Green  Pencil

Selasa, 27 Agustus 2013

FF Seoul Police Story *16-end

Judul: Seoul Police Story
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)

Ost: Noel - I Miss U

Part *16

Gyuri duduk di bangku taman itu dengan seragam polisinya. Saat melihat siwon dan nami akan berjalan melewatinya, gadis itu beranjak lalu menghampiri dua sejoli itu.

*tap tap tap* langkah kaki gyuri semakin mendekat ke arah siwon dan nami.

''inspektur choi siwon??'', sapa gyuri lalu menyunggingkan senyumnya.
(Ost Park Boram - Forever Always)

Langkah nami dan siwon terhenti lalu memandang seorang gadis yang berdiri di depannya.
''park gyuri??'', seru siwon dan nami bersamaan terkejut melihat gyuri tiba2 muncul disana.

Gyuri mengangguk, ''aku park gyuri, gyuri mu siwon ah''.

Gyuri tersenyum kemudian memandang siwon. Yeoja itu berjalan mendekat dan nami melangkah mundur sambil memegang erat tangan siwon.
''siwon ah, maafkan aku karena meninggalkanmu terlalu lama. Aku sangat bahagia bisa melihatmu lagi'', kata gyuri pada siwon, lalu memandang ke arah nami.

''nami ah, terima kasih karena menjaga siwon untukku, sekarang aku memintanya kembali'', kata gyuri.

Nami menggeleng dan tidak terasa air matanya membasahi kedua pipinya.
''aniyo! Hajimayo!'', kata nami seraya semakin menggengam erat tangan siwon.

Siwon menoleh ke arah nami dan yeoja itu memandang siwon dengan perasaan takut kehilangan.
''ani! Aniyo!'', kata nami.

Siwon memandang gyuri lalu memandang nami. Siwon perlahan menarik dan melepaskan genggaman tangan nami.
Nami terkejut karena siwon melepaskan genggaman tangannya.

Siwon menghampiri gyuri lalu menyentuh pipi gadis itu kemudian memeluknya erat.

Nami menahan isak tangisnya saat melihat siwon dan gyuri berpelukan. Air matanya mengalir deras menggambarkan kedukaan hatinya.
''siwon ah, kau bilang kita akan bermain sepatu roda kan? ayo kita pergi!'', kata nami dengan suara lirih sambil terisak.

Siwon melepas pelukannya lalu menoleh ke arah nami.
''kau pergilah, nami ah!'', kata siwon.

Nami memandang siwon dan gyuri dengan berurai air mata.
''Jangan lakukan ini padaku! Jebal!'', kata nami.



=Badan Intelegen Negara=
Seungri menghubungi ponsel gyuri, namun panggilannya tidak tersambung. Namja itu mulai resah seraya mencengkram ponselnya erat.

*tap tap tap* Seungri berlari ke dalam mobilnya, tidak lama kemudian mobil itu melaju keluar dari basement gedung badan intelegen.



=Departemen kepolisian=
Seungri memainkan stir dan menepikan mobilnya masuk ke dalam halaman departemen kepolisian.
''apa inspektur choi dan brigadir cha masih di kantor'', tanya seungri pada seorang polisi yang baru saja keluar dari kantor itu.
''brigadir cha? Apa kau tidak tahu kalau nami sudah naik pangkat?'',kata polisi itu.
''mweo?''.
''ya, nami naik pangkat menjadi inspektur''.
''sekarang, dimana mereka berada?''.
''mereka sudah keluar dari kantor sejak tadi, aku rasa mereka berkencan, mereka sangat serasi''.


Seungri mencoba mencari siwon dan nami di taman depan kantor kepolisian. Namja itu mencoba menghubungi ponsel nami.
*jika kau mendengar suara ini, itu tandanya aku sedang sangat sibuk. Silahkan tinggalkan pesan setelah bunyi bipppp*

''kau membuatku khawatir nami ah! Aku merasa ada yang tidak baik menimpamu. Aku berharap ini tidak benar'', guman seungri kemudian berlari ke arah mobilnya.



=Taman Kota Seoul=
Gyuri berjalan disisi siwon dan menggandeng erat tangan namja itu. Siwon hanya terdiam dan banyak melamun terkesan sedang memikirkan sesuatu.
''hei siwon ah??'', kata gyuri.
''mweoya??'', kata siwon kemudian menoleh ke arah gyuri.
''apa kau tidak senang? Apa kau sudah melupakan semua hal tentang kita?''.

Siwon hanya terdiam kemudian memandang beberapa orang yang sedang menikmati permainan sepatu roda.

''Lupakan! ayo kita bermain sepatu roda!'', ajak gyuri kemudian menarik tangan siwon seraya berjalan ke arah kerumunan orang itu.
''apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan nami saat ini?'', tanya siwon.

Gyuri tertegun lalu memandang siwon, ''aku menyuruh nami untuk menjagamu ketika aku pergi ke jepang. Sekarang aku memintamu kembali, tidak ada yang salah denganku, bukan?''.
''mweo? Jadi, Nami selama ini tahu keberadaanmu tanpa memberitahuku?''.
Gyuri mengangguk, ''ya! Nami tahu semuanya''.
''aiss!! Gadis itu membuatku mencintainya dan dia dengan sengaja membuangmu dari kehidupanku''.
''kau dan nami menjalin hubungan percintaan selama aku pergi??''.

Siwon berjalan mendahului gyuri kemudian mengambil sepasang sepatu roda dan memakainya.
''siwon ah, jelaskan padaku! Apa yang terjadi dengan kalian selama aku pergi?'', tanya gyuri.
''aku tidak ingin kehilangan moment bahagiaku saat melihatmu kembali. Ayo kita bermain sepatu roda seperti yang kau mau'', jawab siwon.

Namja itu mengambil sepasang sepatu roda lagi dan memakaikannya di kaki gyuri. Yeoja itu tersenyum seraya memandang siwon yang sedang memakaikan sepatu roda untuknya.



=Rumah Park Yoochun=
Nami duduk di depan teras rumah yoochun sambil menahan isak tangisnya. Nami membekap mulutnya sendiri dan membiarkan air matanya membasahi di kedua pipinya.
''aku tidak menyangka patah hati rasanya begitu sakit'', ucap nami lirih.
''siwon memang tidak mencintaiku, aku memaksanya untuk mencintaiku. Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan seungri? Namja itu akan menertawakanku!'', kata nami lagi.

Yeoja itu memandang ke arah jalanan kecil di depan rumah yoochun, perlahan bibirnya menyunggingkan senyum.
''Aku tahu pasti bahwa Tuhan memberikan penghiburan dengan kasih-Nya, dikala aku berduka. Aku tahu pasti bahwa Tuhan memberikan penguatan dengan kasih-Nya, dikala aku lemah. Akutahu pasti bahwa Tuhan menunjukkan jalan yang terbaik dengan kasih-Nya dikala aku menemui jalan buntu'', kata nami dalam hati.
''jalan kecil itu, walaupun sempit dan sesak, aku akan mencoba melaluinya'', ucap nami lirih kemudian menghapus air matanya.



=Didalam mobil seungri=
Seungri memasang headset pada telinganya kemudian mencoba menghubungi siwon dengan ponselnya.

''yeoboseyo??'', jawab siwon terdengar dari ponsel seungri.
''apa kau bersama sedang bersama nami?'', tanya seungri.

Beberapa detik tidak terdengar jawaban.Belum sempat siwon menjawab pertanyaan seungri, terdengar suara gadis dari ponsel siwon.
''apakah itu telepon dari seungri?? Berikan padaku'', kata gyuri kemudian mengambil ponsel itu dari tangan siwon.

''yeoboseyo seungri ah??'', kata lagi didalam telepon.
''mweo? Gyuri ah?'', seru seungri lalu menepikan mobilnya di pinggir jalan.
''ne, aku gyuri! Kenapa kau menghubungi siwon? Kau ingin mencari nami?''.

*klik* seungri memutuskan sambungan teleponnya tanpa menjawab pertanyaan gyuri.

''siwon bersama gyuri. Apa yang terjadi dengan nami? Apa dia sedang terluka hatinya?'', guman seungri kemudian mulai melajukan mobilnya lagi.



=Rumah Yoochun=
Nami menyandarkan tubuhnya pada tiang penyangga yang ada di teras rumah yoochun. Matanya terpejam, kelelahan jiwanya membuat fisiknya melemah. Yeoja itu tertidur.

''oppa, jankkanman!!'', terdengar suara minyoung dari dalam rumah.

*krettt* Yoochun membuka pintu dan melihat nami tertidur di terasnya.
''nami nuna??'', kata yoochun lalu mendekati gadis berseragam polisi itu.

Yoochun menyentuh bahu nami hingga membuat yeoja itu terbangun.
''nuna apa yang terjadi denganmu? Kau terlihat sangat lelah'', tanya yoochun.
''gwaenchanayo'', jawab nami singkat kemudian tersenyum dan mengusap rambut yoochun.

''oppa! Ppali!!'', seru minyoung saat keluar dari dalam rumah.

Gadis kecil itu melihat nami ada disana kemudian langsung berhambur memeluk nami.
''nami eonni geuriweoyo'', kata minyoung seraya menepuk punggung nami.
''nado! Apa kabarmu hari ini?'', jawab nami lalu mengusap rambut minyoung.
''baik luar biasa!Uhm, eonni! Kau menangis?''.
Nami menggeleng, ''ani!''.
''kenapa matamu merah?''.
''karena aku sangat ngantuk''.

Minyoung melepas pelukannya kemudian memandang yoochun.
''oppa, ayo kita pergi jalan2, kau sudah berjanji padaku! Biarkan nami eonni istirahat, aku tidak ingin melihat mata merahnya terlalu lama'', kata minyoung polos.



=Rumah Siwon=
Gyuri melihat sekeliling dalam rumah siwon. Ia melihat deretan foto dirinya dan siwon kemudian mengusap salah satunya dengan telapak tangan.
''aku merindukan semua yang kita lalui bersama!'', kata gyuri.

''kau masih tetap sama siwon ah, rumahmu tidak pernah berantakan'', kata gyuri lagi lalu membuka knop pintu sebuah kamar di lantai 2.
''itu kamar milik nami'', kata siwon.

Gyuri menoleh ke arah siwon.
''aku tidak akan masuk ke kamar nami. Dari matamu, sepertinya kau melarangku masuk ke dalam. Its ok, gwaenchana!'', kata gyuri.

Gyuri berjalan ke arah dapur dan membuka pintu kulkas.
''oya kau ingin aku masakkan apa?'', tanya gyuri.
''apapun yang kau inginkan, aku akan memakannya'', jawab siwon lalu tersenyum dan mendekati yeoja itu.

Siwon menggenggam tangan gyuri, ''aku tidak percaya bahwa aku bisa menggenggam tanganmu lagi''.

Siwon menyentuh kedua bahu gyuri dan memandang lencana serta papan nama di pakaian dinas milik yeoja itu.
''seragam dinasmu ini sepertinya akan sia2, karena kau sudah dikeluarkan dari kepolisian'', kata siwon.
''gwaenchana, asalkan aku tidak dikeluarkan dari hatimu'', goda gyuri kemudian mengusap bibir seksi siwon dengan ibu jarinya.

Keduanya saling berpandangan, perlahan wajah keduanya semakin mendekat. Gyuri sudan memejamkan matanya.
*''jangan lakukan ini padaku, jebal!''*
Siwon terkejut saat ia melihat wajah gyuri berubah menjadi wajah nami.

''ah! tidak!'', ucapnya kemudian beranjak menutup pintu kulkas yang sedari tadi terbuka oleh gyuri.
Gyuri membuka matanya, ''kenapa tidak kita lakukan?''.
''aku sudah sangat lapar'', kata siwon.

Gyuri tersenyum kemudian segera menyiapkan beberapa menu makanan.

Tidak lama kemudian, yeoja itu menghidangkan menu masakannya di atas meja. Gyuri menaruh beberapa sayuran di mangkuk nasi milik siwon.
''manhi meogeo!'', kata gyuri lalu mengambil sumpitnya.

*ting tong* bel rumah siwon berbunyi.
Gyuri beranjak ingin membuka pintu namun siwon menahannya.
''kau teruskan makanmu'', kata siwon lalu pergi ke depan pintu rumahnya.

''Nam..'', kata siwon saat membuka pintu rumah itu.

Siwon begitu terkejut saat tahu bahwa orang itu bukan nami melainkan lee seungri.
''Seungri ah!?'', kata siwon.

Seungri langsung mencengkram krah baju siwon dan mengarahkan tinjunya. Siwon mencoba menghempaskan cengkraman seungri dan menahan jotosan seungri.
''apa kau tahu dimana nami sekarang? Kau meninggalkannya begitu saja? Kenapa Kau tidak memikirkan keadaannya hah?'', tanya seungri geram.
''kau hanya mementingkan kebahagiaanmu sendiri. Kau bukan seorang pria! Karena seorang pria tidak akan mencampakkan gadis yang mencintainya'', kata seungri lagi.

Siwon hanya terdiam seraya mencengkram kepalan tangan seungri yang mengarah ke arahnya.
''katakan padaku, kenapa kau lakukan ini pada nami!!'', teriak seungri.

Siwon masih saja terdiam.

*bak buk bak buk*
Seungri memukuli siwon sedangkan namja itu tidak melawan pukulan yang melayang ke tubuhnya.

Seungri menghempaskan tubuh siwon hingga namja itu terjatuh membentur pintu rumah itu.

*brakkkk* Mendengar suara ribut diluar rumah, gyuri bergegas menghampiri siwon dan betapa terkejutnya saat ia melihat siwon tergeletak di depan pintu.
''siwon ah??'', pekik gyuri lalu menyangga kepala siwon.

Gyuri terkejut lagi saat mengetahui orang yang menyebabkan siwon terluka adalah seungri.
''apa yang kau lakukan! Kenapa kau menyakitinya?'', teriak gyuri.
''karena itu adalah hukuman!'', kata seungri.

''siwon ah? Apa kau baik2 saja?'', kata gyuri seraya menepuk pipi siwon.

Namja itu memandang gyuri dengan tatapan sayu. Siwon beranjak dan mencoba berdiri tegak.

Seungri berjalan meninggalkan siwon dan gyuri.
''kau tahu, ini juga hukuman untuk nami!'', kata siwon.

Seungri menoleh lalu menatap siwon.
''hukuman untuk nami??'', kata seungri setengah tertawa.
''ya, karena dibalik ini, nami mencoba menjauhkan aku dengan gyuri. Gadis itu sangat licik, bukan?''.

Seungri menghampiri siwon lagi.
''nami tidak pernah menjauhkanmu dengan gyuri? Apa kau tidak bertanya dengan wanita di sebelahmu itu'', kata seungri seraya menunjuk ke arah gyuri.
''akupun mengetahui bahwa gyuri pergi dari hidupmu dan dia kembali sesuka hatinya dengan mengambil semua yang ia rasa miliknya'', kata seungri lagi.

Gyuri terkejut saat seungri blak2an dihadapan siwon.
''seungri ah, kau temanku. Berhentilah memojokkan aku!!'', kata gyuri.

Seungri terdiam kemudian bergegas kembali ke mobilnya. Siwon berusaha mengejar seungri dan meminta penjelasan padanya.
''seungri ah, tunggu!! Jelaskan padaku apa maksud ucapanmu tadi!'', kata siwon seraya menggendor kaca mobil seungri.

*Wusss* seungri melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Siwon berdiri di depan rumahnya dan gyuri menghampiri namja itu.
''apa kau yang merencanakan semua ini gyuri ah??'', tanya siwon.
''maafkan aku. Aku tidak bisa menemuimu dalam keadaan buta, siwon ah. Aku ingin saat kau melihatku setelah kecelakaan itu adalah gyuri yang dulu, gyuri yang bisa melihat'', kata gyuri.
''apa yang kau lakukan adalah salah. Jika mata itu pelita hati, maka hati adalah minyak yang menjaga pelita itu tetap menyala terang. Jujur saja, saat ini aku tidak melihat cahayanya dimatamu''.

Gyuri tertunduk, ''aku bersalah. Apa yang harus aku lakukan?''.
''kembalilah ke apartemenmu dan jangan menemuiku lagi! Aku harap kau hidup dengan baik mulai sekarang. Kemarin kau bisa hidup tanpaku, besok kaupun bisa melakukannya dengan baik tanpaku!'', kata siwon lalu berjalan masuk ke dalam rumah.



=Rumah Yoochun=
Nami duduk di teras rumah yoochun dengan sudah tidak berpakaian dinasnya. Gadis itu memandang ke langit. Ibu yoochun melihat nami lalu duduk di sampingnya.
''apa kau sedang berbeban berat?'', tanya ibu yoochun.
''aniyo, ajumma!'', jawab nami.
''ada seorang gadis yang membawa sebuah pelita yang menyala terang, ia mendapatkannya dengan susah payah dan berkata *kalau aku memiliki pelita ini, maka aku akan memiliki kebahagiaan dan kehidupan orang yang aku cintai juga akan merasakannya*''.

Nami menoleh ke arah nyonya park dan ajumma itu tersenyum.

''suatu malam, gadis itu membawa pelitanya menuruni sebuah bukit. Di tengah perjalanan, ia melihat seorang wanita tua yang tengah kedinginan. Gadis itu terdiam sejenak kemudian dengan ragu memberikan pelitanya. Setelah meninggalkan pelitanya pada wanita tua itu, gadis itu melanjutkan perjalanan dan tidak disangkanya hujan tiba2 turun dengan sangat deras'', lanjut ibu yoochun.
''tidak lama kemudian, gadis itu menggigil kedinginan dan lamat2 melihat setitik cahaya semakin dekat ke arahnya. Seorang Wanita tua dengan membawa pelita menghampiri gadis itu, *aku tahu kau sangat kesusahan karena kehilangan pelitamu, aku berpikir untuk mengembalikannya padamu. Mari kita nyalakan tungku bersama didalam rumahku*'', kata nyonya park lagi.
''ajumma, aku sudah mendapatkannya kembali'', kata nami tersenyum.
''kebahagian dan kehangatan itu, bukan karena pelitanya tapi kesediaan untuk berbagi dan memberikan kebaikan yang pada akhirnya akan kembali pada kita. Kau tahu, aku merenungkan siang dan malam, kenapa kau begitu memperhatikan wanita gila sepertiku?''.
''karena kau berharga ajumma''.
''kaupun demikian! Sekarang, kembalilah berbahagia seperti kau memberikan sedikit kebahagiaanmu padaku hingga aku sembuh''.

Saat ibu yoochun dan nami sedang ngobrol, tiba2 seungri sudah berdiri disana.
''cha nami!!'', panggil seungri.
''seungri??'', nami beranjak berdiri dan bersiap hendak masuk ke dalam rumah.
''berhenti!!'', seru seungri.

Ibu yoochun tersenyum, ''masalah cinta itu lebih rumit''.
Seungri menghampiri nami kemudian memeluknya.
''jangan pergi kemana2 lagi! Jangan menghindar dariku! Jangan terluka hatimu! Tetaplah bersamaku, cha nami'', kata seungri seraya mempererat pelukannya.

Nami terisak di dalam pelukan seungri.
''maafkan aku seungri ah!'', kata nami.

Seungri duduk di samping nami lalu keduanya saling memandang dan tersenyum.



=Keesokan harinya, Departemen Kepolisian=
Nami melangkah masuk ke ruangan komisaris han lalu menyerahkan sebuah amplop surat.
''apa ini??'', tanya komisaris han lalu membuka isi surat itu.
''komisaris, aku ingin melanjutkan studi kepolisianku ke china'', kata nami.
''mweo? Kau ingin ke china? Kenapa?''.
''karena aku ingin menjadi lebih dari nami yang sekarang, ketika aku kembali aku ingin menjadi sepertimu, komisaris''.

Komisaris han seolah mengerti keinginan nami itu.
''aku hanya heran keinginanmu ini begitu tiba2. Bagaimana dengan siwon?''.
Nami hanya tersenyum lalu membungkuk, ''gamsa hamnida komisaris!''.
Komisaris han hanya menggeleng heran seraya memandang nami keluar dari ruangannya.


Nami berdiri di depan gedung departemen kepolisian lalu tersenyum.

Siwon masuk ke dalam kantor polisi, namun namja itu tidak melihat nami ada di depan gedung itu. Sedangkan nami terus saja memperhatikan gedung itu tanpa melihat siwon berlalu dari hadapannya.

Siwon masuk ke dalam ruangannya dan melihat kursi tempat dimana nami biasanya duduk masih kosong. Seorang polisi wanita masuk ke dalam ruangan siwon dan memberi salam.
''inspektur choi, mulai sekarang aku menggantikan tugas inspektur cha'', kata wanita itu.
''waeyo? Dimana nami?'', tanya siwon.
''kau bisa tanyakan pada komisaris han''.

Siwon bergegas menemui komisaris han.
''komisaris, kenapa kau mengganti partner kerjaku? Dimana nami?'', tanya siwon yang terlihat panik.
''nami pergi ke china untuk melanjutkan studi kepolisiannya'', kata komisaris han sambil menunjukkan surat yang diberikan oleh nami.
''ke china?? Tidak mungkin!''.
''aku juga tidak mengerti keinginannya terlihat begitu mendadak, tapi tidak ada alasan untuk aku melarangnya!''.



=Rumah Siwon=
Nami memandang rumah yang memiliki banyak kenangan untuknya itu. Ia berjalan ke arah teras dan meninggalkan sepucuk surat yang ia letakkan dibawah pintu rumah itu.

Saat keluar dari halaman rumah itu, nami bertemu dengan gyuri yang baru saja keluar dari sebuah taksi.
''nami ah??'', panggil gyuri.

Nami hanya membungkuk memberi salam lalu meninggalkan gadis itu.
''nami ah! Maafkan aku! Apa yang harus aku lakukan agar kau memaafkan aku?'', kata gyuri lagi.
Nami menoleh, ''aku ingin meminta siwon kembali darimu''.

Gyuri begitu terkejut mendengar pernyataan nami.
''tidak. Aku mencintai siwon'', kata gyuri.
''kau mencintai siwon? Kenapa kau menyuruhku untuk menjaga hatinya?'', tanya nami.
''itu karena,,,,''.
''aku tidak meminta apapun darimu, gyuri ah. Tetaplah berbahagia, aku mengasihimu'', kata nami yang tiba2 melunak.
''apa??'', kata gyuri tertegun.

Nami memeluk gyuri, ''aku akan pergi ke china. Sampai jumpa lagi!''.
Gyuri tersenyum, ''aku sangat lega kau sudah memaafkan aku, nami ah. Tapi Apa kepergianmu ke china karena masalah ini?''.
Nami menggeleng, ''ani! Mungkin ini saat dimana aku harus belajar lebih lagi menjadi seorang polisi yang baik''.


Gyuri duduk di depan rumah siwon dan bersandar pada tiang penyangga rumah itu tanpa melihat sebuah surat tergeletak di bawah pintu.


Sedangkan Nami duduk di sebuah halte bus tidak jauh dari rumah siwon. Ponselnya berdering *seungri calling*
''yeoboseyo?'', jawab nami.
''apa harimu menyenangkan?'', tanya seungri.
''tentu saja sangat menyenangkan''.



=Rumah Yoochun=
Nami memberikan sepucuk surat untuk ibu yoochun.
''ajumma, tolong berikan surat ini pada seungri'', kata nami.
''kau melakukan ini seperti akan pergi jauh'', kata ibu yoochun.
''aku akan pergi dari kota ini''.
''mweo? Eodie galgeoya? (kau akan pergi kemana?)''.
''aku akan pergi ke china. Aku ingin masuk akademi polisi disana''.
''kenapa sangat mendadak? Kau bukan lari dari masalah kan?''.
Nami menggeleng.

''bibi, tolong berikan surat ini setelah aku benar2 pergi. Gamsa hamnida!'', kata nami.
''tolong saat kau pergi, kau beritahu yoochun dan minyoung. Mereka mengasihimu''.
Nami mengangguk, ''ne!''.



=Sekolah Taman Kanak2=
Minyoung keluar dari kelasnya dengan tas ransel di punggungnya.
''minyoung ah??'', panggil nami seraya melambai ke arah nami.

Minyoung menoleh ke arah sumber suara, senyumnya mengembang saat melihat nami ada di sana.
''eonni!!'', seru minyoung berlari kecil ke arah nami.

Nami menggandeng tangan minyoung kemudian duduk di bangku taman kanak2 itu.
''yeoboseyo??'', kata nami dengan ponselnya saat menghubungi seseorang.



=Ruang Kerja seungri, BIN=
''aku menunggumu di taman kota, sore ini'', kata nami terdengar dari ponsel seungri.

Seungri tersenyum lalu melihat ke arah jam dinding di ruang kerjanya.
''aku harus menunggu beberapa jam untuk itu'', goda seungri.
''datang saja!! Kalau tidak, kau akan menyesal''.
*klik* nami memutuskan sambungan teleponnya.



=Sekolah Minyoung=
Minyoung menengok ke arah nami yang sedang tersenyum sambil menggenggam ponselnya.
''eonni, kau ingin mengajakku jalan2?'', tanya minyoung.
''ne, kau suka?'', jawab nami.
Minyoung mengangguk, ''neomu joahae!''.

Nami pov
#hal yang sangat berat ku lakukan jika aku harus meninggalkan semua ini. Keluarga park yang begitu mengasihiku. Siwon, pria yang menjadi bagian dari hidupku. Seungri, orang yang sangat ku butuhkan. Gyuri, aku tetap mengasihinya dan aku tidak melihat kesalahan yang ia buat karena itu bagian dari pendewasaan hidupku#end.



=Sore Hari, Rumah Siwon=
Sebuah mobil masuk ke dalam pelataran rumah itu. Siwon keluar dari mobil dan langkahnya terhenti saat melihat gyuri berdiri di depan rumahnya.
''sudah ku bilang jangan menemuiku'', kata siwon.
''jangan lakukan ini padaku. Ini sangat menyakitkan'', kata gyuri.

Siwon melewati gyuri lalu berjalan ke arah teras. Namun yeoja itu langsung memeluk siwon dari belakang.
''aku ingin kau menjadi siwonku yang dulu. Aku mencintaimu! Jangan berubah, siwon ah!'', kata gyuri.

Siwon melepas pelukan tangan gyuri.
''ada kalanya perpisahan itu lebih baik. Kita jalani hidup masing2. Jika kau ke kanan maka aku ke kiri, atau jika kau ke utara maka aku ke selatan'', kata siwon.
''aniyo! Aku tidak mau, kau tidak tahu perpisahan itu sangat menyedihkan'', kata gyuri.
''ingat gyuri ah, dunia itu bulat. Jika kau ke utara atau timur dan aku ke selatan atau barat, kelak akan bertemu di suatu tempat. Jika Tuhan masih memberi kita sebuah ikatan, kelak kita akan bertemu lagi''.
''tidak mau! Aku ingin tetap seperti ini, ada kau dan aku!''.
''hal ini tidak akan terjadi jika kau dulu tetap disisiku apapun keadaanmu. Sekarang pergilah, hiduplah dengan baik!''.

Siwon membuka pintu rumahnya dan melihat supucuk surat di bawah pintu lalu mengambilnya.

Gyuri hanya bisa terisak tanpa memanggil siwon kembali.

Siwon masuk ke dalam kamar nami. Dibukanya surat itu seraya duduk di tempat tidur nami.

*untuk: Siwon dari cha nami yeoja yang selalu membuat hidupmu sangat membosankan.
Siwon ah, aku menyadari bahwa aku memaksamu untuk menyukaiku walau aku menyadari bahwa kau memiliki gyuri di hatimu. Setiap hari, kau selalu melakukan sesuatu yang baik untukku, di rumah atau di kantor. Mungkin kau merasa kebaikanmu itu adalah kebaikan yang kecil, tapi seberapapun itu, kebaikan tetaplah kebaikan dan itu sangat memberkati kehidupanku. Semua hal yang kau miliki dan ada di dalammu itu dapat ku peroleh secara gratis, terima kasih. Tetaplah memperkenalkan kasihmu pada siapapun yang kau temui saat matamu menatap mata mereka.
Aku mengasihimu choi siwon*end.

Siwon menunduk lalu mencengkram erat surat dari nami.
*tessss* air mata siwon jatuh ke lantai.

''nami ah!! Kenapa kau lakukan ini, kau tidak memberiku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku'', ucap siwon.



=Taman kota Seoul=
Nami dan minyoung duduk di sebuah bangku sambil menikmati es krim.
''eonni, itu seungri oppa!!'', kata minyoung sambil menunjuk ke arah seungri yang berjalan ke arah mereka.

Seungri melambaikan tangan dan tersenyum.

Seungri memberikan sebatang cokelat untuk Minyoung.
''kau memberikan cokelat untuk minyoung lalu kau memberikan apa untukku?'', protes nami.
''aku memberikan hatiku untukmu'', jawab seungri.
''eonni, apa yang dimaksudkan seungri oppa padamu? Dia tidak akan memberikan hatinya padamu, kan? Aku tidak mau seungri oppa meninggal'', bisik minyoung di dekat telinga nami.

Nami tertawa cekikan sedangkan seungri hanya memandang gadis itu keheranan.

Nami beranjak berdiri dan menunjuk ke suatu tempat.
''ayo kita bermain sepatu roda'', ajak nami.
''ne! Gaja! (ya, aku pergi!)'', seru minyoung dan seungri.

Nami, seungri dan minyoung memakai sepatu roda.
''hwaitting!!'', seru mereka serempak.

Minyoung mengandeng tangan nami dan seungri lalu mulai melajukan sepatu roda itu.

Setelah beberapa waktu, ketiga beristirahat di sebuah bangku taman.
''kenapa kau tiba2 mengajakku bermain sepatu roda?'', tanya seungri.
''pertama, bermain sepatu roda adalah rencanaku yang tertunda. Yang kedua, untuk merayakan kepulihan kesehatanku'', jawab nami.
''apa maksudmu tembakan yang mengenai punggungmu itu tidak menjadi masalah lagi?''.
''ne! Peluru yang ada didalam sini, tidak akan membahayakan diriku. Aku akan baik2 saja!''.
''jeongmalyo?''.
Nami mengangguk, ''ya!''.

Minyoung terlihat memperhatikan banyak anak seusianya pintar bermain sepatu roda.
''nah minyoung ah, pergunakanlah masa mudamu untuk berbuat sesuatu bagi Tuhan, jangan gunakan masa mudamu untuk hal yang sia2. Seperti mereka, mereka berlatih untuk sebuah prestasi'', kata nami.
''Jangan sampai di saat kita nanti pulang kepada Bapa di surga, kita pulang dengan tangan hampa'', kata nami lagi.
''eonni, apa kau akan pergi ke rumah Bapa di surga?'', tanya minyoung.
''semua orang kelak akan pergi kesana''.
''nami ah, jangan berkata apapun seolah2 kau akan mati, aku tidak menyukainya!'', kata seungri.

Minyoung menarik tangan seungri dan nami, ''ayo kita jalan2 lagi!''.

Ketiganya berjalan menyusuri jalanan taman itu. Minyoung menghentikan langkahnya dan melihat beberapa ekor burung merpati sedang mengambil biji yang menjadi makanannya di rerumputan.
''lebih hebat mana burung rajawali atau burung merpati?'', tanya minyoung.

Nami dan seungri saling memandang,
Seungri tersenyum, ''burung rajawali itu mampu merentangkan sayapnya lebar2 walaupun saat melewati angin badai, sedangkan merpati adalah burung yang tulus,tidak mendua hati, saling mengerti, berbagi dan menghargai'', kata seungri.
''tapi apa yang bisa aku dapat dari keduanya?''.
''bagaimana pesawat terbang bisa tercipta? Bukankah semua itu terinspirasi dari seekor burung? Gunakan mata kita untuk menjelahi alam sekitar sebagai pengajaran'', kata nami.



=Rumah Yoochun=
Nami mengantar minyoung masuk ke dalam rumah.
''sampai jumpa lagi seungri ah'', kata nami.

Seungri mengangguk lalu berjalan menyusuri gang di dekat rumah yoochun.

Malam harinya, nami makan malam bersama dengan keluarga park.
''minyoung ah! Yoochun ah! Besok aku akan pergi ke china'', kata nami.

Yoochun dan minyoung memandang nami.
''kau akan meninggalkan kami?'', tanya yoochun.
Nami mengangguk.
''gajima, nami eonni'', rengek minyoung.



=Keesokan harinya, Rumah Yoochun=
Seungri mengetuk rumah yoochun yang masih tertutup. Ibu yoochun membuka pintu untuk namja itu.
''kau ingin bertemu nami?'', tanya ajumma itu.

Seungri sedikit terkejut karena ibu yoochun tahu tujuannya datang ke rumah itu.
''ne?'', jawab seungri.
''nami sudah pergi ke china, dia menitipkan surat untukmu''.

Ibu yoochun masuk ke dalam kemudian menyodorkan sepucuk surat untuk seungri. Seungri membuka surat itu lalu membacanya.
#untuk: Lee seungri, pria yang selalu bisa menerimaku apa adanya.
Terima kasih untuk semua yang kau perjuangkan untukku. Terima kasih atas semua ucapan sederhana yang tulus darimu seperti *kau sangat luar biasa, aku bangga padamu*, *kau bekerja dengan baik* yang dapat membuat hariku begitu cerah. Jika tidak ada aku lagi di sisimu, tetaplah memberikan pujian kepada orang2 di sekelilingmu. Dan tetaplah kau ingat bahwa jalan metsequonia sangat indah saat musim gugur#end.

Seungri mencengkram surat itu.
''ajumma, aku akan mencari nami'', kata seungri lalu berlari meninggalkan rumah yoochun.
''mencari kemana? Apa kau akan pergi ke china?'', tanya nyonya park namun seungri terus berlari tanpa mendengar pertanyaan ajumma itu.



=Departemen Kepolisian Kota Seoul=
Siwon memberikan surat pengajuan studinya kepada komisaris han.
''kau akan pergi ke china?'', tanya komisaris han.
Siwon mengangguk, ''aku akan ke china. Mengambil studi untuk menjadi detektif''.
''kau pergi untuk mencari nami?''.
''ne! aku akan mencarinya di sana. Aku belum meminta maaf atas semua yang aku perbuat padanya''.


Beberapa hari berlalu, Sebuah pesawat terbang dari bandara incheon dengan tujuan ke china.



=Pulau Nami=
Seorang gadis memandang sebuah hamparan air di depannya lalu
*byurr* gadis itu terjun masuk ke dalam laut.



Beberapa bulan kemudian,

=Akademi Kepolisian China=
Tidak nama cha nami di daftar akademisi baru pada akademi kepolisian china. Siwon menyadari bahwa nami tidak ada di china dan tahu bahwa gadis itu berbohong.

Siwon pov
#saat aku menginjakkan kaki ke china, aku berharap akan bertemu dengan nami, gadis yang aku cintai. Aku menunggunya dan berharap nami benar2 datang ke china, sesuai dengan apa yang ia katakan!#end.

Hari ini adalah penerimaan angkatan baru untuk akademi kepolisian itu.
''akan ada beberapa siswa yang datang dari korea'', kata kepala akademi itu kemudian menyebut nama satu per satu.
''Hello, my friend, i want to introduce my self, my name is park gyuri, i came from korean national police'', kata seorang gadis dengan seragam akademi polisinya.

Sontak siwon terkejut lalu melihat ke arah seorang wanita yang berdiri di hadapannya.
Gyuri tersenyum ke arah siwon.
''aku ingat ucapanmu siwon ah, bahwa bumi itu bulat. Apa kau percaya?'', kata gyuri.
Siwon tersenyum, ''dan kau ingin katakan bahwa kita bertemu di tempat ini''.



=Pulau Nami, Korea=
Saat ini korea sedang musim gugur dengan beberapa bagian dari pulau nami ditutupi oleh dedaunan yang berjatuhan. Seorang gadis muncul dari dalam air lalu berenang ketepian sambil membawa sebuah jaring berisi kerang.
Ya gadis itu adalah cha nami, mantan anggota kepolisian kota seoul.
Nami duduk di sebuah bukit karang yang tidak jauh dari pantai.
''sekarang musim gugur, kemudian datang musim dingin lalu datang juga musim panas! Apa hidupku akan berakhir sampai disana? Masih misteri'', gumannya.

Nami memandang ke arah laut lalu terdengar seseorang memanggil namanya.
''cha nami!'',

Nami menoleh dan melihat seungri berdiri di belakangnya.
''seungri ah?'', seru nami.

Seungri mengangguk lalu mendekati nami dan memeluknya.
''bagaimana kau tahu,,,'', kata nami dengan ketidakmengertian.
''saat mendengar kau ke china, aku tidak percaya. Kau bisa membohongi siapapun tapi tidak bisa membohongiku'', kata seungri.
''kenapa kau tahu aku kembali ke pulau nami?''.
''karena aku ingat kau berkata datanglah ke pulau nami saat musim gugur karena jalan metsequonia akan tampak indah''.

Nami tidak menyangka seungri bisa menemukannya dan hanya dengan bantuan sebuah pesan dan keyakinan. Seungri duduk di samping nami.
''kau adalah metsequonia ku, kau adalah namiku! Tetaplah bersamaku, jika Tuhan adalah jalan kebenaran dan hidup, kau adalah salah satu jalan kecil yang Tuhan ciptakan untukku. Semua jalan yang Tuhan ciptakan untuk satu tujuan dan aku memilihmu'', kata seungri.
Nami tersenyum, ''aku juga ingin melewati musim panasku bersamamu, seungri ah! Setiap hari di setiap musim sampai aku kembali pulang''.

Author pov
#kembali pulang yang dimaksudkan nami adalah ke surga#end.

Fajar menyingsing, Seungri dan nami berjalan berdampingan melewati hamparan pasir di tepi laut. Nami berjalan ke arah karang yang begitu jelas terlihat karena air laut yang surut. Ia melihat seekor ubur2 terjebak di sebuah lubang karang yang kecil.
''ubur2 ini terjebak karena laut sedang surut! Jika dia terlalu lama ada disini, dia akan mati kekeringan'', guman nami.

Seungri dan nami berjongkok, kemudian gadis itu mengambil ubur2 yang terjebak itu dengan kedua telapak tangannya. Nami berlari ke arah laut dan melepaskan ubur2 itu di sana.
''pantai ini sangat luas dan pasti ada banyak ubur2 yang terjebak di karang kecil seperti yang kau temukan. Usahamu untuk membawanya ke laut akan sangat sia2'', kata seungri.
''aku yakin usahaku memiliki arti yang besar untuk mereka, setidaknya untuk satu ubur2 ini. Segala yang besar dimulai dari sesuatu yang kecil!''.
''kau salah satunya untuk membuat hidup lebih istimewa, setidaknya untukku! Would you marry me, cha nami?''.
Seungri menyanyikan sedikit penggalan lagu bruno mars-marry you.
Nami tersenyum.


Diatas bukit karang, Nami menyandarkan kepalanya dibahu seungri lalu bersama menatap hamparan air yang ada di depan mereka. Tangan kanan nami dan tangan kiri seungri saling menggenggam erat.
(Ost Sungha jung- thousand years- akustik)
 Nami POV

Aku belajar diam dari banyaknya bicara.
Aku belajar sabar dari sebuah kemarahan.
Aku belajar mengalah dari suatu keegoisan.
Aku belajar menangis dari kebahagiaan.
Aku belajar tegar dari kehilangan.
Orang yang paling bahagia, tidak selalu memiliki sesuatu yang terbaik, tetapi hanya berusaha menjadikan setiap apapun yang hadir dalam kehidupannya yang terbaik.

@End

Pesan:

Cinta bukan tentang betapa sering kamu mengucapkan "Aku mencintaimu" tapi tentang betapa sering kamu membuktikan itu tulus dari hatimu.
Kadang kamu tak menyadari apa yg telah diberi seseorang untukmu selama ini, hingga dia berhenti melakukannya. Dan kamu merindukannya.
Jangan hanya menuntut untuk disayangi dan dicintai, tapi berilah kasih sayang kepada orang lain tanpa mengharapkan balasan.
Tuhan selalu mempunyai rencana indah, melebihi yang kita bayangkan. Percayalah masa itu pasti datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar