Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Sweet Innocence *13

Judul: Sweet Innocence
Genre: Romance 
Part: 1-19 
Cast: 
IU/ Lee JiEun 
Lee Donghae Super Junior 
TOP/ Choi Seunghyun BigBang 
Jessica jung/ Jung sooyeon SNSD 

#lee dongchul: saudara kembar lee donghae (hanya di FF ini^^) 

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will) 

Part *13 

Mendengar pernyataan jieun, sooyeon bergegas menemui donghae di ruang latihan. 
''lee donghae!!!'', panggil sooyeon pada seorang namja yang sedang duduk memainkan tuts piano itu. 

Donghae menoleh dan terkejut melihat sooyeon berdiri di dekat pintu ruang latihan piano. 
''kau lee donghae!'', kata sooyeon lagi. 

Sooyeon berjalan mendekati donghae. Namja itu masih duduk di depan piano dan terus saja memandangi sooyeon. 
''kau donghae!'', kata sooyeon kemudian meneteskan air matanya. 
''dongchul ssiga eodiya? (dongchul dimana?)'', tanya sooyeon lagi. 

Donghae menarik tubuh sooyeon kemudian memeluk gadis itu. 
''aku dongchul. Kenapa kau masih saja mencari dongchul sedangkan pria yang kau maksud berdiri di depanmu?'', kata donghae. 
''kau pikir aku tidak bisa membedakan donghae dengan dongchul? Aku ingat semuanya. Aku mengingatnya!!'', kata sooyeon. 



=Lantai atas kantor SM Ent= 
Jieun masih memandang ke sekeliling kemudian tersungging senyum di bibirnya. 
''aku harus bangkit. Jangan biarkan donghae memakai trainer baru. Tuhan menggariskan aku dan donghae bersatu'', guman jieun. 
''jika ada hal yang harus diubah, lakukan sekarang! Tuhan dan dunia berbaik hati pada orang yang mau memperbaiki diri. Masih ada kesempatan, ayo jieun ah, bersemangatlah!!'', kata jieun menyemangati dirinya. 

Yeoja itu beranjak berdiri dari duduknya, 
''jika ini benar ditandai dengan hujan turun! Ayo hujan turunlah'', kata jieun seraya mendongak ke atas. 

*plukkkk* jieun merasa ada sesuatu yang jatuh di kepalanya kemudian ia meraba dengan telapak tangannya. 
''hyaaa!!!'', teriak jieun saat tahu yang jatuh di kepalanya bukan air hujan melainkan kotoran burung. 

''uwaaaaa!!'', gerutu jieun seraya mengusapkan telapak tangannya di dinding. 


Yeoja itu berlari menuruni tangga darurat kemudian berlari menyusuri koridor kantor untuk pergi ke arah toilet. 



=Ruang Latihan Piano= 
Sooyeon masih terisak di pelukan donghae. 
''apa kau perlu bukti bahwa aku adalah dongchul?'', tanya donghae. 
Namja itu memandang sooyeon lekat. 
''an.....'', belum selesai sooyeon mengatupkan bibirnya, donghae mencium bibir gadis itu. 

Jieun yang tengah berlari ke toilet melewati ruang latihan piano dan melihat donghae dan sooyeon berciuman. 
Jieun begitu terkejut saat melihat kejadian itu. Donghae dan sooyeon begitu menikmati ciuman mereka tanpa memperhatikan ada seorang yeoja yang melihatnya. 
(Leesang- Turn off your TV) 

*tap tap tap* Jieun berlari ke arah toilet kemudian mengisi penuh wastafel dengan air. 

*byurrr* jieun membenamkan wajahnya ke dalam wastafel. 
*blupblupblup* kemudian mengangkat kepalanya lagi. 
*byurrrr* jieun membenamkan wajahnya lagi. 
Kemudian, jieun memandang rambut dan wajahnya yang basah kuyup. Jieun menghirup nafas dalam2 dan menghembuskannya kuat2. 

''kenapa kau bermain air? Apa tidak sangat dingin?'', tanya seorang rekan kerja jieun. 
''sama sekali tidak dingin'', kata jieun. 
''aneh sekali!'', kata yeoja itu kemudian masuk ke salah satu bilik kamar mandi. 

Jieun memandangi wajahnya, ia teringat adegan ciuman sooyeon dan donghae. 
Tidak disangka, seorang ajumma pekerja cleaning service gedung itu memperhatikan jieun dari ujung toilet itu. 
Ajumma itu menghampiri jieun. 
''apa kau memiliki masalah?'', tanya ajumma itu. 
''dia sangat beruntung. Semua yang dia miliki berjalan dengan baik. Aku rasa dia adalah orang yang paling bahagia di dunia ini'', kata jieun. 
''orang yang paling bahagia bukanlah orang yang memiliki segala sesuatu yang terbaik di dunia, tetapi orang yang membuat segala sesuatu yang ia miliki menjadi yang terbaik di dunia ini. Kau memilikinya, hanya saja kau perlu memperbaikinya''. 
''mweo?''. 


Jieun keluar dari toilet dengan air yang masih menetes dari rambutnya. 
Yeoja itu masuk ke dalam ruang kerja trainer lalu menundukkan kepalanya diatas meja kerjanya. 
''hei lee jieun? Apa kau frustasi dengan pekerjaanmu?'', tanya seorang trainer, teman jieun. 

Jieun tidak menjawab dan terus menundukkan kepalanya di atas meja. 
''aku sarankan sebaiknya kau buat surat pengunduran diri kemudian membawa barang2mu keluar dari kantor. Kau sepertinya masuk ke kandang singa, aku kasihan melihatmu!'', kata yeoja itu lagi. 

*brakkkkkk* jieun memukul meja kerjanya kemudian menatap temannya itu dengan tajam. 
''apa kau bisa diam? Kau salah jika kau menganggap dirimu sendiri sebagai orang yang paling benar! Paling tahu akan hidup! Paling mampu untuk menjadi yang terhebat!'', teriak jieun. 
''apa katamu??'', teriak seorang rekan kerja jieun. 
''aku mungkin bukan orang yang berarti bagi kalian, tapi aku adalah orang yang kuat! Aku akan membuktikannya!''. 
''trainer ijazah sma ini sudah berani bertingkah di sini!''. 

Yeoja itu beranjak kemudian menjambak rambut jieun. 
''akhhhh!!'', Keduanya bergelintingan di lantai dengan saling mencakar dan menjambak rambut. Beberapa trainer mencoba melerai mereka namun gagal. 



=Ruang Kerja Manager Choi= 
Seorang namja berlari menemui seunghyun di ruang kerjanya. 
''manager, jieun dan pilsook berkelahi di ruang trainer'', kata namja itu. 
''kenapa kau tidak melerainya?'', tanya seunghyun. 
''aku mencoba melerai mereka tapi gagal''. 
''jangan sampai direktur lee tahu'', kata Seunghyun seraya keluar dari ruang kerjanya kemudian pergi ke ruang trainer. 


Seunghyun melihat jieun masih bergelintingan dengan pilsook di lantai. 
Seunghyun menarik rambut jieun hingga membuat yeoja itu melepas cengkraman tangannya dari krah baju pilsook. 
''akhhhh!!'', teriak jieun menahan sakit karena ulah seunghyun. 

Seunghyun mencengkram lengan jieun kemudian membawanya keluar dari ruangan itu. 
''apa yang kau lakukan? Ini begitu memalukan!!'', kata seunghyun. 
''kau membuatku kesakitan!'', kata jieun. 
''tolong maafkan aku, aku tidak akan mengulanginya'', kata jieun lagi. 

Seunghyun melihat rambut jieun basah kusup kemudian menyentuhnya. 
''apa yang terjadi dengan rambutmu?'', tanya seunghyun. 
''rambutku kejatuhan kotoran burung. Aku mencoba membersihkannya'', jawab jieun. 

Seunghyun yang semula memasang wajah serius kemudian tergelak tawa. 
''kotoran burung?'', tanya seunghyun. 
''ya burung! Mungkin burung itu bermigrasi melewati atap kantor kita'', jawab jieun. 

Seunghyun menarik tangan jieun kemudian mengajaknya masuk ke dalam lift. Saat pintu lift hendak tertutup, tiba2 pintu itu terbuka kembali. Sooyeon masuk ke dalam lift kemudian berdiri di dekat seunghyun. 
''choi seunghyun?'', kata sooyeon. 

Seunghyun terkejut karena sooyeon memanggil nama lengkapnya. 
''apa kabarmu seunghyun ah?'', tanya sooyeon lagi. 
Jieun berdiri di dekat seunghyun kemudian menoleh ke arah sooyeon. 
''kau sudah mengingat semuanya?'', tanya seunghyun. 
Sooyeon mengangguk, ''ne!''. 
''kau sudah tahu yang sebenarnya terjadi?'', tanya seunghyun lagi. 
''walau donghae bersikukuh mengaku dia dongchul, tapi aku bisa mengenalnya. Hanya saja, donghae tidak memberitahuku dimana dongchul sekarang'', kata sooyeon. 
''mweo? Kau tahu pria itu adalah donghae?'', tanya jieun. 

Seunghyun kemudian membekap mulut jieun. 
''gamsahae jieun ah! Kau membantuku untuk mengingat semuanya'', kata sooyeon seraya memandang jieun. 
''mweo?'', jieun terbengong. 

Kemudian, 
''buka liftnya!!'', jieun menggedor pintu lift seraya menekan tombol yang ada di dekat pintu. 
''buka liftnya!!'', teriak jieun lagi. 

Seunghyun menahan tangan jieun untuk menekan tombol, lalu jieun tidak habis akan dan menggunakan kakinya untuk memukul pintu lift. 

Sooyeon tidak mengerti dengan ulah jieun kemudian menghalangi yeoja itu berulah brutal dengan tombol lift itu. 
''kau kenapa?'', teriak seunghyun. 
''aku harus pergi menemui,, uhm pokoknya aku harus keluar dari sini'', kata jieun. 

Pintu lift terbuka, 
Jieun berlari menyusuri koridor kantor itu dan menaiki tangga darurat untuk sampai di lantai atas. 

*tok tok tok* jieun mengetuk pintu ruang kerja direktur lee. Asisten direktur melarang jieun masuk tapi yeoja itu terus memaksa. 
''direktur?'', kata jieun *bow*. 
''wae guraeyo?'', tanya direktur lee. 
''tentang donghae!''. 
''kenapa dengan donghae?''. 
''apa sebaiknya direktur memberikan kesempatan debut dengan nama donghae?''. 
''bukankah kita sudah membuat kesepakatan? Membuat donghae terkenal itu sulit karena donghae tidak tahu apa2 tentang musik''. 
''untuk vokal donghae sudah memenuhi syarat. Hanya saja dia tidak bisa bermain piano''. 
''tapi aku ingin donghae debut sebagai pianis''. 
''kalau begitu aku akan memainkan piano di belakang panggung untuk donghae''. 
''itu sama artinya kau membohongi publik''. 
''jika kita menggunakan nama dongchul, kita akan melakukan 2 kebohongan. Kenyataannya donghae tidak bisa bermain piano untuk debut dalam waktu dekat''. 
''untuk sementara aku akan bermain piano diam2 saat donghae tampil diatas panggung dan aku akan membimbingnya untuk bermain piano lebih baik. Kebohongan itu hanya ada di awal'', kata jieun lagi. 

Direktur lee mengangguk, ''lakukan, apa yang menurutmu baik untuk dilakukan''. 


Jieun keluar dari ruang kerja direktur lee. Tiba2 seorang namja mencengkram tangannya. 
''apa yang kau katakan pada direktur?'', tanya namja itu. 
''hal yang harus ku lakukan'', jawab jieun. 
''hal apa? Katakan padaku!''. 

Jieun memandang namja itu, ''manager choi kenapa kau ingin tahu?''. 
''karena aku atasanmu disini!!''. 
''aku hanya ingin donghae debut dengan namanya, bukan nama dongchul atau siapapun. Aku ingin donghae dikenal dengan namanya sendiri''. 
''baboya!!''. 
''apa yang aku lakukan mungkin terkesan bodoh tapi aku ingin melakukan yang terbaik tanpa mengorbankan banyak orang. Ingatan sooyeon sudah pulih, lalu kenapa kau biarkan donghae tetap memakai nama dongchul?''. 
''publik tahu dongchul seorang pianis walau belum debut di bawah naungan SM Ent''. 
''dan aku ingin publik tahu ada nama lain yang juga seorang pianis seperti dongchul dari SM Ent, yaitu lee donghae. Untuk awal debutnya aku hanya cukup bermain piano diam2 di belakang panggung dan membimbing donghae bermain piano, selesai!''. 
''apa kau tidak berpikir bahwa netizen korea dan kaskuser indonesia akan mengkritikmu pedas jika rencanamu ketahuan publik?''. 
''banyak idola korea yang memalsukan identitas tinggi badan mereka. Aku rasa netizen pun tidak akan memikirkannya, benar kan?''. 


Jieun meninggalkan seunghyun dan berjalan di koridor kantor itu. 
''apa kau juga tidak berpikir bahwa aku mengkhawatirkanmu? Bagaimana jika publik tahu kau terlibat dalam kebohongan ini!!! '', seru seunghyun. 
''gwaenchana, asalkan publik tahu hanya aku yang terlibat dan bukan kau, sooyeon atau SM Ent''. 

''aku ingin menghancurkan SM Ent, bukan menghancurkanmu jieun ah. Kenapa kau menghancurkan rencanaku?'', batin seunghyun. 

''maafkan aku seunghyun ah. Aku lakukan ini agar kau dan SM ent tidak terlibat. Dan SM Ent kelak akan berhasil di tanganmu'', batin jieun. 



=Rumah Donghae= 
Sooyeon keluar dari taksi kemudian berjalan ke halaman rumah donghae. 
''ajumma?'', sapa sooyeon saat melihat nyonya lee ada di sana. 
''sooyeon ah??'', kata ajumma itu. 
''bagaimana kabar dongchul?''. 
''Apa kau tidak bertemu dengannya hari ini?''. 
''aniyo!! Aku tidak pernah bertemu dengan dongchul. Bibi dimana dongchul sekarang? Donghae....''. 
''Donghae sudah mati'', kata nyonya lee lagi. 
''tidak mungkin. Yang ku lihat itu donghae. Aku yakin ingatanku sudah pulih dan aku begitu mengenalnya'', batin sooyeon. 

*Deggggg* jantung sooyeon seraya berhenti berdetak ketika pikirannya muncul tentang kebalikan dari apa yang dikatakan nyonya lee. 

''ajumma, apa dongchul meninggal karena kecelakaan itu?'', tanya sooyeon. 
''itu donghae! Bukan dongchul!! Ara?'', teriak nyonya lee. 

Sooyeon keluar dari halaman rumah donghae, 
''apa yang terjadi dengan dongchul? Jika dongchul ada, dia pasti akan menemuiku. Kenapa dia menyuruh donghae untuk menjadi dirinya?'', batin sooyeon. 

Sooyeon menegadahkan telapak tangannya. 
''dongchul ah, beri aku tanda!'', guman sooyeon kemudian menegadah ke langit. Butiran tetes2 hujan menerpa wajahnya. 

''mereka sepertinya menyembunyikan sesuatu. Aku akan mencari tahu sendiri'', guman sooyeon. 

Yeoja itu menghentikan sebuah taksi kemudian melaju dari tempat itu. 

Sooyeon berhenti di dekat jalanan tempat kecelakaan itu terjadi. Sooyeon masuk di sebuah minimarket kemudian mendekati seorang kasir. 
''apa kau tahu tentang kecelakaan yang terjadi beberapa waktu lalu di depan mini market ini?'', tanya sooyeon. 
''kecelakaan? Aku tidak tahu pasti karena saat kecelakaan itu terjadi, toko kami sudah tutup'', jawab petugas kasir itu. 
''apa kau tahu bagaimana kondisi korban kecelakaan itu?''. 
''aku dengar korbannya ada dua orang, pria dan wanit dan aku dengar dari beberapa orang setelah kecelakaan itu, korban prianya meninggal di rumah sakit''. 
''mweo? Meninggal?'', seru sooyeon. 
Petugas kasir itu mengangguk, ''kenapa kau tanyakan hal itu padaku? Tapi aku sarankan kau mencari informasi akurat di kantor polisi''. 

Sooyeon berdiri di depan mini market itu seraya memandang jalanan yang sedang diguyur hujan deras. Yeoja itu teringat ketika kecelakaan itu mengubah hidupnya begitu dahsyat. 
''dongchul meninggal? Aku tidak percaya! Aku tidak bisa menerimanya jika itu benar2 terjadi. Aku lebih menerima jika mendapati dongchul lupa ingatan sepertiku asal aku masih bisa melihatnya'', batin sooyeon. 
''seandainya tidak ada gadis itu, pasti kecelakaan itu tidak akan terjadi. Sekarang pasti gadis itu bersenang2 dan tidak merasa bersalah'', batin sooyeon lagi. 



=Kantor SM Ent= 
Jieun menenteng tasnya kemudian pergi ke ruang trainer vokal mencari sooyeon. 
''mweo? Sejak tadi siang sooyeon tidak ada di kantor?'', tanya jieun. 
''apa sooyeon pergi bersama donghae?'', tanya jieun lagi. 
''maksudmu dongchul itu? Bukankah dia seharian ini berlatih piano?'', jawab rekan kerja sooyeon. 
''jeongmalyo?''. 
''ne! Kau bisa melihatnya sendiri! Bukan kau menjadi trainernya?''. 
''aku tidak menduga kalau donghae berlatih tanpaku''. 
''dia harus berlatih keras untuk debut pertamanya. Aku rasa jika donghae berhasil itu bukan karenamu''. 
''kenapa kau bicara seperti itu?''. 

Jieun berlari ke arah ruang latihan piano kemudian masuk ke dalam ruangan mencari donghae. Jieun melihat donghae sedang berlatih keras menekan tuts piano itu agar menghasilkan alunan musik yang dinamis. 
''kau sangat bekerja keras donghae ah. Sangat sayang jika orang mengenalmu sebagai dongchul. Aku akan membantumu, anggap saja ini balasan untuk dongchul karena aku penyebab kecelakaan itu terjadi'', batin jieun. 

*tengtong teng tong* donghae menekan tuts piano itu dengan keras dan tidak aturan. 
''ini akan mempermalukan nama dongchul. Aku tidak bisa menjadi sepertinya'', guman donghae. 

Jieun berdiri di belakang donghae. Namja itu tidak menyadari jieun berdiri di belakangnya. 
''apa yang kau lakukan? jangan menyerah donghae ah! Kau memang tidak bisa menjadi sama, tapi kau bisa lebih dari seorang dongchul!'', batin jieun. 

Donghae menoleh ke belakang namun tidak melihat seorangpun disana. Jieun bersembunyi di luar ruangan dan terus memperhatikan donghae. 
''ya benar, itu kunci G. Ayo mainkan lagi'', guman jieun saat mendengar donghae memainkan tuts pianonya dengan benar. 



=di sebuah Mini Market= 
Sebuah mobil berhenti di depan mini market. Seunghyun keluar dari mobil itu kemudian berlari cepat ke arah sooyeon karena hujan belum reda. Namja itu mengusap lengan jasnya yang basah terkena rintik hujan. 
''kenapa kau meninggalkan kantor tanpa memberitahuku?'', tanya seunghyun. 
''itu karena aku ingin mencari sebuah kebenarannya sendiri tapi ternyata aku membutuhkanmu'', jawab sooyeon. 
''kebenaran? Apa kau menghubungi dongchul?''. 
''kenapa kau masih meyakinkan aku bahwa donghae itu dongchul? Seunghyun ah, katakan padaku. Apa yang terjadi dengan dongchul? Beritahu aku jika kau masih ingin aku mengganggapmu sebagai teman''. 
''apa kau ingin tahu kebenarannya?''. 
Sooyeon mengangguk, ''ne!''. 

Seunghyun menepuk perutnya, ''ku lapar! Ayo temani aku makan''. 
''seunghyun ah!! Seriuslah sedikit!!'', protes sooyeon. 
''perutku akan menjadi masalah serius untukku. Ayolah, makan sebentar saja!''. 

Sooyeon dan seunghyun masuk ke dalam mini market kemudian berjalan ke deretan rak yang berisi mie ramen instan. 
''apa kau sudah pergi ke kantor polisi?'', tanya kasir itu pada sooyeon. 
Seunghyun menoleh ke arah sooyeon, ''kantor polisi?''. 
''aku akan memberitahumu nanti''. 

Seunghyun menyerahkan beberapa lembar won pada petugas kasir itu kemudian beranjak mengambil air panas di sebuah dispenser di dekat pintu masuk. 
Seunghyun duduk di kursi yang menghadap keluar mini market dan sooyeon duduk di sampingnya. 
''apa kau ingat kita pernah melakukan ini berulang kali. Saat kau sedang bermasalah dengan dongchul, kau selalu datang padaku dan kau makan mie ramenmu dengan menangis'', kata seunghyun. 

Sooyeon tersenyum seraya mengudak mie nya. 
''nan ajik gieokhae (aku masih mengingatnya)'', jawab sooyeon. 
''dan sekarang aku menemuimu lagi2 karena dongchul'', kata sooyeon lagi. 



=Kantor SM Ent= 
Jieun berlari menemui direktur lee dan asistennya yang sedang berjalan ke arah mobil yang ada di depan kantor. 
''direktur lee!'', panggil jieun. 

Direktur lee tidak memperhatikan seorang karyawannya memanggil namanya kemudian masuk ke dalam mobil. 
''direktur lee!!'', kata jieun seraya mengetuk kaca mobil yang sudah mulai berjalan itu. 

Direktur lee menyuruh supirnya untuk berhenti kemudian menyuruh jieun masuk ke dalam mobil. 
''apa yang ingin kau katakan?'', tanya direktur lee. 
''tentang donghae. Apa anda benar2 menyetujui apapun yang aku lakukan untuk donghae?'', tanya jieun. 
''seunghyun memberiku surat penggantian trainer piano untuk donghae. Aku tidak mengerti apa maksudnya tapi aku rasa itu menyangkut hal penting'', kata jieun seraya menunjukkan sebuah surat di tangannya. 
''mweo? apa itu artinya aku tidak memiliki hak didalam debut pertama donghae?'', tanya jieun lagi. 
''Seunghyun tidak setuju dengan pendapatmu untuk tetap memakai nama donghae di debut pertamanya minggu depan''. 

Mobil milik direktur lee berhenti. Jieun keluar dari mobil kemudian membungkuk memberi salam. Tidak lama, mobil itu melaju dan menghilang dari pandangan. 



=Di dalam mobil seunghyun= 
Ponsel seunghyun berdering *jieun calling* 
Sooyeon melongok layar ponsel seunghyun lalu tersenyum. 
''kalau aku tidak salah mengingat kau dan jieun menjalin hubungan bukan?'', tanya sooyeon. 
''mweo? aku dengan jieun?'', kata seunghyun. 
''kau pernah mengatakannya padaku! Saat jieun pertama kali ikut festival''. 
''ternyata ingatanmu benar2 pulih''. 

Seunghyun menekan tombol reject di ponselnya. 
''kau tidak mengangkat teleponnya?'', tanya sooyeon. 
''ani!'', jawab seunghyun. 
''bagaimana jika dia butuh bantuanmu! Jieun menghadapi masa sukar di SM Ent''. 

Mobil seunghyun berhenti di depan sebuah pemakaman umum yang banyak di cat warna putih. 
''kenapa kau membawaku ke sini?'', tanya sooyeon dengan wajah cemas. 

Seunghyun hanya terdiam kemudian melepas sabuk pengaman milik sooyeon. 
''seunghyun ah!! Aku ingin menemui dongchul. Bukan tempat seperti ini yang ku inginkan!'', kata sooyeon lagi seolah yeoja itu sudah mengerti maksud dan tujuan seunghyun membawanya ke sana. 

Seunghyun menggandeng sooyeon kemudian menunjukkan sebuah nisan yang bertuliskan *lee dongchul, rest in peace* 
''ani!!'', kata sooyeon kemudian meneteskan air matanya. 
''ini bukan dongchul yang ku cintai. Ini orang lain!! Dongchul masih hidup seunghyun ah'', kata sooyeon lagi. 

Sooyeon menyentuh nisan itu. 
''Dongchul meninggal karena kecelakaan itu'', kata seunghyun. 

Sooyeon memandang seunghyun, ''tolong bantu aku menemukan siapa gadis yang menjadi penyebab kecelakaan itu terjadi!! Aku akan membuat perhitungan dengannya!''. 
''kenapa kau menyimpan dendam seperti ini''. 
''kau tidak pernah sepertiku sekarang, ini bukan dendam. Ini hanya sebuah perhitungan''. 

Seunghyun mengantar sooyeon pulang ke apartemennya. 


Kemudian, Namja itu melajukan mobilnya dan masuk ke sebuah halaman kantor polisi. Seunghyun menemui seorang polisi untuk memintanya menunjukkan rekaman kamera cctv pemantau jalan saat kecelakaan itu terjadi. 
Seunghyun memperhatikan setiap bagian mendetail dari rekaman itu. 
''tolong diperbesar'', kata seunghyun saat melihat gadis yang berdiri di dekat halte kemudian berlari agak ke tengah mengambil sesuatu hingga membuat mobil dongchul membanting stirnya. 
Gambar rekaman gadis itu semakin diperjelas. 
''itu seperti lee jieun?'', guman seunghyun. 

''mweo? Lee jieun?'', seru seunghyun saat mencoba memastikan gadis yang ada di rekaman cctv itu adalah lee jieun. 

(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar