Green  Pencil

Sabtu, 08 September 2012

(FF) Daddy, I love You

Judul : Daddy, I love You
Part : Oneshoot
Cast : Choi Siwon, Choi Jinwoo



Diambil dari sebuah kisah nyata di Amerika Serikat, dan sebuah kisah nyata tentang seseorang yang pernah author kenal. Jadi ini bukan sepenuhnya ide author ya^^ semoga tetap menyenangkan^^

Happy reading^^

*Love suffers long and is kind; love does not envy; love does not parade itself, is not puffed up; does not behave rudely, does not seek its own, is not provoked, thinks no evil; does not rejoice in iniquity, but rejoices in the truth; bears all things, believes all things, hopes all things, endures all things*

Translate
*Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.*



Ada seorang pemuda yang taat berdoa yang masih berpacaran dengan seorang gadis muda berbakat dan cantik. Namja itu bernama choi siwon, anak dari konglomerat terkenal di korea. Sebelum bertemu dengan gadis itu, siwon selalu berdoa,"Tuhan berikanlah aku pasangan yang menurut Engkau terbaik...".

Akhirnya mereka berdua menikah dan keduanya berdoa, "Tuhan, berikanlah kami anak yang terbaik buat kami.". Tetapi setelah 7 tahun mereka menikah, mereka tidak mempunyai anak.

Setelah penantian panjang dengan terus tidak jemu2 berdoa, keduanya dikaruniai seorang anak laki-laki setelah 9 bulan masa penantian dalam kandungan.

Tetapi setelah 3 hari kelahihran putra tercintanya yang ia beri nama choi jinwoo, sang dokter memanggil siwon ke rumah sakit.
"Pak, dengan berat hati saya harus menyampaikan kabar buruk kepada anda”, kata dokter itu.
"Kabar apapun, saya siap menerimanya, dok. Saya siap menghadapi yang terburuk", kata siwon.
"Dan hal yang buruk itu adalah putra anda tidak akan bertumbuh dengan normal seperti anak-anak yang lain”.
“Apa maksud dokter?".
Dokter melanjutkan,"Putra anda menderita sesuatu kecacatan yang tidak dapat disembuhkan. Yaitu cacat mental yang serius".

Siwon lalu menitikan air mata dan berkata sambil berdoa, "Tuhan, apapun yang Engkau berikan kepadaku, aku tahu semuanya baik dan Engkau tidak pernah mencelakakan anak-anakMu".


* But above all these things put on love, which is the bond of perfection *
Translate * kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan *


Sejak saat itu, siwon membeli ranjang bayi khusus untuk jinwoo dan ditaruh di samping ranjang mereka berdua. Beberapa bulan kemudian, sang istri pergi meninggalkan rumah dan hanya meninggalkan sebuah surat.
*aku tidak mampu lagi. Aku harus segera bangun dari mimpi buruk*
“jika kau pikir jinwoo adalah mimpi burukmu, itu adalah kesalahan besar!!”, ucap siwon.


Hari demi hari berlalu, Siwon selalu kesulitan untuk merawat jinwoo, tetapi ia menanggung semuanya itu sendirian. Siwon menjadikan jinwoo sebagai anaknya yang paling istimewa. Siwon memberikannya segala yang jinwoo mau dan dia perlukan. Dan saat siwon selesai bekerja, ia selalu mengajak jinwoo bermain. Dengan mainan yang ada atau jika siwon membawa mainan yang baru untuk anaknya.

Setiap Siwon pergi keluar untuk berpesta dengan rekan kerjanya atau teman-temannya yang sedang berbahagia, ia selalu membawa serta jinwoo. Di depan rekan-rekan kerjanya atau teman-temannya, ia selalu membanggakan anaknya.
“Jinwoo tampan sepertiku kan?”, kata siwon seraya memandang jinwoo digendongannya.

Siwon selalu mengatakan demikian, karena ia tahu, anaknya ini adalah anugerah Allah yang terbesar dalam dirinya. Ia sangat mengasihi jinwoo, meskipun dia cacat.

Tetapi setelah jinwoo bertumbuh makin dewasa, kecacatannya semakin kelihatan. Kemampuan komunikasinya kurang, jika terjemur matahari sebentar mulutnya akan keluar busa, dan jika sedang berbicara kadang air liurnya menetes.Tetapi meskipun begitu, siwon tetap sangat sangat menyayangi anak mereka yang cacat itu.


Suatu hari, pagi-pagi sekali jinwoo sudah bangun, sekitar pukul 4.30.
Dalam pikirannya, “Hari ini, aku ingin buat sarapan yang speeeeeesial untuk papa”.
Ia pergi menuju dapur dan mengambil potong roti. jinwoo menaruh roti itu ke dalam oven dan menyetel waktunya sampai 10 menit. Setelah bunyi *ting*, jinwoo mengambilnya dan menaruhnya di atas sebuah piring. Sebuah roti gosong buatan jinwoo itu diolesi dengan selai kacang keju yang (amat) sangat banyak. Jinwoo berpikir, “Harus kasih yang baaaaanyak buat papa, biar ueeeeenak rasanya”.
Setelah itu, ia berlari ke kulkas, lalu mengambil sebutir telur. Jinwoo memanaskan panci di atas kompor, lalu memecahkan telur itu, menuangkan isinya ke dalam panci tersebut dan langsung menaruhnya di atas piring yang lain, sambil berpikir,”Kalo aku membuatnya dengan cepat, pasti papa senang, karena tidak menunggu terlalu lama”.
Setelah membuat roti gosong dan telur mentah itu, jinwoo bergegas mengambil cangkir dan mengambil toples kopi bubuk. Jinwoo berpikir, “Kalau 2 sendok teh saja sudah harum, apalagi 5, pasti papa suka”” Jadilah kopi yang terasa sangat pahit itu.

Lalu jinwoo mengambil nampan, lalu dengan hati-hati tanpa menimbulkan suara, membawa semua piring yang di atasnya ada roti gosong dan telur mentah dan secangkir kopi pahit menuju kamar ayahnya.
Jinwoo membangunkan ayahnya, “Papa, ireonayo!! aku udah buat sarapan yang spesiaaaaaaaal untuk papa”.
Siwon terbangun dan melihat roti gosong, telur mentah dan secangkir kopi. Ia menghirup aroma 'sedap' dari roti gosong itu ,
“Uwaaa ini pasti sangat enak!!”, seru siwon.

Siwon lalu mencoba roti gosong tersebut, dan setelah ayahnya mengunyah gigitan pertama, jinwoo dengan polosnya bertanya,”Enak kan pa?'”.
“Iya, enaaaak sekali,” kata siwon lalu melanjutkan makan.

Setelah roti tersebut habis, ia memakan telur mentah tersebut. Dan si anak bertanya,”Telurnya enak kan pa? Aku yang masak semuanya loooo….”.
“Wah kamu yang masak? Enak sekali nak”, kata siwon Lalu melanjutkan memakan telur mentah tersebut.
Setelah semua makanan habis, ia meminum secangkir kopi itu itu.
Jinwoo bertanya lagi, “Harum dan enak kan pa?”
Siwon tanpa expresi mual atau apapun,”Pahit, tapi papa suka sekali”.
Dan dengan lugunya jinwoo menjawab,'Ya iya dong papa, kopi kan pahit…,'
Jinwoo mengira ayahnya sedang bercanda.


Setelah semuanya habis, siwon membelai kepala anaknya dan berkata, “Jinwoo ah, kau tahu tidak?”.
“Molla! Wae?”, kata jinwoo.

Lalu si ayah melanjutkan, “Kalau semua masakan kamu, enaaaaak sekali”.
“Iya dong pa, kan aku yang masakin, spesiaaaaaal buat papa”.
Lalu siwon berkata lagi, “Kamu tahu kenapa papa senang hari ini?”
Jinwoo menggelengkan kepala, “molla!”.
“Karena hari ini kau sudah buat sarapan yang spesiaaaaal untuk papa”.
“jinwoo ah, kau tahu kenapa papa sayang sekali padamu?”.
“Molla!”.
“karena kau anak papa yang sudah membuat papa bahagia”.
“Jinwoo juga sayang sama papa”.
Siwon menitikkan air mata seraya memeluk putranya itu,
“gomaweo, karena telah memasakan sarapan roti, telur, dan kopi ini untuk papa”.
“Cheonmaneyo appa”.
“Tuhan terima kasih, karena Engkau sudah memberikan anak yang sangat sayang padaku”, batin siwon.

END

Pesan:

Mengasihi dan menerima seorang anak yang cacat, yaitu seorang anak yang menurut nalar tidak memiliki masa depan dan tidak dapat diharapkan pastilah benar-benar memerlukan suatu "kasih yang tidak bersyarat" yang merupakan suatuhal berat dalam hidup manusia.
Seperti anak cacat itu memberikan kepada ayahnya, roti gosong, telur mentah dan kopi pahit, kita memberikan apa yang tidak sempurna dari kita untuk Tuhan. Tetapi Tuhan menerima semuanya dengan senang hati, karena Tuhan tahu, bahwa kita melakukannya dengan segenap hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar