemudian (minum-minum) - Ia memberi tanda dengan gerakan tangan. Prinsip seperti ini, tidak boleh ditiru oleh remaja Indonesia, ok?

Ketika ditanggapi kalau siswi itu tidak perlu operasi plastik, ia justru tanya kenapa? Aku harus melakukannya, karena kecantikan (fisik) itu penting di Korea.

Tanggapan siswa2 asing tentang pemikiran siswa Korea : Yah, konsep cantik di Korea adalah langsing, tinggi dengan kulit putih. Kalau di Amerika, jika seseorang dipuji cantik, maka orang itu akan berterima kasih. Kalau di Korea, jika aku memuji seseorang itu cantik, maka mereka berkata tidak, dia jelek. Just odd.
Siswa Korea tanya, apa yang dianggap cantik oleh orang Amerika? Jawab : Itu tergantung orangnya (kepribadiannya)

Gadis itu tertawa, kalau menurutku, mata besar, dengan lipatan mata, tubuhnya putih dan wajahnya putih. Dengan hidung yang menonjol (mancung). Juga dengan wajah yang mungil.

Tanya : Kenapa kau pikir wajah mungil itu cantik? Jawab : Aku tidak tahu..aku hanya merasa itu cantik
Bagi orang Korea, wajah yang seperti orang Barat itu yang dianggap cantik.


3. Kesimpulan

1. Mengapa banyak operasi plastik dan bahkan menurut data terakhir Korea Selatan menempati urutan teratas?

semua berawal dari pola pikir masyarakat yang salah mengenai kecantikan, mereka melihat bahwa cantik itu harus selalu sempurna secara fisik, standar kecantikan masyarakat korea adalah standar kecantikan ras lain (orang barat/kaukasoid), sehingga dengan standar dan penekanan pola pikir penampilan no.1, mereka rela mengubah wajahnya menjadi wajah orang lain/ras lain.

2. Korean Wave yang melanda berbagai negara asia , tidak semestinya membuat remaja bangsa kita mengikuti atau ter-brain washing dengan konsep serupa yaitu menomer satukan penampilan dan melegalisasi operasi plastik, bagaimanapun tindakan oplas/plastic surgery itu merupakan tindakan kurang bersyukur dan hanya dilakukan oleh orang yang memiliki psikologis / mental dalam keadaan tertekan/ "sakit" , dan semestinya kita melihat manusia dari inner/hatinya dan memperlakukan mereka setara berdasarkan attitudenya bukan penampilannya.



Source : http://infounik1001.blogspot.com/

FF The Salt of The Lake

Judul: The Salt of The Lake
Genre: comedy
Part: One shoot
Cast:
Park Jungsoo / Leeteuk (super junior)
Cho Kyuhyun (Super junior)

Ost: Super junior- Rokugo

Disebuah desa yang sunyi di daerah pinggiran kota seoul, tinggallah seorang pemuda seorang diri di sebuah gubuk tua. Pemuda itu bernama park jungsoo. Jungsoo hidup sebatang kara namun ia tidak pernah mengeluh dan tetap mensyukuri hidup. Jungsoo sering dijuluki si paman bijak karena petuah2nya yang berarti.

Suatu hari, datanglah seorang pemuda bernama cho kyuhyun. Ia datang dari kota seoul dan mengunjungi desa itu untuk menemui jungsoo. Kyuhyun adalah pemuda yang sedang dirundung masalah, langkahnya gontai, mukanya ruwet, seakan harapan tidak berpihak lagi padanya.

''silyehamnida!! Apa kau bernama park jungsoo?'', tanya kyuhyun.

Sosok itu begitu mengejutkan jungsoo yang sedari tadi asyik sedang memperbaiki kail pancingnya. Karena keahlian jungsoo memancing, itu yang membuatnya bertahan hidup untuk makan. Hasil jerih payahnya itu, ia jual ke pasar tidak jauh dari desanya.

Flash back
#Ketika pulang dari pasar, jungsoo bertemu dengan seorang wanita miskin, ia memberikan semua uangnya.
''siapapun bisa menjadi pena kecil Tuhan, tidak memandang ia kaya atau miskin. Memberi, tidak harus menunggu menjadi seorang yang kaya raya'', kata jungsoo.
Sepulang dari pasar, ia rela makan dengan nasi ikan teri bakar.
''enaknya, makan nasi teri bakar serasa makan nasi rendang ala masakan padang *nyami'', kata jungsoo #end.

Jungsoo mengangguk kemudian meletakkan pancingnya.
''aku park jungsoo, orang2 memanggilku si paman bijak'', kata jungsoo.
''ya terus aku harus bilang wow gitu? Eh ngomong2 kenapa kamu mirip sama leeteuk super junior ya? Tapi bedanya mukamu sedikit kusam dan acak2an'', kata kyuhyun.
''emang kau pikir kau tidak sama awut2annya denganku? Timpuk sandal, gepeng lu kaya emping!'', kata jungsoo.

Tanpa membuang waktu, kyuhyun menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Ia merasa dirinya di-Bully oleh anak2 preman yang suka tongkrong di perempatan tidak jauh dari rumahnya. Setiap pulang ke rumah melewati perempatan itu, kyuhyun selalu dimintai uang secara paksa.
''daripada diberikan pada preman, mending aku kasih ke fakir miskin kan??'', kata kyuhyun menegaskan ceritanya.
''bayangkan saja, uangku yang dipalak jika dikumpulkan bisa untuk membeli mobil mercedes'', kata kyuhyun lagi.
''berapa lama kau dipalak sama preman2 itu?'', tanya jungsoo.
''hampir 15 tahun!''.

Jungsoo memandang kyuhyun dengan begitu terkejut.
''aku yakin kau akan membantuku terbebas dari masalah ini! Aku sudah berkonsultasi ke berbagai klinik, termasuk ke klinik tong fang dan klinik tong seng dan tidak ada hasilnya'', kata kyuhyun.

Jungsoo mengangguk kemudian masuk ke dalam dapur dan mengambil segenggam garam dan segelas air.
''mweo?? Aku jauh2 ke desa ini dan kau memberiku segelas air dengan garam? Kau pikir aku sakit diabetes?? Ih kamseuupayyy!!'', teriak kyuhyun dongkol.
''hei kau cho kyuhyun, si anak sotoy! Cobalah kau tabur segenggam garam ini ke dalam segelas air itu dan aduklah dengan sendok dan bukan dengan kakimu! Jangan dijilat, cukup dikedepin aja!'', kata jungsoo bergaya ala farah queen.

Tanpa berpikir panjang lagi, kyuhyun segera mengikuti perintah jungsoo.
''apa deh! Mau dikasih mantera2 atau apapun! Yang penting aku ga di-bully lagi'', kata kyuhyun.

Namja itu mengaduk2 garam yang sudah tercampur dengan air,
''bimsalabim, jadi apa prokprokprok!'', kata kyuhyun bergaya ala pak tarno.

''sudah aku aduk2'', kata kyuhyun.
''nah kalau sudah, silahkan dicicipi! Kalau perlu ditenggak sampai habiS dan katakan bagaimana rasanya? '', kata jungsoo.
''pahit, asinnn!! Ga enakkkkk!!'',
Kyuhyun berkali2 meludah. Eh kaga disangka2 ia meludah di wajah jungsoo.
''semprulll!!'', batin jungsoo seraya mengusap wajahnya.

Si paman bijak itu tersenyum dan tetap tampak karismatik. Jungsoo kemudian mengajak kyuhyun pergi ke sebuah telaga tidak jauh dari desanya.

Tidak lama kemudian, sampailah keduanya pada telaga yang luas dan tenang.
Jungsoo menabur segenggam garam yang ia bawa ke dalam telaga. Ia mengambil sepotong kayu dan mulai membuat gelombang dari adukan yang menciptakan riak di permukaan telaga.
''sekarang coba ambil air telaga ini dengan telapak tanganmu, katakan bagaimana rasanya?'', kata jungsoo.

Kyuhyun segera mengambil air dari telaga itu dan meneguknya.
''wah segar dan nyaman sekali di tenggorokan'', kata kyuhyun.
''apakah kau merasakan rasa garam didalamnya?'', tanya leeteuk.
''tidak!!''.

*byurrrrr* kyuhyun menceburkan diri ke dalam telaga dan mulai berenang ke sana kesini.

''kamseupay!!'', batin jungsoo.

Dengan kasih dan kebijaksanaannya, jungsoo ikut terjun ke dalam telaga dan mulai menarik tubuh kyuhyun dengan paksa ke tepian. Ia mengajak kyuhyun duduk berhadapan, bersimpung didekat telaga.
''anak muda! dengarlah, pahitnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap selalu sama'', kata jungsoo.
''tapi kepahitan hidup yang kau rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kau miliki, yaitu tergantung pada hatimu. Jadi saat kau merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kau lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya dan luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu'', kata jungsoo lagi.

Kyuhyun mengangguk,

''hatimu adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kau menampung segalanya. jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan hidup dan mengubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan'', kata jungsoo lagi memberi nasehat pada murid didikannya itu.
''ini jauh lebih luar biasa daripada datang ke klinik tong seng!'', kata kyuhyun lega.

Akhirnya setelah mendapat petuah dari si paman bijak, kyuhyun menyadari kenyataan hidup yang memang penuh jalan yang berliku2.
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama2 belajar dari hal itu. Belajar memaknai hidup karena ada kalanya kita diatas dan adakalanya dibawah bagaikan roda pedati.

*end*

Pesan: setiap orang pasti pernah mengalami keterpurukan dalam hidup, namun keterpurukan itu hendaklah jangan menjadi hambatan untuk mencapai apa yang kita harapkan. Bangun dan bangkitlah! Karena hidupmu tidak akan berubah hanya dengan duduk diam.

**ini adalah kisah yang diadaptasi, jadi bukan murni ide author karena author hanya mengembangkan ceritanya saja. Jika ada kesamaan tokoh dll harap dimaklumi. Semoga FF yang begitu singkat ini tetap bisa menjadi berkat bagi reader semuanya**

Bayi-bayi dalam serial "Hello Baby"



Bayi-bayi dalam serial "Hello Baby"

4. Mason, Made, Mavin - Moon

dalam Hello Baby Season ke 3, ada pula Tiga bayi laki-laki bersaudara yang mendapatkan umma yang cantik-cantik, yaitu semua member Girlband T-Ara.

foto diatas: mavin moon
 
3. Dayoung, Laurent, Leo

1 Bayi laki-laki dan 2 Bayi perempuan pertama dalam episode hello baby kali ini, di rawat oleh Appa-appa MBLAQ.

foto diatas: laurent


2. Jung Yoogeun

Di Season ke 2 ini, bayi laki-laki yang lahir pada 25 Oktober 2007 ini di rawat oleh semua anggota SHINee


1. Kyungsan

Hello Baby season 1
Kyungsan adalah bayi laki-laki yang dirawat oleh Girls Generation / SNSD, kalian sudah menonton season ini ? kalau belum kalian sebaiknya menonton acara yang satu ini, dimana 9 member SNSD merawat 1 orang bayi yang lucu. berikut foto kyungsan







FF Good Wish Day

Judul: Good Wish Day
Part: One shoot
Genre: Romance
Cast:
Jung Ji Kyung
Yesung (Super Junior)

Ost: Suju KRY - Lets Not

Seorang ibu memandang sedih putrinya yang berumur 20 tahun sedang terbaring lemah karena leukimia stadium akhir. Menurut dokter, tak ada harapan lagi untuk bertahan hidup. Meski sang ibu sangat sedih, seperti layaknya semua orang tua, mereka selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Kini harapan itu lenyap karena penyakit yang akan merenggut hidup anaknya.
''eomma, aku ingin pulang'', kata gadis itu dengan selang infus yang masih terhubung di pembuluh darahnya dan juga selang oksigen di hidungnya.
''Aniyo, jikyung ah! Kau tetap disini, jangan khawatir, kau pasti sembuh!'', kata seorang ajumma, ibu gadis yang bernama jikyung itu.

Tidak lama kemudian, seorang dokter dan perawat masuk ke kamar rumah sakit itu.
''annyeong haseyo, ne ireumiyeyo?'', tanya seorang dokter.
''jung jikyung imnida'', jawab jikyung lemah.
''dokter, kenapa setiap kali kau datang selalu menanyakan namaku?'', tanya jikyung lagi.
''aku hanya memastikan bahwa kau semakin sehat setiap hari''.

Nyonya jung memandang dokter itu berharap mengatakan sesuatu yang baik tentang kondisi jikyung.
''nan jib e gago sipheoyo! (aku ingin pulang ke rumah)'', kata jikyung.

Dokter itu meminta nyonya jung untuk mengikutinya keluar dari kamar.


Di dekat pintu kamar rawat jikyung,
''sebaiknya jikyung dibawa pulang ke rumah. Lakukan apa yang menjadi keinginannya. Aku tidak bisa melakukan apa2'', kata dokter itu.
''apa putriku tidak bisa sembuh?'', tanya nyonya jung.
''kita hanya bisa menunggu apa yang namanya mujizat?''.
''what is grace, dokter? Kenapa kami hanya menunggu? Sampai kapan??''.
''Melihat kondisi putrimu, dia tidak akan bertahan 1 bulan ke depan''.

Jikyung berdiri di dekat pintu kamarnya dengan selang oksigen yang dibawa di sebuah tiang. Ia mendengar percakapan dokter dan ibunya.
''eomma??'', gumannya.

''1 bulan lagi? Aku tidak percaya jika Tuhan tidak mengatakan langsung padaku'', batin jikyung.

Nyonya jung masuk ke dalam kamar rawat dan melihat jikyung berdiri memandang ke arahnya. Nyonya jung memeluk jikyung kemudian menangis terisak.
''uhm eomma, apa dokter mengijinkanku untuk pulang?'', tanya jikyung.
''apa kau tidak mendengar apa2?'', tanya nyonya jung.
''aku mendengar dokter berkata bahwa aku akan sembuh''.
Nyonya jung terkejut mendengar pernyataan jikyung.

''mweo??'', ucap nyonya jung.
''apa aku salah dengar?'', tanya jikyung.
''Uhm, aniyo!''.


Beberapa waktu berlalu, jikyung dan ibunya tinggal di sebuah rumah di pinggir pantai. Nyonya jung menjual rumahnya di kota dan memutuskan menerima saran dokter untuk tinggal di daerah yang tidak terkontaminasi polusi.
Nyonya jung menggengam erat tangan jikyung dan yeoja itu menoleh ke arah ibunya seraya tersenyum.

''jikyung ah, pernahkah kau berpikir apa yang paling kau impikan dalam hidupmu?'', tanya nyonya jung.
''eomma, aku ingin menjadi petugas pemadam kebakaran. Mereka sangat gagah berani dan selalu siap menyelamatkan banyak orang. Mereka pahlawan!'', jawab jikyung.
''mweo?? Kau seorang gadis, apa kau lupa itu?''.
''aniyo! Ibu lihat, nanti aku akan mewujudkan impianku''.
''tidak! Tidak! Ibu percaya, tapi jangan kau lakukan itu''.
''ibu percaya aku bisa melakukannya kan?''.
Nyonya jung memandang jikyung dengan wajah sedih.


Keesokan harinya, jikyung berdiri di sebuah kantor pusat pemadam kebakaran. Yeoja itu menceritakan keinginannya pada seorang petugas dan petugas itu menyuruh jikyung menemui pimpinannya.
Jikyung melihat rombongan anggota pemadam kebakaran yang turun dari sebuah mobil dinas. Yeoja itu menanti seorang yang bernama yesung.
''apa anda bernama yesung?'', tanya jikyung pada seorang pria dengan baju seragam pemadam kebakaran.
''ne! Wae?'', kata namja yang bernama yesung itu.
''annyeong hasimnikka, jung jikyung imnida!''.
''ada apa kau mencariku?''.
''aku ingin menjadi petugas pemadam kebakaran!''
Yesung terkejut melihat seorang gadis meminta dengan sukarela menjadi anggota pemadam kebakaran. Namja itu memandang jikyung dari kepala hingga kaki.
''kau ingin menjadi anggota pemadam kebakaran?'', tanya yesung.
''ne! Apa kau mengijinkannya?'', kata jikyung.
Yesung tersenyum kemudian meninggalkan jikyung yang berdiri seorang diri.

''ajeossi!! Ajeossi!!'', panggil jikyung seraya berlari menghampiri yesung.
Namja itu menoleh, ''kau memanggilku apa?''.
''ajeossi!!''.

Yesung meminta dua orang anak buahnya untuk membawa jikyung keluar dari kantornya.
''ajeossi!! Ajeossi!! Tolong aku, sekali ini saja. Aku tidak meminta sesuatu yang lain. Hanya menjadi pemadam kebakaran, apa itu sulit bagimu?'', teriak jikyung.

Dua pria bertubuh tegap itu menarik jikyung keluar dari kantor pemadam kebakaran.
''ajeossi!!'', teriak jikyung.
''nona, sebaiknya kau berhenti berteriak sebelum pimpinan kami marah'', kata seorang dari pria bertubuh tegap itu.


Jikyung bersandar pada pintu masuk kantor itu. Keringat dingin mengalir dari dahinya.
*tessss* cairan berwarna merah keluar dari lubang hidungnya. Jikyung segera menghapus darah itu dengan telapak tangannya.

Ponselnya di sakunya berdering *Eomma calling*
''yeoboseyo?'', jawab jikyung.
''jikyung ah, kenapa kau pergi tidak memberitahu ibu?'', tanya nyonya jung dari sambungan teleponnya.
''aniyo eomma, aku hanya ingin pergi jalan2. Geokjonghajima!''.
''bagaimana aku tidak khawatir, kau sedang sakit''.
''aku sudah sembuh ibu, jangan menganggapku menjadi gadis penyakitan. Aku tidak setragis itu. Apakah ibu bisa mendengar suara tertawaku?''.

Jikyung tertawa keras dengan ponsel menempel di telinga kirinya.
''ibu, dengarkan?'', tanya jikyung.

Dua orang petugas kebakaran yang membawa jikyung keluar memperhatikan gadis itu dari kejauhan.
''gadis itu benar2 sakit jiwa!'', kata seorang dari pria itu.
''ya benar! Untung saja kita membawanya keluar sebelum yesung marah'', kata seorang yang lain.


Jikyung menunggu di pintu gerbang pemadam kebakaran hingga sore. Tidak lama kemudian, yesung keluar dari kantor dan berjalan ke arah mobilnya.

''ajeossi!! Ajeossi!!'', panggil jikyung seraya melambaikan tangan ke arah yesung.

Yesung menoleh ke arah jikyung dengan keheranan melihat gadis yang ia temui tadi pagi masih menunggunya di sana. Jikyung terus saja melambai dengan menyunggingkan senyumnya.

Yesung hanya menggeleng kemudian masuk ke dalam mobilnya. Mobil itu melaju melewati jikyung.
''ajeossi!! Ajeossi!!'', panggil jikyung seraya mengejar mobil itu.
Yesung hanya melirik dari spion mobilnya.

''ajeossi!!'', ucap jikyung lirih.

*brukkk* tiba2 jikyung jatuh pingsan di pinggir jalan.

Mendadak Yesung menghentikan mobilnya saat melihat jikyung terjatuh di jalan. Namja itu menghampiri jikyung kemudian menepuk pipinya.
''hei kau, sadarlah? Apa kau pingsan? Atau berpura2 pingsan?'', tanya yesung.

Jikyung tidak kunjung membuka matanya. Yesung mengusap keringat di wajah jikyung kemudian membopong gadis itu dan membawanya ke dalam mobil.


Tidak lama kemudian, yesung membopong jikyung yang masih pingsan ke dalam rumahnya. Ia membaringkan jikyung di tempat tidur dan mengompres dahi yeoja itu dengan handuk yang sudah direndam air hangat.

Ponsel di saku jikyung berdering. Yesung menoleh kemudian mencari sumber suara deringan itu.
''yeoboseyo?'', jawab yesung.
''kau siapa? Dimana putriku?'', tanya nyonya jung terdengar dari sambungan telepon itu.
''putrimu??''.

Yesung menoleh ke arah jikyung yang belum juga sadarkan diri.
''apa yang kau lakukan pada jikyung??'', teriak nyonya jung.
''ajumma, gwaenchanayo. Putrimu pingsan di jalan. Aku membawanya ke rumahku'', kata yesung menenangkan nyonya jung.
''apa?? Jikyung pingsan? Bagaimana keadaannya? Apa yang kau katakan itu benar?'', tanya nyonya jung panik.
''ajumma, percayalah padaku. Aku seorang petugas pemadam kebakaran, Yesung imnida!''.
''mweo? Pemadam kebakaran?''.
''ne!''.


Malam harinya, jikyung perlahan membuka matanya. Ia melihat sekeliling kamar kemudian memandang selimut hangat yang menutupi tubuhnya. Perlahan, yeoja itu beranjak dari tempat tidur lalu keluar kamar. Ia melihat yesung sedang menyiapkan menu makan malam.
''ajeossi, gomaweo!'', kata jikyung *deep bow*
''kau tidak perlu berterima kasih padaku. Sebentar lagi ibumu akan menjemputmu disini. Kau makanlah dengan kenyang setelah itu pulanglah ke rumah dan berhentilah berkeinginan menjadi seorang petugas pemadam kebakaran'', kata yesung seraya meletakkan panci berisi sup panas ke atas meja.

Yesung menyuruh jikyung duduk kemudian memberinya semangkuk nasi.
''ajeossi...'', kata jikyung.

Yesung membanting sumpitnya kemudian memandang jikyung.
''apa kau bisa berhenti memanggilku ajeossi? Apa aku menikah dengan bibimu?'', teriak yesung.
''ajeossi??'', kata jikyung ketakutan.
''ah! Kenapa harus ada kau? Makanlah dengan baik dan lupakan ini''.

Jikyung memandang yesung yang sedang menikmati makanannya.
''ajeossi, aku ingin,,,'', kata jikyung.
''hentikan! Kau tidak akan bisa menjadi yang kau inginkan!'', Lagi2 yesung memotong pembicaraan gadis itu.
''mweo? Aku hanya ingin berkata sup buatanmu enak!''.

*tess* darah dari hidung jikyung menetes di mangkuk nasinya. Yeoja itu segera menutup hidung dengan telapak tangannya dan berbalik membelakangi yesung.
''ajeossi, dimana toiletnya?'', tanya jikyung.
''mweo?'', kata yesung.
''toilet!!!''.
''oh toilet. Kau tinggal keluar dari pintu itu kemudian cari toilet umum, kau bisa bertanya pada pejalan kaki atau petugas patroli''.

Yeoja itu berlari meninggalkan yesung dan mengikuti petunjuk yang dikatakan namja itu.
''mweo?? Aiss!! Babo!!'', guman yesung kemudian menikmati makanannya lagi.

Jikyung berdiri di teras rumah yesung seraya menghapus darah di hidungnya dengan telapak tangannya.

*gludduuukk dludduukk breeessss* hujan tiba2 mengguyur deras. Jikyung berlari masuk ke dalam rumah saat mendengar bunyi petir dan kilatan petir.
''ajeossi!!!'', panggil jikyung.
''wae??'', kata yesung.
''apa kau takut??''.
''takut apa?''.
''diluar hujan deras. Kalau kau takut, aku akan menceritakan sesuatu yang biasa ibu ceritakan padaku''.
''apa kau pikir aku orang lemah sepertimu? Bagaimana kau akan menjadi petugas pemadam kebakaran kalau hidupmu terbiasa dimanja?''.
''aku tidak dimanja! Hanya saja ibuku mengasihiku terlalu berlebihan, itu karena aku sa,,,''.
''mweo??''.
''aniyo! Karena aku kenakan2an'', kata Jikyung seraya tersenyum ke arah yesung.

Ponsel jikyung berdering, *eomma calling*. Yeoja itu beranjak mengambil ponselnya diatas meja.
''jikyung ah, apa kau baik2 saja?'', tanya nyonya jung.
''aku baik2 saja bu, gwaenchanayo'', jawab jikyung.

Yesung meraih ponsel jikyung, ''ajumma, kapan kau akan menjemput putrimu?''.
''Uhm mianhaeyo, aku terjebak macet karena ada pohon tumbang. Tolong, jaga putriku dengan baik. Katakan padanya, aku mencintainya!'', kata nyonya jung.
*klik*

Namja itu memandang ke arah jikyung dan yeoja itu mengulurkan tangannya meminta ponselnya kembali.
''apa yang ibuku katakan padamu?'', tanya jikyung.
''ibumu terlambat menjemputmu karena macet dan juga ibumu sangat mencintaimu'', jawab yesung kemudian memberikan ponsel itu pada jikyung.
''seharusnya kau mengatakan pada ibuku bahwa aku juga sangat mencintainya. Katakan pada ibuku untuk tidak mengkhawatirkan aku karena rumahmu cukup nyaman dan aman''.
''pergilah tidur!''.
''aku belum ngantuk''.
''pergi tidur!!''.
Jikyung terkejut dengan teriakan yesung kemudian berlari masuk ke dalam kamar.

Malam semakin larut, jikyung mengintip dari celah pintu kamarnya dan melihat yesung duduk memandang derasnya air hujan dari jendela rumahnya yang tertutup kaca besar sehingga keadaan luar rumah itu tampak begitu jelas.

Yesung memandang rintik air hujan kemudian ia teringat sesuatu hal yang terjadi di masa lampau.

Flash back
#''eomma!! Appa!!'', teriak seorang laki2 berusia 10 tahun saat melihat sebuah rumah dengan kobaran api yang begitu dahsyat#

*tess* air mata yesung mengalir membasahi pipinya.
Jikyung berdiri di belakang yesung kemudian menengok dari arah samping.
''ajeossi, kau menangis?'', tanya jikyung.

Yesung terkejut melihat jikyung ada disana kemudian segera menoleh ke arah lain.
''aku sudah memintamu pergi tidur kan?'', tanya yesung.
''Aku hanya penasaran kenapa kau duduk diam sambil memandang hujan. Kenapa kau menangis?'', jawab jikyung.
''its not your bisnis!''.
''air mata bisa melambangkan rasa kehilangan. Aku pernah melihat air mata ibuku saat ibu pikir akan kehilangan diriku. Aku menghapus air mata ibu dan berkata *eomma, uljima* dan sekarang aku ingin mengatakannya padamu *ajeossi, uljima*''.
''apa setelah itu ibumu berhenti menangis?''.
''ne! Aku biasanya melakukan sesuatu hal berdua. Apa kau ingin mencobanya?''.

Jikyung mengambil sebuah selimut tebal di kamarnya kemudian menghampiri yesung yang masih duduk di dekat jendela.
Jikyung membentangkan selimutnya kemudian menyelimuti tubuhnya dan juga yesung yang duduk disampingnya.
''kau sudah merasa aman?'', tanya jinkyung.
Yesung terdiam dan hanya memandang ke arah jikyung.
''kami selalu menceritakan hal-hal lucu yang pernah kami alami. Ibu bilang dia takut pikun jadi aku selalu mengingatkannya akan sesuatu yang istimewa, padahal semuanya istimewa'', kata jikyung.
''apa kita bisa memulainya?'', tanya jikyung lagi.
''ne!'', jawab yesung.
''Kenapa kau memilih menjadi pemadam kebakaran? Apa itu cita2mu sejak kecil?''.
''ne!''.
''Wae?? Uhm, seharusnya kau bertanya padaku hal yang sama''.
''kenapa kau ingin menjadi pemadam kebakaran?''.
''karena aku menganggap pemadam kebakaran itu pahlawan! apa kau tinggal seorang diri di sini?''.
''ne!''.
''dimana keluargamu?''.
''kedua orang tuaku meninggal saat rumah kami kebakaran. Mereka menyelamatkan aku tapi ibu dan ayah tidak tertolong''.
''apa itu yang membuatmu menangis?''.
''melihat kedekatanmu dengan ibumu, itu membuatku iri! ''.
''aniyo! Aku juga iri denganmu?''.

Yesung menoleh dan memandang jikyung yang tersenyum ke arahnya,
''karena kau bisa menjadi pemadam kebakaran sedangkan aku tidak'', kata jikyung lagi.
''apa yang membuatmu takut?'', tanya yesung.
''ketika aku benar2 meninggalkan ibu sendirian''.
''aku tidak percaya kau berani pergi jauh dari ibumu''.
''aku tidak menginginkannya tapi kelak hal itu akan terjadi. Uhm, ayo kita ganti cerita lucu saja, soalnya aku sedikit canggung satu selimut dengan seorang pria''.
''kalau begitu, kita sudahi saja!''.
''hajima! Jangan khawatir! Ini tidak berakhir dengan ciuman karena aku menganggapmu sebagai teman''.
''aiss!! Apa2an kau ini!''.


Keesokan harinya, matahari sudah bersinar hingga cahaya menembus jendela kaca itu. Terdengar seseorang mengetuk rumah yesung. Namja itu membuka matanya dan melihat jikyung tidur di sampingnya begitu pulas.
Yesung menghempas selimutnya kemudian beranjak membukakan pintu.

''annyeong haseyo, apa kau yesung?'', tanya nyonya jung yang sudah berdiri didepan pintu rumah itu.
''ne! Apa kau ibu jikyung?'', tanya yesung.
''ne! Apa jikyung baik2 saja? Dimana dia?''.
''jikyung masih tidur! Uhm ajumma, anjuseyo!''.

Nyonya jung mengangguk kemudian duduk di sofa ruang tamu rumah itu.
''apa jikyung memintamu untuk menjadi anggota pemadam kebakaran?'', tanya nyonya jung.
Yesung mengangguk.
''aku tahu kau memiliki hati seluas lautan. Tolong, biarkan putriku memperoleh apa yang ia inginkan. Satu hari saja!'', kata nyonya jung.
''aniyo! Joesonghamnida!'', kata yesung.
''jikyung menderita leukimia stadium akhir. Dia menceritakan keinginan besarnya untuk menjadi petugas pemadam kebakaran. Jika kau tidak mengijinkannya, setidaknya ijinkan jikyung ikut menumpang didalam mobil pemadam kebakaran dan beberapa menit saja, hanya untuk menyenangkan hatinya''.
''leukimia??''.
''leukimia stadium akhir. Sewaktu2 jikyung akan memejamkan matanya dan tidak bangun lagi''.

Yesung beranjak masuk menemui jikyung. Yeoja itu masih tertidur dengan selimut tebal menutupi tubuhnya.
''jikyung ah, ireona! Ibumu sudah datang!'', kata yesung seraya menyentuh pundak jikyung.
''jikyung ah, ireona'', katanya lagi.



*draggg draggg* jikyung digeladak dan dibawa masuk ke dalam ruang gawat darurat sebuah rumah sakit. Nyonya jung tampak begitu cemas memandang pintu ruangan yang tertutup rapat itu.

Yesung menghampiri nyonya jung, ''Kita bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu. Setelah jikyung pulih, tolong persiapkan jikyung untuk berdinas bersamaku dengan mobil pemadam kebakaran. Jikyung akan menjadi anggota kehormatan tim kami sepanjang sehari penuh. Ia bisa datang ke stasiun pemadam kebakaran, makan bersama kami, pergi keluar bersama mobil kami dan memanggil seluruh armada pemadam kebakaran di kota ini''.

Nyonya jung tertegun dan tidak mampu berkata apapun kecuali hanya meneteskan air mata.
''jangan khawatir! kami bisa umumkan sehari sebelumnya ke seluruh kota tentang simulasi petugas pemadam kebakaran agar tidak timbul kepanikan'', kata yesung lagi.



Tiga hari berikutnya, Yesung dan tim pemadam kebakarannya menjemput jikyung di rumah sakit, tidak melalui pintu biasa tapi melalui tangga penyelamat dari mobil pemadam kebakaran lewat jendela kamarnya di rumah sakit.

Jikyung mengganti pakaian rumah sakitnya dengan seragam petugas pemadam kebakaran lengkap dengan topi dan sepatu boot berwarna oranye. Yeoja itu terbengong antara heran dan bahagia atas semua yang dialaminya.
Ia duduk disamping yesung yang bertugas menyetir mobil pemadam kebakaran itu. Jikyung membunyikan klakson dan menderu cepat ke stasiun pemadam kebakaran. Ada tiga panggilan emergency untuk tiga armada pemadam kebakaran lainnya di kota itu. Jikyung diberi tugas untuk melakukan ketiga panggilan darurat itu, yang serta merta selurut unit pemadam kebakaran meraung melaju cepat bergabung dengan mobil yang ditumpanginya.

Mendapatkan perhatian besar dari yesung dan semua anggota tim pemadam kebakaran sangat menyentuh lubuk hatinya,
''Ajeossi, gomaweoyo! Jeongmal gomaweoyo!'', ucap jikyung.
''ne! Aku ingin melihatmu tetap kuat agar kau bisa pergi bersamaku'', kata yesung.
''kau melakukan ini bukan karena kasihan kan?''.
''aniyo! Aku melakukan ini bukan karena kau sakit dan perlu dikasihani tapi keinginanmu untuk tetap hidup dan kuat''.

Yesung selalu mengajak jikyung bertugas dengan armada pemadam kebakaran yang ia pimpin. Kasih sayang, perhatian dari orang lain dan kemauan untuk melakukan yang terbaik membuat Jikyung bisa bertahan hidup sampai tiga bulan berikutnya, lebih dari yang bisa diperkirakan oleh dokter.


''ini luar biasa!'', kata dokter itu pada jikyung dan ibunya.
Jikyung tersenyum walau wajahnya tampak pucat dan matanya begitu sayu.

Yesung masuk ke ruang perawatan jikyung seraya menaruh bunga di dekat tempat tidur yeoja itu.
''apa kabarmu hari ini, anggota jung jikyung?'', tanya yesung.
''jal jinaeyo, komandan!!'', jawab jikyung tersenyum.

Yesung mendorong kursi roda jikyung melewati taman rumah sakit itu. Musim semi, bunga sakura memberikan harapan dan semangat. Jikyung memandang pepohonan itu kemudian menyunggingkan senyumnya.
''ajeossi, aku percaya kau akan menjalani hari2mu dengan semangat. Menanti waktu Tuhan memanggilmu dengan tugas yang mulia. Kadang aku ingin memberontak *Tuhan aku ingin berumur panjang* tapi selalu ada jawaban *kehidupan ada batasan waktu dimana manusia tidak bisa menolaknya*'', kata jikyung.
''aku akan hidup lebih baik dari ini'', kata yesung.
''ajeossi??''.
''eung??''.
''terima kasih sudah menjadi temanku. Aku tidak pernah memiliki seorang teman kecuali perawat dan dokter yang merawatku di rumah sakit, tetapi sekarangTuhan mengirimmu untukku''.
''aku ingin bertanya satu hal, kenapa kau terus saja memanggilku ajeossi? Telingaku sakit mendengarnya''.
''karena kau tampan aku tidak mau menyukaimu, jadi aku menganggapmu seorang pria dengan muka keriput dan rambut beruban''.
''aiss!! Bagaimana jika aku memanggilmu ajumma?''.
''aniyo! Aku tidak pantas dipanggil seperti itu''.
''apa aku seorang pria berumur 26 tahun pantas dipanggil ajeossi?''.

Jikyung memandang wajah yesung kemudian tersenyum.
''kalau aku sehat, aku pasti akan menyukaimu. Suka antara pria dan wanita!'', kata jikyung.
''kenapa tidak tetap kau lakukan sekarang? Suka tidak mengenal sakit atau sehat''.

Yesung berdiri dihadapan jikyung yang duduk di kursi rodanya.
''apa kau pernah melakukan sebuah ciuman?'', tanya yesung.
''aku tidak pernah melakukannya. Apa bibirku akan menjadi basah karenanya?'', kata jikyung.
''kau ingin melakukannya?''.
''ah tidak!?''.

Yesung mengusap rambut poni jikyung hingga membuat yeoja itu gugup. Namja itu mendekatkan wajahnya ke wajah jikyung.
''kau akan melakukannya dengan orang yang kau suka! Sepertinya itu bukan aku'', bisik yesung.
Jikyung membuka matanya kemudian memandang wajah yesung yang hanya beberapa senti dari wajahnya.
''ajeossi, aku hanya menganggapmu teman, berarti ciuman itu tidak terjadi?''.

*cuuuppp* Yesung mencium jikyung dengan penuh kemesraan(?).


Tidak lama kemudian, jikyung dan yesung duduk berdampingan di sebuah bangku taman rumah sakit.
''ayo kita melakukan sebuah permainan!'', kata yesung.
''bagaimana kalau kita bermain tebak2an?'', kata jikyung.
''itu ide bagus!''.
''aku yang memulai! Kau siap? Sijakhaja!''.
Yesung mengepalkan tangannya, ''hwaitting!''.
''aku ada dipinggir air, siang malam aku tidak ada. aku tidak ribut, aku tidak hening, aku ada ditengah2 udara, aku di kebenaran dan bukan di kebetulan. Aku selalu ada dalam kegembiraan, aku tidak pernah ada dalam kesedihan. Siapakah aku?''.

Yesung menjentikkan jari telunjuk di pelipisnya.
''kau jung jikyung! Jawabanku benarkan?'', kata yesung.

*cupp* yesung mencium pipi jikyung.
''Salah!'', protes jikyung.
''kalau begitu kau menciumku karena jawabanku salah! Apa jawabannya?'', kata yesung.
''jawabannya huruf A!''.
Yesung menjentikkan telunjuknya pada pipi kirinya.
*cupp* jikyung mencium pipi yesung kemudian tersipu malu.


Beberapa hari berlalu, kondisi vital jikyung menurun dengan drastis. Nyonya jung tahu persis akan tugasnya.Tidak boleh terjadi saat seseorang yang sedang menghadapi ajal dibiarkan sendirian di saat2 terakhir hidupnya. Nyonya jung teringat hari istimewa dimana jikyung paling menikmati hidupnya bersama dengan yesung dan para petugas pemadam kebakaran. Nyonya jung segera menelpon yesung untuk datang ke rumah sakit lengkap dengan atribut pakaian dinasnya.

''kami bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu. Kami akan tiba di rumah sakit dalam waktu lima menit dengan armada kami? Tolong umumkan lewat microphone ke seluruh bagian rumah sakit, supaya semua orang tidak panik jika mereka mendengar bunyi sirine dan melihat lampu emergency mobil kami menyala'', kata yesung melalui sabungan telepon.
''ne!'', kata nyonya jung.
''dapatkah bibi membuka jendela kamar jikyung?''.



Lima menit kemudian, sebuah tangga darurat bersandar di jendela kamar jikyung yang ada di lantai tiga rumah sakit. Enam belas petugas pemadam kebakaran memanjat tangga memenuhi ruangan kamar jikyung. Mereka mengucapkan betapa mereka sangat mencintai gadis itu.

Dalam kondisi nafasnya yang semakin lemah, jikyung mendongak ke arah yesung.
''komandan, apakah aku sungguh seorang petugas pemadam kebakaran sekarang?'', tanya jikyung.
Yesung tak kuasa menahan air matanya, ''ne jikyung ah, kau satu2nya anggota kehormatan armada pemadam kebakaran di kota ini, dan Tuhan, pemimpin seluruh armada penyelamatan sedang menggenggam tanganmu''.
''ne, arasseo! Ia sedang menggenggam tanganku sepanjang hari, dan para malaikat sedang bernyanyi untukku dengan seragam pemadam kebakaran''.

''gomaweo ajeossi!''.
''eomma, saranghae!''.
Lalu Jikyung menutup mata untuk selamanya.

=End=

Pesan:
mungkinkah yang kita lakukan untuk seseorang terlalu berlebihan? Rasanya tidak, jika kita tahu betapa berartinya sesuatu hal yang kita lakukan untuk saat2 terakhir hidup seseorang. masalahnya, kita tak pernah tahu kapan saat terakhir itu, bisa besok, beberapa hari lagi atau setahun lagi. Jauh lebih baik kita melakukan setiap hal yang terbaik sekarang ini, selagi kita yakin mereka masih bersama kita, selagi kita masih mampu melihat mereka tertawa, tersenyum dengan sorot mata sukacita.

**FF ini adalah kisah adaptasi dari kisah nyata yang terjadi di phoenix arizona, amerika.
Kisah ini menginspirasi banyak orang dan melahirkan hari istimewa yang disebut ''good wish day''. Setiap tahun anak2 boleh mengirimkan surat pengharapan tentang mimpi yang ingin mereka miliki dan dipilih harapan? impian yang terbaik, kemudian orang2 berusaha mengabulkannya.
Salah satu kisah lainnya yang terinspirasi dari program ini adalah permintaan seorang anak perempuan yang setiap hari selalu diejek beberapa temannya karena jalannya pincang. si anak menuliskan surat perngharapan agar satu hari saja ia boleh mendapat kesempatan pergi ke sekolah tanpa ada satupun yang mengejeknya. Surat harapan anak ini langsung dipublikasi di radio, surat kabar dan website. Akhirnya, banyak anak2 cacat lainnya menawarkan diri menjadi teman dan sahabatnya. Tidak hanya itu, ia mendapat jutaan surat simpati dari seluruh dunia.**

(FF) Daddy, I love You

Judul : Daddy, I love You
Part : Oneshoot
Cast : Choi Siwon, Choi Jinwoo



Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata tentang seseorang yang pernah author kenal. Jadi ini bukan sepenuhnya ide author ya^^ semoga tetap menyenangkan^^

Happy reading^^

*Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things*

Translate
*Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.*



Ada seorang pemuda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda berbakat dan cantik. Namja itu bernama choi siwon, anak dari konglomerat terkenal di korea. Sebelum bertemu dengan gadis itu, siwon selalu berdoa,"Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...".

Akhirnya mereka berdua menikah dan keduanya berdoa, "Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.". Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.

Setelah penantian panjang dengan terus tidak jemu2 berdoa, keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki setelah 9 bulan masa penantian dalam kandungan.

Tetapi setelah 3 hari kelahihran putra tercintanya yang ia beri nama choi jinwoo, sang dokter memanggil siwon ke rumah sakit.
"Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda”, kata dokter itu.
"Kabar apapun, saya siap menerimanya, dok. Saya siap menghadapi yang terburuk", kata siwon.
"Dan hal yang buruk itu adalah putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain”.
“Apa maksud dokter?".
Dokter melanjutkan,"Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius".

Siwon lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, "Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu".


* But above all these things put on love, which is the bond of perfection *
Translate * kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan *


Sejak saat itu, siwon membeli ranjang bayi khusus untuk jinwoo dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Beberapa bulan kemudian, sang istri pergi meninggalkan rumah dan hanya meninggalkan sebuah surat.
*aku tidak mampu lagi. Aku harus segera bangun dari mimpi buruk*
“jika kau pikir jinwoo adalah mimpi burukmu, itu adalah kesalahan besar!!”, ucap siwon.


Hari demi hari berlalu, Siwon selalu kesulitan untuk merawat jinwoo, tetapi ia menanggung semuanya itu sendirian. Siwon menjadikan jinwoo sebagai anaknya yang paling istimewa. Siwon memberikannya segala yang jinwoo mau dan dia perlukan. Dan saat siwon selesai bekerja, ia selalu mengajak jinwoo bermain. Dengan mainan yang ada atau jika siwon membawa mainan yang baru untuk anaknya.

Setiap Siwon pergi keluar untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta jinwoo. Di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya.
“Jinwoo tampan sepertiku kan?”, kata siwon seraya memandang jinwoo digendongannya.

Siwon selalu mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya. Ia sangat mengasihi jinwoo, meskipun dia cacat.

Tetapi setelah jinwoo bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes.Tetapi meskipun begitu, siwon tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.


Suatu hari, pagi-pagi sekali jinwoo sudah bangun, sekitar pukul 4.30.
Dalam pikirannya, “Hari ini, aku ingin buat sarapan yang speeeeeesial untuk papa”.
Ia pergi menuju dapur dan mengambil potong roti. jinwoo menaruh roti itu ke dalam oven dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Setelah bunyi *ting*, jinwoo mengambilnya dan menaruhnya di atas sebuah piring. Sebuah roti gosong buatan jinwoo itu diolesi dengan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak. Jinwoo berpikir, “Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya”.
Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Jinwoo memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur itu, menuangkan isinya ke dalam panci tersebut dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir,”Kalo aku membuatnya dengan cepat, pasti papa senang, karena tidak menunggu terlalu lama”.
Setelah membuat roti gosong dan telur mentah itu, jinwoo bergegas mengambil cangkir dan mengambil toples kopi bubuk. Jinwoo berpikir, “Kalau 2 sendok teh saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka”” Jadilah kopi yang terasa sangat pahit itu.

Lalu jinwoo mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara, membawa semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan secangkir kopi pahit menuju kamar ayahnya.
Jinwoo membangunkan ayahnya, “Papa, ireonayo!! aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal untuk papa”.
Siwon terbangun dan melihat roti gosong, telur mentah dan secangkir kopi. Ia menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong itu ,
“Uwaaa ini pasti sangat enak!!”, seru siwon.

Siwon lalu mencoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, jinwoo dengan polosnya bertanya,”Enak kan pa?'”.
“Iya, enaaaak sekali,” kata siwon lalu melanjutkan makan.

Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya,”Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….”.
“Wah kamu yang masak? Enak sekali nak”, kata siwon Lalu melanjutkan memakan telur mentah tersebut.
Setelah semua makanan habis, ia meminum secangkir kopi itu itu.
Jinwoo bertanya lagi, “Harum dan enak kan pa?”
Siwon tanpa expresi mual atau apapun,”Pahit, tapi papa suka sekali”.
Dan dengan lugunya jinwoo menjawab,'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,'
Jinwoo mengira ayahnya sedang bercanda.


Setelah semuanya habis, siwon membelai kepala anaknya dan berkata, “Jinwoo ah, kau tahu tidak?”.
“Molla! Wae?”, kata jinwoo.

Lalu si ayah melanjutkan, “Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali”.
“Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa”.
Lalu siwon berkata lagi, “Kamu tahu kenapa papa senang hari ini?”
Jinwoo menggelengkan kepala, “molla!”.
“Karena hari ini kau sudah buat sarapan yang spesiaaaaal untuk papa”.
“jinwoo ah, kau tahu kenapa papa sayang sekali padamu?”.
“Molla!”.
“karena kau anak papa yang sudah membuat papa bahagia”.
“Jinwoo juga sayang sama papa”.
Siwon menitikkan air mata seraya memeluk putranya itu,
“gomaweo, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini untuk papa”.
“Cheonmaneyo appa”.
“Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku”, batin siwon.

END

Pesan:

Mengasihi dan menerima seorang anak yang cacat, yaitu seorang anak yang menurut nalar tidak memiliki masa depan dan tidak dapat diharapkan pastilah benar-benar memerlukan suatu "kasih yang tidak bersyarat" yang merupakan suatuhal berat dalam hidup manusia.
Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi pahit, kita memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Tetapi Tuhan menerima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita.