Green  Pencil

Senin, 05 Agustus 2013

FF Seoul Police Story *4

Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *4
Nami hendak melangkah masuk ke dalam bis dengan memegang knop pintu bis itu.
Disaat yang sama, seungri juga sudah berdiri di dekat pintu bis itu.
Nami dan seungri saling berhadapan dan mata merekapun saling menatap.
(ost Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

Seungri melihat yeoja yang ia kenal satu tahun yang lalu itu ada dihadapannya.
''kau cha nami?'', tanya seungri.

Nami tersenyum melihat namja yang ia rindukan selama satu tahun terakhir.
''seungri ah! Kau lee seungri??'', seru nami kegirangan.

Seungri tersenyum dan raut wajahnya tampak sangat berseri. Keduanya mengurungkan niatnya untuk naik bis itu dan mereka duduk di sebuah halte bis.

''seungri ah, waktu itu aku memintamu jangan pergi karena aku merasa kau tidak akan kembali menemuiku'', kata nami.
''kenapa kau tidak datang lagi ke pulau nami? Aku berharap dan selalu menunggumu di dermaga. Aku tidak melihatmu turun dari kapal'', kata nami lagi.
''jika aku pergi ke pulau nami dan menemuimu, kau tidak akan memutar roda hidupmu, kau hanya akan menjadi seorang pencari kerang dan hidup di pulau terpencil itu'', kata seungri.

Nami melihat seungri lalu menyentuh wajah namja itu.
''aku tidak sedang bermimpi kan?'', tanya nami.
''aniyo! Ini aku, lee seungri!!'', kata seungri tersenyum lalu memegang tangan gadis itu.
''aku sudah membuktikannya sekarang, hanya waktu yang bisa mengerti berapa besar nilai kesungguhan dari sebuah cinta. Dan pertemuan kita ini ada bukan karena kebetulan'', kata nami.
Seungri memeluk nami dan yeoja itu membalas pelukan seungri dengan ragu.

Namja itu kemudian memandang nami dengan seragam polisinya.
''kau menjadi seorang polisi, nami ah. Aku benar2 tidak percaya hal ini! Daebak!!'', kata seungri.
''hyaaaa!! Kau masih saja meremehkan kemapuanku'', teriak nami.
''aniyo! slow down baby!''.

Nami dan seungri berjalan menyusuri jalanan kota seoul sambil meneguk sebotol pulpy orange.
''aku tinggal bersama inspektur choi untuk sementara waktu, sampai aku punya uang untuk menyewa rumah'', kata nami.

*pletak* Seungri memukul kepala nami.
''aiss, kenapa kau pukul kepalaku?'', teriak nami seraya mengusap kepalanya.
''kau tinggal dengan seorang pria? Aiss, apa2an kau ini! '', seru seungri.
''Waeyo? kalau kau cemburu, jangan keterlaluan seperti ini!''.
''siapa yang cemburu padamu? Satu tahun itu cukup untuk membuatku melupakanmu''.
''aiss, kau memelukku lebih dari 5 menit dan kau katakan kau melupakanku dengan begitu mudah? Aku pikir pertemuan kita ini membuahkan hal yang romantis, Aiss aku menyesal!''.
Seungri dan nami berteriak dan saling menunjuk hingga beberapa orang menoleh dan mengira mereka pasangan kekasih yang sedang bertengkar.

''inspektur choi, kau mengenalnya'', seru nami.
''mweo? nuguya?'', tanya seungri.
''siwon, choi siwon!!''.
''siwon? Bagaimana kau bisa bertemu dengan siwon?''.
''aku satu departemen dengannya. Tapi dia sedikit berubah sejak kepergian gyuri''.
''uhukkkk'', seungri tersedak saat meneguk minuman kaleng miliknya. Namja berkali2 menepuk dadanya.

''apa siwon begitu memikirkan gyuri?'', tanya seungri.
''aku rasa begitu. bukankah mereka saling mencintai? Kenapa gyuri meninggalkan siwon? Apa kau tahu masalah ini?'', cerocos nami.

*klontang* Nami melempar botol pulpy orange nya yang sudah kosong kemudian menendang dengan kaki kanannya.
''ambil botolmu itu dan buang ke tong sampah!'', kata seungri seraya mencengkram bahu nami.
''aku hanya main2!? Jangan galak2!'', kata nami.
''tidak! Ambil sekarang juga!!''.
Nami ketakutan melihat raut muka seungri yang begitu serius. Gadis itu memungut botol pulpy orange-nya kemudian menaruhnya di trotoar. Nami menyorot tong sampah yang jaraknya tidak jauh darinya.
''lihat! Akan ku tunjukkan keahlianku'', kata nami kemudian menendang botol kosong itu.
*plungggg* botol itu masuk ke dalam tong sampah dengan suksesnya.
''hebat kan! Tapi tadi aku benar2 ketakutan padamu'', kata nami.
''apanya yang hebat?'', goda seungri.

Ponsel seungri berdering *Gyuri calling*
''yeoboseyo?'', jawab seungri.
''seungri ah, kau masih di kantor? Uhm, aku kesepian'', kata gyuri.
''aku segera pulang. Jankkanman gidariseyo''.
*klik*

''apa ada yang menunggumu?'', tanya nami.
''ne! Tto manayo, nami ah!'', kata seungri.

Nami mengantar seungri ke halte bis yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
''sampai ketemu besok, seungri ah'', kata nami kemudian membungkuk memberi salam. Seungri mengangguk lalu masuk ke dalam bis.

''ternyata seungri sudah punya pacar, baboya! Dia benar2 bisa melupakan aku dalam waktu setahun, kenapa kau begitu berharap nami ah?'', guman nami.

Nami melihat bus itu melaju pelan. Ia bersiap melakukan ancang2(?) kemudian mengejar bus itu.
Seungri duduk di dekat jendela melihat nami berlari mengimbangi laju bus itu.
''bagaimana kita akan bertemu lagi? Dimana rumahmu? Nomor ponselmu?'', seru nami.
Seungri hanya memberi isyarat gadis itu untuk berhenti berlari mengejar bis yang ditumpanginya.
Nami menghentikan langkahnya kemudian memandangi bis itu melaju semakin jauh.
''kenapa aku sepertinya berharap lebih pada seungri? aku seperti ketakutan jika kehilangan dia lagi'', guman nami.


=Rumah Choi Siwon=
*teetttt* Nami menekan pintu rumah siwon. Tidak lama kemudian siwon membuka pintu untuk yeoja itu.
''kau dari mana saja? Cari tempat tinggal baru?'', tanya siwon.
''uhm aniyo. Kau bilang aku boleh menginap dirumahmu?'', kata nami.
''kau terlambat 30 menit''.
''apa karena sikapmu yang seperti ini hingga gyuri meninggalkanmu?''.
Siwon menatap gadis yang ada didepannya itu.

*jeglek* Siwon menutup pintu rumahnya dari dalam, nami berkali2 mengetuk pintu rumah siwon namun namja itu tidak kunjung membukakan pintu untuknya.

Tidak lama kemudian, siwon membuka pintu dan melempar tas pakaian milik nami.
''Seorang yang diberi tumpangan gratis berkata seperti itu padaku? Ini memalukan'', kata siwon.
''hatimu begitu keras siwon ssi. Apa kau tidak mencari tahu kenapa gyuri meninggalkanmu?'', kata nami.
Siwon tidak menjawab pertanyaan nami lalu masuk ke dalam rumahnya.

Nami duduk di teras rumah siwon lalu mengendorkan dasinya.
''apa yang harus aku lakukan?'', keluh nami seraya memandang tas pakaiannya.
Nami menoleh ke arah pintu rumah siwon.

Kemudian, *toktokkktokkkk* Nami mengetuk rumah siwon keras2 sambil berteriak.
''choi siwonnnn, buka pintunya!?? Aku minta maaf'', teriak nami.

Siwon menikmati segelas cokelat panas sambil menonton televisi saat nami berteriak didepan pintu rumahnya.

''siwon ssi, perutku sakit, tolong sebentar saja. Buka pintunya cepat!'', kata nami sambil mengangkat salah satu kakinya.
''aku diareeeeeee!!!'', teriak nami lagi.
Siwon tidak tahan mendengar nami terus saja berteriak, akhirnya namja itu membuka pintu rumahnya.

Nami menyerobot masuk ke dalam rumah dan berlari ke arah kamar mandi sambil memegangi pantatnya.
Siwon melihat yeoja yang bertingkah sedikit gila itu lalu tersenyum.
''kau begitu menggelikan'', kata siwon.

beberapa saat kemudian, Nami keluar dari kamar mandi sambil menepuk2 perutnya.
''lega sekali'', kata nami.
''apa masalah perutmu sudah beres?'', tanya siwon.
''oh ne!''.
''kalau begitu silahkan keluar dari rumahku dan tutup pintunya''.
''sireo!''.
Nami berlari masuk ke dalam kamarnya lalu tertelungkup diatas tempat tidurnya.

Siwon mengejar nami ke dalam kamarnya dan mencoba menarik gadis itu dari atas tempat tidurnya.
''kenapa kau keras kepala'', kata siwon.
''aku tidak mau pergi'', kata nami.

Siwon menarik tubuh yeoja itu kembali dan nami berusaha bertahan posisinya. Nami menendang siwon hingga membuat namja itu oleng.

*brukk* Tubuh siwon jatuh tepat diatas nami. Siwon dan nami saling memandang.
(Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

Nami menepuk wajah siwon lalu namja itu memegang tangan nami. Perlahan siwon mendekat dan semakin mendekat ke wajah nami, hingga membuat yeoja itu memejamkan matanya.

*pletak* Siwon menjentikkan jarinya ke dahi nami.
''Pergilah untuk mandi karena badanmu sangat bau'', kata siwon seraya keluar dari kamar nami.
Nami tersenyum, ''gomaweo siwon ssi. Hah kau membuat jantungku berhenti sesaat''.

Siwon menutup pintu kamar nami kemudian menyentuh dadanya.
''jantungku juga berhenti sesaat'', gumannya seraya menghembuskan nafas dari mulutnya.


=Rumah seungri=
Gyuri duduk di teras rumah sedangkan seungri bersandar pada tiang penyangga rumahnya.
''gyuri ah, sebaiknya kau segera beritahu siwon'', kata seungri.
''apa kau keberatan menampung seorang gadis buta?'', tanya gyuri.
''bukan karena kau buta, tapi siwon begitu menderita karena kepergianmu''.
''apa kau tidak takut siwon akan berpaling pada gadis lain?''.
''mweoya?''.
''apa kau masih ingat dengan cha nami?''.
''oh gadis itu, waeyo?''.
''nami tinggal dirumah siwon''.
''bagaimana bisa....?''.
''nami sekarang bekerja di departemen kepolisian''.
''apa maksudmu siwon akan berpaling dengan menyukai nami, itu tidak mungkin. Uhm, tapi itu akan lebih baik daripada siwon menyukai gadis buta sepertiku''.
''apa karena kau buta maka siwon tidak akan mencintaimu lagi?''.

''agashi?'', panggil gyuri pada perawat pribadinya.
''antar aku ke dalam kamar'', kata gyuri.
Perawat itu menuntun gyuri masuk ke dalam rumah.
''kenapa kau terus mencoba lari dari kenyataan? Semakin jauh kau berlari, itu membuatmu semakin lelah.himdeureulgoya!'', ucap seungri.


=Rumah siwon=
Nami melihat siwon tertidur di sebuah kursi dengan tangannya memegang sebuah bingkai foto. Nami melihat bingkai foto itu, tampak foto siwon dan gyuri.
''kau begitu merindukan gyuri, siwon ssi?'', kata nami lalu menyelimuti tubuh namja itu.

Keesokan harinya,
Siwon terbangun dari tidurnya dengan selimut menutup tubuhnya dan bingkai foto itu sudah ada di tempatnya semula.

Siwon beranjak ke meja makan, dilihatnya sepiring omelete dan secangkir kopi yang masih hangat.
Siwon membaca note yang ditinggalkan oleh nami.
*jangan lupa sarapanmu, atau kau akan ku bunuh jika kau membuangnya ke tempat sampah*
Siwon tersenyum lalu menikmati sarapannya.

Namja itu membawa piring dan gelas kosong ke dalam dapur. Ia terkejut saat melihat meja dapurnya belepotan karena ulah nami.
''astaga!!!'', serunya.

Siwon mengambil sebuah note yang ditempel di pintu lemari esnya.
*aku berniat untuk membersihkannya nanti setelah pulang bekerja. Waktuku hanya cukup untuk menulis pesan ini*
''aisss!!!'', gerutunya.


Nami melewati jalanan kota seoul,
''aku ingin lebih menikmati indahnya kota seoul di pagi hari dengan jalan kaki'', guman nami.
''apa siwon membaca note ku? Bagaimana kalau dia tidak membacanya dan langsung membuangnya ke tong sampah? Setidaknya aku sudah membuat satu kebaikan pagi ini!''.

Tiba2 seorang anak kecil menarik kemeja nami.
''kakak polisi, apa kau bisa menolongku?'', tanya anak kecil itu.
''apa yang harus aku lakukan untuk menolongmu?'', kata nami sambil berjongkok.
''tolong tiup balon ini''.

Nami mengangguk, tiba2 anak kecil itu memanggil teman2nya. Nami meniup 20 balon untuk anak2 kecil itu.
''gamsa hamnida kakak polisi'', seru anak2 itu berlarian sambil membawa balon di tangan.
''tenggorokanku kering sekali, tapi melihat mereka tertawa riang itu cukup mengobati'', kata nami.

Nami menengok jam di tangan kirinya. Nami berjalan lebih cepat dan hendak menyeberang jalan. Pagi itu waktu dimana banyak orang seoul berlalu lalang untuk pergi bekerja dan bersekolah.

Tiba2,
*grubyaaaakkk* sebuah keranjang kimbab terguling karena dorongan dari beberapa orang yang berjalan cepat untuk mengejar waktu mereka.

Nami menoleh dan melihat kimbab itu berceceran di trotoar jalan. Nami terdiam sejenak dan mencoba mendengarkan kata hatinya.
''jika aku menolongnya, aku akan terlambat, tapi....''.

Ia memutuskan untuk memunguti kimbab yang tercecer kemudian menaruhnya ke dalam keranjang. Nami memperhatikan seorang gadis yang terduduk seraya meraba2 kimbab yang terjatuh di jalan itu.
''kau buta?'', tanya nami.

Gadis kecil itu hanya bisa menangis, nami melihat kesedihan terpancar dari wajah gadis kecil itu.
Nami menata kembali kimbab2 itu dan memberikannya kepada gadis buta itu.
''gwaenchana, Uljima chagi! aku harap uang ini bisa mengurangi hal buruk yang terjadi padamu hari ini'', kata nami seraya memberikan beberapa lembar uang won pada gadis itu.

Nami menepuk pundak gadis kecil itu, ''aku harap kau tetap menganggap hal ini adalah baik!''.

''kakak?'', panggil gadis itu saat ia merasakan nami sudah berjalan jauh darinya.
Nami menghampiri gadis kecil itu lagi, ''apa kau masih membutuhkan bantuanku?''.
Gadis itu menggeleng, ''apa kau malaikat yang disuruh Tuhan untuk menolongku?''.
''aku bukan malaikat. Kau beruntung karena kau benar2 merasakan bagaimana kasih Tuhan terjadi dalam hidupmu. Tuhan mengasihimu! Tuhan tidak jauh karena dia selalu memperhatikanmu dari sini. Berterima kasihlah padaNya'', kata nami seraya menaruh tangan gadis itu ke dadanya.


=kantor departemen kepolisian kota seoul=
Nami ada di ruangan bagian perhubungan lalu lintas darat.Ia melihat layar lcd sedang memutar sebuah video hasil kamera cctv tempat dimana nami dan kim joon melihat mobil yang diduga terlibat kasus penculikan itu.
Kemudian, seorang rekan polisinya memanggil nami untuk rapat mendadak.

Komisaris han terlihat lemah lesu, lalu menginformasikan bahwa anak bungsunya hilang dan diduga diculik.
''mweo? Diculik?'', guman nami.
''komisaris han, kita tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah penculikan jika belum 1*24 jam, ini baru 20 jam'', kata siwon.
''hyaaa,, apakah nyawa seseorang harus menunggu 4 jam lagi untuk diselamatkan?'', teriak nami.
''kau tidak membaca arsip yang ku berikan padamu?''.
''aku membuangnya ke tong sampah''.

Siwon menarik tubuh nami lalu merangkulnya lehernya erat.
''kau membuangnya??'', seru siwon.
''aKkkhh!! kau mencekikku, hyaa inspektur polisi choi siwon'', kata nami sambil menarik tangan siwon dari lehernya.

Nami mengecek plat nomor mobil yang berhasil ia tulis di layar komputer ruang kerjanya.
''plat nomor itu palsu'', guman nami.

Komisaris Han menemui siwon dan memberikan foto putrinya. Siwon memandang foto gadis kecil itu, tiba2 namja itu teringat tentang park gyuri.
''gyuri ah, jigeum eodieseo? Apa kau benar2 tidak akan kembali?'', kata siwon.


=Badan intelegen negara=
Seungri membuka berkas2 tentang dugaan korupsi seorang menteri pertahanan.
''aku yakin menteri pertahanan itu mengumpulkan dana untuk pencalonan presiden 2013'', kata seorang rekan seungri.
''ne, aku juga merasa seperti itu. Dia itu bukan seorang bisnisman, tidak mungkin dalam waktu satu bulan terjadi pembengkakan di rekeningnya'', kata seungri.

Ponsel seungri berdering *gyuri calling*
''yeoboseyo?'', jawab seungri.
''seungri ah, aku ada di lobi kantormu, apa kau bisa menemuiku sebentar?'', tanya gyuri.
''ne, jankkanman gidariseyo''.

Seungri melangkah ke lobi kantornya dilihatnya gyuri duduk di salah satu bangku dengan sebuah kotak makanan di pangkuannya.
''gyuri ah, bagaimana kau bisa datang ke kantorku?'', tanya seungri.
''aku bersama perawat yang kau sewa untukku'', kata gyuri.
Gyuri mengulurkan kotak makanan itu dan berharap seungri segera menerimanya.
''untuk makan siangmu, kau jangan terlambat makan. Kalau kau sakit aku akan sangat menderita'', kata gyuri seraya tersenyum.
''gomaweo, kau membuatnya sendiri?''.
''anieyo, aku membelinya di restoran. Aku rasa seleraku akan sama denganmu''.

Gyuri berdiri lalu memanjangkan tongkatnya.
''akan aku panggilkan perawat dulu'', kata seungri.
''seungri ah, aku akan pergi ke rumah sakit. Aku ingin segera mendapatkan donor mata itu'', kata gyuri.


=Departemen kepolisian kota seoul=
Nami memperlihatkan foto2 hasil rekaman cctv pada siwon.
''apa ini ada hubungannya dengan penculikan putri komisaris han?'', tanya nami.

Siwon mencoba mengamati hasil penyelidikan nami.
''tolong zoom bagian jendela mobil itu'', perintah siwon.

Nami memainkan kursor lalu menzoom bagian sisi jendela mobil itu.
''tidak terlihat jelas'', kata siwon sambil memegang foto pemberian komisaris han.

Nami melirik foto itu dan mengenali gadis yang ada di foto itu.
''inspektur choi, aku mengingatnya, ini gadis yang ada di dalam mobil itu'', kata nami.
''jeongmalyo?'', tanya siwon.
''apa komisaris han punya musuh? Bukankah komisaris han dulu dari departemen pertahanan negara?'', tanya nami penuh selidik.
''ne, kita harus mencari tahu lebih lanjut''.

Nami berjalan ke ruang kerjanya. Saat membuka pintu, ia sebuah bucket bunga dengan kotak makanan disampingnya.

Nami mengambil sebuah note bertuliskan *nona polisi, ayo makan siang bersama, aku menunggu di depan kantormu*

Nami membuka kotak makanan itu lalu mulai mengambil sendok.
''aniyo, bagaimana kalau orang itu benar2 menungguku? Tapi siapa?'', guman nami.

Nami mengurungkan niatnya untuk makan dari kotak makanan yang dikirim oleh orang yang tidak dikenalnya itu.
''lebih baik aku temui orang itu dan mengembalikan kotak makanan ini, bisa saja pesan ini tidak ditujukan padaku'', kata nami.

Yeoja itu pergi keluar departemen dan mencoba mencari pria asing yang terkesan sedang menunggu seseorang. Tiba2 seseorang menepuk pundak nami dari belakang.
''siwon ssi??'', kata nami melihat namja yang ada dibelakangnya adalah choi siwon.
''apa kau sudah makan siang, ayo makan siang bersamaku?'', ajak siwon.
''eung! Apa kau memberiku sebuah pesan?''.
''pesan apa??''.

Nami mencoba mencari seseorang lain yang ada disana untuk mengembalikan kotak makanan yang dianggapnya salah alamat itu.

Ia melihat seungri sedang berdiri disisi mobilnya. Namja itu melihat nami dan juga siwon. Seungri menghampiri mereka berdua dan siwon sedikit terkejut ketika melihat seungri ada di departemennya.
''siwon ah, apa kabarmu?'', tanya seungri.
''aku baik2 saja, aku begitu terkejut karena melihatmu ada di sini'', kata siwon.

''seungri ssi, apa kau memberiku sebuah pesan?'', tanya nami.
''oh ne, apa kau sudah membacanya?'', kata seungri.
Nami mengangguk.
''kalau begitu ayo kita pergi makan siang'', seungri menarik tangan nami.

Sontak yeoja itu menoleh ke arah siwon.

(Ost Boyfriend- I'll be there)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar