Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance *10 End

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Choi Siwon (Super Junior)
Lee SeungRi (BigBang)
park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *10

Siwon yang sedang menggendong nami dan seungri yang bersepeda bersama gyuri saling berpapasan.
Siwon memandang pria yang ada didepannya itu.
''kenapa berhenti?'', tanya gyuri pada seungri.

Yeoja itu melongok ke depan mencari tahu apa gerangan yang membuat seungri menghentikan sepedanya.

''lee seungri!'', kata siwon.

Saat mengetahui namja itu adalah siwon, Gyuri turun dari sepeda kemudian menghampiri namja itu.

''turunkan aku!'', kata nami seraya menepuk pundak siwon.

Siwon memandang gyuri, ''kau sudah bertemu seungri? Dan kau merahasiakannya dariku?'', teriak siwon.

Nami turun dari gendongan siwon lalu berlari menghampiri seungri.
''kenapa kau muncul? Kau seharusnya bersembunyi'', kata nami.
''kenapa aku harus bersembunyi?'', tanya seungri.
''karena aku tidak mau kau di penjara. Kau bukan penjahat!''.

Siwon ingin mengambil pistol yang tersemat di pinggangnya namun gyuri dengan sigap menahan tangan namja itu.
''siwon ah, kau salah jika menangkap seungri'', kata gyuri.
''apa maksudmu? Kenapa semua orang menghalangiku untuk menangkap seungri?'', seru siwon.
''seungri anggota intelegen korea!''.
''apa? Seungri anggota BIN'', seru siwon tidak percaya.
Gyuri mengangguk.

Mendengar gyuri menyebutkan bahwa seungri anggota BIN, seungri dan nami menoleh ke arah siwon dan gyuri.
''seungri ah, kau tidak seorang buronan kan? Ahaha, aku senang, aku senang'', kata nami lalu memeluk seungri.
''kau jangan bersikap seperti orang bodoh'', kata seungri lalu melepas pelukan nami.
''ini karena aku terlalu senang! Aku tidak salah mempercayai orang!''.

Seungri menghampiri siwon lalu menunjukkan tanda pengenalnya.
''aku lee seungri dari badan intelegen korea. Aku melibatkan diri pada perdagangan senjata itu untuk menyelidiki sebuah kasus, sama sepertimu'', kata seungri.
''astaga!kenapa aku tidak menyadarinya? Aku kecolongan!'', kata siwon seraya mengamati kartu anggota milik seungri.
''Apa tujuanmu membawaku datang ke pulau ini?'', tanya siwon.
''kau akan tahu dalang dibalik kasus yang sedang kau usut itu, ayah nami akan memberimu sebuah kesaksian''.

Nami berdiri disebelah gyuri.
''nona, psssttt'', kata nami sambil menyenggol tubuh gyuri dengan sikunya.
''wae?'', kata gyuri dengan acuh.
''diantara kedua pria ini, mana yang kau pilih??''.
''hyaa! Astaga, kenapa kau bisa bertanya seperti itu sekarang?'', teriak gyuri.
''aku hanya bertanya saja. Tidak perlu berteriak seperti itu. Slow! Slow! Slow!''.

Mereka berempat berjalan beriringan.
Seungri berkali2 memperhatikan nami untuk memastikan yeoja itu baik2 saja.
''seungri ah, jangan katakan pada ayahku kalau aku dipukuli orang, atau kau akan menyesal seumur hidupmu'', kata nami.
''guraeyo, aku akan mengobatimu'', kata seungri.
''tapi aku rasa paman cha tidak akan memperhatikan lukamu karena ada hal yang jauh lebih penting'', kata seungri lagi.


=rumah nami=
Tuan cha duduk di dekat seungri, berhadapan dengan siwon, gyuri dan nami.

Ajeossi itu membuka kaleng yang ia simpan lalu mengeluarkan sebuah lencana kepolisian yang sudah usang.
''aku dulu seorang polisi. Ini lencanaku!'', kata tuan cha.
''mweoya??'', seru siwon, gyuri dan nami.

Siwon mengambil lencana milik tuan cha kemudian memberikannya pada gyuri.
''ini asli. Lencana kepolisian tahun 1992'', kata gyuri.

Nami menghampiri ayahnya kemudian menarik lengan tuan cha.
''kenapa ayah tidak bercerita padaku? Kenapa ayah melarangku menjadi seorang polisi padahal ayah anggota kepolisian. Ada apa sebenarnya? Ayah, ceritakan padaku!!'', cerocos nami dengan banyak pertanyaan.

Seungri menutup mulut gadis itu agar nami berhenti bicara. Nami berkali2 mencoba melepaskan tangan seungri yang menempel dimulutnya itu.

''perdagangan senjata ilegal itu, sudah ada sejak 15 tahun lalu dan dipimpin orang yang sama. Saat itu pangkatku brigadir polisi'', kata tuan cha.
''partner kerjaku saat itu bernama lee booman. Kami mengikuti transaksi perdagangan senjata itu sampai di sebuah pelabuhan. Dan kami melihat seseorang yang begitu kami kenal, ya kami sangat mengenalnya'', terang tuan cha lagi.
''lee booman, seorang polisi yang ditemukan tewas dan dianggap sebagai korban perampokan. Kasusnya sudah ditutup'', kata siwon.

Tuan cha menggeleng, ''booman tidak dirampok. Booman dibunuh, karena aku melihatnya sendiri. Seseorang menembakkan pistol ke arah dada kanannya''.

''dari tadi paman bercerita tentang seseorang, siapa orang itu?'', tanya gyuri.
''kau mengenalnya! orang itu adalah pimpinanmu di departemen kepolisian, komisaris choi'', jawab tuan cha.

*cleterrrrrr* Ucapan tuan cha seperti petir menyambar bagi siwon.

Gyuri sama terkejutnya dengan siwon.
''paman, komisaris choi itu ayahku!!'', seru siwon.
''ya, ayahmu adalah dalang dibalik perdagangan senjata ilegal itu dan dia juga yang membunuh lee booman. Ayahmu memutar balikkan fakta membuat seolah2 bowman tewas karena perampokan'', kata tuan cha.
''paman kau jangan mengada-ada!'', kata siwon.

Siwon mengambil pistolnya kemudian mengarahkan senjatanya pada tuan cha.
''kau tahu akibat dari ucapanmu ini, paman cha!!'', kata siwon.

Nami menahan pistol milik namja itu.
''siwon ssi, jangan tembak ayahku. Tunjukkan dimana kesalahan ayahku hingga kau ingin menembaknya?'', kata nami.

''apa gunanya aku menipumu. Aku hidup bertahun2 dengan putriku disini, tanpa mengijinkan putriku pergi dari pulau ini. Ayahmu akan membunuh keluargaku jika aku bersaksi tentang kasus itu'', seru tuan cha.

Tiba-tiba
*doooorrrr dorrrrr dorrrrr*
Berondongan peluru mengarah ke dalam rumah nami.

Semua orang yang ada didalam rumah sangat terkejut.
Siwon, gyuri dan seungri menyiagakan pistol mereka.

*pranggg cranggg krompyang*
Suara kaca jendela yang terkena tembakan peluru.

*dorrrr dorrrr*
Pintu rumahpun tidak luput dari serangan. Pintu rumah nami jebol dengan lubang peluru hampir memenuhi pintu usang itu.
''kalian keluarlah lewat pintu belakang'', kata siwon.
Tuan cha dan nami mengangguk.

Gyuri membuat tameng perlindungan dengan membalikkan meja yang ada didekatnya lalu mulai menembak ke arah luar.
Gyuri melihat dua orang pria dengan senjata api membombardir puluhan peluru ke arah rumah nami.

Tuan cha bergegas menggandeng nami keluar lewat pintu belakang.
Namun, seorang dari tiga pria asing itu sudah menghadang mereka berdua dengan pistol terarah ke kepala tuan cha.
''cha chunsu, aku sudah katakan padamu untuk mengubur kasus itu dalam2, kau menggali kuburmu sendiri'', kata pria itu.

Nami begitu ketakutan dengan pistol yang tertodong ke kepala ayahnya.
''apa yang kau lakukan dengan ayahku? Jangan bunuh ayahku'', seru nami sambil memukul2 tubuh pria itu.

Pria itu langsung mendorong tubuh nami hanya dengan satu tangan hingga membuat nami terjatuh.

Tuan cha ingin menolong putrinya namun pistol pria itu menghalanginya untuk segera menolong nami.

*dooorrr*
Pria itu menembakkan selongsong peluru ke arah kaki tuan cha hingga membuat tuan cha terjatuh.
''ahhh!!!'', Tuan cha meringis menahan sakit.

''ayah??'', teriak Nami saat melihat ayahnya tertembak.

pria itupun mengarahkan pistolnya kepada nami.
''jangan sakiti anakku'', kata tuan cha.
''baiklah'', kata pria itu.
''sebagai gantinya,,,,'', kata pria itu lagi.

*dorrr*
Pria itu menembak mengenai dada kiri tuan cha.

*dorrr*
Peluru menembus dada kanan tuan cha, hingga membuat tuan cha rebah tidak berdaya.

''ayah????'', teriak nami sambil bercucuran air mata.

Pria itu mengarahkan pistolnya ke arah nami. Nami memejamkan matanya karena sangat ketakutan.

*dorrrrr*
Terdengar suara tembakan,
Nami mencoba menyentuh tubuhnya.
''aku mati?'', gumannya.

Yeoja itu lalu membuka matanya. Ia terheran karena tidak ada satupun luka tembak di tubuhnya. Ia melihat pria asing itu rebah dengan peluru menembus pelipis kanannya.

Ya, seungri menyelamatkan nami tepat waktu.
''apa kau baik2 saja?'', tanya seungri.
''ne! Gamsahae!'', jawab nami.

Nami berlari kearah tuan cha yang sudah sekarat.
''tolong selamatkan nami!'', kata tuan cha.

Hal itu membuat seungri teringat kejadian 15 tahun silam saat ayahnya tertembak.
*tolong selamatkan seungri*
Kata2 ayahnya menggema didalam hati seungri.

''tolong selamatkan putriku'', kata tuan cha.

Seungri mengangguk lalu membawa nami pergi dari tempat itu.
''aku ingin pergi bersama ayahku!'', kata nami memberontak dan mencoba menarik tangannya namun seungri memegangnya dengan erat.
''seungri ah, tolong selamatkan ayahku'', kata nami dengan berderai air mata.

Yeoja itu berlari ke arah tuan cha yang sudah bersimbah darah.
''ayah!!'', seru nami.
''nami ah! Berjuanglah untuk hidup! Saranghae'', ucap tuan cha terbata2.

Seungri membopong tubuh nami kemudian membawanya pergi dari tempat itu.

*dorrr dorrr*
Didalam rumah, siwon dan gyuri masih beradu tembak dengan dua pria itu.
''amunisiku habis'', kata gyuri.

*swiiinggg* Siwon melempar sebuah kotak amunisi pistol ke arah gyuri.

*crekkk* Gyuri mengisi kembali peluru di pistolnya lalu mulai menembak.

*dorr dorr dorr*
Sekarang bidikan siwon mengenai lengan kanan seorang dari dua pria itu hingga membuat senapannya terjatuh dari tangan pria asing itu.

*brakkk krosssaaakkk*
Atap bagian depan rumah nami roboh.
Bagian dalam rumah nami sudah rusak parah.
Kesempatan itu, digunakan siwon untuk menyusup ke depan, mendekati dua pria itu.

Siwon mengarahkan pistolnya pada dua pria asing itu.

*dorr dorr dorrr*
Terjadi baku tembak dengan jarak dekat, siwon bergelintingan mengelak tembakan peluru dari pria asing itu.

Tidak lama, kemudian dua pria itu berhasil dilumpuhkan dengan luka tembak pada kaki dan lengan kanan mereka.

Siwon dan gyuri berlari ke arah rumah memastikan tuan cha dan nami selamat.
Siwon melihat tuan cha sudah terkapar bersimbah darah demikian juga dengan pria yang tertembak pelipisnya itu.
''tuan cha??'', kata siwon sambil menyentuh tubuh tuan cha yang sudah terbujur tidak bergerak.

Siwon lalu menyentuh leher tuan cha untuk memastikan ada tidaknya denyut nadi.
''paman cha tewas'', kata siwon.

Gyuri menyingkirkan senjata yang digunakan kelompok pria asing itu kemudian berlari menyusul siwon ke belakang rumah nami.
''gyuri ah? paman cha tewas'', kata siwon.
Gyuri memandang tubuh tuan cha yang sudah terbujur tidak bernyawa.


Tidak lama kemudian,
Mobil patroli polisi sektor pulau nami tiba di tempat kejadian perkara lalu siap melakukan olah TKP.

Nami menangis tersedu melihat jenazah ayahnya.
''appa? Ireona! buka mata ayah'', kata nami.

Gyuri mencengkram kedua bahu nami untuk menguatkan gadis itu.

''andwe! Andwe!'', teriak nami saat tim penyidik sektor nami island membawa jenazah tuan cha ke dalam mobil untuk dilakukan proses penyidikan lebih lanjut.

Anggota polisi sektor pulau nami memborgol dua pria asing itu sedangkan pria yang sudah tewas itu di masukkan ke dalam kantung mayat untuk diotopsi.
''siapa yang menyuruhmu?'', tanya siwon.
Dua pria itu hanya terdiam.
Siwon menyiagakan pistolnya kemudian mengarahkannya ke arah mereka berdua.
''komisaris choi dari departemen kepolisian pusat''.
Siwon termanggu, pernyataan dua pria itu membuatnya semakin yakin bahwa ayahnya terlibat didalam kasus itu.
''ayah!! Kau akan dikenai banyak pasal. Ini membuatku dilema! Aku harus menunjukkan pengabdianku pada negara dengan menyerahkan ayahku sendiri ke pengadilan'', batin siwon.


Beberapa waktu berlalu,
Nami menangis didepan rumahnya yang sudah porak poranda.
''appa!! Appa!!'', ucap nami lirih yang terus menerus memanggil ayahnya.

Bibi sora datang terengah2 karena baru mengetahui kejadian yang menimpa tuan cha.
''nami ah??'', kata bibi sora lalu memeluk nami.
''bibi, aku takut. Aku benar2 takut, aku tidak bisa hidup tanpa ayahku'', kata nami.

Seungri berdiri disamping siwon.
''siwon ah, sekarang kau mengerti kan? Dua pria itu sudah mengakui bahwa mereka disuruh komisaris choi'', kata seungri.
''ne, aku akan menyelesaikannya setiba di seoul'', kata siwon.


=Malam hari, Penginapan bibi sora=
Nami dan seungri tinggal di penginapan bibi sora bersama siwon dan gyuri.
Nami duduk di teras penginapan kemudian memandang ke langit yang gelap dan hanya di sinari dengan bintang2.
Air mata yeoja itu kembali menetes.
''Kau menangis nami ah? Nami yang ku kenal tidak akan membuang air matanya dengan percuma. Kau harus bangkit!'', kata seungri.
''kau ingat pesan ayahmu sebelum kematiannya? Ayahmu berkata kau harus hidup. Jangan gunakan hidupmu hanya untuk menangis!''.
''ingat nami ah, Bangkit dan bercahaya!'', kata seungri lagi.

Nami tidak berani menoleh ke arah seungri dan langsung berlari keluar dari penginapan itu seraya menghapus air matanya.

Nami menahan tangis dengan bersandar pada dinding luar penginapan bibi sora.

Seungri menemui gyuri dan menyuruh gadis itu berbicara dengan nami.
''aku sangat terbatas untuk memahami perasaan seorang gadis. Dan saat ini hati nami sedang sangat pedih. Aku harap kau bisa memberinya penghiburan'', kata seungri.

Gyuri membuka pintu pagar penginapan kemudian mendekati nami dan duduk di dekat yeoja itu.
''nami ah, kau harus belajar mandiri. Kau tidak selamanya hidup mengandalkan ayahmu. apa kau merasa sendirian sekarang?'', tanya gyuri.
Nami mengangguk.
''tapi aku mendengar suara Tuhan di hatimu berkata *Aku bersamamu, jangan takut*''.
Nami memandang gyuri, ''kau ingin menghiburku??''.
Gyuri menggeleng, ''walau sebelumnya aku tidak pernah akur tapi aku mulai mengenal karaktermu. Dan sekarang yang ku lihat bukanlah cha nami! Kau membuang air matamu dengan percuma''.
''Tuhan baik padamu! Tetap tegar dan kuatkan hatimu''.
''kalau Tuhan baik, dimana Tuhan sekarang berada? Kenapa Dia mengambil ayahku?''.
''kau pikir segala pencobaan yang membuat hatimu berduka itu datangnya dari Tuhan? Kau salah nami ah! Kenapa kau mengkambing hitamkan Tuhan? Seolah2 apa yang kau alami adalah hukuman. Ingat nami ah, Rancangan Tuhan bukan rancangan kecelakaan tapi rancangan damai sejahtera''.

Gyuri menyanyikan sebuah lagu,
*Seperti pelangi sehabis hujan, itulah janji setiaMu Tuhan. Di balik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi*

''ampuni aku, Tuhan'', ucap nami lirih kemudian terisak.


=Keesokan harinya=
Siwon dan gyuri berkemas untuk bersiap kembali ke seoul.
''ini akan sangat berat untuk nami dan juga untukmu'', kata gyuri.
Siwon mengangguk.
''sekeras apapun batu karang dilaut, lama2 kelamaan ia akan lapuk karena terjangan ombak! Sekeras apapun hatimu, ada kalanya untuk rapuh'', kata siwon.
''aku benar2 khawatir dengan nami'', kata siwon lagi.


=di Bukit karang=
Nami duduk diatas bukit karang menghadap ke laut.
''ayah??'', kata nami sambil meneteskan air mata.

Nami pov
#aku tidak menyangka bahwa ayah akan pergi begitu cepat. Aku sekarang sendirian. tapi Ayah membuatku bangga. Ayah berani mengungkapkan rahasia yang bertahun2 ia simpan#end.

Nami memandang ke arah laut tanpa menyadari ada sosok namja yang terus memperhatikannya.
''aku akan kembali ke seoul'', kata namja itu.
Nami menoleh, ''seungri ah??''.
''ikutlah pergi ke seoul bersamaku. Aku akan menjagamu!'', kata seungri.
Nami menggeleng, ''aku tidak akan ke seoul''.
''kau ingin menjadi seorang polisi, bukan? Mimpimu hanya akan terwujud jika kau pergi ke seoul''.
''aku berjanji untuk membawamu ke seoul. Ini saatnya kau pergi dan meraih mimpimu'', kata seungri lagi.
Nami hanya terdiam.

''kau ingin tahu bagaimana keluarga lee booman itu mengucapkan terima kasih?'', tanya seungri.
''eung??''.
''lee booman itu ayahku. aku sangat berterima kasih pada ayahmu. Tanpa ayahmu, mungkin aku sudah mati. Paman cha adalah alat Tuhan untuk menolongku''.

Nami memeluk seungri, ''seungri ah, Gajima!''.

(ost davichi- dont say goodbye)
''Gajima, seungri ah! Tetaplah di sini!'', kata nami lagi.

Seungri melepas pelukan nami kemudian menggenggam tangan yeoja itu.
Seungri mendekatkan wajahnya ke arah nami sedangkan yeoja itu memejamkan matanya.

Namja itu mengurungkan niatnya untuk mencium nami.
''mianhaeyo nami ah! Aku berharap bisa melihatmu lagi. Ini bukan akhir tapi awal. Aku ingin melihatmu meraih apa yang kau sebut dengan *berbahagia*'', kata seungri.

Nami membuka matanya kemudian memandang seungri.
''berbahagia yaitu saat hidupmu bermakna untukmu, keluargamu dan orang lain'', kata seungri lagi.

Nami tersenyum.
''Tuhan, ini sangat berat untukku. Dua orang pria yang berhasil menduduki peringat atas di hatiku. Yang pertama ayahku, yang kedua seungri. Tapi kau sudah membawa ayahku pergi ke surga, jauh dariku dan tidak bisa ku lihat lagi'', batin nami.
''aku berbahagia seungri ah, saat bertemu denganmu di pantai ini dan berpisah denganmu di tempat ini juga'', kata nami.

Seungri tersenyum kemudian melambaikan tangan ke arah nami.
''jika kau berubah pikiran, aku akan menunggumu di dermaga sampai kapal feri itu berangkat'', kata seungri.

Nami melihat seungri berlalu semakin jauh darinya dan tidak terlihat lagi.


=dermaga pulau nami=
Siwon dan gyuri berdiri ke dermaga kecil pulau nami. Siwon sesekali melihat jam ditangannya.
''kenapa seungri lama sekali?'', tanya gyuri.
''apa mungkin seungri akan tetap di sini?'', kata siwon.
''tidak mungkin seungri meninggalkan tugasnya sebagai intel di seoul''.

Tidak lama kemudian, namja yang ditunggu datang juga. Seungri muncul dari balik bukit dan sedang menyusuri jalanan setapak berbatu.
Namja itu melambaikan tangan ke arah siwon dan gyuri.

''kita akan kembali menjalani hidup kita di seoul. Aku akan sangat merindukan tempat ini'', kata gyuri.
''seungri ah, apa nami tidak ingin pergi bersama kita?'', tanya siwon.
''nami tidak ingin ke seoul. Dia memilih tinggal dan mengubur dalam2 impiannya'', kata seungri.

Kapal feri yang akan membawa mereka bertiga dari pulau nami ke seoul akan segera berangkat.

Seungri, siwon dan gyuri menoleh ke arah dermaga dan tidak melihat nami ada disana.
''good bye, namihara republik'', ucap mereka bertiga.
''pulau sekecil ini mampu menyimpan rahasia yang begitu besar'', kata siwon.

Kapal sudah berlayar semakin jauh dari dermaga.

Nami berlari ke arah dermaga, dilihatnya kapal itu sudah berlayar lumayan jauh. Sesekali yeoja itu menahan lututnya karena kelelahan berlari.
''aku terlambat?'', ucap nami dengan nafas terngah.

Nami berdiri di atas dermaga sambil melambaikan tangan ke arah kapal feri itu, berharap siwon, gyuri dan seungri bisa melihatnya.

''selamat jalan! Tuhan mengasihi kalian! Terima kasih sudah menjadi temanku'', teriak nami seraya terus melambaikan tangannya.

''aku akan menjadi polisi dan meninggalkan pulau ini. Tapi tidak sekarang'', batin nami lalu tersenyum.

(Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

Nami pov
#selalu saja ada pilihan dalam hidup yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian dan keraguan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan untuk tidak mau melangkah dan tidak mau menatap hidup. Karena hidup adalah pilihan, makan hadapilah dengan gagah#

=end=

Annyeong
^Rencananya aku mau buat sekuelnya FF ini, kira2 masih ada yang suka ga ya?^

Pesan:
Kebenaran bila diungkap akan menyakitkan, namun bila tidak diungkap akan lebih menyakitkan.
Menjadi berkat untuk orang lain itu lebih berharga, tidak hanya dengan memberi emas dan permata namun memberi sebuah kesaksian dapat mengubah hidup seseorang.
Jadilah terang dan garam dunia, walaupun hatimu saat ini sedang merasa sedih^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar