Green  Pencil

Kamis, 23 Mei 2013

FF Sweet Innocence *1

Judul: Sweet Innocence
Genre: Romance
Part: 1-19
Cast:
IU/ Lee JiEun
Lee Donghae (Super Junior)
TOP/ Choi Seunghyun (BigBang)
Jessica jung/ Jung sooyeon (SNSD)
Shindong (Super Junior)
Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)

Part *1

Donghae pov
#aku mempunyai saudara kembar, namanya lee dongchul. Kami berdua memiliki sifat yang berbeda. Dongchul yang cenderung melankolis menggeluti hobi bermain piano. Aku merasa dongchul akan menjadi seorang pianis terkenal karena ia begitu jago memainkan tuts hitam dan putih. Tapi aku berbeda, aku seorang pembalap motor. Aku mengikuti hampir di setiap turnamen yang ada dan aku juara. Kadang, ibuku begitu khawatir dengan apa yang aku lakukan tapi itu tidak membuatku berhenti,
Sewaktu kecil ibuku bertanya : ''jangan menjadikan arena balap sebagai tempat untuk mencari makan tapi ikutilah bisnis ayahmu''.
Aku jawab: ''ayah seorang bisnisman tapi aku seorang pembalap, ladangku ada di arena balap''.
Dongchul selalu tertawa saat aku mempertahankan argumenku#end.

Dongchul pov
#aku berbeda dengan saudara kembarku, donghae. Aku seorang pianis dan aku kuliah di bidang seni musik dengan konsentrasi piano klasik. Kebahagiaanku adalah saat kekasihku mau bernyanyi untukku dan aku mengiringinya dengan pianoku. Jung sooyeon, gadis yang aku cintai.
''sooyeon ah, jika kita menikah, aku akan memberikan piano ku yang paling berharga, piano yang aku beli dengan harga 10 ribu dolar saat usiaku 10 tahun'', kataku.
''kau dan pianomu berharga untukku dongchul ah. Aku ingin memiliki keduanya'', kata sooyeon#end.


Jauh dari keluarga namja kembar yang mempunyai hobi yang berbeda. Ada sebuah keluarga yang juga mencintai musik.

Flash back
#Seorang yeoja kecil berlari masuk ke dalam mobil seraya menggenggam harmonica nya, tidak lama kemudian seorang namja gendut duduk di sebelahnya.
''oppa, kemanapun kita pergi, aku tidak melupakan harmonicaku'', kata gadis itu.
''dan aku tidak melupakan stik drumku'', kata namja gendut itu seraya menunjukkan sepasang stik drum di dekat tempat duduknya.
''jieun ah, kenapa kau menyukai harmonica? Apa kau tidak menyukai piano?'', tanya seorang ajumma yang duduk di kursi depan mobil itu.
''eomma, jariku begitu pendek, aku tidak bisa menekan tuts piano dengan baik'', kata gadis kecil yang bernama jieun itu.
''siapa yang paling ayah cintai? Piano atau ibu?'', tanya jieun pada ayahnya yang sibuk menyetir.
''piano adalah jiwa ayah dan ibumu ada bagian dari jiwa ayah. Kau tahu, seorang pria dan wanita yang sudah menikah akan menjadi satu jiwa'', kata tuan lee, ayah jieun.
''ayah tidak bertanya padaku?'', tanya namja gendut itu.
''shindong ah, teruslah bermain drum''.

Keluarga kecil itu menghentikan mobilnya di sebuah danau di pinggiran daerah kota seoul.
Tuan lee mengambil alat pancingnya kemudian berjalan ke tepian danau, sedang istrinya membentangkan alas duduk dan mengeluarkan makanan dari sebuah keranjang. Jieun mengikuti ayahnya pergi memancing.
Gadis kecil itu menunggingkan tubuhnya dan mencoba menyentuh air danau itu dengan jarinya.
''ayah, air didanau ini kenapa semakin sedikit saja?'', tanya jieun.
''Jika hujan turun, air akan memenuhi danau ini lagi. Air sangat penting untuk kehidupan, tanpa air kita semua akan mati'', kata tuan lee.
''Ayah!! Bagaimana jika nanti kita hidup di tengah danau, atau mungkin di lautan yang luas?''.
''mweo?''.
''kata ayah, tanpa air, kita akan mati! Kita harus hidup dikelilingi oleh air karena aku tidak mau mati!''.
Tuan lee tertawa kemudian berdiri dan melemparkan mata kailnya ke dalam danau.
''Ayah, lihat ikan kecil itu!! Dia sepertinya gelisah, dia pasti khawatir jika danau ini akan kering'', kata jieun seraya menunjuk ikan kecil yang berenang di bawah permukaan air.
''katakan pada ikan itu untuk jangan gelisah karena dia dikelilingi oleh air'', kata tuan lee.
Jieun mengangguk,
''kita kadang mengalami situasi sama seperti ikan kecil itu, berenang ke sana kemari mencari kehidupan dan kebahagiaan. Padahal, dia sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang mengelilinginya sampai2 ia sendiri tidak menyadarinya'', kata tuan lee lagi. #end.



=Masa kini, Jieun pov=
#ayah ibuku seorang pianis korea, aku dan kakak laki2ku mencintai musik. Aku tumbuh menjadi gadis yang sangat mencintai musik piano. Aku ingin seperti ayah ibuku. Ayah ibuku yang sudah berada di pangkuan Bapa di surga karena kecelakaan waktu itu#end.

Flash back lagi ya^^
#mobil keluarga lee melaju dengan kecepatan. Tiba2, Sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melaju ke arah mobil keluarga lee.
*ciiiiitttttt* tuan lee menginjak rem mobil dengan sekuat tenaganya untuk menghidari mobil yang melewati jalur dengan kecepatan tinggi itu.
''Waaaaa!!'', teriak seisi mobil itu saat melihat kilatan lampu mobil tepat dihadapannya.

*braaakkkkkkk* kedua mobil itu bertabrakan.

*liu liu liu* Bunyi sirine mobil patroli polisi yang mengevakuasi korban kecelakaan dua mobil itu.
Setelah beberapa menit, Seorang polisi berhasil mengevakuasi jieun kecil dari puing2 mobil.
''appa! Eomma! Neomu apha!'', rintihnya saat digendong oleh polisi itu.

Seorang polisi berhasil mengevakuasi shindong yang terjepit diantara kursi mobil.



Di sebuah rumah sakit, jieun menangis mencari ayah dan ibunya. Gadis kecil itu hanya mengalami luka ringan dan tidak didapati luka yang serius.

''mobil itu rusak parah bagian depan, kami belum bisa mengevakuasi dua korban yang masih terjepit di badan mobil'', kata seorang pria berpakaian polisi.

Tubuh shindong di baringkan diatas ranjang rumah sakit.
''kakinya mengalami patah tulang. Aku akan melakukan pemeriksaan ulang, aku harap tidak ada luka yang serius'', kata dokter rumah sakit itu.

Jieun menghampiri dokter yang sedang berbicara dengan polisi itu. Ia menarik pakain putih dokter itu hingga membuat sang dokter menoleh ke arahnya.
''dokter, apa shindong oppa baik2 saja?'', tanya jieun.
''kakakmu sekarang baik2 saja. Jangan khawatir!'', kata dokter itu seraya mengusap rambut panjang jieun.
Gadis kecil itu tersenyum kemudian mengangguk. Seperti gadis kecil lainnya yang masih polos, jieun duduk di bangku rumah sakit seraya mengayunkan kakinya.

Kemudian, Jieun melihat ke arah lain ruangan UGD rumah sakit itu. Dilihatnya seorang namja kecil menangis di sudut ruangan itu.
''kenapa kau menangis? Laki2 tidak boleh menangis. Hapus air matamu, sebelum para pria dewasa itu mengejekmu!'', kata jieun lalu duduk di samping namja kecil itu.
''jangan khawatir! Semua baik2 saja!'', kata jieun lagi menirukan perkataan dokter itu.
Namja kecil itu hanya terdiam dengan air mata yang masih membasahi pipinya.
''kau mau permen?'', tanya jieun kemudian merogoh kantong celananya.
Jieun menyodorkan permen2nya kepada namja kecil itu.
''ayolah!'', kata jieun.

Namja kecil itu memandang butiran permen yang ada di tangan jieun. Perlahan, tangannya bergerak mencoba meraih permen2 itu.
''jamkkanman!! Aku akan memberikan permen ini, asalkan kau juga memberiku sesuatu'', kata jieun.

Namja kecil itu melepas sepatu sebelah kiri yang ia kenakan karena sepatu kanannya terlepas saat kecelakaan itu terjadi. Ia memberikan sepatunya itu kepada jieun. Jieunpun tersenyum senang kemudian memberikan semua permennya.
''masitda?'', tanya jieun seraya menjinjing sepatu kiri milik namja kecil itu saat melihatnya memakan sebutir permen .

*kreeetttt* terbuka pintu ruangan itu terbuka.
''satu korban sudah dievakuasi'', kata seorang polisi yang menangani kasus itu saat masuk ke dalam ruang UGD.

''appa!!!'', seru namja kecil itu seraya berlari ke arah seorang ajeossi yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan banyak bercak darah di sekujur tubuhnya.

''dia sudah tewas!'', kata dokter pada polisi itu.
''ayahku tidak boleh mati! Kenapa kau katakan ayahku mati!!!'', teriak namja kecil itu#End.



=Masa kini=
Jieun yang sudah tumbuh dewasa itu memakai kemeja putih dan jas hitam lalu keluar dari kamarnya.
''ibu, apa aku sudah terlihat rapi?'', tanya jieun.

Seorang ajumma sedang menonton tv itu menoleh dan memperhatikan putrinya.
''kau sangat cantik! Tapi tunggu, kenapa kau berpakaian begitu rapi?'', tanya ajumma itu.

''jieun akan ikut festival piano klasik. Aku rasa ibu tidak tahu hal itu'', kata seorang namja menghampiri mereka dengan kaki terpincang.

''oppa!! Ini kejutan untuk ibu, kenapa kau membocorkan rencanaku'', protes jieun.
Ajumma itu tertawa, ''jeongmalyo? Kalau begitu, bawa piala juara 1 untuk ibu dan juga kakakmu''.
''eomma, juara 1nya tidak hanya mendapat piala tapi bekerja sebagai trainer di perusahaan musik terkenal korea'', kata shindong.
''eomma, kau berkata padaku, percuma jika bakatku hanya dinikmati untuk diri sendiri. Musik bukan untuk orang mati, tapi musik untuk jiwa yang hidup. Jadilah berkat bagi orang lain!'', kata jieun kemudian tersenyum.
''nasib baik tidak pernah salah memilih orang. Ia akan memilih orang yang aktif menjemputnya. Aku rasa orang itu adalah kau lee jieun!'', kata ajumma itu.



=Sebuah Rumah kota Seoul=
Seorang namja tidur dengan lelapnya di tempat tidurnya,
Saat ponselnya berdering, ia meraba letak ponselnya seraya masih memejamkan matanya.
''yeoboseyo?'', jawab namja itu.
''donghae ah, apa kau bisa datang ke perusahaan ayah? Ada festival piano klasik'', kata seorang namja yang terdengar dari ponsel donghae.
''ne! Aku akan datang dan melihatmu bermain piano''.

Namja itu menyibakkan selimutnya lalu beranjak pergi ke kamar mandi.

Tidak lama kemudian, donghae sudah berdiri di depan cermin dengan pakaian balapnya. Donghae mengambil setelan jas lalu dimasukkan ke dalam tas ranselnya.

Donghae keluar dari kamarnya dan pergi ke ruang makan.
''eomma??'', kata donghae saat melihat ibunya sedang menyiapkan roti bakar dan segelas susu.
''sebelum pergi, kau harus menghabiskan roti dan segelas susu ini'', kata nyonya lee.
''ibu masih menganggapku seperti anak kecil?''.
''di mataku kau masih seperti anak kecil, sebelum kau benar2 memiliki pekerjaan yang jelas''.
''apa ayah sudah ke kantor?''.
''ya, ayahmu pergi ke kantor bersama seunghyun''.

Donghae mengunyah roti isi daging buatan ibunya hingga pipinya tampak menggelembung. Namja itu bergegas menghabiskan segelas susu di atas meja.
''aku pergi'', kata donghae kemudian meraih jaket kulitnya.



=Kantor Managemen SM Ent=
Direktur lee berjalan dengan beberapa staf kantor, termasuk namja tampan dengan setelan jas rapi dan tampak maskulin.
Namja itu membuka pintu ruang rapat untuk direktur lee.
''direktur, aku akan mengurusi festival piano klasik. Apa dongchul benar2 ingin masuk SM ent sebagai triner melalui festival ini?'', tanya seunghyun, namja tampan itu.
''ya, aku tidak tahu apa yang dongchul pikirkan, tanpa ikut festival, aku bisa memberikan posisi trainer itu padanya'', kata direktur lee.
''bagaimana jika ada peserta yang lebih baik dari dongchul?''.
''sooyeon sudah lebih dulu masuk menjadi trainer, aku rasa dongchul akan berjuang keras untuk menjadi nomor 1''.
''bagaimana jika itu tidak cukup dan masih ada yang lebih baik darinya?''.
''kau harus membuat dongchul menjadi trainer melalui festival ini, arasseo?''.



=Halte Bus=
Jieun berlari mengejar bus yang baru saja melaju dari sebuah halte bus. Yeoja itu ketinggalan bus karena tertidur di kursi halte.
''tunggu aku!!'', teriak jieun seraya melambaikan tangan, berharap supir bus itu melihatnya dari kaca spion.

*klotak* hak sepatu jieun sebelah kiri patah, yeoja itu terjatuh dan melihat bus yang sudah melaju semakin jauh dan tidak terlihat lagi.
''aku tidak boleh terlambat, karena ini modalku untuk sukses! Aku harus memberikan kesan yang baik, melayakkan diri!'', kata jieun kemudian mengangguk mantap.

Yeoja itu melihat seorang ajeossi pengantar mie lewat dengan sepeda motor butut.
''ajeossi, jamkkanman!'', seru jieun lalu berlari mengejar motor itu dengan terpincang karena hak sepatunya patah.

''paman, apa kau bisa mengantarku ke kantor SM ent?'', tanya jieun.
''tapi aku harus mengantar pesanan mie ini'', jawab ajeossi itu.
''ajeossi, dowa juseyo! Aku harus ikut festival''.

Jieun merengek dan terus memohon, berharap ajeossi itu mau mengantarnya ke kantor SM ent.
''jika aku mengantarku, mie pesananku akan dingin!'', kata ajeossi itu.

Ajeossi itu melajukan motornya lalu pergi dari tempat itu.
''Ajeossi!!!'', panggil jieun.

Jieun tidak menyerah lalu melambaikan tangannya ke arah sepeda motor yang sedang melaju ke arahnya. Ia sepertinya tidak menghiraukan laju sepeda motor yang begitu cepat itu.

*Ciiiiittttt* motor itu berhenti mendadak sampai terdengar decitan antara gesekan ban dengan jalan.

Si pengendara motor itu membuka kaca helmnya.
''babo!'', teriak namja itu.
''mianhamnida!!'', kata jieun *bow*
''kalau kau ingin cari mati jangan dijalanan seperti ini. Aku bisa masuk penjara karenamu''.
''aku tidak cari mati! Ajeossi, apa kau bisa mengantarku ke kantor SM ent? Aku ingin mengikuti festival piano klasik di sana''.
''kau memanggilku dengan sebutan apa?''.
''ajeossi?''.

Namja itu melepas helmnya lalu menunjuk ke arah wajahnya.
''seperti ini kau sebut ajeossi?'', tanya namja itu.
Jieun tertawa, ''mianhamnida! Kau terlihat seperti ajeossi dengan helm itu''.

Namja itu menekan starter sepeda motornya.
''jankkanman!!'', seru jieun seraya menahan stang motor itu.
''dowa juseyo!!'', kata jieun lagi.
''aku ingin mengantarmu tapi saat kau mengataiku ajeossi, aku jadi tidak berminat'', kata namja itu.
''maafkan aku!''.
''kau menyerah saja! Bukankah festival itu akan diadakan lagi tahun depan?''.
''ketika kau berkata *menyerahlah!*, aky akan menjawab *harus mencobany lagi!*''.
''kau tidak mungkin berhasil!''.
''aku pasti bisa!''.

Namja itu memandang gadis yang berdiri di dekat sepeda motornya.
''aku akan mengantarmu! Naiklah!'', kata namja itu.
Jieun mengangguk senang, ''gomaweo ajeossi!!''.

Namja itu melajukan sepeda motornya dengan kencang hingga membuat jieun yang duduk di belakang ketakutan.
''ajeossi! Apakah kau bisa mengendarai motor dengan baik? Apa kau lolos tes membuat sim?'', tanya jieun.
Namja itu terdiam dan terus melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.



=Kantor SM ent=
Seunghyun keluar dari ruang rapat lalu pergi ke tempat festival yang ada di lobi kantor SM ent.
Seunghyun melihat dongchul dan sooyeon masuk ke lobi kantor lalu namja itu menghampiri mereka.
''kau siap untuk festival?'', tanya seunghyun.
''ne! Eung, apa yang direktur katakan padamu? Apa dia menyuruhmu untuk meluluskan aku walau prestasiku buruk?'', tanya dongchul.
''dongchul ah, jangan menuduh ayahmu seperti itu, aku rasa direktur cukup bijaksana untuk hal ini'', kata sooyeon.
''jika prestasiku buruk jangan buat aku menjadi juara, aku ingin melewati setiap tahap dengan baik dan benar'', kata dongchul.

Seunghyun mengangguk lalu menunjukkan sebuah deretan tempat duduk yang bertuliskan peserta festival piano klasik.
''mulailah dari sana! Aku yakin kau akan melakukannya dengan baik dari awal!'', kata seunghyun kemudian tersenyum.


Sooyeon pov
#aku jung sooyeon, seorang trainer bagian olah vokal di SM ent. Hal yang membuatku menjadi begitu beruntung adalah aku mempunyai kekasih bernama lee dongchul, putra direktur SM ent.#end.



Tidak lama kemudian, jieun berdiri di halaman SM ent.
''gamsa hamnida, jika aku menang festival ini, kau akan ku traktir makan. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu, ajeossi!'', kata jieun.
''masuklah ke dalam dan berjuanglah dengan baik'', kata namja itu.
''jamkkanman! Seorang pilot berhasil selamat dari ledakan pesawat karena berhasil mengembangkan parasutnya dengan baik. Aku tanya, siapa yang membuat pilot itu selamat? Parasutnya atau orang yang melipat parasutnya dengan baik?''.
''kenapa kau banyak bicara? Lebih baik kau masuk ke dalam dan mengikuti lomba dengan baik!''.
''yang benar, orang yang melipat parasutnya! Bagaimana seandainya orang itu salah melipat parasut si pilot? Kau tahu, kau adalah *tukang lipat parasutku* terima kasih sudah mengantarku tepat waktu sampai disini! Aku tidak tahu apa yang terjadi jika kau tidak melajukan motormu dengan baik, ya kan?''.

Namja itu memandang jieun yang terus saja berbicara padanya.
''ajeossi! Sekian banyak kebaikan yang ku terima, kau tahu? Salah satunya adalah darimu! Terima kasih!'', kata jieun.
''ya! Ya! Ya! Sekarang, berjuanglah! Hwaitting!!'', kata namja itu.
''Uhm, ajeossi! Selamat menjalani harimu dengan baik! Ok?''.


Jieun melangkah masuk ke lobi kantor SM ent sedangkan namja itu terus memperhatikan gedung besar yang ada di hadapannya itu.
''kenapa banyak orang ingin bekerja di sini? Apa dia pikir dengan bekerja disini, akan menjadikan hidupnya sukses?'', guman namja itu lalu melajukan motornya.


Jieun berdiri di antrian meja administrasi. Tidak lama kemudian, Seunghyun menghampiri meja pendaftaran.
''hei tuan, kau harus antri dibelakang!'', kata Jieun saat melihat seunghyun menyerobot antriannya.

Seunghyun hanya menoleh lalu melihat sepatu milik jieun dengan satu sepatu tanpa hak.
''kenapa melihat sepatuku? Apa kau tidak pernah melihat tren sepatu terbaru?'', tanya jieun.
''sepatu dengan hak patah, kau bilang itu tren?'', tanya seunghyun.
''ya! Kau antrilah di belakang!'', kata jieun saat menyerahkan formulirnya pada panitia.

''lee jieun?'', tanya panitia itu.
''lulusan kirin art high school?'', tanya panitia itu lagi.
''ne? Jeoneun lee jieun imnida!'', jawab jieun.
''apa kau tidak membaca syarat pendaftarannya?''.
''mweo?''.
''peserta festival minimal lulusan universitas. Kau tidak lolos administrasi!! Ah kenapa ada orang sepertimu, kau membuat kami sibuk!''.

Panitia itu menutup map milik yeoja itu dan memberikannya lagi kepada jieun.
''kau tidak lolos!'', kata panitia itu lagi.
''tidak!!'', seru jieun.

Jieun memberikan formulir itu lagi pada panitia.
''tuan, aku memang bukan lulusan universitas, tapi aku akan berusaha untuk festival ini. Kau bisa menilai saat aku bermain piano nanti'', kata jieun.
''banyak lulusan universitas dan banyak juga yang mempunyai prestasi bermain piano. Kami mencari yang terbaik dari yang terbaik'', kata panitia itu.

''apa kau lulusan universitas?'', tanya jieun saat menoleh ke arah seunghyun yang berdiri tidak jauh darinya.
Seunghyun mengangguk, ''ne!''.
''aku lulusan sekolah kirin. Kau tahu? untuk bisa sekolah di sana harus melalui seleksi ketat'', kata jieun lagi.
''datanglah 4 tahun lagi setelah kau lulus universitas'', kata seunghyun.
''aku hanya seorang pekerja paruh waktu di studio musik. Apa dengan uang gajiku bisa membiayai kuliahku selama 4 tahun?''.
''kenapa tidak kau katakan saja bahwa *jangan pernah sekalipun berkeinginan masuk di SM ent*, Kau memberiku pengharapan yang mustahil??'', tanya jieun lagi.
''jika ada orang yang meremehkanmu, bekerjalah dengan keras dan buktikan dengan lembut''.

Jieun mengambil formulirnya lagi kemudian keluar dari lobi kantor dengan terpincang karena ia masih terus saja memakai sepatu dengan hak patah itu.

Jieun berdiri di depan pintu masuk gedung itu, sesekali memainkan tali tas ranselnya.
''aku tidak bisa jika harus menunggu 4 tahun lagi. Shindong oppa akan menertawakanku'', kata jieun dalam hati.

''tidak!! Tidak!!'', seru jieun seraya menggelengkan kepalanya hingga membuat banyak orang menoleh padanya.
''aku sudah melatih kemampuanku setiap hari di studio musik, hidupku adalah untuk musik!'', kata jieun.

Yeoja itu masuk ke dalam lobi kantor dan berdiri di jalur antrian.



=Di sebuah arena balap motor=
Donghae duduk di jok sepeda motornya lalu memandang arena balap yang ada di hadapannya.
''kau tetap ingin mengikuti turnamen?'', tanya seorang namja dengan pakaian sama seperti donghae.
''ne! Uhm, minho ah apa keluargamu melarangmu terjun di dunia balap?'', tanya donghae.
''aku dari keluarga pembalap, tidak ada halangan untukku. Apa kau memikirkan orang tuamu yang terus menentangmu?''.
''ya! Setiap pagi aku masih saja mendengar ibuku berkata *berhentilah! Ikutlah bisnis ayahmu!*''.
''aku rasa orang tuamu khawatir jika kau cidera, dunia balap bisa merenggut nyawamu sewaktu2. Kau tahu Marcocelli? Dia tewas di arena balap!''.
''tapi ini duniaku! Aku memilih arena balap sebagai bagian dari hidup. Jadi, aku akan melaluinya dengan segala resiko yang ada''.



=Kantor SM ent=
Jieun sudah berdiri diantrian terdepan dan menyerahkan formulirnya, sepertinya panitia tidak menyadari bahwa jieun sudah mengajukan diri untuk kedua kalinya.

Seunghyun sedang duduk di dekat dongchul dan terlihat membicarakan sesuatu.

''Lee jieun?? Ahh kau lagi!! kau tidak lolos!!'', kata panitia itu.
''tapi tuan! Aku ingin ikut!'', kata jieun.
''apa kau pikir yang terbaik bermain piano hanya kau di sini? Daripada memilihmu, aku lebih baik memilih dongchul'', kata panitia itu seraya menunjuk ke arah dongchul.
''namja itu??'', kata jieun.

Yeoja itu mengira dongchul adalah namja yang berdebat tentang hak sepatunya.
Jieun menghampiri seunghyun lalu menginjak kaki namja itu dengan hak sepatunya.
Seunghyun berteriak kesakitan lalu berdiri dan mencengkram krah baju yeoja itu.
''apa yang kau lakukan? Kau ingin membuat masalah denganku!'', kata seunghyun.

Jieun menginjak kaki seunghyun lagi dengan sekuat tenaganya.
''bisa2nya panitia itu membandingkan aku denganmu! Seberapa hebat kau bermain piano, apa lebih baik dari seorang lulusan sekolah kirin?''.

Seunghyun meringis menahan sakit.
''piano apa? kau gila?'', tanya seunghyun.
''kau dongchul?''.

Seunghyun terbengong lalu tersenyum, ''ternyata kau benar2 tidak waras!''.

Dongchul mendengar namanya disebut oleh yeoja yang tidak dikenalnya.
''aku dongchul! Lee dongchul!'', kata dongchul seraya berdiri dari bangkunya.
''mweo? Kau dongchul?? Lalu kau siapa?'', tanya jieun seraya menunjuk ke arah seunghyun.
''choi seunghyun! Manager HRD SM Ent'',kata seunghyun seraya menunjukkan tanda pengenalnya.
''mweo? Manager??'', seru Jieun begitu terkejut saat mendengar pernyataan seunghyun.
''aku sebenarnya ingin meloloskanmu ikut festival. Atitude mu yang buruk membuatku tidak berminat lagi'', kata seunghyun.
''kenapa semua orang berkata seperti itu padaku? Pria yang mengantarku tadi dan juga dirimu'', kata jieun.
''anak kecil sepertimu seharusnya mendaftar sekolah taman kanak2 bukan festival musik seperti ini''.

Jieun melepas sepatu masih ada hak tingginya lalu mencoba menarik hak sepatu itu.
''jangan meremehkan aku'', kata jieun lirih seraya terus memutar hak sepatunya agar terlepas.

Dongchul menghampiri jieun lalu mengambil sepatu itu.
''kau melampiaskan kemarahanmu pada sepatu ini?'', tanya dongchul.
''aku harus pulang, tidak mungkin aku pulang dengan sepatu seperti ini''.

Jieun menunjukkan tinggi sepatu yang berbeda kanan dan kirinya.
Dongchul tertawa, ''ya benar!''.

Dongchul menarik hak sepatu jieun sekuat tenaga.
''seperti ini yang kau mau?'', tanya dongchul saat berhasil melepas hak sepatu milik jieun.
''ya seperti itu! gomaweoyo ajeossi!!'', kata jieun kemudian memakai sepatunya lagi.


Sooyeon melihat dongchul sedang sibuk berbicara dengan yeoja asing. Sooyeon mendekati seunghyun yang berdiri di dekat pintu bersama dengan beberapa panitia festival.
''siapa gadis yang sedang berbicara dengan dongchul?'', tanya sooyeon.
''dia hanyalah seorang gadis frustasi'', kata seunghyun.
''seunghyun ah, kau jangan bercanda''.

Seunghyun memandang gadis cantik yang berdiri di hadapannya itu.

''Dongchul beruntung bisa memilikimu sooyeon ah dan aku mungkin selamanya hanya bisa mengagumimu dalam hati'', batin seunghyun.

''Uhm dia peserta festival, tapi gadis itu tidak lolos administrasi karena menggunakan ijazah SMA'', kata seunghyun.
''kenapa hanya karena berijazah SMA, kita tidak memberinya kesempatan untk mencoba? Bagaimana kalau dia benar2 berbakat?'', tanya sooyeon.
''karena itu aturan, sooyeon ah! Kau tahu bagaimana kerasnya presdir lee?''.
''bukankah kau sempat menolakku seunghyun ah? Karena saat itu aku belum lulus kuliah?''.
''karena kau berbakat. Olah vokalmu sangat bagus''.
''apa kau tahu gadis itu tidak berbakat? Kau belum pernah melihatnya bermain piano''.

Seunghyun dan sooyeon menghampiri jieun dan dongchul yang sedang bercanda tentang sepatu yeoja itu. Seunghyun menarik lengan jieun.
''kau ikut denganku!'', kata seunghyun.
''kau ingin membawaku kemana?'', tanya jieun seraya menahan langkahnya.
''bukankah kau ingin ikut festival ini?''.
''mweo? Kau ijinkan aku ikut festival?''.
Seunghyun mengangguk, ''aku memberimu satu kali kesempatan''.
''Uhm, gamsa hamnida!!'', seru jieun kegirangan.
''berterima kasihlah pada sooyeon'', kata seunghyun.
''mweo? sooyeon? Nuguya?''.

''Dia Jung sooyeon!'', kata dongchul seraya mengenalkan sooyeon pada jieun.
''Gamsa hamnida sooyeon ssi'', kata jieun *bow*.
''sooyeon baik padamu kan? Karena itu, aku sangat menyukainya. Dia pacarku!'',kata dongchul.

Raut muka seunghyun berubah seketika, namja itu hanya menunduk lalu memalingkan muka ke arah lain. Dongchul tampak tidak malu2 mengenalkan kekasihnya di hadapan orang yang baru saja dikenalnya.

''namja tampan ini ternyata sudah punya pacar. Pacarnya cantik dan baik hati! Bermata besar, berkulit putih, wajahnya mungil! Uhm, idaman pria korea!'', batin jieun.

Dongchul mengulurkan tangannya.
''lee dongchul, rivalmu di festival piano klasik SM Ent'', kata dongchul.
''lee jieun'', kata jieun saat menjabat tangan dongchul.

Jieun memperhatikan wajah dongchul, perasaan kecewa tampak pada wajahnya saat mengetahui namja yang bersikap hangat padanya sudah memiliki pacar.
Jieun memperhatikan wajah dongchul dengan seksama dan teringat namja yang mengantarnya sampai di kantor SM Ent.
''dongchul ssi, gamsa hamnida, tanpamu aku tidak akan sampai disini tepat waktu. Tapi lain kali, berhati2lah di jalan, kau membuatku seperti terkena serangan jantung!'', kata jieun seraya tersenyum.

Dongchul dan sooyeon saling memandang lalu tersenyum.
''ini pasti ulah donghae'', kata mereka berdua.

Jieun mengikuti seunghyun ke meja panitia dan menyerahkan formulir pendaftarannya.
''lakukan yang terbaik, jangan mempermalukan sooyeon yang sudah memberimu kesempatan'', kata seunghyun.
''bagaimana jika bukan sooyeon yang meminta hal itu padamu?'', tanya jieun.
''aku tidak akan memberimu kesempatan untuk ikut festival. Kau ingat, hanya karena sooyeon aku memberimu kesempatan!''.
''jeongmalyo? Apa kau menyukai sooyeon?''.

Jieun tersenyum dengan tatapan yang membuat seunghyun tidak nyaman.

''dongchul ssi!!'', panggil jieun.

Dongchul menoleh ke arah jieun.
''apa yang ingin kau katakan padanya?'', bisik seunghyun seraya menahan lengan jieun.

(Ost: Snsd- Tell me your wish)

@tobe continue

3 komentar:

  1. aq izin copas dari awal sampe akhir bleh gak thor?,aq mau share di fp fb.

    BalasHapus
  2. aq udah copas hehe,mianhae kalau mau negur kesini z https://m.facebook.com/profile.php?id=174207889386172&refid=5&ref=stream tp aq udah kasih cr dan alamat blog nya koq,Smga maafin ya #^_^

    BalasHapus
  3. ne^^ Gwaenchana chingu, yg penting ditulis cr nya..

    BalasHapus