Green  Pencil

Senin, 05 Agustus 2013

FF Seoul Police Story *5

Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *5
Seungri menemui nami di departemen kepolisian.
''seungri ssi, apa kau memberiku sebuah pesan?'', tanya nami.
''oh ne, apa kau sudah membacanya?'', kata seungri.
Nami mengangguk.
''kalau begitu ayo kita pergi makan siang'', seungri menarik tangan nami.

Sontak yeoja itu menoleh ke arah siwon.
''eung, siwon ah apa kau ingin makan siang bersama kami?'', tanya seungri.
Siwon tersenyum lalu menggeleng, ''aku akan menemui komisaris han, mungkin lain waktu kita makan siang bersama'', kata siwon.
''kenapa siwon tiba2 ingin menemui komisaris han? Bukankah dia juga sekarang sedang lapar?'', batin nami.

*tiinnn* saat mobil seungri melaju di depan siwon. Namja itu melihat mobil seungri semakin jauh dari pandangan.
''aiss!! Gadis tidak berpendirian! Kenapa lebih memilih seungri? Sedangkan makan, tidur, mandi saja menumpang di rumahku'', guman siwon.


=Taman kota seoul=
Seungri dan nami duduk di bangku taman kota seoul. Siang itu banyak pekerja kantor yang menghabiskan waktu makan siangnya disana. Seungri membuka kotak makanan yang diberikan oleh gyuri.
''menu kita sama, tapi ku rasa kau membelinya di tempat yang berbeda'', kata nami.
''ne, aku tidak membelinya, aku hanya membeli makanan yang kau makan'', kata seungri.
''apa seseorang memberimu kotak makanan itu?''.
Seungri mengangguk lalu memulai makan makanan miliknya.
''makanan itu sepertinya lebih enak dari punyaku'', kata nami.
''aniyo! Menu kita sama!'', kata seungri.
''tapi kau terlihat sangat lahap''.
Seungri hanya tersenyum,

''ternyata seungri sudah memiliki pacar, aiss nami kau benar2 tidak memiliki harapan'', batin nami sambil memandang air mancur yang ada di depannya.

Seungri memperhatikan nami tidak segera makan, lalu namja itu menyendok makanan di kotak makanan milik nami dan menyuapi gadis itu.
''andwe! Apa kau tidak lihat aku sedang berseragam?'', tolak nami seraya malu2.
''tidak masalah, jika kau tidak memakai apapun itu baru masalah'', kata seungri.

Nami hanya cengar-cengir lalu mencoba mengangakan mulutnya, namun seungri terburu memakan sesendok penuh makanan itu.
''Masitda!'', kata seungri seraya mengunyah.
''hyaaaa!!'', teriak nami karena seungri tidak jadi menyuapinya padahal mulut gadis itu sudah mengangga pada posisi siap.

Seungri tertawa lalu memberi nami sesendok penuh makanan itu, namun yeoja itu menolak dan berjalan meninggalkan seungri.
''hyaaa cha nami???'', teriak seungri.
''namaku bukan cha nami!'', seru nami.
''apa kau sudah berganti nama menjadi ubur2 atau kerang laut?''.
Nami menoleh lalu menghampiri seungri lagi.

''seungri ssi, kau pernah memberiku seekor ubur2, apa kau mengingatnya?'', tanya nami.
Seungri mengangguk, ''ne! Ubur2 pertama yang ku peroleh saat membantumu mencari kerang''.
''aku bahkan tidak bisa tidur ketika ku pikir ubur2 itu mati''.
''ubur2 itu hilang ketika rumahku rubuh, rumahku seperti diserang teroris! Uri appa, uhmm aniyo'', kata nami sambil mendongakkan muka dan tidak melanjutkan ucapannya.

Air mata gadis itu mengalir membasahi kedua pipinya.
''kau sedang berseragam polisi, kau tidak boleh menangis. Orang akan tertawa melihat air matamu'', kata seungri.
''air mata tidak mengenal sebuah seragam. Aku teringat ayahku, ya waktu itu uhm seungri ssi gomaweoyo''.

Seungri menatap gadis itu lalu menghapus air matanya.
''Uljima! Paman cha menyelamatkan aku dan aku juga melakukan hal yang sama padamu. Tapi ayahmu benar2 seorang superhero'', kata seungri.
''jika ayahku masih hidup, aku tidak akan pergi ke seoul dan menjadi polisi. Dan juga aku tidak akan bertemu denganmu karena kau tidak kembali. Kau tidak pernah kembali menemuiku, karena ku pikir jarak seoul ke pulau nami itu sangat jauh'', kata nami.
Seungri tersenyum lalu menunduk, ''mianhae nami ah''.
''berbulan2 aku selalu menunggumu di dermaga, setiap kapal itu datang aku selalu berharap kau datang dan melambaikan tanganmu ke arahku''.
''mianhae, jeongmal mianhaeyo. Apa kau menghitung seberapa banyak aku mengecewakanmu?''.
''Aniyo seungri ah. Gwaenchanayo!''.

SeUngri menengok arloginya kemudian memandang ke arah nami yang sedang menutup kotak makanan itu.
''Apa siwon sudah menghubungimu untuk kembali ke kantor'', tanya seungri.
''sebelum siwon berteriak hingga membuat loudspeaker ponselku rusak, lebih baik aku kembali ke kantor sekarang'', kata nami.
''aku sedang menangani kasus penculikan anak, kau tahu komisaris han, kepala polisi baru di departemenku?'', kata nami lagi.
''ne, komisaris han taeyoung, mantan anggota departemen pertahanan negara, waeyo?'', kata seungri.
''anak bungsunya diduga diculik, aku yakin itu penculikan''.
''bagaimana kau yakin? Kau saja hanya dari desa terpencil, apa kau pernah menangani kasus penculikan?'', goda seungri.
''hyaaa, kau sama saja dengan siwon, tidak mempercayaiku. Ini kasus pertamaku setelah lulus dari akademi''.
Seungri tertawa melihat ekspresi muka polos nami.

Seungri pov
#gadis ini, cha nami, aku menyukainya. Aku sangat menyukai saat nami berteriak padaku, membuatku tertawa seolah hatiku benar2 tidak ada beban. Kehidupanku dengan nami sama, menjadi seorang yatim piatu. Seandainya aku tidak mengusut kasus kematian ayahku, paman cha tidak akan tewas. Namun jika aku tidak mengusut kasus itu, nami selamanya hanya akan menjadi seorang pencari kerang. Aku anggap apa yang terjadi didalam hidupku dan hidup nami adalah semua karena rancangan Tuhan#end.

Nami mengibaskan tangannya ke arah wajah namja itu.
''kau melamun? Hyaa bisa2nya kau melamun saat bersamaku!'', teriak nami.
''ya teruslah berteriak padaku'', kata seungri lalu meninggalkan gadis itu.
''hyaaa!!'', teriak nami sambil berlari mengejar seungri.

Melihat gadis itu mengejarnya, seungri mempercepat langkahnya. Nami terengah-engah saat berhasil mengejar seungri.
''hanya itu kekuatanmu? Kau berhasil dikalahkan oleh seorang anggota BIN?'', tanya seungri.
''tunggu saja! Tembok yerikho bisa diruntuhkan dalam waktu 7 kali putaran, sedangkan aku baru mengejarmu 1 kali putaran. Jangan meremehkan kekuatan wanita sepertiku'', ucap gadis itu.
''apa yang bisa kau lakukan? Aiss!!''.
''Orang sekuat simson saja bisa dilemahkan hanya karena seorang wanita bernama delilah, apa kau tidak takut padaku. Aku cha nami!'', kata nami seraya menepuk dadanya hingga membuat dirinya tersedak.
Seungri tersenyum kemudian menggeleng kepala karena ulah nami itu.
''Bolttae utjima! (jangan tertawa melihatku!)'', teriak nami.
''sepertinya kau meremehkan aku, seungri ah! Aku bisa pulang ke kantor tanpa mu!'', kata nami lagi.
''Ah guraeyo?'', goda seungri.

Nami celinguk dan melihat seorang agashi yang sedang duduk bersama balitanya.
''Agashi, yeogieseo seoul gyeongchalseokkaji eotteohke gaya hamnikka? (nona, bagaimana caranya aku sampai dari sini ke kantor polisi seoul)'', tanya nami.
Wanita terlihat berpikir sejenak, ''yeogieseo seoul gyeongchaleseokkaji ganeun beoseuga isseoyo. Geu beoseuro tago gamyeon doemnida (ada bis yang menuju ke kantor polisi seoul, anda bisa pergi ke sana naik bis itu).
''guraeyo! Joheun jeongbo gamsahamnida (thanks for ur information)''.
''Uhm, joheun haru bonaeseyo!'', kata nami lagi.

Wanita itu memperhatikan nami yang berlalu darinya,
''aneh sekali, bukankah dia seorang polisi?'', gumannya seraya menggeleng kepala.

Seungri menyusul nami yang sudah keluar dari taman seoul kemudian memegang tangannya.
''tetap bersamaku!'', kata seungri.
''Aiss! Aku hanya ingin membuktikan bahwa kau tidak bisa meremehkan seorang cha nami'', kata nami.
''kau benar2 marah padaku?''.
Nami hanya memandang seungri kemudian menginjak kaki kanan namja itu.
Seungri menahan sakit karena injakan nami dan tetap bersikap cool(?).
''apa dengan menginjak kakiku bisa membuat marahmu reda?'', tanya seungri.

Nami meninggalkan seungri. Sesaat kemudian namja itu meringis kesakitan seraya berjongkok membuka sepatunya, memastikan kakinya baik2 saja.


=Rumah sakit pusat seoul=
Gyuri menemui dokter spesialis mata yang akan menangani operasinya.
''dokter, apa aku sudah mendapat donor mata?'', tanya gyuri.
''gyuri ah, mencari donor mata itu tidak mudah, aku akan berusaha untukmu. Hanya saja itu butuh waktu'', kata dokter itu.
''aku tidak bisa menunggu terlalu lama, dokter''.
''proses dan waktu! Bagianmu hanya menjalani keduanya''.

Gyuri keluar dari ruangan dokter itu ditemani seorang perawat pribadinya.
''apa aku akan buta selamanya?'', tanya gyuri.
''anda akan melihat lagi, tetap kuatkan hatimu dan jangan goyah'', kata perawat itu.
''Kenapa hidupku begitu buruk. Aku kehilangan semuanya''.
''aku dengar kau berpisah dengan kekasihmu hanya karena matamu buta? Apa kau menyesal karena kau memiliki mata yang tidak bisa melihat?''.
''ne! Kalaupun aku tidak pergi, siwon lama2 akan meninggalkan aku juga''.
''aku pernah menjadi perawat pribadi untuk seorang gadis buta sama sepertimu. Dia membenci dirinya sendiri dan orang lain, kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu menemani dia setiap saat, aku hanya menunggunya saat kekasihnya itu pergi bekerja. Gadis buta itu berkata bahwa dia akan menikah dengan kekasihnya hanya jika bisa melihat dunia. Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan mata untuk gadis itu sehingga ia bisa melihat lagi, kekasihnya itu bertanya *apakah kau mau menikah denganku?*, gadis itu terkejut karena kekasihnya menjadi buta dan akhirnya ia menolak. Pria itu pergi dengan sedihnya lalu mengirim sebuah pesan : chagi, jagalah mataku baik2!''.
''aku tidak ingin kisahmu sama seperti gadis buta itu. Jangan biarkan kekasihmu meneteskan air mata karena kau terus menyangkal seolah kau tidak membutuhkan kehadirannya saat ini'', kata perawat itu lagi.


=Departemen kepolisian=
Seungri mengantar nami sampai didepan kantornya. Yeoja itu keluar dari mobil kemudian membungkuk mengucapkan terima kasih. Disaat yang sama, siwon kembali ke departemen kepolisian dengan jalan kaki.
Seungri melihat siwon berdiri tidak jauh dari mobilnya kemudian berjalan menghampiri namja itu.
''siwon ah, bagaimana kabar gyuri?'', tanya seungri.
''gyuri baik2 saja'', jawab siwon singkat.
''hei bukankah gyuri pergi dan kau tidak tahu kemana gadis itu pergi?'', kata nami.
Siwon tersenyum, ''jangan cerewet!''.

''siwon ah, aku berpesan padamu, tunggu waktu, gyuri pasti kembali'', kata seungri lalu masuk ke dalam mobilnya.
''seungri ah, apa maksud ucapanmu?'', tanya siwon.
Namun seungri hanya melambaikan tangan lalu melajukan mobilnya.

Nami melihat mobil seungri menghilang dari hadapannya.
''siapa orang yang mengisi hari2 seungri sekarang? Uhm, seungri pasti sangat mencintai gadis itu'', batin nami.
''apa yang kau pikirkan?'', tanya Siwon seraya menyenggol gadis itu hingga membuat nami oleng karena terkejut, namun namja itu dengan sigap memegang tangan nami.

Beberapa rekan kerja siwon dan nami tertawa geli melihat kedua sojoli ini sedang bertingkah bak film2 bollywood. Mengetahui dirinya sedang ditertawakan banyak orang, siwon melepas pegangan tangannya hingga membuat nami jatuh terjengkang(?).
''hyaaa, kau membenturkan pantatku'', teriak nami.
''hanya pantat saja kau ributkan'', kata siwon lalu masuk ke dalam kantor.
''pantat ini berharga! Kalau seperti ini terus, aku akan mengasuransikannya!''.
''asuransikan saja!''.
''aiss!! Kau ingin bermain2 dengan cha nami? Kau bisa,,, ''.
''bisa apa?''.
''Uhm aniyo, inspektur choi!'', kata nami kemudian berlari meninggalkan namja itu karena komisaris han memperhatikan mereka dari jauh.

''seandainya tidak ada komisaris han, aku akan menghajarnya sampai babak belur'', batin nami.


Jam dinas siwon selesai, namja itu bersiap lalu melangkah menuju mobilnya. Tidak lama kemudian, mobil siwon keluar dari parkiran departemen kepolisian.
''hyaa siwon ssi, aku numpang!!'', teriak nami sambil berlari mengejar mobil siwon, namun si pemilik mobil tidak melihat nami.

Nami menghentikan langkahnya karena merasa usahanya untuk mengejar mobil siwon sangat sia2.
''aiss, namja itu benar2 pelit'', gerutu nami.

Nami duduk di halte bus dan mengambil ponsel dari sakunya. Yeoja itu terlihat sibuk menekan tombol ponselnya.
''yeoboseyo, bibi sora???'', seru nami.

Beberapa bulan terakhir ini, pulau nami banyak mengalami perkembangan salah satunya jaringan telepon hampir ada disetiap tempat.

''namiiii, apa kabarmu? Apa kau betah di seoul?'', suara bibi sora terdengar riang.
''uhm ne, bibi aku benar2 ada di seoul, aku tidak menyangka dan aku sudah menjadi polisi''.
''jinjayo?? Apa kau tidak akan kembali kesini, nami ah? Geuriweoyo''.

Nami menggengam ponselnya lalu memandang ke langit. Tampak senyuman tuan cha lalu melambai ke arah nami.
''nami ah berapa kerang yang kau kumpulkan?'', terdengar suara tuan cha.
Lamunan nami buyar ketika sebuah panggilan masuk pada ponselnya.
''mweo? Seungri menelponku?'', guman nami.
''yeoboseyo?'', jawab nami.
''apa kau sudah pulang?'', tanya seungri.
''oh, aku masih ada lembur, mungkin akan pulang larut malam, apakah aku masih bisa pulang dengan naik bis?''.
''geuraeyo, selamat lembur''.
*klik* seungri memutuskan sambungan teleponnya.

Nami memandang ponselnya.
''aiss, pria apa lagi ini membiarkan seorang gadis pulang malam sendirian'', seru nami.

Tidak jauh dari tempat gadis itu duduk, seungri didalam mobilnya memandang gadis itu dengan senyuman.
''kenapa nami membohongiku? Aiss, gadis itu membuatku geli'', guman seungri.

Seungri menghampiri yeoja itu.
Namun nami tidak menyadari pria yang duduk di sebelahnya adalah seungri.
''apakah bis nya akan segera datang?'', tanya seungri.
''mungkin 5 menit lagi, tunggu saja'', jawab nami tanpa melihat wajah pria yang bertanya padanya.

Nami membuka sebungkus kripik lalu memakannya.
''asik sekali menunggu bis sambil makan kripik, tapi sayang aku tidak punya kripik'', kata seungri.
Nami menoleh lalu menyodorkan bungkusan kripik itu, melihat namja itu adalah seungri membuat yeoja tersedak.
Nami memukul dadanya sendiri dan seungri mengambil sebungkus kripik itu sambil tersenyum.
''kau lembur disini?'', tanya seungri seraya tersenyum.
''ah anieyo'', kata nami sambil menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal.


Siwon memarkirkan mobilnya dan menyurusi daerah pusat perbelanjaan. Ia melihat seorang pemuda buta yang duduk di dekat sebuah pintu masuk toko. Siwon mengira pria itu buta karena sebuah kertas yang dibawa pemuda itu dan bertuliskan *aku buta, jom dowa juseyo!*

Siwon mendekati pemuda itu dan melihat beberapa koin dan lembaran won di genggaman tangan pemuda itu.
Siwon mengambil kertas itu dan membalik hingga tampak lembaran putih. Namja itu mengambil bolpoint lalu menuliskan *Areumdaun haru hajiman nan bolsu eobda! (hari ini adalah hari yang indah tapi aku tidak bisa melihatnya)*

''kau mengganti tulisan di kertasku?'', tanya pemuda itu.
''aku menulis sama seperti yang kau tuliskan hanya saja sedikit berbeda!'', jawab siwon.
''mweo?''.
''bersyukurlah dengan apa yang kau alami walaupun saat ini matamu tidak bisa melihat. Hidup memberimu 100 alasan untuk menangis tapi tunjukkan juga bahwa hidup mampu memberimu 1000 alasan untuk tertawa''.
Siwon memberikan beberapa lembar won kepada pemuda itu, ''pulanglah ke rumah dan berhentilah mengemis''.

Siwon berdiri dan memandang pemuda yang masih terduduk itu.
''gyuri ah, jigeum eodieseo? Eotteohke jinaesseoyo?'', gumannya.

Beberapa waktu kemudian, Siwon keluar dari sebuah supermarket setelah membeli kebutuhan pribadi.
Saat memasukkan barang belanjaannya ke dalam bagasi mobil, siwon menoleh ke seberang jalan. Dilihatnya seorang yeoja yang mirip dengan park gyuri.
Siwon mencoba memastikan bahwa yeoja itu adalah park gyuri. Siwon berlari mencoba mendekati gadis itu dan memanggil namanya.
''gyuri ah??'', seru namja itu.

(ost JYJ- In Heaven)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar