Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *18B End


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *18 b

Malam menjelang lomba olimpiade, seon-rin dan taeyeon duduk di jendela kamar taeyeon.
''taeyeon ah, jangan bilang pada ibu kalau aku bukan seonyung!'', kata seon-rin.
''Karena ini akan sangat rumit. Biarlah ibu tetap menyangka aku adalah seonyung. Saat aku menjadi rinrin, aku tidak mendapat kasih sayang dari ibuku. Tapi selama waktu ini saat Tuhan memberiku hidup yang kedua kalinya, Tuhan juga memberiku seorang ibu yang baik''.

Tidak disangka, nyonya park yang sudah berdiri di depan pintu, mendengar hal itu.
''kau bukan seonyung?'', tanya nyonya park.

Taeyeon dan seon-rin begitu terkejut saat melihat ibunya ada di dalam kamarnya.
''eomma??'', kata taeyeon dan seon-rin.

Nyonya park teringat beberapa hari yang lalu saat seonyung menemuinya melalui mimpi dan memberi sebuah pesan padanya.
''siapa itu rinrin?'', tanya nyonya park lagi.
''rinrin adalah teman sekolahku, anak paman lee yang meninggal karena kecelakaan. Hari kematian rinrin sama seperti seonyung. Ibu, seonyung yang kau lihat ini bukan seonyung tapi dia adalah rinrin. Ini sedikit rumit, Tuhan memberikan kesempatan rinrin untuk hidup kedua kalinya dengan memakai raga seonyung'', jelas taeyeon.
''bibi, aku tidak bisa menjelaskan apapun padamu. Ini hukumanku yang paling menakutkan, maafkan aku'', kata seon-rin seraya berlutut dihadapan nyonya park.
''apa dengan kau berlutut dapat meredam marahku? Aku ingin seonyungku!'', kata nyonya park.

Seon-rin memandang nyonya park.
''mianhamnida'', kata seon-rin terisak.

Melihat kejadian itu, taeyeon menangis namun tidak mampu membela rinrin dihadapan ibunya.
''kau berdirilah!'', kata nyonya park.
Seon-rin menggeleng, ''sebelum anda memaafkan aku''.
''berdiri! Apa kau tidak dengar?!'', teriak nyonya park dengan mata berkaca-kaca.

Seon-rin berdiri dengan kaki gemetar. Nyonya park mencengkram bahu seon-rin dan memandang wajahnya.
''ajumma, joesonghamnida!!'', kata seon-rin dengan mata yang sudah menahan tangis.

Ajumma itu kemudian memeluk seon-rin dan menangis terisak, seon-rin begitu terkejut saat nyonya park memeluknya. Bulir air matanya tidak terbendung lagi, mengalir deras membasahi pipinya.
''siapapun kau, terima kasih karena membawa seonyung kembali padaku. Kau adalah hadiah Tuhan untuk keluarga kami, rinrin ah'', kata nyonya park.

Taeyeon merangkul seon-rin dan ibunya.
''ibu, gomaweoyo'', kata taeyeon.

Ketiganya saling memeluk dan tangis meledak diantara ketiganya.


Seon-rin berdiri di teras rumah taeyeon, lalu memandang taeyeon dan nyonya park.
''temui keluargamu dan katakan pada mereka kalau kau rinrin. keluargamu harus tahu hal ini. Aku merasakan betapa rindunya keluargamu terhadapmu'', kata nyonya park.
''aku tidak bisa mengatakannya karena ini aturan'', kata seon-rin.
''kau harus mencobanya rinrin ah'', kata taeyeon.
''aku tidak bisa melakukannya, taeyeon ah!''.
''aku tahu yang membuatmu enggan melakukan itu adalah rasa nyamanmu dengan hidupmu yang sekarang tapi barangsiapa yang berani terluka dan siap meninggalkan yang lama untuk tantangan yang baru adalah pribadi yang melebihi seorang pemenang'', kata nyonya park.
Seon-rin mengangguk, ''aku akan mencobanya! Dukungan kalian sangat aku perlukan''.


Di sepanjang perjalanan, seon-rin duduk di bangku belakang sebuah bus yang akan membawanya pergi ke rumahnya sendiri.

''aku percaya pada setiap tetes hujan yang jatuh, pada bunga yang tumbuh mekar. Aku percaya ketika banyak orang tersesat, selalu ada yang datang menunjukkan jalan kebenaran. Aku percaya bahwa diatas semua badai yang mengamuk, sebuah doa yang tulus masih akan didengarkan. Aku percaya Dia yang tidak nampak entah dimana, akan selalu mendengarkan setiap kata, setiap kali aku merasakanNya, aku percaya'', batin seon-rin seraya memejamkan mata.

Bulir air mata membasahi kedua pipi seon-rin. Perasaan takut, khawatir dan tekad yang besar membuat hatinya bergejolak. Rindu yang begitu besar untuk memeluk dan merangkul keluarganya membuat tekad seon-rin melebihi rasa takutnya.

Kyuhyun duduk di samping seon-rin dan terus memandangi yeoja itu. Namja itu menjadi seorang cheonsa yang tak terlihat oleh manusia termasuk seon-rin.
''uljima, lee rinrin!'', ucapnya, tanpa disadari butiran bekilauan keluar dari mata kyuhyun cheonsa.



Tidak lama kemudian, seon-rin turun dari bus dan melangkah ke arah rumahnya. Namun langkahnya terhenti, seolah ada sesuatu yang menahannya.
''Tuhan, di dalam kemelut hati ini, aku tidak menuntut hidup mulus tanpa gelombang. Biarlah dekapan kasihMu menguatkan aku untuk melangkah pasti. Menyadarkan aku bahwa aku tidak sendirian. Engkau selalu setia hadir dan menemaniku, mendekapku dalam segala suasana. Tuhan, aku mau hidup seperti yang engkau inginkan. Biarkanlah aku semakin murni dalam genggaman tanganMu, amin'', ucap seon-rin lirih kemudian menghapus air matanya.

Seon-rin melihat yeorim duduk di teras rumah.
''yeorim ah?'', sapa seon-rin kemudian tersenyum.

Yeorim hanya menoleh lalu kembali tertunduk. Seon-rin duduk di sebalah yeorim.
''kau kenapa? Apa yang terjadi?'', tanya seon-rin lagi.
''besok ada lomba marathon di busan dan aku ingin mengikutinya'', kata yeorim.

Seon-rin terkejut karena yeorim mendaftarkan diri mengikuti lomba marathon.
''kau ikut lomba marathon? bukankah kakakmu,,,'', tanya seon-rin terheran.
''kakak sudah tidak ada dan aku ingin membalas kebaikan rinrin selama ia hidup yang sering ku sia2kan dengan memberinya sebuah mendali juara marathon'', kata yeorim.
''jujur saja, aku merindukan kakakku sekarang. Jeongmal bogosipheo!!'', kata yeorim lagi dengan mata berkaca-kaca.

Seon-rin memandang yeorim dan menahan air matanya agar tidak jatuh membasahi pipinya.
''apa yang menjadi masalahmu?'', tanya seon-rin.
''aku tidak punya sepatu yang baik, aku tidak bisa minta uang ayah untuk membelikanku sepatu, karena ayah berhenti bekerja pada direktur''.
''kenapa tidak kau pakai sepatu kakakmu?''.
''aku tidak tahu dimana rinrin menaruh sepatunya''.
''ayo, aku akan membantumu mencari sepatu larinya rinrin''.

Yeorim mengangguk kemudian keduanya masuk ke dalam rumah.

Di dalam kamar rinrin,
''apa kau yakin eonni?'', tanya yeorim saat melihat seon-rin membongkar lantai ubin kamarnya yang beralas kayu.
Seon-rin tidak menjawab dan sibuk dengan membuka potong kayu itu dan tampak sebuah lubang yang tidak terlalu besar. Seon-rin mengambil sebuah kotak yang sudah sedikit usang dan berdebu.

Yeorim terkejut saat melihat seon-rin mengambil sepasang sepatu kets yang sering digunakan rinrin untuk lomba marathon.
''itu sepatu rinrin eonni'', seru yeorim.

Seon-rin mengebaskan debu yang menempel pada sepatu itu lalu memberikannya pada yeorim.
''jika terlalu besar, kau bisa mengikat tali sepatunya lebih kencang agar sepatu ini tidak terlepas saat kau berlari'', kata seon-rin.
''Uhm eonni, kenapa kau tahu kakakku menyimpan sepatunya disini?'', tanya yeorim terheran.
''karena dulu rinrin khawatir kau akan meminta sepatunya jadi dia menyimpannya disini''.

''kakak?'', panggil yeorim pelan seraya memandang seon-rin yang kembali menutup lantai dengan potongan kayu itu.
''ne?'', jawab seon-rin singkat.
''apa kau rinrin kakakku?''.
''mweo??''.
''eonni!!''.
Yeorim memeluk seon-rin erat, ''kau rinrin! Kau adalah kakakku''.

''sebuah kado itu dirobek dulu baru akan terlihat isinya. Dan kau rinrin ah, hari kemarin yang kau rasa menyakitkan sekarang kau sudah melihat apa yang menjadi rancangan Tuhan'', kata kyuhyun cheonsa yang terus memperhatikan aktivitas seon-rin sedari tadi.


Seon-rin menuruni tangga rumahnya bersama yeorim, tuan lee dengan celemeknya sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur.
''paman??'', sapa seon-rin.

Yeorim memandang seon-rin, ''eonni?''.
''yeorim ah, aku park seonyung mohon pamit'', kata seon-rin *deep bow*.

Yeorim mengerti jika seon-rin tidak ingin mengungkapkan identitas yang sebenarnya pada ayahnya.
''seonyung ah, makan malamlah bersama kami. Paman masak sangat banyak'', kata paman lee.
''uhm, dimana bibi lee? Apa bibi belum pulang?'', tanya seon-rin.
Paman lee menggeleng, ''Molla, aku hanya berharap dia segera kembali ke rumah ini''.

Seon-rin, yeorim dan tuan lee duduk melingkar di sebuah meja makan kecil. Tuan lee memasak sup dengan beraneka sayuran didalamnya. Ajeossi itu mencidukkan sup itu ke dalam dua mangkuk lalu diberikan pada yeorim dan seon-rin.
''baunya harum sekali, pasti sup buatan paman sangat lezat'', kata seon-rin.

Tuan lee menambahkan beberapa jamur dengan sumpit ke dalam mangkuk seon-rin.
''kau sangat menyukai jamur, makanlah yang banyak'', kata tuan lee.

Seon-rin memakan jamurnya terlebih dahulu lalu menyisihkan potongan kubis.
''kakakku sangat suka sup jamur tapi dia tidak suka kubis'', kata yeorim.

Seon-rin memandang tuan lee lalu meneruskan makannya.
''yeorim ah, kenapa kau samakan seonyung dengan kakakmu. Teruskan makanmu! Jangan membuat seonyung tidak nyaman'', kata tuan lee.
''ayah memberikan mangkuk yang biasa digunakan rinrin untuk makan sup'', kata yeorim seraya menunjuk mangkuk yang digunakan seon-rin.
''ayah, walau kakak tidak terlihat tapi dia dekat dengan kita'', kata yeorim lagi.

Seon-rin mengambil sendok lalu menyeruput kuah supnya, yeoja itu menahan air matanya yang sudah mendesak kelopak matanya.
''apa kalian pernah mendengar cerita kasih yang menyentuh?'', tanya tuan lee.
Seon-rin dan yeorim menggeleng, ''Molla!''.

==
''ada seorang anak lelaki yang berdiri di depan sebuah toko sepatu. Anak itu menahan dingin dengan telapak kaki yang tidak terlindungi dengan apapun. anak itu melihat sepatu2 yang ada di dalam etalase. Lalu seorang wanita datang menghampiri anak itu.
*apa yang kau lakukan disini? Dimana sepatumu? Apa kau tidak kedinginan?*, tanya wanita itu.
*aku ingin membeli sepatu agar aku tidak kedinginan lagi, tapi aku tidak punya uang*.
Lalu wanita itu mengajak anak itu masuk ke dalam toko dan membelikannya sepasang sepatu dan beberapa pasang kaus kaki.
Anak itu keluar dari toko dengan kaki yang hangat lalu menangis. Wanita itu terkejut kenapa anak itu menangis.
*apa kau ingin sepatu lagi? Oh aku lupa, seharusnya aku membelikanmu sweater hangat*, kata wanita itu.
Anak itu menggeleng dan berkata, ''semua ini sudah cukup banyak untukku. Nona, Apa kau istrinya Tuhan?''.
==

''kenapa anak itu berkata istrinya Tuhan? Ya ampun'', kata yeorim.
''karena ia melihat wanita itu memiliki kasih Tuhan. Kalau mungkin yang menolongnya adalah pria, anak itu akan berkata: apa kau suaminya Tuhan?''.
''ini hanya kiasan yeorim ah, ketika seseorang melihat yang ia kenal, dari yang tak terlihat menjadi sosok yang terlihat'', terang tuan lee lagi.
Yeorim mengangguk, ''Uhm arasseo! Kadang lebih mudah mengasihi orang yang berada di tempat yang jauh daripada mengasihi orang yang setiap saat kita temui. Aku sulit mengasihi ibuku tapi aku tidak sulit mengasihi seonyung eonni''.
''nah yeorim dengarkan ayah! hanya seorang yang memiliki hati yang cukup kuat untuk berani terluka, sabar merangkul kelemahan yang lain dan memeluk duri kelemahan mereka. Sekarang kau memiliki hati itu''.

Seon-rin mulai terisak namun yeoja itu tetap meneruskan makannya.

''kau memiliki hati seperti rinrin, seonyung ah. Rinrin putriku'', kata tuan lee dengan mata berkaca-kaca.
''apa kau adalah rinrin yang terlihat? Kalau itu benar, Tuhan adalah luar biasa'', kata tuan lee lagi.
''uhukkk!!'', seon-rin tersedak kemudian memukul dadanya dan meminum segelas air putih.

Seon-rin meletakkan sumpitnya dan beranjak berdiri. Yeoja itu memohon pamit dan secepat mungkin keluar dari rumah itu.

*tap tap tap* seon-rin keluar dari rumahnya dan menyusuri jalanan semakin jauh dari rumah itu. Tuan lee menengok ke sekeliling jalan yang ada di depan rumahnya. Ajeossi itu menangis seraya merangkul erat yeorim.
''appa, itu kakak'', kata yeorim terisak.
''kakakmu ada di dekat kita. Sangat dekat dengan hati kita'', kata tuan lee.


Seon-rin terus berlari seraya menghapus air matanya.

Yeoja itu duduk di sebuah halte bus, tatapannya kosong memandang ke arah jalan. Kyuhyun dalam wujud cheonsa duduk di samping seon-rin. Yeoja itu menoleh dan tersenyum ke arah kyuhyun walaupun ia tidak melihat seorangpun disana. Seolah seon-rin bisa merasakan ada yang selalu memperhatikannya di tempat yang tak terlihat.
''maafkan aku'', ucap kyuhyun cheonsa walau seon-rin tidak mendengar suaranya.


*klotakk* Tiba2 seorang ajeossi melempar seon-rin dengan sekaleng bir yang sudah kosong.
''aahh??'', seru seon-rin kemudian mengambil botol kosong itu.
''Paman, kaleng birmu mengenai kepalaku!!'', kata seon-rin lagi.
''lalu kenapa hah??'', teriak ajeossi itu dengan keadaan mabuk.
''lain kali berhati2lah''.

Ajeossi itu menghampiri seon-rin dan mencoba melayangkan tinjunya.
''ah, paman!!'', pekik seon-rin seraya menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
''jangan sakiti dia!!'', kata seorang namja mengejutkan ajeossi itu.

Seon-rin merenggangkan jarinya dan memastikan siapa namja itu.
''geusarami nuguyeyo?'', gumannya.

Ajeossi itu sepoyongan menghampiri namja itu dan mencoba memukulnya, namun namja itu dengan gesit mengelak.
*bukkkkkk* namja itu merobohkan pemabuk itu dengan sekali tonjokkan.

''sepertinya aku harus bertindak sedikit ekstrim! Sekarang pergilah, jangan biarkan ibumu menunggu terlalu lama di rumah'', kata namja itu.

Seon-rin mengangguk, ''gamsa hamnida! Tuan, siapa namamu?''.
''park jungsoo!!aku harap kita akan cepat bertemu lagi!''.
''mweo??''.
''pergilah!!''.
''Uhm gamsah hamnida, jungsoo ssi!''.



=Keesokan harinya, Rumah Taeyeon=
Seon-rin tidur bersandar di rumah taeyeon. Nyonya park melihat gadis itu kemudian menghampirinya dan menggoyangkan bahunya.
''ireonayo'', kata nyonya park pelan.

Seon-rin perlahan membuka matanya dan melihat nyonya park disana.
''Uhm, ajumma'', kata seon-rin.
''ani! Jangan memanggilku dengan sebutan itu karena aku akan sangat marah'', kata nyonya park.
''kenapa kau tidak mengetuk pintu tadi malam? Diluar sini sangat dingin'', tanya nyonya park lagi.
''gwaenchana. Aku hanya tidak ingin merepotkan ibu, karena tidur disini itu sudah sangat cukup. Aku tidak terlalu kedinginan''.
''Rumah bukan sekedar tempat berteduh. Rumah adalah sekolah kehidupan, tempat setiap anggotanya belajar tentang cinta, tempat berbagi kasih dan tempat belajar tentang rahasia kehidupan yang membuat mereka merasa diterima dan dicintai''.

Seon-rin memeluk nyonya park dengan erat, ''eomma, saranghaeyo!''.



=SMU Shinhwa=
Seon-rin terkejut saat hyunah hakjangnim mengumumkan bahwa dirinya bebas dari hukuman.
''seonyung ah, aku sangat berterima kasih padamu. Hubunganku dengan jinki sudah membaik'', kata hyunah hakjangnim.
''ne, hakjangnim! Aku sangat senang mendengarnya'', kata seon-rin.
''sebagai hadiah aku ingin kau pergi merefreshkan pikiranmu sebelum kau mengikuti olimpiade esok hari''.
''mweo??''.

''taraaa!!'', seru taeyeon, jinki dan kyuhyun dari lorong sekolah.

Taeyeon menunjukkan tiket arena bermain ditangannya.
''pergilah bersama temanmu. Aku mohon kau jangan menolaknya'', kata hyunah hakjangnim.



=Di sebuah pemandian air panas (sauna)=
Keempat sahabat itu tidur telentang bersebelahan dengan memakai pakaian warna biru dan rambut yang diselimuti handuk.
*cekreeet* jinki mengambil sebuah foto kebersamaan mereka.

''kimchiiii!!!'', seru keempatnya dan berpose lucu saat seorang ajeossi mengambil gambar dari kamera jinki.
(Ost Blackpearl- Gogossing)



=Ice Skating Seoul Plaza=
''uwaaa!!'', seru seon-rin seraya mengusap telapak tangannya yang sudah terbungkus dengan sarung tangan.

Yeoja itu tampak kegirangan saat menginjak dasaran es pada arena ice skating.
''kau harus mencobanya, ini sangat mengasikkan'', kata jinki.
''tapi aku tidak bisa bermain ice skating!'', kata seon-rin.
''Uhm sayang sekali, aku dan taeyeon sudah mahir melakukannya. Kami tidak akan cukup sabar jika harus bermain ice skating bersamamu. Nah kyuhyun ah, kau harus mengajari rinrin bermain ice skating!'', kata jinki kemudian meraih tangan taeyeon dan mengajaknya meluncur bersama.

Kyuhyun mengulurkan tangannya, ''ini tidak sulit. Kau harus mencobanya!''.
Seon-rin mengangguk kemudian meraih tangan kyuhyun.
Keduanya meluncur pelan, seon-rin tampak berusaha untuk bisa. Jinki dan taeyeon melambaikan tangan tidak jauh dari tempat seon-rin berada.

''aku bisa melakukannya!!'', seru seon-rin bergaya meluncur sendirian.

*brakkkk gedebukkk* seon-rin terjatuh.

Jinki dan taeyeon tertawa.

Seon-rin meringis kesakitan seraya mengusap pantatnya.
''aigoo!!'', gumannya.

Kyuhyun meminta seon-rin memeluknya erat dari belakang.
''kau harus belajar meluncur dengan baik'', kata kyuhyun.
Seon-rin mengangguk dan berada dekat dengan punggung kyuhyun.
Yeoja itu tersenyum, ''ini menyenangkan. Punggungmu begitu hangat''.

Jinki dan taeyeon saling berlomba meluncur di arena ice skating.
''pegang tanganku! Kita meluncur bersama kalahkan arena ice skating ini, ok?'', kata jinki.
''ok!!!'', seru taeyeon.

Taeyeon dan jinki bersandar pada dinding pembatas arena itu. Keduanya memandang seon-rin dan kyuhyun yang tampak asik dengan permainannya.
''kadang didalam hatiku ada rasa iri. Rinrin sepertinya jauh lebih beruntung'', kata taeyeon.

Jinki mengambil kamera dari tasnya kemudian mengambil foto seon-rin dan kyuhyun.
''setiap orang memiliki peran sendiri dalam hidup ini, tidak perlu iri satu dengan yang lain. Tidak menjadi soal dimana dan menjadi apa posisi kita, tapi yang terpenting adalah bermainlah dengan baik pada setiap peran yang kita mainkan'', kata jinki.


Tidak lama kemudian, keempat sahabat itu duduk seraya menikmati secangkir susu cokelat hangat.
''andai waktu bisa diputar ulang dan tiap goresan peristiwa bisa dirilis kembali untuk kedua kalinya. aku akan belajar mencintai dengan sungguh dan menghargai setiap penggalan peristiwa sebagai mutiara2 yang indah yang tidak boleh dilewatkan begitu saja'', kata seon-rin.



=Hari ke-13, lomba olimpiade matematika dan lari marathon=
Bus smu shinhwa melaju kencang dari seoul ke busan.
Semua rombongan turun dari bus kemudian berjalan ke arah tempat olimpiade matematika. Seluruh siswa seantero korea selatan berkumpul di busan untuk memperebutkan gelar juara.
''seonyung ah??'', panggil hyunah hakjangnim.
''hakjangnim tidak yakin padaku?'', tanya seon-rin.
''sekarang aku yakin padamu! Berjuanglah untuk shinhwa. Hwaitting!''.
''hwaitting!'', kata jinki yang tiba2 muncul dari kerumuman rombongan itu.

Seon-rin melihat ke sekeliling berharap kyuhyun ada di sana.
''apa kau mencari kyuhyun?'', tanya jinki.
Seon-rin mengangguk,
''sebaiknya kau lupakan babo namja itu'', kata jinki lagi.
''mweo??''.
Jinki tersenyum kemudian mengepalkan tangan tanda memberi semangat.

Taeyeon dan seon-rin mengikuti olimpiade dengan baik dan menjawab pertanyaan dari dewan juri dengan hampir tidak ada kesalahan.
''ini bukti, dibalik kelemahanmu, Tuhan memberi kekuatan yang luar biasa. Sekarang kau bahkan lebih pintar dariku'', bisik taeyeon.

Beberapa jam kemudian, olimpiade itu usat, Seon-rin menengok jam tangannya.
''aku harus pergi'', kata seon-rin.

Seon-rin berlari ke arah jalan dan mencari sebuah halte bus.
''rinrin ah!'',

Seon-rin menoleh dan melihat kyuhyun muncul menaiki sebuah scootermatic.
''simpan tenagamu untuk nanti'', kata kyuhyun.
Seon-rin mengangguk, ''ok!''.


=Arena lari marathon=
Seon-rin tertegun melihat arena lari yang ada di sekelilingnya. Yeoja itu mengenakan pakaian olahraga dengan atribut smu shinhwa.

Banyak atlet lari memenuhi arena start, termasuk seon-rin. Yeorim bersiap pada posisinya yang tidak jauh dari seon-rin. Yeorim mengacungkan ibu jarinya ke arah seon-rin.
''eonni, hwaitting!!'', ucapnya.

Di arena penonton, tiba2 muncul rombongan smu shinhwa, nyonya park dan tuan kim serta tuan lee memberikan semangat untuk seon-rin dan yeorim.

*prittttt* peluit berbunyi sebagai tanda lomba marathon itu dimulai, semua peserta berlari sekuat tenaga untuk mencapai tempat finish lebih dahulu.


Seon-rin berlari dan terus berlari. Sorak sorai para penonton semakin kecil terdengar di telinganya. Pandangan seon-rin tiba2 mulai memudar hingga membuat ia mengurangi kecepatannya.

Kyuhyun melihat hal yang tidak beres dari seon-rin, namun yang lain tidak menyadari dan tetap memberikan dukungannya termasuk taeyeon dan jinki.
''seonyung ah!! Bersemangatlahhh!!!'', seru mereka.

*sringggg* darah segar mengalir dari hidung seon-rin namun yeoja itu terus memaksakan diri untuk berlari.

Seon-rin berkali2 mengusap mimisannya dan terus berlari mengejar yeorim yang juga begitu bersemangat dan mengerahkan tenaganya.

*brukkkk* seon-rin terjatuh, yeorim menengok ke belakang dan melihat seon-rin terjatuh dengan darah mengalir dari hidungnya.
''eonni?'', pekik yeorim.
''teruslah berlari yeorim ah! Berlarilah!!'', kata seon-rin.
Yeorim mengangguk kemudian meneruskan larinya dan melesat menyalip beberapa nomor di depannya.


''apa yang terjadi??'', seru para pendukung seon-rin dengan gusar.

Kyuhyun menerobos barisan pengamanan yang menghalanginya masuk ke arena lari. Namja itu mendorong sekuat tenaganya hingga membuat barisan itu terjatuh.
Kyuhyun berlari sekuat tenaga ke arah seon-rin yang jatuh tergeletak.

Namja itu mengangkat tubuh seon-rin. Seon-rin melihat kyuhyun dengan senyuman. Beberapa petugas kesehatan menghampiri kyuhyun dan seon-rin dengan membawa tandu.
''aku akan membawanya'', kata kyuhyun seraya mengendong seon-rin.

*kyuhyun ah, maukah kau berlari untukku?* kata2 seon-rin terngiang pada telinga kyuhyun.

''tolong ambilkan kursi roda'', tanya kyuhyun.
''kau ingin membawanya kemana!?'', teriak petugas kesehatan itu.

Kyuhyun mendudukkan seon-rin pada kursi roda lalu menghapus darah yang mengalir dari hidung yeoja itu.
''aku akan membawanya ke tempat finish!'', kata kyuhyun.

Kyuhyun melihat jalur arena lari yang terbentang di hadapannya dan mulai mendorong kursi roda seon-rin.
*wussssssss* kursi roda itu melaju dengan cepat.

Di dalam arena penonton, jinki dan taeyeon tertegun melihat hal itu dan keduanya saling memandang.

Seon-rin merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya.
''terima kasih kyuhyun ah, kau berlari untukku! Dimasa-masa akhir hidupku, tidak ada yang lebih indah kecuali kasih yang kurasakan'', batin seon-rin seraya meneteskan air matanya.

''sesederhana inikah mencintai? Jika kebaikan adalah wajah cinta yang bisa ku lihat, sekarang aku melihatnya. Orang yang mengasihiku melihatku di barisan penonton. Terima kasih Tuhan, kau kirim kyuhyun untuk mengajariku cara mencintai dengan sederhana'', ucap seon-rin lemah.


Seon-rin melihat garis finish itu semakin dekat dan *slaaatttt* kyuhyun dan seon-rin melewati garis finish lomba marathon. Pandangan seon-rin mulai kabur, ia memejamkan matanya dengan sebuah bulir air mata menetes dari kelopak matanya.

''rinrin ah, kita sudah sampai di tempat finish. Kau tahu, aku berlari untukmu'', kata kyuhyun.

Seon-rin tertunduk dan tidak bergeming.
''rinrin ah??'', kata kyuhyun seraya mengoyangkan tubuh seon-rin.

Yeoja itu memejamkan matanya, kyuhyun menyentuh pipi seon-rin. Namja itu terus memanggil nama rinrin dengan menitikkan air mata.
''kau tidur bukan? Ayo bangun sebentar saja, dan lihatlah garis finish ini'', kata kyuhyun.

Mata seon-rin tetap terpejam dan *swingg* roh rinrin terpisah dari raga seonyung.
''aku mencintaimu rinrin ah, buka matamu! Aku ingin melihatmu tetap menjadi seorang manusia'', kata kyuhyun lagi.

Kyuhyun mendekap tubuh seon-rin.
Tampak roh rinrin yang memandang kyuhyun memeluk tubuh seonyung. Kyuhyun menoleh ke arah roh rinrin lalu meletakkan tubuh seonyung perlahan.

*swinggg swingggg* rombongan cheonsa sunbaenim dan para gwanriin bermunculan.

Cheonsa sunbaenim dan beberapa gwanriin mendekati roh rinrin di tengah kerumuman manusia yang tidak melihat mereka.
''kenapa bukan kyuhyun? ini tugasnya'', tanya roh rinrin menolak saat jungsu cheonsa mengulurkan tangannya.
''kyuhyun kehilangan tugasnya. Hukuman karena cheonsa yang memiliki cinta eros. Seorang cheonsa tidak boleh melanggar aturan!'', jawab cheonsa sunbaenim.
''mweo hukuman?? Tidak! Jangan lakukan itu padanya!''.

Tubuh seonyung dibawa dengan tandu ke dalam ambulan. Jinki berteriak histeris dan taeyeon menggenggam tangan namja itu untuk membuatnya lebih tenang.

Rinrin menoleh ke arah kyuhyun yang sudah berubah sebagai cheonsa.
''tugasmu sebagai pendamping rinrin sudah selesai kyu demikian juga tugasmu yang lain. Kau tidak akan diperhitungkan menjadi seorang cheonsa selamanya walau kehidupan dunia ini kelak sudah berakhir! Kau akan kembali dari apa kau diciptakan'', kata cheonsa sunbaenim.

Jungsu Cheonsa mengulurkan tangannya kepada rinrin. Yeoja itu memandang tangan yang terulur di hadapannya kemudian melihat ke arah kyuhyun yang berdiri agak jauh dari mereka.
''Ani!'', ucap rinrin.

Rinrin berlari mendekati kyuhyun lalu memeluk namja itu. Kyuhyun membalas pelukan rinrin.
''Aku cinta padamu! Dan satu2nya yang ku minta ialah mencintaimu selamanya. Jika lidahku tidak dapat mengatakan setiap saat bahwa aku mencintaimu, aku ingin agar hatiku mengulanginya kepadamu seiring tarikan nafasku'', batin kyuhyun seraya meneteskan air mata.
''aku mencintaimu kyu, kau tidak perlu mengatakannya karena aku sudah mengetahuinya. Jika kita musnah, aku ingin musnah bersama karena kau melakukan ini untukku. Andaipun ketika kau hanya mampu berkata satu patah kata *terima kasih* atau *maaf*, tidak mengapa. itu sudah lebih dari cukup untuk sebuah kata yang tulus dari hatimu. Kyuhyun cheonsa, aku mencintaimu!!'', kata rinrin.

Keduanya saling memandang. Bulir air mata menjadi saksi kekuatan cinta mereka yang dahsyat (?).

*Cuppp* kyuhyun mencium rinrin.
''saranghaeyo!!''.

*sriiiingwiiiingg* tubuh rinrin dan kyuhyun perlahan berubah menjadi titik2 berkilauan yang diterbangkan angin lalu hilang lenyap.
Seorang cheonsa yang lenyap dan tidak diperhitungkan membawa serta kisah cinta sejatinya dengan seorang manusia.



Beberapa tahun berlalu, buku yang bercoverkan *Having life* karya lee jinki berjajar di setiap toko buku.

Di sebuah toko buku, jinki menorehkan tanda tangannya pada buku karyanya yang diminati banyak orang. Semua elemen masyarakat seperti menikmati setiap goresan yang jinki tulis dalam bukunya.

Jinki pov
#Rinrin bukan gadis yang kukenal dengan baik tapi dia menjadi akhir dari kisahku. Seorang gadis arogan yang berubah menjadi lemah lembut. Hati rinrin yang bersembunyi didalam seonyung yang kucintai sampai saat ini, menjadi sebuah cinta sejati dengan kisah yang akan ku kenang selamanya#end.

Ditengah wawancara yang dilakukan oleh sebuah stasiun televisi,
''Buku ini aku persembahkan juga untuk kyuhyun, seseorang yang rinrin cintai, yang membawanya sampai ke garis finish. Aku tidak pernah melihatnya sejak di arena lomba marathon di busan. Kyuhyun tidak muncul lagi di sekolah sampai kelulusan dan sampai saat ini. Kyuhyun ah, dimanapun kau berada, aku akan tetap mengingatmu sebagai seorang sahabat'', kata jinki.

Seorang wartawan menanyakan kehidupan pribadi jinki.
''Aku sudah menikah dan memiliki seorang putri namanya lee seonrin, aku mencintai keluarga kecilku'', kata jinki.


Sebuah piagam kejuaraan marathon atas nama lee yeorim terpajang rapi di dinding rumah rinrin.
Yeorim tumbuh menjadi atlet marathon korea yang mewakili negaranya di olimpiade london.



Sebuah mobil berhenti di sekolah taman kanak2.
''appa??'', panggil seorang gadis kecil saat melihat jinki keluar dari mobilnya.

Gadis kecil itu menghampiri ayahnya seraya digandeng oleh seorang wanita, ya wanita itu adalah kim taeyeon.
''apa cita2mu seonrin ah, apa kau ingin menjadi seorang penulis seperti ayah?'', tanya jinki seraya menggendong putrinya itu.
''atau menjadi seorang dosen matematika seperti ibumu?'', tanya taeyeon.
Seonrin kecil menggeleng, ''aku ingin menjadi atlet lari''.

Jinki dan taeyeon saling memandang. Namja itu menunjukkan sebuah kertas usang milik seon-rin.
''kita akan membukanya, aku penasaran dengan tulisan rinrin'', kata jinki.

Isi surat rinrin>
#Selama masih ada hari esok, selalu ada waktu untuk berbenah. Selalu masih ada waktu untuk melihat setiap masalah kita akan sampai pada akhirnya.
Selama masih ada hari esok, jangan pernah mengutuki hidup ini, seperti apapun duka kesedihan kita.
Jika kita berani berharap, maka selalu ada waktu untuk mewujudkan setiap harapan, walau kadang ada ragu dan gelap, meraba tanpa kepastian.
Ya, kadang ada hari yang terlalu berat dan sangat menyakitkan bagi kita, namun selama masih ada waktu untuk berdoa, selalu ada waktu menyembuhkan setiap luka.
Jika pagi hari, kau menatap lewat jendela dan melihat hari baru. Saatnya bersyukur untuk sebuah masa depan baru. Bersyukur atas waktu yang Tuhan berikan untuk memenuhi janjiNya- salam: lee rinrin#

**
Pidato taeyeon saat diangkat menjadi guru besar di kampusnya.
''kalau saja kita biasa menghargai setiap berkat kehidupan, tidak peduli apa yang mereka berikan, kehadiran mereka sendiri dalam hidup kita adalah anugerah terindah. Hargai dan cintailah mereka dengan cinta terbaikmu'', kata taeyeon.
**

Di makam park seonyung,
''terima kasih lee rinrin, kau sudah menemani hari2 kami walau untuk 13 hari. Ingin rasanya 1 hari bersamamu, kami nikmati seperti 1000 hari'', kata jinki dan taeyeon.
''terima kasih park seonyung! Tanpamu, kami tidak akan mengenal lee rinrin lebih dalam'', kata keduanya lagi.

*Deeper in love with you, i love you more than anything in life*

**
Seperti di film2 kalau uda mau ending, muncul tampilan foto slide show: Seon-rin dan kyuhyun di emperan toko menunggu hujan reda. Seon-rin dan taeyeon bersepeda bersama. Keempat sahabat itu menyibukkan diri di perpustakaan. Seonrin-kyuhyun tiduran di lapangan sepak bola. Keempat sahabat makan ramen, sauna dan ice skating bersama. Seon-rin dengan memakai seragam olah raganya di arena lari.
**
(Ost G.Na- I will back off so you can live)

@End


FF ini adalah kisah fiktif belaka bila ada kesamaan tokoh dan ide cerita, mohon dimaafkan karena keterbatasan sebagai author^^
Terima kasih untuk semua reader yang selalu setia membaca FF ini dari awal-akhir.
Terima kasih untuk semua yang mendukung author hingga terbentuk banyak kata2 di FF ini, Tuhan memberkati kalian dengan sangat luar biasa.


Pesan:
Hendaklah kita memiliki kasih, walau dunia ini tidak memilikinya. Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri, tidak menyimpan dendam, tidak merencanakan yang jahat. Kasih itu sabar, mengampuni, menerima orang yang kerap menyakiti hati, mau berkorban, menegur dan memperbaiki kesalahan. Karena Akibat yang baik, berawal dari sebab yang baik pula^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar