Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *15


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *15

Jinki memandangi wajah seon-rin yang mulai tersenyum. Lamat2 namja itu melihat wajah seonyung seperti lee rinrin.
''rinrin ah?'', tanya jinki.
''ne?'', jawab seon-rin lalu dengan sangat terkejut gadis itu menutup mulut dengan telapak tangannya.

(Ost A Pink - My My)

Seon-rin menundukkan wajahnya lalu mulai menutupinya dengan kedua telapak tangannya.
''jangan memandangiku lagi!'', ucap seon-rin lirih.
''wae? nan ne eolgureul bogosipheoyo (aku ingin melihat wajahmu) '', kata jinki.
''aniyo! Aku benar2 takut padamu. Lebih baik kau pergi dari sini''.

Jinki mendorong kepala seon-rin lalu memandangi wajah yeoja itu dengan seksama.
''kau lee rinrin! Tidak salah lagi'', kata jinki.
Seon-rin memandang mata jinki yang begitu bening. Namja itu kemudian menyunggingkan senyumnya. Seon-rin mendorong tubuh jinki lalu berlari keluar dari perpustakaan.
''rinrin ah? Itu benar2 kau!'', gumannya.

Jinki berlari keluar dari perpustakaan dan mencoba mengejar seon-rin yang sudah lari tunggang langgang.
''lee rinrin!!'', seru jinki.

Beberapa siswa yang berjalan melewati koridor sekolah memandang jinki keheranan.
''jinki memanggil lee rinrin? Apa ada murid lain dengan nama yang sama? Bukankah rinrin sudah meninggal?'', tanya seorang gadis yang sedang membawa sebuah buku ditangannya.
''ini membuatku merinding!'', kata seorang lagi yang memakai kacamata.


Seon-rin masuk ke dalam toilet kemudian bergegas masuk ke salah satu bilik dan menguncinya rapat. Jantungnya berdetak sangat cepat. Yeoja itu duduk di sebuah kloset yang tertutup kemudian memandang pintu di hadapannya.
''apa yang harus aku lakukan? Jinki akan sangat marah padaku. Bagaimana caranya aku mengelak dan jinki percaya aku adalah seonyung?'', batinnya.


Jinki menoleh ke arah toilet. Kemudian mencoba masuk ke dalam toilet perempuan.
''uwwaaaa!!!'', teriak para siswi yang sedang merapikan diri di wastafel bilik toilet itu.

Jinki terkejut kemudian segera keluar dari tempat itu. Didalam toilet, seon-rin mendengar teriakan para gadis diluar sana.
''apa jinki mencariku? Aku benar2 takut'', gumannya.

Seon-rin mengintip dari celah pintu bilik toiletnya.
''pssst!!'', panggil seon-rin.
''aku tahu kenapa jinki nekat masuk sini, karena mencarimu bukan?'', tanya teman seon-rin.
''kalau jinki masih diluar, katakan bahwa tidak ada seonyung disini. Arraseo?''.
''wae??''.
''aku tidak bisa memberitahumu apa alasannya. Katakan saja, Arayo?''.


Tidak lama kemudian, siswi itu keluar dari kamar mandi dan melihat jinki bersandar didekat dinding.
''tidak ada seonyung di dalam!'', kata gadis itu kemudian tersenyum.
Jinki menoleh kemudian membalas senyuman gadis itu.

Seon-rin menunggu lama di dalam bilik kamar mandi dan saat merasa keadaan sudah aman, ia perlahan2 membuka kunci bilik itu. Ia terkejut melihat sebuah tulisan tertempel di pintu biliknya.

*jika bagimu cinta harus memiliki sejuta alasan, seperti sekarang ini. Aku tak punya alasan lagi untuk tidak mencintaimu. Tapi dengar dan ketahuilah, dalam keadaan apapun dirimu, aku sungguh mencintaimu sampai kapanpun*

''jinki ah?'', ucapnya lirih.

Seorang gadis yang sedang membasuh wajahnya di wastafel menoleh ke arah seon-rin.
''mencintai bukan hanya soal perasaan, mencintai juga berarti suatu kekuatan. Kekuatan yang menghidupkan, menyemangati dan mengobarkan harapan'', kata gadis itu kemudian tersenyum kearah seon-rin.

Seon-rin mendekati gadis itu kemudian membasuh dan memandangi wajahnya. Ia melihat wajah yang terpantul dicermin itu milik seonyung.
''Kau tidak mengerti. Kasus percintaanku berbeda dengan orang2 pada umumnya'', kata seon-rin pada gadis itu.

Seon-rin mulai menepuk2 pipinya dan memandangi pantulan wajahnya di cermin itu.
''aku masih ada didalam tubuh seonyung. Pasti tulisan itu jinki tujukan pada seonyung bukan padaku'', batinnya.



=Sore hari, bel pulang sekolah=
Seon-rin mengambil tas ranselnya dari dalam loker perpustakaan.
''seonsaengnim, apa tugasku sudah selesai?'', tanya seon-rin.

Petugas perpustakaan memandang tas ransel yang sudah dijinjing seon-rin.
''kembalilah ke sekolah nanti malam, akan datang banyak buku baru, kau harus membantuku menyampuli semuanya'', kata petugas perpustakaan itu.

Seon-rin mengambil sebuah buku kemudian menunjukkan pada petugas itu.
''anda tidak perlu khawatir. Aku pasti kembali. Buktinya, nanti malam buku ini sudah ada meja ini'', kata seon-rin.
''ne!''.


Seon-rin menyusuri koridor kelas seraya membaca judul buku yang ia bawa.
''aiss, kenapa buku ini yang ku ambil?'', gerutunya saat mengetahui buku yang ia bawa adalah buku filosofi.


Seon-rin berhenti di sebuah bangku dibawah pohon didekat lapangan sepak bola SMU Shinhwa,
''kapan aku bisa latihan marathon? Aku berusaha membagi waktuku untuk semuanya'', guman seon-rin karena melihat lapangan itu masih dipakai ekstra sepak bola.

Seon-rin melihat arloginya kemudian duduk di bangku itu dan mulai membuka halaman buku yang ia bawa.
''ada sepasang lebah yang sedang memadu kasih di dekat kolam air dimana banyak terdapat tanaman teratai. Keduanya melihat sebuah bunga teratai yang sedang mekar. Sang jantan berkata *Bunga teratai kuncup ketika malam dan mulai mekar ketika fajar menyingsing. Aku ingin menguji seberapa besar cinta kita, apa kau mau?*. Sang betina mengangguk, *tapi bagaimana caranya?*. Sang jantan terbang mendekati teratai itu, *siapa diantara kita yang besok pagi lebih dulu duduk diatas teratai ini, dialah yang memiliki cinta paling besar*'', ucap seon-rin membaca beberapa baris didalam halaman buku itu.

Yeoja itu tersenyum kemudian melanjutkan bacaannya,
''keesokan harinya, saat matahari masih bermalasan di singgasananya, lebah jantan sudah hingga diatas daun teratai yang masih kuncup bunganya. Hatinya tidak sabar menunggu kuntum teratai mengembang sebelum sang betina datang. Dan ketika bunga teratai itu mekar, Ia melihat lebah betina tergeletak mati terkulai dengan sayapnya yang basah dan hancur. Rupanya lebah betina memutuskan untuk tinggal di kuntum teratai sepanjang malam''.

''Itulah cinta, entah seperti apapun engkau memandang dan menilainya. Kita tidak pernah tahu seberapa dalam orang lain mencintai kita, walaupun kita yakin mengenal dirinya dengan sangat baik'', kata kyuhyun yang tanpa diketahui kapan ia datang, tiba2 sudah duduk di dekat seon-rin.

Seon-rin menoleh ke arah kyuhyun dan ia sudah tidak sedemikian terkejutnya saat dulu.
''apa ini sudah sifatmu sejak lahir? Kenapa kau selalu muncul tiba2?'', tanya seon-rin seraya menutup buku ceritanya.
''aku tidak tahu apa aku dilahirkan atau tidak? Dengan apa aku diciptakan. Karena aku tidak memiliki ayah dan ibu sepertimu''.

Seon-rin memandang kyuhyun kemudian wajahnya berubah lembut.
''apa aku terlihat menyedihkan? Kau salah, aku beruntung karena aku tidak pernah mengenal sakit kehilangan'', kata kyuhyun kemudian tertawa.



Beberapa saat berlalu, Taeyeon menuntun sepedanya dan melihat seon-rin keluar ke arah gerbang sekolah. Taeyeon bergegas menaiki sepedanya lalu mengejar seon-rin. Seon-rin tidak menyadari taeyeon mengikutinya dari belakang.



=Rumah Rinrin=
Seon-rin mengintip dari pagar rumah rinrin. Sedangkan Taeyeon memandangi ulah tingkah seon-rin dari kejauhan.
''kenapa seonyung pergi ke rumah rinrin?'', guman taeyeon lalu menyandarkan sepedanya dan berjalan mendekati seon-rin.

Seon-rin melihat ayahnya keluar dari dalam rumah dengan syal tebal melilit lehernya.
''ayah, kau masih sakit?'', guman seon-rin.

Taeyeon berdiri di belakang seon-rin dan yeoja itu masih tetap tidak menyadarinya karena terlalu serius memperhatikan tuan lee.
''ayah??'', batin taeyeon.
''lee rinrin, apa yang kau lihat?'', tanya taeyeon.
''aku tidak melihat apa2'', jawab seon-rin singkat tanpa berpikir siapa yang bertanya padanya.

*glek* seon-rin terkejut lalu menoleh ke belakang dan dilihatnya taeyeon berdiri di sana.
''taeyeon ah??'', ucap seon-rin gugup.
''apa kau lee rinrin? Atau seonyung yang berpura2 bersikap seperti rinrin?'', tanya taeyeon.
''aku??''.

''aku tidak bisa mengatakan bahwa aku adalah rinrin, karena aku pasti akan bisu mendadak'', batin seon-rin.

Kyuhyun dalam rupa seorang cheonsa melihat kejadian itu tapi seon-rin dan taeyeon tidak melihat kyuhyun di sana.
''aku tidak bisa membantumu rinrin ah. tapi percayalah pada yang namanya mujizat'', kata kyuhyun.

''sebenarnya aku'', ucap seon-rin gugup.

Seon-rin memandang ke halaman rumahnya kemudian melihat tuan lee menyandarkan tubuhnya di dekat pintu.
''ayah!!'', pekik seon-rin lalu berlari menghampiri ayahnya yang jatuh pingsan di teras rumah.

Taeyeon berdiri terpaku dan hanya memandangi seon-rin dan tuan lee di teras rumah itu.

Seon-rin menyentuh wajah ayahnya.
''yeorim apa kau di dalam?'', seru seon-rin.

Yeorim keluar dari dalam rumahnya dan melihat tuan lee tergeletak pingsan.
''ayah! Apa yang terjadi dengan ayahku?''.
''apa yang kau lakukan didalam? Ayahmu sedang sakit!''.
''mianhae eonni, tolong bantu aku mengangkat ayahku ke dalam''.

Seon-rin dan yeorim menidurkan tuan lee di sofa ruang tamu.
''tolong jaga paman dengan baik'', kata seon-rin.
''maafkan aku, sekarang aku benar2 sendirian sejak kakakku meninggal. Aku benar2 menyesal'', kata yeorim.
''kakakmu sudah tidak ada jadi hanya kau yang bisa diandalkan. Jadilah dewasa saat ayahmu membutuhkanmu disisinya''.



=Rumah Jinki=
Jinki menyandarkan sepedanya di dalam garasi lalu pergi ke taman belakang mencari neneknya. Biasanya sore hari, nenek jinki berolahraga yoga di taman belakang.
''nenek, aku mencintaimu'', kata jinki seraya memeluk neneknya yang sedang yoga dengan memejamkan mata.
''nado!'', jawab nenek jinki singkat.
''nenek, aku ingin mencari ibuku''.

*blakkk* mata nenek jinki yang semula terpejam tiba2 terbuka lalu menyentuh dadanya.
''aigoo!! Apa yang kau katakan?'', tanya nenek jinki.
''aku hanya ingin nenek membuka mata'', jawab jinki.
''kau bilang ingin menemui ibumu?''.
''tidak! Aku tidak tahu dimana ia tinggal, jika ia benar2 menginginkanku pasti saat ini ia akan datang mengetuk pintu rumah kita''.

''itu tidak akan terjadi jinki ah. Karena aku telah mengusir ibumu pergi'', batin nenek jinki.

Di dalam rumah saat menaiki tangga, jinki menoleh ke arah pintu.
''ibu, sejahat apapun dirimu, aku sangat memerlukanmu untuk tumbuh menjadi jinki yang luar biasa. Jika diluar sana hidupnya sudah bahagia, kau tidak perlu mengingatku. Namun jika saat kau kesusahan, datanglah ke rumah ini. Ketuklah pintu rumah ini dan jangan takut'', batin jinki.
(Ost Taeyeon snsd- If)



=Rumah rinrin=
Seon-rin keluar dari rumah itu dengan lunglai. Saat berdiri di depan gerbang rumah itu, Ia melihat taeyeon masih menunggunya di sana.
''kenapa tidak kau akui saja bahwa kau rinrin?'', tanya taeyeon.
''apa kau membiarkanku berdiri disini dengan pertanyaan yang tidak terjawab?'', tanya taeyeon lagi.

''aku tidak bisa mengatakan apapun padamu! Karena kau tidak akan percaya'', jawab seon-rin.

''jelaskan padaku! Kau seenaknya memakai raga seonyung dan kau tidak katakan yang sebenarnya padaku! Dimana kau belajar ilmu sihir sehingga bisa memakai tubuh sahabatku?''.
''aku sudah sangat senang saat mendengar aku dan kau bersaudara. Tapi bukan dengan rinrin. Aku ingin seonyung dan aku tidak terima jika ternyata aku bersahabat dengan seseorang yang berpura2 sebagai seonyung!'', kata taeyeon lagi.

Taeyeon mulai menangis dan terus berteriak kepada seon-rin. Seon-rin hanya terdiam dan terus menunduk.
''jangan datang ke rumahku! Jangan temui ibu dan ayahku. Lebih baik kau pergi dan pakai raga seonyung sesukamu'', teriak taeyeon.

Taeyeon menaiki sepedanya lalu melaju dari tempat itu dan seon-rin memilih berjalan ke arah yang berlawanan.
''tidak ada yang bisa menerimaku sebagai rinrin. Percuma aku menggunakan waktu 3 hariku padahal aku ingin mereka tahu aku tetap sebagai park seonyung'', batin seon-rin.

Di sebuah tempat penyeberangan jalan,
Seon-rin berdiri di tepian jalan menunggu rambu pejalan kaki berwarna hijau.
Saat rambu itu masih berwarna merah, tiba2 seon-rin melangkahkan kaki ke jalanan yang ramai kendaraan berlalu lalang.

*tiiiinnn* suara klakson mobil tidak membuat seon-rin terkejut dan tetap terus berjalan kaki ke tengah jalan.

*seeettt* lengan yeoja itu di tahan oleh seseorang. Dengan paksa, namja itu membopong tubuh seon-rin ke tepi jalan. Namja itu menurunkan seon-rin lalu mencengkram bahunya.
''kau ingin cari mati? Pergunakan waktumu dengan baik walaupun hari ini terasa jahat buatmu'', teriak namja itu.
''kyuhyun ah?'', ucap seon-rin lalu memeluk namja itu.
''pergunakan 3 harimu dengan baik''.
''apa setelah itu aku benar2 akan mati?''.

Kyuhyun memandang gadis yang di hadapannya itu.



=Rumah Taeyeon=
Taeyeon bergegas menaiki tangga rumahnya dan berlari masuk ke dalam kamarnya tanpa memperhatikan nyonya park duduk di ruang tengah sedang menonton tv.
Nyonya park curiga ada hal yang tidak beres pada taeyeon kemudian menemui gadis itu di kamarnya.
''dimana seonyung? Kau tidak pulang bersamanya?'', tanya nyonya park.

Taeyeon menggeleng.
''aneh sekali, biasanya kalian pulang bersama'', tanya Nyonya park berpura2 tidak tahu bahwa taeyeon sedang memendam masalah.

''baiklah, geureom, istirahatlah dulu'', kata Nyonya park kemudian beranjak ke arah pintu kamar.

''eomma??'', kata taeyeon.
Nyonya park menoleh, ''ne?''.
''apa ibu akan marah jika ada seseorang yang berkata hal jujur tapi itu sangat menyakitkan?''.
''tidak ada kata kebohongan demi kebaikan karena kebohongan itu tetap salah. Tapi jika ia mencoba jujur walaupun itu terkesan jahat, semua akan menjadi baik''.

Nyonya park menghampiri taeyeon kemudian mengusap bahu yeoja itu.
''disitulah kasihmu teruji ketika kau harus mengampuni orang lain karena kesalahannya'', kata nyonya park.

Nyonya park keluar dari kamar taeyeon sedangkan taeyeon beranjak dari tempat tidurnya lalu duduk di sela jendela kamarnya. Taeyeon memandang arah jalanan yang terlihat beberapa orang berlalu lalang.
''kenapa tadi aku sangat marah pada rinrin. Aku yakin dia lee rinrin. Rinrin tidak melakukan kesalahan apapun bahkan aku mengira itu adalah seonyungku'', guman taeyeon.



=Sebuah Taman=
Seon-rin duduk merenung sedangkan kyuhyun asik dengan musik yang ia dengar dari headphone miliknya. Namja itu menyenggol bahu seon-rin namun gadis itu tidak bergeming. Kemudian kyuhyun memasang headphone miliknya ke telinga seon-rin. Terdengar lamat2 lagu Tablo feat Taeyang - tomorrow.
''kenapa kau selalu mengingatkanku dengan kata -besok-?'', tanya seon-rin.
''karena kau begitu sedih sekarang dan sepertinya kau melupakan bahwa masih ada hari esok'', jawab kyuhyun.
''kau bukan manusia sepertiku, kau seorang cheonsa dan kau tidak pernah merasakan apa yang aku rasakan sekarang!''.
''aku merasakan yang manusia rasakan, saat aku mencintai seseorang tapi cheonsa tidak boleh melanggar hukum karena memiliki cinta eros''.
''mweo? Kau punya rasa cinta, antara pria dan wanita atau apa?''.
''kau tidak perlu tahu, kenapa kau terus bertanya? Apa kau berharap orang yang kusukai adalah kau?''.
''eh??'', seon-rin hanya terbengong.

Kyuhyun mengambil headphone yang dipegang oleh seon-rin lalu berpura2 mendengarkan musik saat seon-rin menarik2 lengannya dan bertanya tentang siapa orang yang dicintai kyuhyun. Yeoja itu menyerah lalu melirik arlogi di tangannya.
''mweo? Aku harus kembali ke sekolah!'', seru seon-rin seraya berlari meninggalkan kyuhyun yang masih berkutat dengan headphonenya.

Kyuhyun menoleh ke arah seon-rin yang berlari secepat kilat.
''apa dengan kau lari secepat itu membuatmu sampai di sekolah dengan cepat?'', guman kyuhyun.

Namja itu beranjak lalu berlari menyusul seon-rin yang mulai terengah lalu meraih tangan gadis itu.
''kita kejar bus itu agar kau ke sekolah lebih cepat!'', seru kyuhyun.

Mereka berdua berlari sekuat tenaga. Supir bus melihat dua murid smu mengejar busnya. Tidak lama kemudian bus itu berhenti dan membuka pintu. Kyuhyun dan seon-rin bergegas masuk ke dalam bus.

*suuurrr* hidung seon-rin mengeluarkan darah. Yeoja itu mimisan karena dia harus bekerja keras hari ini. Seon-rin cepat2 mengusap darahnya. Tiba2 kyuhyun mengulurkan sebuah sapu tangan pada seon-rin.
''terima kasih kau menjalani ini dengan baik tanpa kau menyesal harus berada di dalam tubuh seonyung'', kata kyuhyun.
''seandainya aku bisa memilih aku tidak ingin tinggal didalam tubuh seonyung. Bukan karena tubuhnya yang lemah, tapi aku cukup banyak membuat noda didalamnya'', kata seon-rin.



=Malam Hari, Rumah Taeyeon=
Nyonya park sedang mengerjakan berkas2 perceraian antara dirinya dan tuan park.
''apa kau benar2 ingin bercerai?'', tanya tuan kim.
''ya! Bukan berarti aku ingin kembali padamu Kim. Tapi aku sudah muak dengan sikap park padaku dan seonyung. Akhir2 ini seonyung banyak membelaku dan itu yang membuatku kuat, seandainya seonyung tidak diijinkan Tuhan untuk hidup kedua kalinya, pasti aku akan benar2 terpuruk'', kata nyonya park.

Tidak sengaja, taeyeon yang berdiri di anak tangga rumahnya mendengar perbincangan itu.

''apa seonyung sudah kembali?'', tanya taeyeon.
''belum! Apa kalian bertengkar? Aku harap seonyung cepat memulihkan hatinya karena ketika dia marah atau kecewa, dia akan lebih banyak memanfaatkan waktu sendirian'', kata nyonya park.

Taeyeon keluar dari rumahnya lalu tuan kim menyusul putrinya.
''kau ingin pergi kemana? Ini sudah malam'', tanya tuan kim.
''aku ingin mencari seonyung'', jawab taeyeon lalu mengambil sepedanya.



=Rumah Jinki=
Seseorang menekan bel rumah jinki, tidak lama kemudian si pemilik rumah membukakan pintu.
''taeyeon ah?'', kata jinki saat melihat taeyeon ada di depan pintu.
''seonyung belum pulang! Apa kau bisa membantuku untuk mencarinya'', kata taeyeon.
Namja itu mengangguk.


Di sepanjang jalan, taeyeon hanya terdiam dan jinki terus mengayuh sepedanya.
Namja itu menoleh ke kedai sosis yang letaknya tidak jauh dari sana.
''seonyung tidak akan datang kemari, kita cari di tempat lain saja'', kata taeyeon saat jinki menyuruhnya masuk ke kedai itu.

''kau belum makan, setidaknya ini membuat perutmu lebih tenang'', goda jinki.


Di dalam kedai, jinki meniup sosis dengan saus asam manis yang ia pesan lalu memakannya. Taeyeon tersenyum saat melihat ulah jinki meniup sosis yang masih panas itu dan dengan cepat memakannya.
''jangan meniupnya! Kau membuat sosis ini penuh dengan kuman'', kata taeyeon.
''jeongmalyo?'', kata jinki sok bodoh.

Taeyeon mengangguk, ''jinki ah, jika kau kuberitahu satu hal tentang seonyung, apa kau akan marah padaku dan seonyung?'',
''untuk itu, kau bicarakan nanti. Kau makan dulu saja'', kata jinki.
''tidak, jawab dulu pertanyaanku''.
''baiklah''.
''seonyung yang kita kenal akhir2 ini, bukan seonyung tapi dia adalah''.

''seonyung adalah lee rinrin'', kata jinki memotong pembicaraan taeyeon yang terkesan gugup.
''kau tahu semuanya? Kenapa kau berpura2 tidak tahu apa2'', tanya taeyeon.
''aku tidak bisa membuktikan yang sebenarnya didalam seonyung ada rinrin! Itu tidak bisa dipikirkan secara manusia''.
''apa kau marah padanya? Dia telah berbohong''.
''tidak! Apa akan ada orang yang percaya padamu jika kau adalah taeyeon sedangkan kau berada di dalam tubuh seonyung?''.
Taeyeon menggeleng.
''itu sama halnya dengan yang rinrin alami. Tidakkah kau merenung apa rinrin melakukan sebuah kejahatan dengan memakai tubuh seonyung? Seandainya rinrin dapat memilih pasti dia akan memilih tubuh orang selain seonyung untuk hidup keduanya''.

Taeyeon terdiam dan merenung.
''dan karena rinrin lah, aku bisa mencintai dua gadis, park seonyung dan rinrin. Aku mencintai keduanya'', kata jinki.

Taeyeon memandang jinki lalu menitikkan air mata.
''aku mencintai mereka tapi aku juga menyukaimu. Bangkitlah taeyeon ah, agar terang Tuhan bercahaya atasmu'', kata jinki lagi seraya berdiri dan menepuk bahu seonyung yang duduk di hadapannya.

Yeoja itu tertunduk diatas meja dan menangis.
''Tuhan, ampuni dia, saat lidahku sulit mengatakan -aku mengampuninya- sekarang aku sadar bahwa aku berdiri di titik yang salah'', guman taeyeon.
Jinki tersenyum lega.



=Perpustakaan shinhwa=
Seon-rin sibuk memberi sampul pada banyak buku yang baru datang ke smu shinhwa.
''jika tidak cepat diselesaikan, besok murid shinhwa tidak bisa membacanya'', kata petugas perpustakaan.

Dari pintu perpustakaan, kyuhyun masuk seraya mendorong troli berisi buku2 yang ia ambil dari depan kantor kepala sekolah.
Namja itu dengan semangat mengangkat buku2 itu di dekat seon-rin.
''apa buku2nya masih sangat banyak?'', tanya seon-rin.
Kyuhyun mengangguk.

''bagaimana aku bisa belajar untuk olimpiade, waktuku hanya sedikit''guman yeoja itu lagi.

Kyuhyun mendorong trolinya ke arah ruang kepala sekolah lagi tanpa menggunakan kekuatan cheonsanya.
''jika cheonsa sunbaenim tahu aku menolong rinrin dengan kekuatanku, tidak salah lagi pasti cheonsa sunbaenim membawa serta gwanriin akan menjemput roh rinrin saat ini juga'', kata kyuhyun.

Jungsu cheonsa muncul kemudian melayang2 di dekat kyuhyun.
''kau benar! Apakah buruk menjadi seorang manusia?'', tanya jungsu cheonsa.
''tidak! Bahkan lebih indah dibandingkan menjadi cheonsa''.
''jeongmalyo??''.
''menjadi manusia, kau bisa menunjukkan seluruh perasaanmu. Saat kau mengampuni, marah, menangis, tertawa bahagia''.

Kyuhyun memasukkan beberapa tumpukan buku ke dalam trolinya, tiba2 pintu ruang kepala sekolah terbuka.
''kenapa kau yang membawa buku2 ini ke perpustakaan? Bukankah ini tugas seonyung?'', tanya hyunah hakjangnim.
''karena seonyung sudah mendapat banyak tugas dan aku membantunya sedikit'', jawab kyuhyun.
''tidak! Ini pembodohan''.
Hyunah hakjangnim bergegas pergi ke perpustakaan.

''ajumma itu kenapa masih ada di sekolah saat malam begini, tidakkah dia sadar karena sudah banyak mengorbankan keluarganya?'', kata jungsu cheonsa.

Kyuhyun bergegas mendorong trolinya ke arah perpustakaan.


Di depan gerbang smu shinhwa, jinki menghentikan laju sepedanya lalu memandang ke dalam halaman sekolah yang remang karena sorotan sinar lampu dibeberapa tempat.
''ayo kita masuk'', kata jinki.
''apa kau yakin dia ada di sini?'', tanya taeyeon.
''ne''.

Jinki melihat ke arah perpustakaan yang masih menyala lampunya.
''kau lihat, gadis itu mendapat tugas berat di perpustakaan'', kata jinki.
''dan dia melakukannya dengan sungguh2'', kata taeyeon.

Mereka berdua melihat seon-rin dan hyunah hakjangnim sedang terlibat percakapan.
''kenapa kau tidak melakukan tugasmu dengan baik?'', tanya hyunah hakjangnim.
''aku sudah melakukan seperti yang anda minta'', jawab seon-rin.
''kenapa kau ikut lomba marathon sedangkan hari yang sama kau mengikuti olimpiade matematika?''.
''karena aku akan memenangkan keduanya''.
''kau begitu sombong seonyung ah, kau tidak bisa melakukan keduanya dengan baik. Kenapa tidak kau biarkan jinki menggantikanmu?''.
''Karena alasan apa anda memilih jinki?''.
''karena jinki akan melakukannya dengan lebih baik''.
''apa ada alasan lain?''.

Jinki ingin menemui mereka dan melerai keduanya karena percakapan mereka melibatkan dirinya namun taeyeon menahan namja itu.

''apa maksudmu?'', tanya hyunah hakjangnim seraya mengernyitkan dahinya.
''atau karena jinki adalah putramu dan anda ingin mendorongnya dari belakang tanpa jinki tahu bahwa anda ibunya'', kata seon-rin.
''bagaimana kau tahu semua ini? Aku ingin jinki lebih baik karena dia memang putraku''.

Jinki begitu terkejut mendengar hal itu.
''hyunah hakjangnim adalah ibuku?'', guman namja itu.
Taeyeon memandang jinki lalu memandang ke arah seon-rin dan hyunah hakjangnim.

(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar