Green  Pencil

Kamis, 23 Mei 2013

FF Sweet Innocence *2

Judul: Sweet Innocence
Genre: Romance
Part: 1-19
Cast:
IU/ Lee JiEun
Lee Donghae (Super Junior)
TOP/ Choi Seunghyun (BigBang)
Jessica Jung / Jung Sooyeon (Snsd)
#lee dongchul: saudara kembar lee donghae (hanya di FF ini^^)

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)

Part *2
Seunghyun memberi kesempatan jieun untuk mengikuti festival piano karena permintaan sooyeon.

''dongchul ssi!!'', panggil jieun.
Dongchul menoleh ke arah jieun.

''apa yang ingin kau katakan padanya?'', bisik seunghyun seraya menahan lengan jieun.
(Ost: Snsd- Tell me your wish)

''dongchul ssi?'', panggil jieun lagi.

Jieun hendak berjalan ke arah dongchul namun seunghyun dengan sigap menahan lengan yeoja itu.
''apa kau tidak menyadari satu hal? Rahasia besar, kau akan terkejut mendengarnya!'', kata jieun setengah berteriak karena lobi sudah semakin padat oleh peserta festival.

Jieun melepas cengkraman tangan seunghyun lalu menghampiri dongchul dan sooyeon.
''sebenarnya,,,'', jieun menghentikan ucapannya berniat membuat seunghyun kelabakan.

Tiba2 seunghyun merangkul jieun erat hingga membuat yeoja itu memukul tangan seunghyun yang melilit lehernya.
''dia mau mengatakan kalau kami berpacaran. Sebelum gadis ini mengatakannya, lebih baik aku mengatakan yang sebenarnya. Aku tidak mau dikatakan nepotisme, jadi status jieun aku rahasiakan'', cerocos seunghyun seraya merangkul jieun semakin erat.
''akkhhh!! Aku butuh bernafas!!'', kata jieun.

Seunghyun melepas rangkulan tangannya dari leher jieun. Yeoja itu memandang namja yang sedang tersenyum ke arahnya.
''dasar pria licik!!'', batin jieun.

''kalian pacaran? Tapi aku kira jieun ingin mengatakan sesuatu'', kata dongchul.
''kenapa kau rahasiakan ini dari kami?'', tanya sooyeon.
''kau lihat kan ulahnya begitu memalukan! semua orang bisa menertawakanku karena menyukai gadis ini. Mereka pasti bertanya padaku *kenapa kau menyukainya? Apa kau perlu memakai kacamata minus agar kau sadar seperti apa gadis yang kau sukai?*'', kata seunghyun.
''Aiss!! Apa yang kau katakan hah?'', seru jieun.

Dongchul dan sooyeon tertawa melihat ekspresi seunghyun dan jieun.

''tunggu sebentar! Aku tidak ingin mengatakan apapun pada dongchul selain hanya untuk meminta hak sepatuku yang dilepas olehnya'', kata jieun.
''maksudmu ini?'', tanya dongchul seraya menunjukkan sebuah hak sepatu di genggaman tangannya.
Jieun mengangguk, ''ne, masseumnida (ya benar)''.

Jieun menoleh ke arah seunghyun dengan tatapan sinis lalu pergi ke meja panitia menyelesaikan administrasi pendaftaran.
''sial!! Kenapa kau menggali lubangmu sendiri seunghyun ah. Aku sangat panik saat mendengarnya berkata *rahasia besar*'', batin seunghyun seraya mengusap rambutnya yang tidak gatal.


Jieun menghampiri meja panitia dan menulis formulir pendaftaran atas namanya.
''gamsa hamnida!'', kata jieun saat seorang panitia menerima berkas formulirnya.

Jieun menoleh ke arah seunghyun. Yeoja itu mengusap hidungnya dengan ibu jarinya.
''aiss, apa2an gadis itu? Dia ingin menertawakanku? Babo!'', gerutu seunghyun kemudian menunjukkan kepalan tangannya ke arah jieun.

''mweoya? Ahh, aku takuuuttt'', ejek jieun.
''sial!!'', gerutu seunghyun.



=Di sebuah toko bunga=
Shindong dengan tongkat menyangga di lengan kirinya masuk ke sebuah toko bunga membeli benih bunga matahari untuk ditanam di taman rumahnya. Shindong tidak bisa bermain drum karena kaki kirinya patah dan tidak bisa digerakkan lagi.

Tidak lama kemudian, shindong keluar dari toko seraya membawa kantong berisi benih bunga matahari. Lampu pejalan kaki berwarna merah dan shindong berdiri di tepi jalan raya menanti lampu itu berubah menjadi warna hijau.

Rombongan pelajar smp yang sedang bercanda dan saling dorong, tanpa sengaja membuat salah seorang dari mereka menyenggol tubuh shindong.
*grubyaaakkk* Namja itu terjatuh tepat di badan jalan.
*cittttttttt* sebuah sepeda motornya berhenti mendadak tepat di dekat shindong.

Shindong mencoba berdiri namun ia kesulitan menegakkan tubuhnya. Si pengendara sepeda motor menghampiri shindong dan membantunya berdiri.

''lain kali berhati2lah saat menyeberang jalan'', kata namja itu yang tidak lain adalah donghae.
(dunia FF itu begitu sempit ya-wkwk)

Shindong sibuk mencari kantong berisi benih bunga matahari yang terjatuh dari genggaman tangannya.

*sllaaaatttt* kantong benih bunga matahari itu terlindas ban mobil yang melaju karena kantung itu terlempar jauh dan mendarat di tengah badan jalan.

''ahhh??'', ucap shindong dengan perasaan kecewa.
''kenapa kau begitu menyesal hanya karena melihat kantung itu terlindas mobil?'', tanya donghae heran.
''karena benih itu berharga mahal''.
''seberapa mahal dibanding dengan nyawamu?''.

Shindong melangkah tertatih dengan tongkatnya kemudian bersandar di dekat sebuah toko bunga.
''itu benih apa?'', tanya donghae.
''bunga matahari'', jawab shindong.

Donghae masuk ke toko bunga lalu membeli sekantung benih bunga matahari.
Di luar toko, donghae memberikan kantung itu pada shindong.
''ini! Aku tidak menganggapmu orang miskin, jadi terimalah seolah kita berteman dekat'', kata donghae.
''aku bisa membelinya sendiri'', kata shindong.
''terimalah! Sudah kukatakan anggap saja kita teman dekat''.

Shindong menerima kantung berisi benih bunga matahari itu. Donghae beranjak ke arah box penjual minuman lalu mengambil dua kaleng minuman ringan.
''gomaweo'', kata shindong saat donghae memberikan sekaleng minuman ringan untuknya.
''apa kau seorang pembalap?'', tanya shindong saat melihat pakaian yang dipakai donghae.
''ya! Aku baru pulang berlatih untuk grandprix. Tapi aku takut ibuku akan masuk rumah sakit lagi karena penyakit jantungnya kumat'', kata donghae.
''kau beruntung karena masih bisa melakukan apa yang menjadi keinginanmu, kau lihat aku? Aku cacat. Aku hanya bisa melihat drum ku tanpa aku bisa memainkannya''.
''tapi tidak ada yang meremehkanmu dengan keadaanmu sekarang kan? Kedua orang tuaku selalu memandang apa yang aku lakukan sekarang tidak berarti''.

Shindong meneguk minuman kaleng itu kemudian memandang kendaraan yang berlalu lalang di jalanan itu.
''ada empat binatang menemani seorang nahkota berlayar jauh dengan kapalnya. Hewan itu adalah ayam, harimau, gajah dan tikus. Ayam berkata *aku selalu memberikan telurku untuk nahkota, berkat aku, dia dapat makan enak dan bergizi*'', cerita shindong.
''kau ingin menyamakan aku dengan binatang?'', tanya donghae.
''aniyo! Aku tidak mengatakan seperti itu padamu. Dengarkan aku!''.

''Setelah si ayam berkata hal itu, gajahpun menimpali *aku kuat dan aku selalu membantu nahkoda kita untuk mengangkat barang2 berat*. Mendengar ayam dan harimau saling beradu kehebatan, harimau tidak mau kalah, dia berkata *aku selalu melindungi nahkota kita dari bajak laut*. Dari keempat binatang itu, hanya tikus yang terdiam. Ketiga binatang itu bertanya *hei tikus, apa gunanya kau disini? Lebih baik kau terjun ke laut, mengakhiri hidupmu!*'', kata shindong melanjutkan ceritanya.
''tidak ada hal yang berarti dari ceritamu'', kata donghae.
''Suatu hari kapal itu terantuk batu karang dan bocor. semua yang ada didalam kapal begitu panik. tikus berpikir sejenak dan berkata *mungkin ini saatnya aku dapat berguna*, lalu tikus itu mulai bergerak dan masuk ke sela2 kayu untuk menemukan sumber kebocoran itu dan akhirnya kapal itu dapat diselamatkan''.
''Tuhan memberikan talenta masing2 pada kita. Tidak ada orang bodoh, yang ada hanyalah orang yang tidak sadar akan bakat yang diberikan Tuhan kepada kita. Semua ada untuk saling melengkapi agar hidup menjadi lebih baik. Jangan khawatir, kau sedang dipakai Tuhan untuk rencanaNya yang luar biasa'', kata shindong lagi seraya menepuk bahu donghae.



=Kantor SM Ent=
Jieun duduk di bangku peserta, sesekali ia mengepalkan tangannya untuk mengurangi rasa gugup.
Tidak lama kemudian, yeoja itu beranjak dari bangku peserta festival kemudian berjalan mendekati sooyeon.
''nona sooyeon, perutku sangat lapar, aku begitu gugup , tiba2 aku merasa perutku keroncongan'', kata jieun.
''mweo?'', kata sooyeon terkejut.
''aku ingin pergi makan sebentar saja!''.
Sooyeon mengangguk dan dongchul hanya tersenyum menahan tawanya.

Seunghyun memandang jieun yang berlari cepat keluar dari arena festival musik klasik.
Beberapa waktu kemudian, Sooyeon melambai ke arah seunghyun dan meminta namja itu untuk menghampirinya.

Seunghyun menghampiri sooyeon dan dongchul.
''kenapa kau biarkan pacarmu makan sendirian?'', tanya dongchul.
''nuguya?'', kata seunghyun.
''jieun! Lee jieun!''.
''susul gadis itu dan temani dia makan. Aku rasa kau akan menjadi pacar yang baik untuknya'', kata sooyeon.

Seunghyun terpaksa mencari jieun keluar dari gedung itu. Ia segan karena sooyeon terus memaksanya.
''kenapa gadis itu merepotkan aku?'', gerutunya seraya mencari sosok jieun.

Seunghyun melihat seorang yeoja duduk di dekat pintu gerbang gedung itu.
''kenapa kau makan di sini?'', tanya seunghyun.
Jieun menoleh ke arah seunghyun, ''kenapa kau berdiri di sini?''.
''kenapa kau berbalik bertanya padaku? Letakkan makananmu dan kembalilah ke dalam bersamaku!''.

Jieun menggeleng dan melanjutkan menikmati mie ramen miliknya.
''aku memesan seporsi mie ramen dengan ponselku, itu berarti aku sudah banyak memakai pulsaku. Aku menunggu di sini sampai mie ramenku datang dan itu sudah memakan banyak waktu, jadi mie ramen ini tidak akan aku sia2kan'', cerocos jieun.
''kau boleh masuk ke dalam atau duduk disini menemaniku makan'', kata jieun lagi.

Seunghyun merapikan jasnya kemudian duduk di dekat jieun.
''apa itu enak?'', tanya seunghyun.
Jieun menyodorkan mie ramennya pada seunghyun, ''kau ingin mencicipinya? Makanlah! Anggap saja kita sudah berteman lama''.
Seunghyun memandang mangkuk mie ramen itu dan perlahan mengambil sumpit milik jieun.

*sruputtt* seunghyun menyeruput mienya dan mengunyahnya pelan.
''enak kan? Kau belum pernah makan mie ramen di pinggir jalan?'', tanya jieun.

Seunghyun menggeleng dan mulai menyeruput mie ramen itu lagi.
''ngomong2, kenapa kau menghabiskan mie ramenku?'', seru jieun saat melihat mangkuk itu hanya sisa kuahnya saja.
''ayo kita masuk ke dalam sebelum kau kehilangan kesempatan untuk mengikuti festival'', kata seunghyun seraya memberikan mangkuk kosong itu pada jieun.
''aiss!! Pria tidak tahu diri!'', gerutu jieun seraya menyengir.


Peserta festival satu persatu menunjukkan aksinya diatas panggung. Panitia festival memanggil nama jieun. Yeoja itu beranjak dari tempat duduknya lalu naik ke atas panggung.
''annyeong hasimnikka. Lee jieun imnida'', kata jieun seraya membungkuk memberi salam ke arah juri.
Jieun memandang tuts piano yang ada di depannya.
''ini untuk ayah dan ibu'', batin jieun.

Yeoja itu mulai menekan tuts demi tuts memainkan lagu Kim Taeyeon If Ost hong gil dong.
Seunghyun tidak menyangka jieun bermain piano sehebat itu. Alunan musiknya menggambarkan perasaan yang mendalam.
''dia benar2 bermain dengan hatinya'', batin seunghyun.

Dongchul dan sooyeon juga menikmati alunan piano yang jieun mainkan.
''jika jieun menjadi trainer di sini, aku rasa dia tidak akan mengecewakan. Tapi jika jieun lolos, kau kalah dongchul ah'', kata sooyeon.
''jieun pantas mendapat posisi itu. Dia lebih baik dariku'', kata dongchul.
''kau belum bermain. Aku yakin kau lebih baik darinya''.

Jieun menyelesaikan aksinya dengan riuh tepuk tangan dari peserta yang ikut menikmati alunan pianonya, termasuk seunghyun.

Dongchul beranjak dari tempat duduknya.
''aku ingin ke kamar kecil'', kata dongchul.
''tapi sebentar lagi namamu dipanggil'', kata sooyeon.
''aku sangat gugup. Aku ingin buang air kecil''.


Tidak lama kemudian, panitia memanggil nama lee dongchul namun namja itu tidak kunjung muncul. Sooyeon menoleh ke sekeliling mencari dongchul dengan resah.
''dongchul sigga eodiga? (dongchul pergi kemana?)'', tanya seunghyun.
''dongchul hanya berkata ingin ke kamar kecil, tapi kenapa dia tidak juga kembali?'', kata sooyeon.

Dongchul duduk di dalam mobilnya yang ada di parkiran basement kantor itu.
''Jika aku mengikuti festival ini, pasti semua juri tidak lagi memandang kemampuan jieun. Mereka memilihku karena aku anak direktur. Jieun punya kemampuan untuk membawa SM Ent ke tingkat yang lebih baik'', batin dongchul.

Ponsel di dekat dongchul berdering
*sooyeon calling*

Di lobi kantor,
''ayo dongchul ah, angkat teleponnya!'', ucap sooyeon seraya terus menempelkan ponsel di telinga kirinya.

*tut tut tut* tidak ada respon dari nomor ponsel dongchul.

Setelah beberapa waktu, Panitia terpaksa mendiskualifikasi dongchul karena desakan dari peserta lain yang menunggunya terlalu lama.
''bagaimana jika direktur tahu kita tidak memilih dongchul?'', bisik salah seorang juri.
''syarat meloloskan dongchul hanya dia harus ikut festival ini, kalau tidak muncul di stage bagaimana bisa kita memberikan posisi trainer itu padanya? SM Ent akan dipandang nepotisme'', bisik juri yang lain.

Jieun menoleh kesekeliling penasaran dengan hilangnya sosok dongchul yang awalnya begitu antusias mengikuti festival piano itu.
''Dongchul tidak boleh curang dengan tidak mengikuti festival piano ini. Sooyeon ssi jangan khawatir, sebagai balas budi karena kau memberiku kesempatan, aku akan membantumu mencarinya'', kata jieun.
''kenapa lagakmu seperti pahlawan, lebih baik kembali ke kursimu. Aku akan mencarinya'', kata seunghyun.
''aku tidak ingin menang hanya karena seorang pianis profesional seperti dongchul tidak menjadi rivalku, arasseo??!!!''.
''sooyeon ssi, kemana dongchul tadi akan pergi?''.
''ke toilet. Aku akan mencarinya'', kata sooyeon.
''tidak, kau harus tetap di sini dan menyaksikan festival ini berlangsung'', kata seunghyun.

Jieun mencari tempat yang bertuliskan toilet. Yeoja itu masuk ke dalam toilet pria. Tidak lama kemudian, jieun lari terbirit2 keluar dari toilet itu.
''hwaaaaaaaa!!!'', teriak jieun tergopoh2.

Seunghyun yang ternyata ikut mencari dongchul terkejut saat melihat jieun terbirit2 keluar dari toilet.
''kau kenapa? Apa kau menemukan dongchul'', tanya seunghyun.
''tidak! Aku melihat monster ular raksasa'', jawab jieun.

Jieun berlari keluar kantor namun seunghyun menahan lengan gadis itu.
''kenapa kau begitu menyibukkan diri untuk pria yang baru pertama kau kenal?'', tanya seunghyun.
''ya karena.. Uhm karena dia membantu melepas hak sepatuku. Sekedar aksi balas budi!'', jawab jieun.

Jieun pov
#benar kata seunghyun kenapa aku menyibukkan diriku hanya karena dongchul? Seorang pria yang baru pertama kali ku kenal. Aku tidak mengerti perasaan itu mengalir begitu saja, aku menghargai sikap baik seseorang dan aku berusaha membalas kebaikannya#end.

Jieun menoleh sekeliling halaman gedung itu berharap ia melihat dongchul di sana.
''anggap saja ini bagian dari keberuntunganmu! Kembali ke bangkumu sekarang'', kata seunghyun.
''aku tidak ingin berhasil hanya karena keberuntungan, tapi aku ingin berhasil karena prestasi'', kata jieun.
''kenapa kau keras kepala? Jika dongchul tidak menginginkan juara festival ini, biarkan dia memilih jalannya sendiri''.
Jieun terdiam kemudian menyusul seunghyun berjalan ke dalam gedung itu lagi.


Dongchul tidak kunjung kembali sampai peserta terakhir menunjukkan aksinya.

Tidak lama kemudian, Tim juri memutuskan untuk mengumumkan juara festival dan peraih gelar juara 1 sebagai seorang trainer di SM Ent.
''kami menimbang, mengingat, memutuskan bahwa juara 1 festival piano klasik tahun 2012 periode musim panas adalah lee jieun'', kata panitia itu.

Jieun terkejut dan berdiri dari bangkunya.
''itu aku? Aku menang??'', seru jieun seraya berjingkrak2.
''aku tidak percaya ini! Ya Tuhan! Apa ini benar2 terjadi?'', kata jieun lagi karena tidak bisa membendung kegembiraannya.

Jieun naik ke atas stage lalu menerima sebuah piala dan surat kontrak menjadi trainer SM Ent.

''apa kau ingin menyampaikan sesuatu?'', tanya seorang panitia festival saat jieun masih diatas panggung.
Jieun mengangguk, ''terima kasih untuk semua orang yang Tuhan pakai untuk membawaku berdiri di tempat ini dengan sebuah piala dan selembar kontrak kerja. Untuk kalian yang saat ini gagal, jangan menyerah karena masih ada jalan'', kata jieun.

Acara Festival musik klasik itu usai, jieun keluar dari gedung SM Ent seraya memeluk piala kejuaraannya erat.
''apa kau masih berpikir kau menang karena tidak ada lawan sebaik dongchul menjadi rivalmu disini?'', tanya seunghyun yang tiba2 muncul di belakang jieun.

Yeoja itu terhenyak kemudian menoleh ke arah seunghyun dan tersenyum.
''Aku ingin menceritakan satu hal padamu! Ada sekelompok katak berjalan melewati hutan, mereka tidak melihat ada sebuah lubang besar yang membuat mereka terperosok. Mereka langsung menyerah saat melihat lubang itu begitu dalam dan mereka berpikir tidak akan sanggup melompat ke atas. Tapi, ada satu katak yang terus melompat walau semua temannya berkata *menyerahlah! Kau melakukan hal yang sia2!*. Seekor katak itu tidak menghiraukan ucapan katak2 yang lain, ia terus melompat dan melompat. Akhirnya, katak itu berhasil keluar dan menengok teman2nya didasar lubang, ia berkata *terima kasih karena sudah menyemangatiku. Aku percaya kalian melakukan hal sama sepertiku*'', kata jieun.
''kau tahu? Kenapa katak itu bisa keluar dari lubang? Karena dia tuli! Katak itu tuli! Lidah kita memiliki kekuatan untuk membangkitkan atau memadamkan semangat. Maka, berbicaralah positif pada setiap orang yang kau jumpai agar semua ucapanmu menjadi kata yang dapat membangkitkan semangat, kau mengerti tuan choi seunghyun?'', kata jieun lagi.

Seunghyun tertegun dalam hatinya ia mengagumi prinsip hidup jieun.
''oya aku hampir lupa. Kau pasti menyesal karena mengakuiku sebagai pacarmu. Kau cenderung khawatir pada hal yang belum terjadi. Uhm sampai jumpa lagi, tuan choi. Senang bertemu denganmu!'', kata jieun tersenyum kemudian membungkuk memberi salam.



=Malam Hari=
Jieun berjalan menyusuri jalanan kota seoul seraya membopong piala besarnya itu.
''ibu dan kakak pasti sangat bangga padaku'', gumannya.
''ini piala pertamamu lee jieun!!!!'', serunya seraya mengangkat piala itu tinggi2.

Jieun memandang langit yang gelap dan hanya diterangi oleh beberapa kerlip bintang yang tampak diatas sana.
''appa! Eomma!! Piala ini juga untuk kalian!!'', kata jieun seraya terus melompat.

Jieun melompat seraya terus mendongak ke langit.
''apa lompatanku ini bisa membawaku terbang ke surga?'', ucapnya.

Tidak lama kemudian jieun berhenti melompat dan menghirup nafas dalam2.
''kenapa aku bodoh? Aku tidak perlu melompat untuk terbang ke surga, karena ayah ibuku ada di hatiku selamanya'', kata jieun kemudian tersenyum.



=Di dalam sebuah mobil=
Dongchul menyetir seraya sesekali menoleh ke arah sooyeon yang duduk di sebelahnya.
''kau marah padaku?'', tanya dongchul.
''aku sangat berharap kita bekerja sama membesarkan nama SM Ent, kenapa kau lakukan ini? Apa yang sebenarnya ada dipikiranmu?'', kata sooyeon.
''aku tidak siap bertanding, itu saja. Festival periode musim gugur mendatang, aku akan mengikutinya dengan sungguh2''.
''kau selalu membohongiku, dongchul ah! Tidak ada waktu untuk berdiam, kesempatan menunggumu sekarang, sukses itu sudah ada di depan pintu''.
''musim gugur tahun ini benar2 akan ku lakukan. Aku berjanji!''.

Dongchul melajukan mobilnya dengan kencang di jalanan yang tidak begitu ramai kendaraan hanya beberapa kendaraan besar yang melaju berlawan arah.

Jieun berdiri di depan sebuah halte bus. Yeoja itu memandang piala yang ada di dekapannya itu lalu mengangkat piala itu tinggi2 dan melompat. Tidak disangka jieun berdiri pada pijakan yang salah hingga membuat tubuhnya oleng dan pialanya terlempar ke badan jalan.

*klotakkkkk* piala itu menggelinging ke tengah jalan.

''tidak!!'', seru jieun seraya berlari ke arah piala itu tanpa memperhatikan sebuah mobil melaju ke arahnya.

Melihat seorang tiba2 melintas beberapa meter di depan mobilnya, sang sopir membanting setir dan terdengar decitan rem yang sangat keras.

Mobil itu terbalik hingga beberapa kali dan terseret sampai ratusan meter.
*buuummmmmmmm braaaaaakk* mobil itu menabrak tiang baliho yang ada di pinggir jalan.

(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will))

@ tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar