Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *18A


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *18 a

Langkah Jinki berhenti saat melihat seon-rin dan kyuhyun ada di depannya. Namja itu melihat kyuhyun memegang tangan seon-rin.
''kau terus mencoba mengatakan bahwa kau menyukai orang lain dan sekarang aku melihatnya rinrin ah, kau menyukai kyuhyun'', batin jinki.
(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

Seon-rin menatap kyuhyun lalu tersenyum.
''kyuhyun ah, aku ingin mencintaimu sampai dua hari ke depan dan aku berharap kau menyukaiku walau hanya untuk 2 hari saja'', batin seon-rin.

Kyuhyun memandang gadis yang terus tersenyum kearahnya.
''Berhentilah seperti itu'', kata kyuhyun.
''ani!!'', kata seon-rin menggeleng dan terus tersenyum seraya mengedipkan matanya.
''Aiss!!''.
''apa kau pernah terlahir sebagai manusia? Sayang sekali kau hidup tapi tidak merasakan cinta! Sangat tragis!''.
''Ah, aku merasakannya! Apa kau pikir aku tidak bisa mencintai seseorang?''.
''katakan padaku siapa yang kau sukai??''.
''kau ingin memancingku untuk mengatakannya?''.
''katakan padaku!? Ayolah!!''.

Seon-rin menyenggol tubuh kyuhyun dengan sikunya namun namja itu hanya menggeleng kemudian berjalan mendahului seon-rin.

Jinki terus saja memperhatikan kyuhyun dan seon-rin. Yeoja itu pun tampaknya tidak melihat jinki di sana.

Seon-rin berusaha mengejar kyuhyun, ''cheonsa oppa, jamkkanman!!''.

*dukkkkk* sebuah bola basket mengenai kepala seon-rin hingga membuatnya jatuh terhuyung.

Jinki terhenyak kemudian berlari menghampiri seon-rin dan mengusap kepala gadis itu.
''Apa kau baik2 saja?'', tanya jinki dengan wajah cemas.
''hyaaa!! Apa ada orang yang terbentur bola basket akan merasa baik2 saja? Aiss!! Siapa yang berani melempar kepalaku dengan bola??'', kata seon-rin seraya mengepalkan tangannya dan memandang sekeliling.

Seon-rin melihat seorang namja dengan tubuh besar menghampirinya dan mengambil bola basket itu dari tangan jinki.
''apa kau bisa bermain dengan benar? Kepalaku bisa bocor! Kau harus berhati2! Apa matamu kau taruh di bokong?!'', teriak seon-rin emosi.
''saat bola basket ini ada ditangan rinrin dan dia melemparimu berkali2, tapi kau tidak pernah marah. Sekarang, bola basket ini ditanganku dan mengenai kepalamu tanpa sengaja, kau marah dan berteriak padaku?'', kata pemuda itu.
''eh??'', seon-rin tertegun.
''apa kau pikir segala sesuatu tergantung dari tangan siapa?''.
''maafkan seonyung. Kau tidak pernah melihat seonyung marah kan? Jadi jangan menilai dia sebagai gadis yang buruk hanya karena memarahimu satu kali'', kata jinki.

Seon-rin memandang sekeliling, tiba2 ia melihat sosok berpakaian hitam bermunculan. Banyak sosok gwanriin disana, mereka muncul diberbagai tempat. Seon-rin terkejut kemudian memejamkan matanya karena begitu ketakutan.
''ani! Ani! Jangan sekarang! Maafkan aku!!'', ucap seon-rin.

Jinki memandang seon-rin terheran.
''seonyung ah??'', panggil jinki.

Seon-rin membuka matanya dan ia tidak melihat sosok2 gwanriin ada disana.

Sesaat seon-rin menyadari ucapannya menyinggung teman sekolahnya itu.
''mianhaeyo! Mianhaeyo, chinguya!'', kata seon-rin *deep bow*.
Pemuda itu memandang seon-rin kemudian berbalik ke lapangan basket.

''aku tidak menyukai ini, rinrin ah!'', kata jinki.

Jinki berjalan mendahului seon-rin. Yeoja itu mengikutinya dari belakang dan terus meminta maaf namun jinki hanya terdiam dan terus berjalan.
''jangan mendiamkan aku seperti ini, jebal!'', kata seon-rin.
''aku cukup sekali ini saja melakukan kebodohan, kesalahan dan sikap keterlaluan. Babo! Babo! Babo!'', kata seon-rin lagi seraya memukul kepalanya.

Jinki menoleh kemudian memandang seon-rin.
''sekarang kau sudah menyadarinya?'', tanya jinki.
Seon-rin mengangguk, ''ya!''.

Jinki tersenyum kemudian menghampiri seon-rin, ''sekarang, tersenyumlah! Berhenti memukul kepalamu''.

Seon-rin tersenyum dan menarik kedua pipinya dengan kedua tangannya, ''senyum terbaikku! Apa kau sudah memaafkanku?''.
Jinki mengangguk, ''setiap orang memiliki sisi gelap kehidupan yang merupakan kelemahan dirinya. Ada saatnya kadang orang lepas kontrol dan jatuh dalam emosi tak terkendali, sedikit egois, hilang kesabaran dan tanpa sadar melakukan kesalahan'', kata jinki.
''aku benar2 buruk. Ini seorang rinrin yang belum berubah. Aku sangat menyesal''.
''tidak pantas membawa sifat yang kemarin untuk kehidupan hari ini kecuali jika kau ingin menjadi orang asing di sepanjang hari''.
''sireo! (tidak mau)'', seon-rin berkali2 menggelengkan kepalanya.

Jinki tersenyum kemudian menyentuh kedua pipi seon-rin dan memandang matanya.
''kau tidak marah kan karena aku menegurmu?'', tanya jinki.
''jujur saja, aku sangat terkejut. Yang pertama, karena aku tiba2 tidak bisa mengendalikan emosiku. Yang kedua, kau tiba2 berkata sedikit keras padaku'', kata seon-rin.
''persahabatan yang baik adalah saat dimana kita berani berbicara terus terang tentang hal buruk agar membantu orang berkembang lebih baik. Persahabatan yang tidak lagi membutuhkan basa-basi untuk sekedar menjaga keharmonisan semu''.
''kau menganggapku sahabat kan?'', tanya jinki lagi.

Seon-rin tertegun. Yeoja itu seperti mengerti maksud ucapan jinki.
''kau selalu menegaskan bahwa kita sahabat agar membuatku tetap nyaman disampingmu. Aku melihat hatimu begitu terluka karena ini tapi kau selalu berdiri kuat seolah tidak pernah merasakan sakit'', batin seon-rin.



Di depan ruang kelas, taeyeon memperhatikan lorong panjang sekolahnya.
*pukkk* seseorang menepuk pundak taeyeon.
''siapa yang kau tunggu?'', bisik seorang namja didekat telinga taeyeon.
''jinki! Hidupku tidak tenang jika belum melihatnya'', kata taeyeon kemudian menoleh ke arah namja yang mengajaknya berbicara itu.

''mweo? Kau? Aiss!!'', kata taeyeon saat menyadari namja itu adalah cho kyuhyun.

''apa kau menyukai jinki?'', tanya kyuhyun.
''ani!! Aniyo!!'', jawab taeyeon grogi.
''bukankah kau pernah berkata bahwa akan merelakan jinki bersama seonyung asal gadis itu tetap disisimu?''.
''hyaa!! Kapan aku berkata seperti itu?''.
''didalam hatimu. Apa kau tidak ingat??''.
''mweo?? Uwaa!! Kenapa kau bisa mengetahuinya?? Hei cho kyuhyun, katakan padaku, siapa yang memberitahumu??''.
''jika aku menjawab malaikat disisi kananmu yang memberitahuku apa kau akan percaya?''.
Taeyeon tertawa, ''tidak percaya!! aku bisa menahan kentut, tapi menahanku tertawa karena leluconmu, aku tidak bisa''.

Kyuhyun tersenyum, ''aku mencintaimu! Bagaimana mengatakan yang lebih tinggi dari itu?''.
Taeyeon sontak berhenti tertawa dan memandang kyuhyun keheranan.
''mweol malhaeyo? Kau menyukaiku?'', tanya taeyeon.
''jika seseorang berkata padamu *saranghae*, apa yang bisa kau katakan lebih dari itu?''.
''oh, aku pikir kau menyukaiku, karena aku langsung akan menolakmu, haha. Mudah saja, aku akan berkata *jeongmal saranghae*''.
''jika orang itu berkata *jeongmal saranghae*, apa yang bisa kau katakan lebih dari itu?''.
Taeyeon terlihat berpikir sejenak, ''aku mencintaimu selebar.. Uhm sedalam.. Setinggi...''.
''Ah itu sulit, yang penting cinta itu membuat seseorang bahagia dengan apa yang kita lakukan'', kata taeyeon lagi.

''karena kau masih seorang gadis yang berseragam smu jadi cinta hanya kau artikan dangkal!'', kata kyuhyun kemudian berjalan dan duduk ke bangku kelasnya.

Taeyeon yang masih penasaran dengan ucapan kyuhyun menghampiri namja itu dan duduk berhadapan dengannya.
''dangkal? Kau berpikir seperti itu tentangku?'', tanya taeyeon.
''ne!'', jawab kyuhyun.
''Oh! Wae? Waeyo?''.
''setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mengalami kebahagiaan. berusaha saja supaya kau mampu menjadi jalan dan bantuan bagi orang lain untuk menemukan kebahagiaannya sendiri, itu cukup''.


Seon-rin berbelok masuk ke dalam perpustakaan untuk menyelesaikan hukumannya.
Jinki berhenti sejenak didepan ruang kepala sekolah. Pelahan tangannya mulai mengetuk pintu yang masih tertutup itu.
Hyunah hakjangnim terheran saat melihat jinki datang ke ruangannya. Namja itu menatap ibunya tanpa seulas senyum.
''apa kau sudah menemui nenek?'', tanya jinki.
''ibu akan sangat marah padaku jika aku datang ke rumah'', kata hyunah hakjangnim.
''datanglah ke rumah nanti sore sebelum aku dan nenek berubah pikiran''.

Hyunah hakjangnim terkejut namun muncul seulas senyum di wajahnya, ''jeongmalyo? gomapda jinki ah''.

Hyunah hakjangnim beranjak dari tempat duduknya,
''aku memintamu jangan membenci seonyung tanpa alasan. Tolong kau minta maaf padanya'', kata jinki.
''kenapa aku harus minta maaf padanya?'', tanya hyunah hakjangnim.
''jika kau tidak melepaskan pengampunan maka tidak akan ada maaf untukmu, itu yang membuatku tidak menyukaimu''.

Jinki memberi salam lalu keluar dari ruang kepala sekolah.



Bel istirahat berdering,
Jinki menahan kyuhyun untuk tetap duduk dibangkunya.
''kenapa begitu sulit mengatakan bahwa kau menyukai rinrin?'', tanya jinki.
''kau tidak perlu menanyakan hal itu padaku'', kata kyuhyun.
''kau benar2 tidak punya hati kyuhyun ah, nyalimu juga kecil. Kenapa ada pria terlahir sepertimu??''.

Kyuhyun beranjak dari tempat duduknya lalu pergi keluar kelas. Jinki hendak menyusul namja itu namun ditahan oleh taeyeon.
''kenapa kau memaksa jinki ah? Biarkan cinta mereka mengalir seperti takdir'', kata taeyeon.
''tidak! Aku hanya ingin melihat rinrin merasakan apa yang disebutnya bahagia!'', kata jinki.
''aku mengingat kata2 seseorang dan itu merema di hatiku *setiap orang memiliki caranya sendiri untuk mengalami kebahagiaan. berusaha saja supaya kau mampu menjadi jalan dan bantuan bagi orang lain untuk menemukan kebahagiaannya sendiri*'', kata taeyeon lagi mengikuti ucapan kyuhyun.



=Perpustakaan Shinhwa=
Seon-rin tampak membersihkan deretan rak buku.
''kenapa kotor sekali, padahal setiap hari aku selalu membersihkannya'', gerutunya seraya terus menggosok dengan kain lap.

Sesaat yeoja itu menoleh ke arah pintu dan melihat banyak murid shinhwa sudah berbondong2 masuk ke perpustakaan untuk membaca buku dan mengerjakan tugas.
''uwaaa!! Park seonyung!! Kenapa kami selalu melihatmu di sini? Apa kau tidak bosan? Makanya jangan membuat banyak masalah'', kata seorang namja yang datang dengan anggota gengnya.
''tidak ada tempat didunia ini yang tidak mempunyai masalah. Hanya 1 tempat yang sama sekali tidak ada masalahnya, kau ingin tahu?''.
''ya, apa itu??''.
''kuburan!! Sebelum kau menjadi penghuni kuburan, jangan protes ketika melihat orang lain menghadapi masalahnya, itu tandanya kau masih melihat orang itu hidup!!''.

Seon-rin kembali membuka buku matematikanya. Hanya saat istirahat sekolah, yeoja itu diberi kesempatan untuk beristirahat.
''kenapa rumus luas harus panjang dikali lebar? Ah'', guman seon-rin.

Kyuhyun mengambil buku di rak belakang tempat duduk seon-rin lalu duduk di sebelah gadis itu.
''kenapa kau merumitkan dirimu, yang terpenting bukan masalah luas=panjangxlebar tapi kau bisa menggunakan rumus itu dengan benar'', kata kyuhyun.
''Uhm, arasseo! Hwaitting!! Biarkan sang penemu saja yang tahu kenapa rumusnya seperti itu, sekarang aku cukup berlatih mengaplikasikannya'', seru seon-rin seraya mengangkat tangannya.

''hwaitting!!!'', serunya lagi.
''ah, babo!!'', guman kyuhyun saat melihat banyak pengunjung perpustakaan memandang ke arah seon-rin.



=Bel pulang sekolah=
Taeyeon menghampiri seon-rin yang sedang merapikan buku2 di perpustakaan. Yeoja itu harus meletakkan buku2 pada urutan dan rak yang benar.
''aku masih harus di sini taeyeon ah, pulanglah lebih dulu'', kata seon-rin.
''gomaweo kau sudah berusaha untuk persiapan olimpiade. Kita harus berusaha bersama, hwaitting!!'', kata taeyeon.
Seon-rin mengangguk, ''itu tidak sulit, kau tidak perlu berterima kasih padaku''.


Tidak lama kemudian, Seon-rin menenteng tas ranselnya dan berdiri di lapangan sepak bola SMU shinhwa. Yeoja itu menaruh tasnya di bangku penonton lalu mulai melakukan gerakan pemanasan.
''hana! Dul! Set! Hana! Dul! Set!'', ucapnya.

Seon-rin mengambil tempat start dan bersiap untuk berlari. Seon-rin berlari mengelilingi lapangan itu dengan keringat mengalir dari dahinya.
''mudah kan? Ini tidak sulit, hanya menggerakkan kakiku maju ke depan'', gumannya.

Tiba2 yeoja itu merasa dunia berputar2, rasa pening yang berat menghinggapi kepalanya.
''tolong berhenti berputar!'', kata seon-rin.

Gadis itu berjongkok seraya memegang pelipisnya.

Tiba2 seseorang menyedorkan sebotol air mineral pada seon-rin.
''Kau jangan memaksakan diri rinrin ah!'', kata orang itu.

Seon-rin mendongakkan kepalanya dan melihat kyuhyun ada di sana dengan botol minuman ditangannya.
''kau tahu kan lee rinrin itu tidak terkalahkan dalam lomba marathon?'', kata seon-rin.

Yeoja itu merebahkan diri dengan alas rerumputan lapangan sepak bola.
''tapi seonyung tidak bisa lari secepat rinrin!'', kata kyuhyun seraya duduk di samping seon-rin.
''aku tokoh utama dalam kehidupanku. Tokoh utama itu harus menang. Kadang kita bisa belajar banyak dari orang lain, tapi pengalaman hidup pribadi itu tak tergantikan. Dengan mengalami sendiri jatuh bangun, susah padanya kehidupan dan juga kegagalan, kita didewasakan untuk tahu diri serta menghargai hidup''.
''tapi perjalanan tokoh utama itu ada yang mengatur, yaitu sutradara. Kau punya sutradara yang tidak bisa kau sentuh dan kau jumpai secara langsung. Sutradara yang mengarahkan hidupmu dari tempat yang tersembunyi''.

Seon-rin yang masih tiduran di atas lapangan itu menoleh ke arah kyuhyun.
''kyuhyun ah, jika aku benar2 tidak mampu tapi aku ingin berlari, maukah kau berlari untukku?'', tanya seon-rin.
''bukankah kau seorang cheonsa? Kau pasti memiliki kekuatan hebat, kakimu akan berlari secepat kilat'', tanya seon-rin lagi.
''tanpa ataupun dengan kekuatan cheonsa, aku bisa berlari tapi tidak kulakukan untukmu'', kata kyuhyun.
''mweo?? Waeyo?''.

Kyuhyun hanya tersenyum kemudian merebahkan diri di samping seon-rin. Namja itu memandang wajah seon-rin kemudian semakin mendekatkan wajahnya, seon-rin tampak gugup sangat wajah tampan itu begitu dekat di wajahnya.

*dag dig dug dag dig dug* detakan jantungnya terasa semakin cepat.
''ah!! Aigo!!'', ucapnya kemudian bangun dan membersihkan telapak tangannya dari rumput kering yang menempel.

Seon-rin menghirup nafas panjang2 seraya memejamkan matanya,
''Jika hidup bisa diubah, aku ingin mengubahnya menjadi lebih baik. Tapi jika keadaan ini tidak memungkinkan, aku hanya meminta kepada Tuhan untuk berdamai dengan keadaan yang sulit ini dan biarlah Tuhan sendiri yang mengubah cara pandangku terhadap hidup'', kata seon-rin.
Kyuhyun beranjak bangun kemudian memandang lapangan yang membentang di sekelilingnya itu.
''apa seorang cheonsa akan menjadi tua dan mati?'', tanya seon-rin.
''tidak! Cheonsa akan tetap ada, ketika pertama kali penciptaan dan ketika kehidupan ini berakhir. Cheonsa akan musnah dan tidak diperhitungkan jika ia melanggar hukum dan selama ini belum ada yang melanggar aturan itu''.



=Sore Hari, Rumah jinki=
Hyunah hakjangnim keluar dari mobilnya lalu menekan bel pintu rumah jinki. Tidak lama kemudian, nenek jinki membuka pintu rumah itu.
''kau?'', kata nenek jinki.
''ibu maafkan aku!'', kata hyunah hakjangnim seraya memeluk nenek jinki.

Ajumma itu menangis tersedu dan nenek jinki ikut menangis. Jinki melihat hal itu lalu tersenyum.
Hyunah hakjangnim duduk berhadapan dengan jinki dan neneknya.
''dulu aku berpikir tidak akan memaafkanmu karena anda menyakiti nenek dan aku'', kata jinki.
Hyunah hakjangnim terisak.
''tapi rasa benciku tidak bisa melebihi betapa bahagianya aku saat aku bisa melihat ibuku lagi, yaitu anda''.
''eomma, saranghaeyo!'', kata jinki lagi.

Jinki mendekati ibunya lalu memeluk ajumma itu erat. Hyunah hakjangnim semakin terisak karena haru. Nenek jinki tersenyum lalu memeluk keduanya erat.
''kembalilah pulang hyunah-ya'', kata nenek jinki.
''pulang??'', tanya hyunah hakjangnim.
''pulang ke rumah ini''.
Hyunah hakjangnim mengangguk kemudian menghapus air matanya.



=Malam hari, Rumah Taeyeon=
Seon-rin dan taeyeon duduk dijendela kamar taeyeon dengan menghadap ke jalanan depan rumah itu.
''taeyeon ah, apa kau akan marah jika aku mengikuti olimpiade bersamamu dan juga lomba marathon?'', tanya seon-rin.
Taeyeon menggeleng, ''aku mengetahuinya, kyuhyun memberitahuku bahwa kau selalu fokus belajar matematika dan berlatih marathon di sekolah''.
''jeongmalyo?''.
''tadi di sekolah, kyuhyun mendekatiku lalu membicarakanmu''.

Flash back
# Percakapan taeyeon dan kyuhyun saat di kelas.
''taeyeon ah, jangan biarkan rinrin berjuang sendirian, aku harap kau mendukungnya'', kata kyuhyun.
''waeyo?'', tanya taeyeon.
''rinrin mengikuti olimpiade matematika bersamamu dan dia juga ingin mengikuti lomba marathon''.
''usahanya begitu banyak dan dia tidak akan mengikuti marathon jika kau marah dan melarangnya ikut. rinrin belajar matematika lalu berlatih marathon, dia melakukan keduanya untuk mu dan juga untuk pribadinya''.
Taeyeon mengangguk #end.

''gomaweoyo, taeyeon ah'', kata seon-rin kemudian keduanya berpelukan.

''taeyeon ah, jangan bilang pada ibu kalau aku bukan seonyung!'', kata seon-rin.
''Karena ini akan sangat rumit. Biarlah ibu tetap menyangka aku adalah seonyung. Saat aku menjadi rinrin, aku tidak mendapat kasih sayang dari ibuku. Tapi selama waktu ini saat Tuhan memberiku hidup yang kedua kalinya, Tuhan juga memberiku seorang ibu yang baik''.

Tidak disangka, nyonya park yang sudah berdiri di depan pintu, mendengar hal itu.

BerSambung ke part 18b

Tidak ada komentar:

Posting Komentar