Green  Pencil

Selasa, 27 Agustus 2013

Idola K-Pop dan Prosedur Operasi Plastik

Anthea Wang memenangi audisi pencarian bakat K-pop “Star Hunt” musim kedua di Singapura pada bulan September 2012. Bersama juara kedua Rendy Lauwady (orang Indonesia yang terbang dari Jakarta untuk audisi), keduanya mewakili Singapura pada final ajang tersebut di Seoul, Korea Selatan.

Sebulan kemudian Anthea pulang ke negaranya karena tereliminasi. Tetapi kekecewaan Anthea bukan saja karena ia tersisih. Untuk menjadi  idola K-pop seperti impiannya, Anthea (dan finalis lain) dituntut mengubah penampilan. Salah satunya, lewat tawaran operasi plastik ringan.

“Mereka tidak memberi kami waktu berpikir, begitu mengatakan ‘ya’ saat itu juga mereka mulai mengoleskan krim ke wajah. Saya tak ingin melakukannya tanpa seizin orangtua saya lebih dulu. Saya masih 15 tahun, apakah itu legal?,” tuturnya seperti diungkap dalam wawancara dengan Yahoo! Singapura bulan lalu.

Para finalis memang sempat dipertemukan dengan ahli bedah plastik. Mereka ditawari menjalani prosedur menggunakan “filler”, cairan khusus yang disuntikkan ke wajah pasien untuk membentuk ulang beberapa bagian wajah.

"Katanya rahang saya terlalu persegi, kulit saya pucat seperti hantu, dan hidung saya pesek," tutur Anthea soal mengapa ia didesak menjalani prosedur tersebut. Ia menolak, dan bahkan berhasil meyakinkan kontestan asal Filipina Liahona yang sudah setuju mengubah bentuk hidung untuk membatalkan niat.

Di Korea Selatan, sudah biasa bagi remaja (khususnya perempuan) untuk menjalani prosedur operasi plastik.  Tak jarang orang tua memberikan hadiah kenaikan kelas atau kelulusan sekolah dengan membiayai dan mengantar putrinya ke klinik bedah kecantikan. Wajar saja jika Anthea Wang mengalami gegar budaya.

Prosedur paling dasar dan umum dilakukan adalah operasi kelopak mata. Dalam film dokumenter “Korean High School” garapan sutradara muda Kelley Katzenmeyer, terpapar jelas bagaimana siswi sekolah menengah disana mendambakan Ssangkapul alias lipatan kelopak yang membuat bentuk mata jadi lebih besar. Saking terobsesinya, siswi yang belum mampu menempuh operasi menggunakan lem pembentuk lipatan mata temporer yang disebut lem Ssangkapul.

“Mata yang bulat besar, hidung mancung, dan bentuk wajah yang bulat,” jelas grup K-pop D-Unit soal standar kecantikan perempuan Korea seperti dilansir Daily Mail. “Penampilan ideal kami (orang Korea) adalah menjadi seperti kebanyakan orang Barat.”
<p>D-Unit (Dok. Facebook D-Unit)</p>
Didukung teknologi bedah yang maju, klinik bedah kecantikan laris manis menjadi sarana mencapai penampilan ideal tersebut. Distrik Gangnam di kota Seoul saja memiliki lebih dari 500 klinik. Dan saat ini, Korea Selatan telah mengambil alih posisi Brasil sebagai negara dengan operasi plastik paling aktif.

Menurut laporan International Society of Aesthetic Plastic Surgery (ISAPS) tahun lalu, 20 persen perempuan 19-49 tahun di Seoul mendatangi klinik bedah untuk mempercantik diri. Itu berarti satu di antara lima perempuan menjalani operasi plastik, termasuk pula Miss Korea 2012 Kim Yu Mi yang jadi perwakilan kecantikan Korea pada Miss Universe tahun ini.
<p>Hyorin Sistar (Dok. Starship Entertainment)</p>
Idola K-pop juga tak sungkan lagi mengakui jika pernah menjalani operasi plastik. Paling baru, vokalis utama Sistar Hyorin yang semula dianggap bertahan dengan kecantikan alami (apalagi manajemennya melarang operasi plastik) mengungkap ia pernah mengoperasi kelopak matanya pada acara “Mama Mia” yang disiarkan KBS awal bulan ini.

Tetapi benarkah operasi plastik ada pengaruhnya bagi karier idola K-pop?

Girlband K-pop senior Brown Eyed Girls (B.E.G) barangkali bisa jadi studi kasus. Meski memiliki kemampuan tarik suara di atas rata-rata, namun B.E.G tak begitu sukses secara komersial di awal karirnya. Dalam acara Radio Star bulan Mei 2012, MC Kim Gura juga mengingat kesan saat B.E.G debut, “Mereka tak menarik (secara fisik). Saya rasa mereka takkan bertahan lama.”
<p>Brown Eyed Girl</p>
B.E.G lantas menjalani prosedur operasi plastik seperti diungkap pada acara MBC “Every1 Magazine 1” di tahun 2010. “Kami harus menerima suntikan di sudut mata sekali sebulan,” ujar personil B.E.G Narsha. Hasilnya?

“Pelan-pelan setelah operasi, kami mulai sering diundang mengisi acara. Penggemar juga mulai memperhatikan kami.”

Apa boleh buat, selain sudah budaya, operasi plastik di industri K-pop memang punya manfaat.

cr: Yahoo.com, Hellenakoreanindo.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar