Green  Pencil

Senin, 05 Agustus 2013

FF Seoul Police Story *6

Judul: Seoul Police Story
Genre: Romance, Comedy
Part: 1-16
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *6
Saat memasukkan barang belanjaannya ke dalam bagasi, siwon menoleh ke seberang jalan. Dilihatnya seorang yeoja yang sangat dikenalnya. Siwon mencoba memastikan bahwa yeoja itu adalah park gyuri setelah beberapa saat siwon berlari mencoba mendekati gadis itu dan memanggil namanya, ''gyuri ah??''.
(ost JYJ- In Heaven)

Gyuri mendengar seseorang memanggil namanya dengan suara yang sangat familiar baginya.
''apa ada seseorang yang memanggilku?'', tanya gyuri pada perawat pribadinya.
''ya seorang pria, dia ada di seberang jalan'', jawab perawat itu.
''apakah pria itu berseragam polisi?''.
''ne! Pria bertubuh tegap dengan seragam polisi. Apa dia orang kau kenal?''.

''Itu siwon, aku yakin pria yang memanggilku adalah siwon. Aku tidak siap jika siwon menemukanku sekarang'', batin gyuri.

Raut muka gyuri terlihat sangat cemas kemudian mencengkram tongkatnya.
''suster, tolong bawa aku pergi dari sini, Ppali!'', kata gyuri lalu beranjak dari tempat ia duduk.
''hajiman,,,'', kata suster itu dengan tidak mengerti karena gyuri tiba2 memintanya untuk membawa gadis itu pergi dari sana.
''cepat suster! Kita harus pergi dari sini!''.
''tapi kenapa nona?''.
''Ppali!!''.
Suster perawat itu menuntun gyuri dengan setengah berlari. Walau tidak bisa melihat jalan yang ada di hadapannya, gyuri mencoba untuk berlari. Hampir saja yeoja itu menabrak orang yang berjalan di depannya.

Siwon berhasil menyeberang jalan kemudian berlari melewati trotoar jalan dimana ia melihat seorang gadis yang mirip dengan gyuri. Melihat yeoja yang dianggap sebagai park gyuri tidak ada di situ, siwon mencoba mencari di sekitar tempat itu seraya memanggil nama gyuri.
''gyuri ah, aku tahu kau disini, kenapa kau menghindar dariku?'', guman siwon.

Gyuri bersandar disisi pintu kaca sebuah pertokoan. Yeoja itu mendengar siwon berteriak memanggil namanya. Tanpa gyuri sadari air matanya mengalir membasahi kedua pipinya.
''mianhaeyo siwon ah, mianhaeyo! Aku hanya bisa mendengar suaramu. Jangan menyalahkan dirimu, bukan karenamu aku pergi. Tunggu, aku pasti kembali padamu'', batin gyuri.

Siwon terduduk lesu sambil memegangi kepalanya.
''kenapa takdir seperti menghalangi aku bertemu dengan gyuri? Apa yang direncanakan Tuhan didalam hidupku? Ini sangat pahit rasanya'', batin siwon.

Siwon berjalan kembali ke arah mobilnya dan melewati tempat dimana gyuri berdiri, namun namja itu tidak memperhatikan gadis itu karena terlalu pedih hatinya hingga tidak memperhatikan sekeliling.
(ost davichi- dont say good bye)

Siwon melihat tempat dimana ia melihat gyuri lalu membuka pintu mobilnya dan tidak lama kemudian mobil itu melaju.


=didalam sebuah taksi=
Air mata gyuri masih saja membasahi kedua pipinya walau siwon telah berlalu dari hadapannya. Ia mengingat kenangan saat dirinya mengusut sebuah kasus bersama siwon.
*perasaan seseorang bisa berubah 5 detik kemudian, apakah kau akan berubah gyuri ah?*
Kata2 siwon membuat gadis itu semakin terisak.

''tidak terpikir olehku bahwa aku akan buta, melepas pekerjaanku dan juga kau siwon ah. Aku tidak mengerti apa maksud Tuhan didalam hidupku, tapi semua tidak ada yang kebetulan, Tuhan punya tujuan didalam hidupku dan juga untuk merangkai jalan hidupmu siwon ah'', batin gyuri.


=Han River Park=
Nami bersandar didepan mobil seungri sambil memandang indahnya sungai han di waktu senja. Sesekali yeoja itu menoleh ke arah seungri.
''seungri ssi, apa kita teman?'', tanya nami.
''lebih dari teman'', jawab seungri.
''mweo? Sahabat?''.
''lebih dari sahabat''.
''uhm seungri ah, gomaweoyo''.

Nami pov
#Nami ah, apa yang kau inginkan? sudah ada seseorang yang mengisi hati seungri. Kau ingin apa lagi? Lebih dari seorang sahabat? Tidak, kau tidak akan lebih dari itu. Cukup, kau harus realistis#end.

''kenapa kau selalu berterima kasih padaku, nami ah? Oh, ceritakan padaku bagaimana kau sekarang?'', tanya seungri sambil memandang mata nami.
''jangan menatapku seperti itu, kau membuatku takut''.
Seungri tersenyum, ''lihat! Mataku sangat manis saat memandangmu, kenapa kau takut?''.


=Rumah Siwon=
Nami melambaikan tangan ke arah mobil seungri lalu masuk ke dalam rumah.
''namja itu sudah pulang, kenapa pintu rumah dibiarkan terbuka? Aiss'', guman nami.

Yeoja itu mencari siwon didalam rumah tapi namja itu tidak ada disana. Nami memutuskan untuk masuk ke kamar tidurnya.

Malam sudah semakin larut, Nami melongok keluar kamarnya dan melihat ke ruang tivi dimana siwon biasanya duduk di tempat itu.
''namja itu ada dimana?'', guman nami.

Nami mencoba mengetuk pintu kamar siwon.
''tidak terkunci'', guman nami lalu membuka pintu kamar itu.

Dilihatnya di tempat tidur, siwon tertelungkup dengan seragam masih melekat ditubuhnya.
''siwon ssi?'', kata nami sambil menggoyangkan tubuh namja itu.

Siwon tidak bergeming hingga membuat nami begitu panik.
''kau sakit? Hei siwon ssi?'', kata nami seraya membalikkan tubuh siwon yang tertelungkup itu.

Saat nami beranjak dari tempat tidur siwon, namja itu memegang erat tangan nami.
''gajima! Gajima!'', kata siwon dengan suara lirih.

Nami memperhatikan siwon lalu mencoba menarik tangannya namun namja itu memegang erat tangan nami.
''gajima'', kata siwon lagi.

Nami duduk disisi siwon lalu menyentuh dahi namja itu.
''kau sakit, siwon ssi? Kau perlu obat! Jamkkanman gidariseyo!'', kata nami.

''rumah sebesar ini tapi tidak ku temukan ada kotak obat'', guman nami saat mencoba mencari kotak obat disudut rumah itu.

Nami memutuskan keluar dari rumah siwon untuk membeli obat di apotek, Malam itu hujan turun dengan lebat. Nami memutuskan menerobos derasnya air hujan dengan mengambil sebuah payung yang ada di balik pintu.

Tidak lama kemudian, Gadis itu menyusuri pinggiran pertokoan dengan sebuah plastik berisi obat di tangan kirinya sedangkan tangan kanannya memegang payung.

Nami kembali ke rumah siwon dan dilihatnya namja itu berdiri di teras rumah.
''hyaa siwon ssi, kau sakit. Kenapa kau berdiri diluar rumah?'', seru nami sambil menaruh payungnya disamping pintu.

Siwon menarik tangan nami dan menatapnya tajam.
''siapa yang menyuruhmu pergi ditengah hujan seperti ini?'', tanya siwon.
''tidak ada, aku hanya membeli obat untukmu''.
''aku tidak sakit dan aku tidak butuh obat''.

Siwon menyandarkan tubuhnya di dinding dengan keringat dingin mengalir di pelipisnya.
''kau sakit! Jangan berpura2 seolah kau tidak sakit!'', teriak nami.
''nami ah?'', ucapnya lirih.

Nami menoleh lalu mendekat kepada namja itu untuk memastikan siwon baik2 saja. Siwon beranjak lalu memeluk gadis itu. Nami begitu terkejut dan mencoba menarik diri namun siwon menahannya.
''tetaplah seperti ini, aku mohon padamu'', kata siwon seraya tetap memeluk nami.
(ost davichi - dont say goodbye)

Namja itu memeluk nami dengan erat dan yeoja itu hanya bisa berdiri kaku.


=Rumah Seungri=
Seungri berdiri di balkon rumahnya sambil memandang ke langit.
''nami ah, aku mencintaimu. Uhm andwe andwe! Aiss'', gerutu seungri sambil mengusap kepalanya.

Seungri masuk ke dalam kamarnya, tidak lama kemudian terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar itu.
''gyuri ah, ada apa?'', tanya seungri saat ia melihat gyuri ada di depan kamar ditemani oleh perawat pribadinya.

Gyuri dan seungri duduk di balkon kamar seungri.
''aku gagal mendapat donor mata itu'', kata gyuri.
''tidak ada yang diciptakan di dunia ini hanya untuk gagal, kau hanya perlu menunggu sebuah proses'', kata seungri.
''uhm seungri ah, gadis itu, ya nami apakah dia masih bersama siwon?''.

Seungri menatap gyuri karena yeoja itu tiba2 menyebut nama Cha Nami.
''ne, waeyo?'', tanya seungri.
''aku rasa nami dapat menolongku, aku ingin bertemu gadis itu'', kata gyuri.
''mweo??''.
''apa kau bisa menolongku seungri ah?''.
''ne! Aku akan membantumu bertemu dengan nami''.


=keesokan harinya, rumah siwon=
Nami duduk sambil bersandar didekat sofa yang ada di dalam kamar siwon. Semalaman gadis itu tidak tidur karena siwon sakit demam dan terus saja menggigau memanggil nama park gyuri. Nami menyelimuti namja itu dan menyentuh dahinya.
''demamnya sudah turun. Syukurlah! Apa kau baik2 saja jika aku tinggal bekerja?'', kata nami.

Beberapa waktu berlalu, Nami merapikan dasinya dan berdiri disebuah cermin besar.
''brigadir cha nami, selamat bertugas'', kata nami kemudian tersenyum.

Gadis itu keluar dari halaman rumah siwon, dilihatnya seungri sudah berdiri di dekat mobilnya.
''mweo? Seungri ah, ada apa kau pagi2 datang kemari?'', tanya nami.
''ayo kita berangkat'', kata seungri lalu mendorong tubuh yeoja itu masuk ke dalam mobil.
''hyaa, jamkkanman! Jangan mendorongku, kau seperti mendorong seorang tersangka saja''.

Seungri hanya tersenyum lalu masuk ke dalam mobilnya dari sisi pintu yang lain.
Kemudian, Mobil itu melaju dengan cepat.
''siwon sakit demam, aku herasn kenapa rumah sebesar itu tidak punya kotak obat sehingga aku harus pergi ke apotek padahal tadi malam hujan deras. Dan semalaman aku tidak bisa tidur karena siwon terus saja menggigau memanggil nama gyuri'', kata nami mendetail dengan sangat polosnya.
''apa siwon baik2 saja?'', tanya seungri.
''aku heran dimana gadis itu sekarang, kenapa membuat siwon seperti ini. Jika aku bertemu dengan gyuri rasanya ingin aku jambak rambutnya dan membawanya ke hadapan siwon''.
''Kenapa kau berkorban terlalu besar untuknya? Kau bisa menghubungiku tadi malam''.
Nami menggeleng kemudian tersenyum, ''karena berkorban itu indah, seungri ah! Apa kau pernah mendengar cerita seekor ulat dan daun hijau?''.

Seungri yang sedang fokus menyetir mencoba mendengarkan cerita nami.
''Setelah musim hujan berlalau, seekor ulat muncul di sela2 daun hijau. Ulat itu sangat kurus karena selama hujan turun, ia tidak dapat mencari makan. Kemudian, sebuah daun hijau berkata pada ulat itu *kenapa badanmu sangat kurus? Mendekatlah kemari*. Daun itu berpikir jika ia memberikan sedikit dari tubuhnya, ia akan tetap hijau hanya saja tubuhnya akan berlubang'', terang nami.
''Ulat berterima kasih karena daun hijau itu mau memberikan sebagian tubuhnya untuk menjadi makanannya dan daun hijau itu puas karena bisa melakukan hal baik untuk ulat itu. Tidak lama kemudian musim panas datang. Daun hijau itu menjadi kering dan layu lalu jatuh diterbangkan angin dan mati'', kata nami lagi.
''Apa kau ingin menjadi seperti daun hijau itu?''.
''bagi daun hijau itu, berkorban adalah sesuatu yang indah dan mengesankan. Dia bahagia jika sesamanya tersenyum karena pengorbanannya. Ia melakukan semua itu karena tidak selamanya ia akan hidup sebagai daun hijau, sebab ia akan menjadi kering dan mati. Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Isilah hidup kita dengan perbuatan baik, penuh dengan kasih, pengorbanan dan kerendahhatian. Itulah alasan aku melakukannya untuk siwon''.

Seungri pov
#nami ah, apa posisi siwon di hatimu? Apa kau mulai menyukainya? Aku benar2 takut kalau hatimu jauh dariku. Tapi aku bersyukur ketika kau berpikir bahwa apa yang kau lakukan untuk siwon hanyalah sebatas pengorbanan#end.

*ciiiittttttttt* Tiba2 seungri menghentikan mobilnya,
''hyaaaa!! Apa yang kau lakukan? Kau bisa kena tilang'', kata nami.
''apa kau ingin bertemu gyuri?'', tanya seungri.
''apa maksudmu? Kau tahu dimana gyuri berada?''.
''lupakan!'', kata seungri lalu mulai melajukan mobilnya.

Nami menoleh pada namja yang duduk di sebelahnya itu.
''beritahu aku jika kau tahu dimana park gyuri berada'', kata nami.
Seungri mengangguk.
''apa aku harus katakan pada nami kalau aku tahu dimana gyuri berada? Bukankah gyuri juga ingin bertemu dengan nami. Tunggu dulu, apa tujuan gyuri ingin bertemu nami?'', batin seungri.


=di sebuah pelabuhan, luar kota seoul=
Beberapa anggota polisi terlihat menyamar, ada yang menjadi seorang wisatawan, penjual makanan, seorang pengasuh anak dan beberapa ABK kapal. Nami mendapat bagian menjadi seorang pengasuh anak.

Komisaris han mengintruksikan untuk mencari keberadaan komplotan penculik itu dari sebuah surat kaleng yang menunjukkan dirinya harus menebus putrinya dengan membawa uang tebusan.
*jika anda ingin putri anda selamat, bawa uang tebusan 1 juta dollar ke pelabuhan. Jika membawa bantuan polisi, anakmu mati!*

Nami terus waspada melihat sekeliling sambil mendorong kereta bayi yang kosong hanya diisi sebuah boneka dan pistol.

Disisi lain pelabuhan itu, beberapa orang juga sedang melakukan pengintaian. tetapi mereka bukan bagian dari departemen kepolisian dan terlihat mencurigakan. Kelompok ini terus mengawasi daerah itu. Ada yang dari sisi sebuah kapal dan di setiap sudut pelabuhan itu.

''aku harus lebih dekat'', terdengar suara dari Handy Talky salah seorang dari kelompok tidak dikenal itu.

Nami terus memantau sekitar pelabuhan dan memperhatikan komisaris han yang berjalan disisi sebuah kapal motor sambil membawa koper berisi uang tebusan.

Pandangan gadis itu tertuju pada seorang perempuan berbadan tegap berjalan ke arah kapal motor yang akan digunakan komisaris han untuk bernegosiasi dengan penculik.
''wanita itu sangat aneh'', kata nami dengan mikrofon di krah bajunya yang tersambung langsung dengan rekan departemennya yang juga sedang menyamar.

''wanita dengan kereta bayi itu mengawasi tim kita, siapa dia?'', kata seorang pria sambil memandang nami dan terus mengawasi wanita berbadan tegap itu.

Nami terus mengawasi wanita berbadan tegap itu dan menyadari orang itu menyimpan sebuah pistol di balik roknya.
''itu sebuah pistol, ukuran paha kanan kirinya tampak berbeda. Aku yakin itu. Pistol itu ada didalam rok paha sebelah kanan'', guman nami.

Nami berlari sambil mendorong kereta bayinya itu ke arah wanita yang ia curigai adalah komplotan penculik yang akan mencelakai komisaris han.

Anggota departemen kepolisian yang lain segera bersiaga menyadari ada hal yang tidak beres begitu pula dengan sebuah kelompok asing yang tidak dikenal itu. Mereka bersiaga dengan sebuah pistol ditangan.

*grosakk braakkk* Nami menubruk wanita berbadan tegap itu dengan kereta bayinya dari arah belakang. Sontak wanita itu terjungkal ke depan. Nami mengarahkan pistolnya pada wanita itu dan hal yang sama dilakukan oleh yeoja asing itu.

*dorr dorrr dorrr* Tiba2 terjadi baku tembak di tempat itu antara departemen kepolisian dan kelompok yang diduga komplotan dari penculik itu.

Wanita berbadan tegap itu melihat wajah nami dan mengenalinya. Hampir saja nami menarik pelatuk pistolnya namun wanita itu melepas wig-nya.
''seungri ah?'', seru nami melihat wanita itu adalah hasil penyamaran dari pria yang dikenalnya.

Komisaris han menoleh ke arah pelabuhan dan melihat anak buahnya terlibat baku tembak. Disaat keterkejutannya, tiba2 ponselnya berdering.
''kau lihat ulah anak buahmu bisa membuat anakmu mati''.
*klik* sambungan telepon terputus.

Di pelabuhan masih terjadi baku tembak.
''hentikan, ini salah paham!!'', teriak nami.

Seungripun melakukan hal sama dengan mengintruksikan anggota timnya. Rupanya, kelompok asing itu adalah tim dari badan intelegen negara yang juga sedang menyelidiki keterlibatan seorang petinggi departemen keamanan.

''apa yang kalian lakukan?'', teriak komisaris han melihat anak buahnya dan anggota BIN masih saling menodongkan pistolnya.

Kelompok itu menunjukkan kartu anggota BIN.
''kalian membuat kerja polisi menjadi gagal'', kata kim joon, salah satu rekan nami.
''siapa yang membuat kalian gagal? Bukankah gadis ini?'', kata seungri sambil menunjuk nami.
Nami hanya melongo saat seungri bertindak seolah2 tidak mengenal nami dan menyalahkan yeoja itu.
''hyaaa, kau yang membuat rencana ini gagal? Siapa yang menyuruhmu menyamar menjadi seorang wanita?'', teriak nami sambil menunjuk seungri yang masih memakai rok.
''kau tidak pantas menjadi seorang wanita, kau terlihat mencurigakan'', kata nami lagi dengan meluap2 karena hatinya begitu dongkol sebab seungri seolah tidak mengenalnya.
''hentikan, ulah kalian bisa membahayakan putriku'', kata komisaris han.
Semua terdiam dan saling mengoreksi diri.

Nami mendekati komisaris han dengan tangan mengepal karena takut.
''komisaris han, maafkan aku. Semua karena kesalahanku, seandainya aku tidak mencurigai wanita jadi2an itu mungkin rencana kita tidak akan gagal'', kata nami.
Komisaris han menatap gadis itu hingga membuat nami menunduk takut.
''gwaenchana, aku percaya kita bisa menyelamatkan putriku'', kata komisaris han lalu menepuk bahu nami.

Anggota departemen kepolisian masuk ke dalam mobil patroli sedangkan kelompok badan intelegen sudah meninggalkan tempat itu.

=kantor badan intelegen negara=
Seungri dan rekan2nya selesai melakukan evaluasi dan terjadi jajak pendapat tentang keterlibatan petinggi departemen pertahanan menyangkut penculikan putri kepala polisi resor metropolitan kota seoul.
''semua karena gadis polisi itu'', kata rekan seungri.
''bukan karena dia, tapi karena kau memilihku untuk menyamar menjadi seorang wanita'', kata seungri.
''kenapa kau terlihat membelanya?''.
''keberhasilan hidupmu adalah kau yang menentukan, bukan ayah ibumu, kakakmu atau siapapun. Jangan salahkan orang lain, atau kau butuh cermin untuk melihat dirimu sendiri?''.
Rekan seungri tersinggung dengan ucapan seungri karena membela nami, namja itu pergi dari ruang rapat. Seungri hanya tersenyum sambil memainkan bolpointnya.


=malam hari, rumah siwon=
Nami pulang ke rumah siwon larut malam karena ada evaluasi mengusutan kasus penculikan putri komisaris han. Nami memanggil nama siwon namun namja itu tidak muncul menemuinya.
Nami mencoba mencari ke seluruh ruangan rumah itu namun siwon tidak juga ditemukan.


=di sebuah Jembatan penyebrangan=
Siwon berdiri di sebuah jembatan penyeberangan. Tatapannya begitu nanar memandang ke bawah dan melihat jalanan aspal yang membentang panjang. Tiba2 siwon menaikkan kakinya disisi pagar jembatan itu. Angin dingin berhembus menerpa namja itu. Siwon memejamkan matanya lalu mulai melepas pegangan tangannya dan..
*swiiiinngggg* Terjun..

*stttttt* Namun tiba2 ada tangan yang memegang tangan siwon, namja itu mendongakkan kepalanya namun si pemilik tangan tidak terlihat.
''siapa kau?'', tanya siwon.
''aku cha nami!''.

(JYJ- Found You)

@ tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar