Green  Pencil

Senin, 05 Agustus 2013

FF Seoul Police Story *2

Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *2
Setiap polisi itu memperkenalkan dirinya dan tiba diurutan yang terakhir.
''annyeong hasimnikka. Cha NaMi imnida! NRP 870214! Lulusan akademi kepolisian korea selatan gelombang 1 2011'', kata seorang polisi wanita itu seraya membungkuk.
Siwon menoleh ketika yeoja itu menyebutkan namanya.
(Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

''chukhahamnida!!'', kata beberapa rekan polisi.
Semua memberi selamat untuk ketiga puluh polisi yang bergabung dalam departemen itu.
''gamsa hamnida, sunbaenim!!'', kata polisi baru itu seraya membungkukkan badan.

Yeoja yang bernama Cha Nami itu berdiri di depan kantor polisi kota seoul.
Nami memandang gedung besar yang ada di hadapannya dan melihat deretan mobil patroli polisi.

Nami pov
#aku cha nami, aku sekarang menjadi seorang polisi setelah lulus dari akademi kepolisian. Saat itu, aku tidak tahu kapan Tuhan menjawab doa ku, namun aku tetap yakin dan percaya. Karena saat itu Tuhan berkata *apakah kau percaya padaKu* dan kujawab *Ya! Aku pergi ke seoul dan masuk akademi*
Ternyata Tuhan menuntunku sendiri tanpa bantuan orang lain dan sekarang Tuhan benar2 menjadikanku seorang polisi#end.

''ayahhhh, aku ada di seoul, aku menjadi seorang polisi. Aku ingin seperti ayah, bertahan didalam kebenaran walau itu adalah posisi yang akan dibenci banyak orang'', teriak nami didepan air mancur yang ada di halaman kantor polisi.

''saatnya bekerja!!'', ucap nami lagi.
Yeoja itu tersenyum kemudian masuk kembali ke dalam kantornya dan berpapasan dengan seorang namja yang masih ia ingat walau sudah satu tahun berlalu.
''choi siwon! Kau siwon??''.
''Siwon ssi, aku sudah menjadi seorang polisi. Aku tidak menyangka kita akan satu departemen'', kata nami lagi.

Siwon hanya memandangi gadis itu tanpa berkata apapun.

Nami pov
#aku tersenyum berharap siwon menyapaku dan berkata -nami, aku bangga padamu, kau dari pulau kecil tapi kau berhasil meraih mimpimu- tapi kenapa wajahnya begitu datar?#end.

Siwon seolah tidak mengenal yeoja bernama cha nami itu kemudian berlalu melewatinya.
''jankkanman!'', seru nami.
Nami berlari menyusul siwon.

''apa gyuri ada di departemen ini? Aku ingin bertemu dengannya'', kata nami.
''aku tidak mengenalmu! Sekarang pergilah, laksanakan tugasmu dengan baik, jangan terus mendekatiku seperti ini!'', teriak siwon.
''mweo?? Siwon ssi, apa kau tidak mengingatku? Aku cha nami'', kata nami lagi untuk meyakinkan siwon.
''siapapun kau, aku tidak peduli. Jangan menggangguku''.

Nami hanya memandang saat siwon masuk ke dalam lift.
''apa wajahku berubah? Kenapa siwon seolah tidak mengenaliku?'', kata nami seraya menyentuh wajahnya kemudian memandang pintu lift itu sudah tertutup.


=Rumah Seungri=
Gyuri tinggal sementara di rumah seungri.
Namja itu mengantar gyuri ke sebuah kamar dengan balkon yang dapat melihat pemandangan hijau.
''pemandangan disini sangat indah, bukan?'', tanya gyuri.
''bagaimana kau tahu?'', tanya seungri lalu tersenyum.
''aku merasakannya. Seungri ah, aku tidak menyangka kita akan berteman baik sejak dari pulau itu''.
''ne''.
''bagaimana kabar gadis itu, nami. Ya cha nami?''.
''nado molla, itu sudah 1 tahun yang lalu. Mungkin saja nami masih menjadi pencari kerang di pulau nami! Bagaimana jika matamu sudah bisa melihat, kita pergi ke pulau nami?''.
''ne! rasanya jika aku disuruh memilih, aku ingin seperti nami. Dia mudah terluka tapi mudah menyembuhkan lukanya''.

Seungri tersenyum seraya memasukkan telapak tangannya ke dalam saku celana.
''aku ingat cerita ayahku ketika aku masih kecil. Ada seekor siput yang memandang sekumpulan katak dengan sedih. Dia sedih karena merasa hidupnya begitu tragis. Dengan membawa sebuah cangkang yang berat dan berjalan merangkak, sedangkan katak2 itu mampu melompat dengan empat kaki tanpa membawa cangkang yang berat. Ketika sedang memandangi katak2 itu, tiba2 terbanglah seekor burung elang menyambar katak itu sedangkan si siput berhasil bersembunyi didalam cangkangnya''.
''setiap kehidupan mempunyai penderitaan dan kegembiraan masing2. Nikmati hidupmu dan tidak perlu dibandingkan dengan orang lain. Ketika kau melihat hidupmu secara bijaksana, adakalanya hidupmu jauh lebih beruntung'', kata seungri.
Gyuri mengangguk, ''ya itu benar! Arraseo. Gamsahae seungri ah''.

Seungri menuntun gyuri untuk duduk di sebuah bangku tidak jauh dari tempatnya berdiri.
''kau istirahatlah. Bagaimana jika aku pergi ke kantor lagi. Apa kau akan baik2 saja?'', kata seungri.
''oh ne, gwaenchanayo'', kata gyuri.


=departemen kepolisian kota seoul=
Siwon sedang sibuk mengurusi berkas2 tentang kasus yang sedang diusutnya.
Nami mengintip dari jendela karena merasa heran siwon tidak mengenali dirinya.
''dia benar2 siwon, aku mengenalnya tapi kenapa, aiss??'', guman nami.

Komisaris han melihat nami sedang mengintip di jendela ruang kerja siwon.
''bripda cha, apa yang kau lakukan disini?'', tanya komisaris han.
''eung, aku hanya ingin tahu bagaimana kinerja seorang inspektur polisi'', jawab nami seadanya.
''apakah kau akan tahu hanya dengan mengintip seorang inspektur dari jendela saja?''.
''mweo? Aniyo, aku hanya,,,'', nami mengusap kepalanya karena malu.
''lebih baik kau masuk dan belajar menangani kasus dari inspektur choi''.
''ne, gamsa hamnida'', kata nami *bow*.

Komisaris han mengangguk lalu pergi dari tempat itu.

*tok tok tok*
Nami mengetuk pintu ruang kerja siwon, kemudian masuk ke ruangan itu dan berdiri tepat didepan meja kerja siwon.
''apa aku sudah menyuruhmu masuk?'', tanya siwon dengan pandangan mata tetap tertuju pada berkas yang dipegangnya.
''eung?? Belum'', jawab nami.
''keluar dan masuk kembali dengan cara yang benar. Kau seorang maknae''.
''geuraeyo'', jawab nami.

Yeoja itu lalu keluar dari ruang kerja siwon lalu mulai mengetuk pintu itu lagi.
''ya masuk'', jawab siwon.
''selamat siang, inspektur polisi choi siwon, aku bripda cha nami'', kata nami lalu memberi hormat.
''apa tujuanmu datang kemari?'', tanya siwon.
''komisaris han menyuruhku untuk belajar bagaimana menangani sebuah kasus kriminal''.

Siwon berdiri lalu mengambil beberapa berkas dari lemarinya dan diberikan pada nami.
''kau harus belajar bagaimana mengolah TKP dan menyusun BAP''.
''sebanyak ini?'', tanya nami melihat tumpukan berkas yang sekarang ada ditangannya.
''kalau kau sudah tidak sanggup dengan ini, lebih baik kau tanggalkan seragam dinasmu dan keluar dari departemen ini''.
''aniyo! Uhm gamsa hamnida''.
''ini bukan siwon yang ku kenal'', batin nami.
Yeoja itu membungkuk memberi salam kemudian keluar dari ruang kerja siwon.
Tidak lama kemudian, nami muncul lagi masuk ke dalam ruang kerja siwon.
''ada apa lagi?'', tanya siwon.
''Tuhan berkata padaku bahwa senyummu adalah semangat dunia, tawamu adalah kekuatan dunia dan wajahmu adalah cermin dunia. Tetaplah tersenyum dan bahagiakan sekelilingmu dengan kasih yang terpancar di wajahmu. Jujur saja, aku sedikit takut melihatmu'', kata nami.
''ya, aku ingin kau sampaikan doamu untuk mempunyai hidup yang mudah. Kurasa kau mempersulit hidupmu'', kata siwon.
''aku tidak pernah berdoa untuk mempunyai hidup yang mudah tanpa kesulitan tapi aku berdoa untuk menjadi wanita kuat''.
''mweo?''.
''aku pernah membaca sebuah artikel, wanita kuat itu melukis kekuatan ketika kesulitan, tersenyum dalam hati ketika menangis, tersenyum ketika tertekan, memberkati saat dihina dan mempesona saat mengampuni. Benarkan inspektur choi siwon?''.
Nami keluar dari ruang kerja siwon tanpa memberi salam dan namja itu memandang sekelebat bayangan nami dari celah jendela.

Didalam ruang kerjanya, nami mempelajari berkas yang diberikan oleh siwon.
''kasus komisaris polisi choi? Bukankah ini ayah siwon?'', guman nami.

Jari jemari nami menuntun membaca berkas itu baris demi baris.
Arsip itu berisi berkas akhir pemeriksaan dan kronologis runtut bahkan kejadian di pulau nami tertulis dengan baik.
''mweo? Ini salah! Anak cha chunsu bukan cha nama. Aiss namaku nami!'', gerutu nami saat melihat tulisan namanya salah ketik.
''mweo? Komisaris choi dihukum mati, aku tidak menyangka. Pasti sangat berat untuk siwon''.
''Apa mungkin siwon berubah sikap sejak ayahnya dihukum mati? aku mengerti'', kata nami seraya menutup sebuah arsip lalu menaruhnya diatas meja.

=Jam dinas selesai=
Nami menata berkas2 yang berserakan di meja kerjanya lalu memasukkannya ke dalam lemari.

Sebuah mobil berhenti didepan departemen kepolisian.
Seungri pemilik mobil itu terus memperhatikan ke arah gedung departemen.
''apa aku harus memberitahu siwon, bahwa gyuri ada bersamaku?'', guman seungri.
''siwon pasti saat ini sedang mengkhawatirkan gyuri. Bagaimana ketika seorang gadis yang akan dipinangnya tiba2 menghilang tanpa kabar'', kata seungri lagi.

*jangan beritahu siwon, aku tidak ingin siwon menyukai seorang wanita yang tidak bisa melihat*
Kata2 gyuri membuat seungri bimbang untuk keluar dari mobilnya dan menemui siwon.

Nami berjalan keluar dari departemen dan melihat mobil parkir ditempat yang tidak semestinya.
''ini pelanggaran lalu lintas. Bukankah sudah ada tanda dilarang parkir?'', guman nami.

Nami berjalan kearah mobil itu.

*toktoktok*
Seseorang mengetuk kaca mobil seungri.
Perlahan seungri menurunkan penutup kacanya.

''ajumma, anda tidak boleh parkir disini, anda akan kena tilang'', kata nami di dekat mobil yang dikendarai oleh seorang ajumma.

''tuan, anda tidak boleh berhenti ditempat ini lebih dari 10 menit, atau anda akan kena tilang'', kata seorang polisi yang sedang berjaga didepan departemen kepolisian.
''ne, joesonghamnida'', kata seungri kemudian menekan starter mobilnya.

Nami melangkah melewati mobil seungri, namun namja itu sudah membelokkan mobilnya hingga tidak melihat yeoja itu.

Nami menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah departemen kepolisian.
''aiss, baboya! Aku akan pulang kemana? Aku tidak punya rumah. Kenapa aku tidak ingat kalau aku harus keluar dari asrama akademi'', gerutu nami.

Ia melihat siwon masuk ke dalam mobilnya.
Nami berlari mendekati mobil siwon lalu mengetuk kaca mobil itu.
''inspektur choi siwon, aku tidak ingat kalau aku tidak punya rumah disini, apa kau bisa menolongku?'', tanya nami.
Siwon tersenyum, ''tidak!''.

Nami mengira senyuman siwon itu pertanda bahwa namja itu bisa menolongnya.
''mweo? Siwon ssi, dowajuseyo, jebal'', pinta nami.
''aniyo!'', kata siwon lalu menutup kaca jendela mobil itu.

Tidak lama kemudian, mobil yang dikendarai namja itu melaju dari halaman departemen kepolisian.
''aiss, pria itu keterlaluan, membiarkan seorang yeoja jadi gelandangan di malam hari'', teriak nami.


Nami datang ke asrama akademi kepolisian dan merapikan semua barang2nya.
''apa kau sudah mendapat tempat tinggal?'', tanya kepala asrama.
''oh ne, gamsa hamnida'', kata nami *bow*.

''jika berkata aku belum mendapat tempat tinggal, itu sama saja karena aku tetap harus keluar dari asrama''.
Nami berjalan menyusuri jalanan kota seoul dan melihat kendaraan masih berlalu lalang walau tidak sepadat ketika siang hari.
Jam ditangan yeoja itu sudah menunjukkan waktu 11pm KST.
''lebih baik aku cari penginapan saja'', kata nami.

Disebuah penginapan.
''ajumma, kenapa mahal sekali uang sewanya'', kata nami.
''ini kota seoul, uang sewa ku termasuk yang paling murah'', kata seorang ajumma pemilik penginapan.
''tapi ini terlalu mahal untuk gaji seorang PNS''.


Nami duduk di sebuah halte bis sambil menikmati segelas minuman dan mie ramen panas yang ia beli dari mini market dekat halte bis itu.
''nami bertahanlah, kau cukup harus menderita malam ini saja'', kata nami.

Nami mengendorkan dasinya lalu melanjutkan makan mie instan itu.
''mweo? Kenapa sudah habis? Aiss'', kata nami sambil membalikkan wadah mie instan itu.
''ahhh!!'', gerutu nami.
''nuna, kau seorang polisi?'', tanya seorang pemuda yang duduk di dekat nami.
''ne! Polisi kota seoul!! Hebat bukan? Tapi kau tahu saat ini aku harus menderita sementara waktu. Ah tidak2 aku tidak boleh ngobrol dengan orang asing!!''.
''wae guraeyo?''.
''karena sebentar lagi kau akan menyodoriku minum yang sudah diberi obat tidur''.
''kau benar2 polisi babo!''.
''tidak! Aku hebat! Arasseo?''.
''orang hebat itu bukan karena mampu melakukan segalanya seperti yang kau pikirkan tapi mampu menemukan hal sederhana didalam dirinya dan mensyukurinya''.
''kau benar! Kenapa aku harus mengeluh karena tidak dapat tempat tinggal. Gamsahae, kau sudah mengingatkanku''.

Nami menoleh ke kanan-kiri sambil menggigit sumpit bekas mie instan miliknya.
''kau jorok sekali'', kata anak lelaki itu.

Tiba2 sebuah mobil berhenti tepat di depan nami. Sang pemilik mobil beranjak mendekati nami dan menarik tangan yeoja itu.

(Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar