Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *1


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

Ost: A Pink - My My

Part *1

Sekolah Shinhwa adalah sekolah untuk kalangan anak2 dengan IQ cerdas dan berasal dari keluarga kaya. Lee Rin Rin adalah seorang gadis pelajar sekolah shinhwa yang lolos ujian masuk karena prestasinya di dunia olahraga bidang lari marathon. Rinrin memenangkan berbagai turnamen dan menyumbangkan banyak piala untuk sekolahnya. Walau dia tidak pintar di dalam prestasi akademik, rinrin tetap dipertahankan mengingat jasa2nya di bidang olahraga.

Disisi lain ada sepasang sahabat bernama Park seonyung dan Kim taeyeon. Dua pelajar berprestasi di bidang matematika dan ipa.
Persahabatan mereka sangat lengkap saat ada kedekatan dengan seorang pelajar yang berprestasi di bidang seni sastra, Lee Jinki.


=Taman Belajar, SMU Shinhwa=
*Pyarrrrr* sebuah telur mendarat di kepala gadis bernama Park Seonyung. Sontak yeoja itu langsung menyentuh kepalanya. Taeyeon yang duduk di sebelahnya begitu terkejut.
Seonyung meraba rambutnya dan memperhatikan lendir telur yang ada di telapak tangannya.
''ini telur'', kata seonyung dengan polosnya.
''aisss!! Siapa yang berani melakukan ini?'', seru taeyeon lalu berdiri dari tempat duduknya.

*pyarrr* sebuah telur mendarat di jidat taeyeon.
Melihat hal itu, seonyung tertawa sambil menunjuk ke arah taeyeon.
''taeyeon ah, kau nampak sangat lucu'', kata seonyung.
Seonyung menutup bukunya lalu mengambil beberapa helai tisu. Yeoja itu mengusap dahi taeyeon yang belepotan isi telur.

Seorang gadis bersandar di bawah pohon tidak jauh dari taeyeon dan seonyung sambil memegang sebutir telur di tangannya. Gadis itu tertawa melihat kedua teman sekolahnya itu belepotan telur karena ulahnya.
''rinrin ah, kenapa kau lakukan ini'', tanya seonyung dengan muka geram.
''karena kau terlalu riang. Kau merasa dunia ini tempat yang nyaman untukmu. maka aku tunjukkan bahwa tempat ini tidak nyaman bagimu'', kata rinrin seraya membumbungkan telur yang ia pegang ke udara.

Taeyeon meremas tisu yang ia genggam lalu mencoba menghampiri rinrin, namun niatnya dihalangi oleh seonyung.
''aku akan menghajarnya!!'', kata taeyeon.
''kalau kita meladeni tingkahnya, kita bisa kena hukuman'', kata seonyung.
''kalian takut karena peraturan? Menyebalkan, kalian berdua selalu bersama dari kelas 1 dan kalian benar2 menjadi autis'', kata rinrin.

Seorang pelajar shinhwa menghampiri taeyeon dan memberitahunya bahwa ibu kepala sekolah ingin bertemu dengannya.
''aku akan pergi ke ruang kepala sekolah, apa kau ingin ikut denganku?'', tanya taeyeon.
Seonyung menggeleng, ''aku akan menunggumu disini saja, sebentar lagi kita akan masuk ke kelas''.
Taeyeon mengangguk, ''kau ingat! jangan ladeni gadis babo itu. Kalau kau disakiti olehnya berteriaklah sekeras mungkin''.

Taeyeon berjalan ke ruang kepala sekolah dan seonyung merapikan buku2nya.
Rinrin menghampiri seonyung lalu menjambak rambutnya.
''aku tidak menyukaimu karena kau terlahir pintar, kau juga cantik. Banyak orang menyukaimu dan sikapmu yang lemah itu membuatku sebal'', kata rinrin setengah berteriak.
Seonyung memegangi rambutnya untuk menahan sakit.
''ayo berteriak, panggil nama temanmu itu!!'', seru rinrin.
Seonyung menggeleng, ''kenapa kau lakukan ini padaku! Apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti membenciku?''.
''pergi dari dunia ini selamanya''.

Rinrin melepaskan tangannya dan seonyung merapikan rambutnya.
''tidak akan aku lakukan, karena hidupku lebih berharga''.
Seonyung mengambil tas dan bukunya lalu bergegas pergi dari tempat itu sebelum rinrin berhasil menangkapnya.


=Ruang Kepala Sekolah=
Taeyeon masuk ke dalam ruang kepala sekolah, tidak disangka pria bernama lee jinki juga ada di tempat itu.
''annyeong hasimnikka'', sapa taeyeon *bow*.
''duduklah'', kata hyunah hakjangnim.
Taeyeon mengangguk lalu duduk disisi jinki.
''hei kau kenapa ada disini?'', bisik taeyeon pada jinki.
''hyunah hakjangnim memanggilku'', jawab jinki dengan berbisik pula.

Guru hyunah mengambil selebaran lalu diberikan kepada taeyeon dan jinki.
''ada olimpiade matematika. Aku memilih kalian berdua untuk mengikutinya'', kata hyunah hakjangnim.
''hakjangnim, aku tidak pandai matematika'', kata jinki.
''jinki pandai di bidang sastra, kenapa anda tidak memilih seonyung?'', tanya taeyeon.
''aku ingin jinki juga mencetak prestasi di bidang matematika'', jawab hyunah hakjangnim.
''aku tidak bisa ikut olimpiade tanpa seonyung'', kata taeyeon.
''aku juga tidak bisa ikut olimpiade ini'', kata jinki lalu beranjak dari tempat duduknya.

Jinki memberi salam pada kepala sekolah lalu keluar dari tempat itu. Taeyeon menyusul jinki keluar dari ruang kepala sekolah.
''jinki ah??'', panggil taeyeon berlari kecil lalu menggapai pundak jinki.
Jinki menoleh dengan kedua telapak tangan ia masukkan ke dalam saku celananya.
''mweoya?'', kata jinki.
''aniyo! Aku hanya ingin berjalan bersamamu''.
Taeyeon berjalan beriringan menuju ke kelas mereka.


Saat hendak masuk ke dalam kelas, tiba2 rinrin berdiri di depan pintu lalu menghalangi jalan taeyeon dan jinki dengan kakinya. Seon-rin memalangkan kaki kirinya di pintu kelas.
''hei! Turunkan kakimu, kami mau lewat'', kata jinki.
Rinrin mengacuhkan ucapan jinki dan sibuk menikmati roti isi daging miliknya.
''aku bilang padamu untuk menurunkan kakimu!'', teriak jinki hingga membuat semua penghuni kelas menoleh ke arahnya.

Semua anak kelas itu tidak berani melawan atau menasehati rinrin walau sekecap, karena gadis itu bisa membuat mereka masuk rumah sakit.

Seonyung beranjak dari bangkunya lalu mendekati rinrin.
''rinrin ah, saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan, tolong biarkan kedua sahabatku lewat'', kata seonyung lembut.
Rinrin memasukkan sisa roti isi dagingnya pada saku pakaian seragam milik taeyeon lalu mencengkram krah baju seonyung.
''sahabat!! Aku tidak suka sikap pura2mu, kau pura2 baik padaku, aku benci semuanya!!'', teriak rinrin.

Jinki mencengkram lengan rinrin lalu menolong seonyung.
''kau tidak usah ikut campur, lee jinki!'', kata rinrin.
''kau menyakiti temanku dan aku tidak suka gadis arogan sepertimu'', kata jinki.
''kau diamlah!'', teriak rinrin lalu mengarahkan tinjunya kepada jinki namun namja itu dengan sigap menahan jotosan gadis itu.
''jika kau bersikap seperti ini, selamanya kau tidak akan memiliki seorang teman pun'', kata jinki.
Taeyeon dan seonyung memandang rinrin.


Rinrin keluar dari kelas lalu berlari ke arah kamar mandi.
Gadis itu masuk ke dalam salah satu bilik kamar mandi lalu mulai menunduk dan menangis.
''aku tidak suka melihat seseorang mengasihi orang lain, karena mereka hanya pura2. Tidak ada kasih sejati di dunia ini'', kata rinrin lalu menghapus air matanya.
''aku mempunyai hati yang keras untuk mencegahku merasakan sakit hati'', kata rinrin lagi.


=Di dalam Ruang Kelas=
Taeyeon duduk di sebelah seonyung dan jinki duduk di belakang taeyeon. Setiap seonyung menoleh ke arah taeyeon, jinki selalu memperhatikan wajah seonyung.

Guru Kang masuk untuk mengajar matematika.
''annyeong hasimnikka, seonsaengnim!'', kata seluruh murid di kelas itu.
Guru kang menengok tempat duduk di sebelah jinki masih kosong.
''Lee Rinrin eodiga? (dimana?)'', tanya guru kang.
''gadis arogan itu keluar dari kelas. guru kang lebih baik mulai mata pelajaran ini tanpa ada dia'', kata taeyeon.
''Guru kang, lebih baik tunggu rinrin masuk ke dalam kelas'', kata seonyung.
''aku akan mencarinya sebentar'', kata jinki lalu beranjak dari bangkunya dan keluar dari ruang kelasnya.


Rinrin melangkah keluar dari kamar mandi dengan gontai, beberapa murid yang ada di kamar mandi bersamanya sempat mengira rinrin adalah hantu karena wajahnya yang terlihat dingin tanpa seulas senyum di bibirnya.
''kau berteriak hantu dihadapanku?? Kau tidak takut ambulan di poliklinik membawamu ke rumah sakit?'', teriak rinrin.
Beberapa gadis itu ketakutan lalu berlari meninggalkan rinrin.

Jinki bertemu dengan rinrin di koridor sekolah.
''hei kau, kembalilah ke kelas, guru kang menunggumu'', kata jinki.
Rinrin hanya diam saja dan malah melewati jinki.
''kau!! Rinrin ah!! Kenapa hidupmu selalu menyusahkan orang lain?'', seru jinki lagi.
Rinrin menoleh, ''menyusahkan orang lain? Apa aku menyusahkanmu??'', kata rinrin.
''mweo??''.
''apa aku menyusahkanmu?? Siapa yang menyuruhmu untuk hidup susah!!'', teriak rinrin.
''kau ini kenapa?? Apa penyakit darah tinggimu kumat?''.
''ya! Kau selalu membuat darah tinggiku kumat. Aku tidak suka kau ikut campur apapun yang ku lakukan''.
''apa kau bisa lembut sedikit. Jujur saja aku tidak suka gadis arogan sepertimu. Ya sudah, kau jangan kembali ke kelas'', kata jinki lalu pergi dari tempat itu.


=di dalam kelas=
Jinki menemui guru kang yang sedang duduk di kursi guru depan kelas,
''seonsaengnim??'', kata jinki.

*cekrett* terdengar pintu kelas itu terbuka. Guru kang menengok dan melihat rinrin ada di sana. Dengan wajah datar, yeoja itu membungkuk memberi salam lalu duduk di bangkunya.
''kau ingin bicara apa?'', tanya guru kang.
''aniyo. Gamsa hamnida'', kata jinki lalu kembali ke tempat duduknya.

Jinki tersenyum ke arah rinrin, namun yeoja itu mendengus dan memandang ke arah lain.

Guru kang menerangkan tentang volume benda ruang lalu memberi beberapa soal di papan tulis.
''hei seonyung ah!! Rambutmu menutupi jarak pandangku, aku tidak bisa melihat soal matematika itu'', kata rinrin.
''apa aku harus mencukur rambutku agar tidak menganggu daya pandangmu?'', tanya seonyung berbisik.
''ya! Cukur sampai gundul'', kata rinrin berbisik juga seraya mendongokkan kepalanya lebih dekat ke arah seonyung.
Taeyeon melirik ke arah rinrin, ''kau banyak bicara untuk menutupi kekuranganmu''.
''kau diamlah!'', kata rinrin.
''kau tahu apa kekuranganmu?? Kekuranganmu adalah kau tidak punya otak''.
''aiss!! Hyaaaa!'', teriak rinrin sambil memukul mejanya dengan keras.

Guru kang menatap tajam ke arah rinrin.
''kau!! Diamlah!!'', seru guru kang lalu menyuruh yeoja itu maju ke depan kelas mengerjakan soal yang ada di papan tulis.
''jelaskan tentang volume benda ruang!'', kata guru kang.
''apa kalian sudah pernah melihat volume benda ruang??'', tanya rinrin di depan kelas.
Semua murid terdiam, tidak ada yang berani menjawab.
''sekarang aku ingin bertanya, apa kau pernah melihat otak taeyeon?'', tanya rinrin lagi.
Semua siswa menggeleng.
''kalau kalian tidak pernah melihatnya itu benar, karena taeyeon tidak punya otak'', kata rinrin.
murid di kelas itu terkejut mendengar jawaban rinrin yang terlalu berani.

Guru kang beranjak dari tempat duduknya dan terlihat begitu marah pada rinrin.
''ya guru kang, itu penjelasanku tentang volume benda ruang!!'', kata rinrin.
''kau benar2 membuatku marah, lee rinrin!! Aku memberimu hukuman untuk membuat ringkasan semua buku matematika di perpustakaan, jika tidak kau lakukan aku tidak akan memberimu nilai dan kau tidak bisa mengikuti turnamen marathon!'', teriak guru kang emosi.
''seonsaengnim, tega sekali! Jangan lakukan itu padaku!'', kata rinrin.
Taeyeon bangkit dari tempat duduknya lalu mengacungkan jarinya ke arah rinrin.
''kau mengataiku tidak punya otak! sekarang kau pantas mendapatkan hukuman itu!'', seru taeyeon.
''siapa yang menyuruhmu ikut berteriak disini?'', kata guru kang.
''seonsaengnim??'', protes taeyeon.

Guru kang menyuruh rinrin berdiri di depan kelas dengan kaki kanan diangkat dan kedua tangannya memegangi telinganya.

Jinki tidak mengacuhkan hal yang dialami rinrin dengan taeyeon dan sibuk mengerjakan soal dari guru kang.

Seonyung juga sibuk mengerjakan soal matematika itu karena pelajaran dari guru kang merupakan pelajaran favoritnya.

*brakkk* buku catatan seonyung terjatuh. Yeoja itu hendak mengambil buku catatan miliknya di bawah kolong meja. Saat mendongokkan ke bawah meja, tiba2 *tes* hidung seonyung mengeluarkan darah. Yeoja itu bergegas mengusap darah dari hidungnya dengan telapak tangannya.

Seonyung bergegas maju ke depan kelas dan meminta ijin pada guru kang untuk pergi ke toilet.
Rinrin memperhatikan seonyung dan sedikit curiga terjadi sesuatu dengan gadis itu.
''kang seonsaengnim! Aku kebelet buang air kecil, apa aku boleh ke toilet??'', tanya rinrin.
Guru kang menggeleng.
''aku buang air di sini ya??''.

Jinki mengangkat tangan kanannya lalu guru kang menoleh ke arah namja itu.
''guru kang, ijinkan gadis itu pergi ke toilet, kami benar2 terganggu dengan suaranya'', kata jinki.
''ne!!'', jawab beberapa murid di dalam kelas itu.

Guru kang dengan terpaksa mengijinkan rinrin pergi ke toilet. Rinrin bergegas pergi ke toilet dan mencari seonyung disana.

Rinrin mengintip dari balik pintu dan melihat seonyung sedang membasuh wajahnya dan masih tersisa sedikit tetesan darah belepot di pipinya.

''mweo? Seonyung mimisan? Apa dia sakit? Atau mungkin sedang sekarat??'', guman rinrin terus menyelidik.

Seonyung mengambil banyak tisu lalu mendongakkan kepalanya ke atas dan menyumbat lubang hidungnya dengan tisu yang ia ambil.

Flash Back
#di sebuah rumah sakit, seonyung ditemani seorang ajumma duduk berhadapan dengan seorang dokter.
''penyakit seonyung adalah bawaan sejak lahir, penyempitan pembuluh darah di daerah rongga hidungnya akan membuatnya sering mimisan'', kata dokter itu.
''apa seonyung bisa sembuh?'', tanya ajumma itu.
''itu rahasia Tuhan semesta alam''.
Ajumma itu memandang seonyung yang duduk di sebelahnya.
''gwaenchanayo eomma, jangan khawatir'', kata seonyung.
''seonyung ah, kau tidak boleh terlalu lelah karena bisa membuat pembuluh darahmu pecah, itu akan berakibat fatal''.
Seonyung mengangguk#end.

Seonyung menatap dirinya di depan sebuah cermin besar lalu membasuh mukanya sekali lagi. Rinrin masih memperhatikan gadis itu dari balik pintu.
Setelah beberapa saat berlalu, seonyung keluar dari toilet. Rinrin Melihat seonyung keluar dari toilet lalu bergegas mencari tempat persembunyian.
''ternyata seonyung sedang sakit? Aku tidak tega melihatnya!'', guman rinrin lalu mengikuti seonyung diam2 dari belakang.

Merasa ada yang mengikutinya, Seonyung menoleh dan melihat rinrin berdiri tidak jauh darinya.
''ternyata kau memperhatikanku, rinrin ah?'', tanya seonyung lembut.
''aniyo! Aku hanya kebetulan berjalan di belakangmu'', kata rinrin lalu bergegas meninggalkan seonyung.
Seonyung tersenyum, ''dia menyebut orang lain berpura2 padahal dirinya yang penuh kepura2an''.


=Di sebuah tempat yang tidak diketahui siapapun=
Seorang namja berdiri dengan banyak taman bunga dan kupu2 yang terbang memenuhi tempat itu. Di sekeliling tempat itu banyak gumpalan awan putih.
''3 hari lagi kau menjemput roh untuk dibawa ke dalam api penyucian'', terdengar suara namun tidak nampak wujudnya.
Namja itu menegadah ke atas awan, ''siapa yang ku jemput?''.


=SMU Shinhwa=
*Krrriiiiiiinggggggggg* Bel pulang sekolah berdering, semua siswa smu shinhwa berhambur keluar dari kelas dan berlari ke arah parkiran sepeda.

''minggir! Minggir'', seru rinrin seraya melajukan sepedanya.

*kriiinggg kringgg* rinrin membunyikan bel sepedanya hingga membuat beberapa pejalan kaki menepi lalu menoleh ke arah rinrin dengan muka sebal.
''jangan melotot padaku'', kata rinrin seraya mengayuh sepedanya melewati rombongan gadis itu.

Taeyeon dan seonyung mengambil sepedanya. Taeyeon mengayuh sepeda dan seonyung duduk di belakang.
''taeyeon ah?? seonyung ah??'', panggil jinki.
Taeyeon menghentikan sepedanya.
''seonyung biar bersamaku saja, nanti kau lelah'', kata jinki pada taeyeon.
Yeoja itu mengangguk dan menyuruh seonyung berpindah naik ke sepeda jinki.
''nanti kau juga lelah'', kata seonyung.
Jinki menggeleng, ''gwaenchana''.

Taeyeon dan jinki bersepeda beriringan dan seonyung duduk di jok belakang berboncengan dengan jinki.
Melewati pematang sawah nan hijau yang sudah sulit ditemui di seoul, membuat mereka bersemangat mengayuh sepeda.

*kringg kringg* jinki membunyikan bel sepedanya dan taeyeon membalas hal yang sama.

Di sebuah pertigaan, taeyeon mengayuh sepedanya ke jalan sebelah kiri.
''sampai jumpa besok, trima kasih kau mau mengantar seonyung'', seru taeyeon.
''ne!!'', kata jinki.

Sekarang jinki dan seonyung hanya berdua melewati jalanan yang masih bersih jauh dari kata polusi.
''pegangan yang erat, aku akan mengayuh lebih cepat'', kata jinki.
Seonyung memeluk pinggang jinki erat2 saat namja itu mulai mempercepat laju sepedanya.


=Di sebuah Rumah=
*plak* Seorang ajumma menampar gadis berseragam smu yang baru saja memparkirkan sepedanya.Gadis itu menyentuh pipinya karena tamparan yang baru saja ia terima.
''eomma!!'', kata gadis itu lirih seraya menatap ibunya yang berdiri dengan wajah tidak bersahabat.
''rinrin ah, kenapa kau pulang terlambat?'', teriak ajumma itu.
''aku pulang pukul 3 sore dan sekarang pukul 3.25, apa itu terlambat??'', tanya rinrin.

Gadis itu melempar tas sekolahnya ke dalam rumah lalu keluar mengambil sepedanya.
''hei kau, kembali! Kau harus bekerja!!'', teriak ibu rinrin.

Gadis itu keluar dari halaman rumah dengan mengayuh sepedanya.


Tidak disangka, Jinki dan seonyung berpapasan dengan rinrin di jalan. Rinrin merapatkan sepedanya di dekat sepeda jinki yang sama2 melaju lalu menendang kaki namja itu yang sedang mengayuh hingga membuat laju sepeda itu oleng.

*krosaakkkk* Jinki dan seonyung terperosok ke dalam parit di pinggir sawah. Rinrin menghentikan sepedanya lalu menoleh dan tertawa.
''ya ampun, siapa itu yang terjatuh?'', ledek rinrin.

Jinki mengulurkan tangannya lalu menolong seonyung berdiri.
Namja itu mengibaskan debu di celananya kemudian berlari mengejar rinrin.

Merasa jinki mengejarnya, rinrin dengan cepat mengayuh sepedanya.
''kau bisa mengejarku? Cepat kejar aku sekarang!!'', seru rinrin.

Seorang namja berdiri di tepi jalan Lalu memandang ketiga orang itu.
''kenapa aku mendapat tugas untuk melihat manusia yang akan mati? Kenapa aku tidak mendapat tugas menunggui seorang bayi lahir ke dunia?'', guman pria itu.

Sebuah mobil pengangkut sayur melaju dari arah tikungan. Rinrin mengayuh sepedanya seraya menengok ke belakang melihat jinki yang terus mengejarnya.

*tinnnn tinnnnnn* Mobil itu membunyikan klakson keras2.

(A Pink - My My)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar