Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *12


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *12

Kyuhyun memandang gerbang smu shinhwa. Entah dari mana ia datang, kyuhyun tiba2 sudah ada di sana. Jungsu cheonsa muncul didekatnya dan memberitahukan bahwa waktu kyuhyun hanya 7 hari.
''mweo? 7 hari?'', seru kyuhyun.
''semakin tidak mungkin, bukan?'', kata jungsu cheonsa.

Kyuhyun memandang jungsu cheonsa dengan tatapan terkejut, ''waeyo? Aku tidak menolong gadis itu. Aku netral, aku hanya mendorongnya untuk berubah''.
''sebanyak apapun kata yang ingin kamu ucapkan, itu semakin menunjukkan ada sesuatu yang salah didalam hatimu. Kau menyukai gadis itu? Seorang manusia! Bukan, tepatnya roh manusia'', kata jungsu cheonsa.
''Kau bercanda? Lebih baik kau enyah jungsu cheonsa, kau membuat pikiranku kacau''.
''apa kau pikir cheonsa sunbaenim tidak tahu tentang ini? Kau tidak perlu menunggu 7 hari, hal yang penting adalah kau terbebas dari hukuman. Aku tidak ingin kau musnah, aku ingin kau tetap menjadi cheonsa sepertiku''.
''aku cheonsa yang memiliki kasih dan aku akan memberikan waktu, tenagaku untuk orang yang aku kasihi''.
''apa orang yang kau maksud adalah semua orang yang masih hidup di dunia ini atau hanya untuk gadis itu?''.
Kyuhyun hanya terdiam, ''aku tidak akan menyerah untuk gadis itu!''.
''aku hanya berpesan kepadamu, kenapa cheonsa tidak boleh mencintai seorang manusia?''.
''aku tidak mencintai gadis itu''.
''Cintamu akan sangat menyedihkan karena ketika kau bertemu seseorang yang sangat berarti bagimu dan mendapati pada akhirnya bahwa tidak demikian adanya dan kau harus melepaskannya''.


Tidak jauh dari gerbang smu shinhwa. Seon-rin dan jinki sedang mengayuh sepedanya ke arah sekolah.
''Berhenti! Stop! Stop!'', seru seon-rin seraya menepuk punggung jinki yang sedang mengayuh sepedanya.

Seon-rin memperhatikan kyuhyun sedang berbicara sendiri karena tidak ada seorangpun ada di dekat kyuhyun.
''kyuhyun berbicara dengan siapa?'', guman seon-rin.

Yeoja itu turun dari sepeda jinki lalu menepuk pundak jinki.
''sampai ketemu di kelas!'', kata seon-rin.
''hyaaa seonyung ah!!'', seru jinki lalu menggelengkan kepalanya seraya memandang seon-rin berlalu dari hadapannya.
''walau aku menyukai seonyung yang sekarang namun yeoja itu lebih membingungkan'', kata jinki lalu mengayuh sepedanya masuk ke area parkir sepeda.

Seon-rin berjalan mendekati kyuhyun.
''kyuhyun ah?? kau sedang berbicara dengan siapa? Apa mungkin kau sedang menghapal naskah drama?'', tanya seon-rin.
Kyuhyun menoleh ke arah seon-rin.
*swiiinggg* jungsu cheonsa tiba2 hilang dari pandangan kyuhyun.

''Kejadian waktu itu saat kau membawaku pergi ke suatu tempat yang tidak ku ketahui, itu adalah nyata dan kau seolah2 membuatku menyangka itu adalah mimpi! Kau salah! mimpi akan hilang setelah beberapa menit saat aku bangun tapi aku masih bisa mengingatnya sampai sekarang'', kata seon-rin.
''kau bicara apa?'', tanya kyuhyun.
''kau menolongku! Kau membuatku mengerti bagaimana hatiku bisa berubah seketika, kau cho kyuhyun! Itu benar2 kau!''.

Kyuhyun mengulurkan tangannya,
''apa sekarang aku sedang bermimpi? Tolong cubit aku, kalau benar aku sedang bermimpi. Ini adalah mimpi terburukku'', kata kyuhyun.
''kau masih bisa bercanda Cheonsa oppa? Kau menyebalkan!!'', seru seon-rin geram.

Seon-rin mengerahkan tenaganya lalu menendang namja yang ada di depannya itu hingga terjungkal.
''itu karena kau menyebalkan'', teriak seon-rin.

Beberapa murid smu shinhwa yang menyaksikan adengan itu begitu terkejut.
''apakah itu benar2 seonyung?? Aku tidak tahu jika gadis itu punya tendangan yang begitu hebat'', kata salah seorang murid shinhwa berbisik pada teman di dekatnya.

Kyuhyun terjatuh lalu mencoba untuk berdiri namun seon-rin mendorong namja itu lagi hingga terjatuh.
''apa sekarang kau sudah bangun dari mimpi burukmu? Jika belum, aku akan membangunkanmu!'', seru seon-rin lalu memukuli namja itu dengan kepalan tangannya.

*bak buk bak buk* seon-rin berkali2 memukul kyuhyun dan namja itu tidak melakukan perlawanan.


Jinki keluar dari kelasnya lalu mendekati gerombolan gadis yang berjalan di koridor kelas.
''apa kau melihat seonyung?'', tanya jinki.
''wah, kau ketinggalan adegan heboh yang dilakukan seonyung'', jawab gadis itu.
''mweo?''.
''seonyung menghajar kyuhyun! Apa kau tidak mengetahuinya? Keren sekali!''.

Jinki berlari ke arah halaman sekolah. Dilihatnya segerombolan murid shinhwa dan beberapa guru sedang berkerumun.

Guru kang mencoba menarik seon-rin yang masih saja memukuli kyuhyun.
''hentikan seonyung ah!!'', teriak guru kang.

Seon-rin tidak mengindahkan teriakan guru kang.
Jinki menoleh ke koridor dan melihat kepala sekolah serta beberapa petugas keamanan berlari ke halaman sekolah.
Jinki mencoba menyusup ke dalam kerumunan itu dan mendekati seon-rin lalu menarik tangannya.
''apa kau seorang brandalan seonyung ah??'', teriak jinki.

Seon-rin menarik tangannya lalu memandang kyuhyun. Ada beberapa memar di wajah namja itu.

''park seonyung!!!!'', teriak kepala sekolah sambil mengacungkan telunjuknya ke arah seon-rin.

Melihat hyunah hakjangnim begitu geram karena ulah seon-rin, Jinki menarik tangan seon-rin dan bergegas meninggalkan tempat itu. Jinki dan seon-rin berlari keluar dari halaman smu shinhwa lalu naik ke sebuah bus yang berhenti tepat di halte dekat sekolah itu.

Didalam bus, Jinki duduk di sebelah seon-rin. Keduanya saling memandang dengan nafas terengal.
''bodoh!'', kata jinki lalu mendorong dahi seon-rin.
''apa kau kerasukan roh jahat? Kau benar2 tidak waras'', kata jinki lagi.

Seon-rin termenung lalu memandang keluar jendela bus.
''aku tidak waras! Kyuhyun! Ya namja itu membuat hidupku kacau!'', batin seon-rin.

Seon-rin menyandarkan kepalanya di jendela bus, tapi jinki mendorong kepala seon-rin untuk bersandar di bahunya.
''Jinki ah, apa yang kau tahu tentang cinta sejati?'', kata seon-rin.
''Cinta sejati adalah cinta yang berani berkorban. Dimana kau tidak mampu tapi berusaha mampu, ketika dia menyakitimu, kau masih bisa memaafkan sebesar apapun kesalahannya. Saat dia kelelahan, kau memberinya sandaran dan saat dia berletih lesu, kau mendorongnya untuk tetap kuat''.

''Aku menjadi sadar bahwa Kau cinta sejatiku tapi belum tentu aku cinta sejatimu, seonyung ah. Tapi entah hari ini baik atau tidak, semua yang terbaik akan aku miliki ketika hidup bersamamu'', batin jinki seraya menoleh ke arah seonyung.


=SMU Shinhwa=
Kyuhyun sedang menghadap di ruang kepala sekolah. Hyunah hakjangnim memandang kyuhyun dengan luka memar di wajahnya.
''bagaimana hal itu bisa terjadi?'', tanya hyunah hakjangnim.
''itu semua karena kesalahanku'', jawab kyuhyun.
''jangan membela gadis itu''.
''tidak! Aku menyukainya dan seonyung memukulku karena dia marah padaku. Aku memaksanya untuk menerima cintaku''.
''jangan hukum seonyung, Jebal?'', kata kyuhyun lagi.


Sebuah mobil masuk ke dalam halaman sekolah shinhwa. Nyonya park keluar dari mobil bersama dengan taeyeon. Keduanya bergandengan tangan menyusuri koridor sekolah.
''Tidak biasanya kau berangkat sekolah diantar ibumu?'', tanya teman taeyeon saat berpapasan dengan yeoja itu.
''aniyo! Ini bibi park, ibu seonyung'', jawab taeyeon.
''jinjayo? Kalian sangat mirip! Uhm, anda ibu seonyung?''.
Nyonya park tersenyum, ''ne, seonyung putriku''.
''tadi pagi seonyung memukuli seorang siswa shinhwa hingga babak belur''.
''mweo??'', seru nyonya park dan taeyeon bersamaan kemudian keduanya saling memandang.
''apa yang kau lihat itu benar2 seonyung?'', tanya taeyeon.
Siswi itu mengangguk mantap.
''aku tidak percaya! Aku akan menemui kepala sekolah'', kata nyonya park.
''bibi, aku ikut denganmu''.

Taeyeon dan nyonya park berjalan ke ruang kepala sekolah.

Asisten kepala sekolah menemui hyunah hakjangnim di ruangannya.
''hakjangnim! Orang tua park seonyung ingin menemui anda'', kata asisten itu.
''suruh masuk'', kata hyunah hakjangnim.

Hyunah hakjangnim memandang kyuhyun dan namja itu membalas menatap wanita itu.
*cekret* pintu ruangan itu terbuka.
''ibu kepala sekolah'', sapa nyonya park.
''aku ingin menanyakan tentang,,,,'', kata nyonya park.
''tentang park seonyung. Ya aku tahu. Silahkan duduk'', kata hyunah hakjangnim.

Nyonya park duduk di bangku dekat kyuhyun.
''mweo? Kyuhyun ah? Kau ada disini?'', tanya taeyeon saat melihat namja yang dikenalnya ada di ruangan kepala sekolah.

Yeoja itu lebih terkejut lagi saat melihat luka lebam di wajah kyuhyun.
''apa kau berkelahi?'', tanya taeyeon.
''itu karena ulah seonyung'', kata kepala sekolah.
''apa? Tidak mungkin''.

Taeyeon menggelengkan kepalanya karena ia tidak percaya ucapan hyunah hakjangnim.
''dimana seonyung sekarang? Apa aku bisa bertemu dengannya?'', tanya nyonya park.
''seonyung pergi bersama jinki. Nyonya, aku tidak bisa mempertahankan putrimu lagi di shinhwa. Sebaiknya anda bersiap mencarikan sekolah baru untuknya'', kata hyunah hakjangnim.
''ibu kepala sekolah, tidak mungkin seonyung memukuli teman sekolahnya, apalagi lawannya adalah seorang laki2. Aku mengenal putriku dan seonyung tidak mungkin melakukan hal itu''.
''tapi kenyataannya seonyung melakukan hal itu pada kyuhyun''.

Kyuhyun beranjak dari tempat duduknya seraya menenteng tas ransel miliknya.
''kepala sekolah, jangan membuat kasus ini rumit. Semua karena salahku dan seonyung memukulku itu hal yang seharusnya''.

Kyuhyun keluar dari ruang kepala sekolah.
Tidak berapa lama, nyonya park dan taeyeon keluar dari ruangan hyunah hakjangnim.

''ibu??'', kata seon-rin saat berpapasan dengan ibunya di koridor sekolah.

Nyonya park mendekati seonyung lalu melayangkan tamparan ke pipi yeoja itu. Taeyeon dan jinki sangat terkejut melihat hal itu.
''kenapa kau berubah menjadi memalukan seonyung? Apa yang ada didalam dirimu sekarang? Apa itu adalah roh jahat?'', seru nyonya park dengan rasa marah.
''ibu??'', kata seon-rin.
''Roh jahat! Keluar dari tubuh putriku, kenapa kau menjadikan putriku seperti ini'', Nyonya park mencengkram bahu seon-rin.
''ibu?''.

Taeyeon dan jinki hendak mengejar seon-rin, namun saat di koridor sekolah mereka bertemu dengan guru kang.
''kenapa kalian berdua belum masuk ke kelas? Uhm jinki ah, apa kau sudah membawa seonyung kembali ke sekolah?'', tanya guru kang.
''ne!'', jawab jinki,
''kang seonsaengnim, aku ingin menyusul seonyung'', kata taeyeon.

Seon-rin berlari mengejar nyonya park.
''eomma! Eomma!'', seru seon-rin.
''kau kembalilah! Aku masih belum menerima jika kau dikeluarkan dari shinhwa'', kata nyonya park.
''mweo? Dikeluarkan?''.

Seon-rin membiarkan nyonya park masuk ke dalam mobilnya.
''rinrin babo! Kenapa kau begitu emosi pada namja itu. Apa kau siap menanggung akibatnya? Tugasmu belum selesai'', batin seon-rin.
''aku akan dikeluarkan dari sekolah?'', guman seon-rin saat mengingat ucapan nyonya park tadi.


Seon-rin berlari ke arah ruang kepala sekolah melewati depan kelasnya. Jinki sedang mengerjakan tugas matematika yang diberikan guru kang di papan tulis dan melihat sekelebat seon-rin berlari melewati ruang kelasnya.


Seon-rin berdiri di depan pintu ruangan hyunah hakjangnim.
''hyunah hakjangnim??'', sapa seon-rin saat masuk ke dalam ruangan itu.

Hyunah hakjangnim berpura2 tidak mendengar seon-rin memanggilnya.
''hakjangnim??'', kata seon-rin lagi.
''kenapa kau datang kemari? Kau mendapat skors sampai surat drop out mu turun'', kata hyunah hakjangnim.
''hyunah hakjangnim?? Jangan keluarkan aku dari sekolah''.
''aku sedang sibuk''.
''ibuku akan sangat marah jika aku benar2 dikeluarkan''.
''shinhwa tidak mempedulikan murid yang tidak tertib sepertimu''.
''tolong maafkan aku! Aku ingin memperbaiki semuanya''.
''tidak park seonyung!''.

Hyunah hakjangnim menyuruh seon-rin keluar dari ruangannya. Ketika menyentuh knop pintu seon-rin menoleh ke arah kepala sekolahnya.
''hyunah hakjangnim, tolong beri kesempatan aku untuk menjadi baik'', kata yeoja itu lalu keluar dari ruang kepala sekolah.

Seon-rin berdiri menghadap ke arah pintu ruang kepala sekolah, lalu gadis itu bersimpuh dengan lutut sebagai tumpuan tubuhnya.
''tolong, jangan keluarkan aku dari sekolah.'', kata seon-rin.

Hyunah hakjangnim mendengar seon-rin berseru memohon di depan ruang kerjanya.


Di dalam ruang kelas,
Jinki menyelesaikan soal bangun ruang yang ia tulis di papan tulis lalu menghampiri guru kang.
''kang seonsaengnim?'', kata jinki.
''wae guraeyo?'', kata guru kang.
''apa aku diijinkan mencari seonyung sekarang? Aku benar2 khawatir''.
''seonyung di skors. Aku harap kepala sekolah tidak benar2 mengeluarkan seonyung''.
''kau pergilah. Aku akan membantu seonyung dengan bicara pada kepala sekolah'', kata guru kang lagi.

Taeyeon melihat Jinki keluar dari ruang kelas.
''guru kang? Kenapa jinki keluar dari kelas? Apa anda menghukumnya?'', tanya taeyeon.
Kyuhyun berpura2 tidak memperhatikan taeyeon dan terus menyalin catatannya.
''Aiss, kenapa kau membuat masalah dengannya?'', bisik taeyeon pada kyuhyun.


Seon-rin masih tetap dalam posisinya dan terus memohon di depan ruang kepala sekolah.
''hakjangnim!? Jebal, dowajuseyo'', kata seon-rin.

Jinki melihat seon-rin bersujud di depan ruang kepala sekolah, lalu perlahan menghampiri gadis itu.
''Hentikan sekarang dan segeralah berdiri'', kata jinki.
''Tidak!'', jawab seon-rin.
''Aku harap kau menunggu apa yang akan shinhwa lakukan padamu''.
''Kalau hanya menunggu, semua juga bisa. Tapi untuk berbuat sesuatu, belum tentu semua mau''.

Jinki memandang seon-rin lalu bersujud disebelah gadis itu.
''hakjangnim!? Aku mohon jangan keluarkan seonyung dari shinhwa'', kata jinki.
''jinki ah??'', ucap seon-rin seraya menoleh ke arah namja itu.
''hakjangnim!! Kau mendengar kami?''.

Di dalam ruangannya, hyunah hakjangnim berhenti menulis dan memastikan suara yang berteriak dari luar itu adalah milik jinki.
''kenapa jinki begitu mepedulikan seonyung?'', guman hyunah hakjangnim.

Ajumma itu beranjak ke lemari arsip lalu mengambil sebuah buku tentang data siswa.
''seonyung tidak pernah melakukan kesalahan apapun selama ini. Mungkin aku terlalu kejam untuknya. Shinhwa lebih bijaksana dan aku akan mencobanya'', kata hyunah hakjangnim lalu mengembalikan buku itu ke dalam lemari.

Di luar ruang kepala sekolah, taeyeon bersujud di dekat jinki. Seon-rin dan jinki menoleh ke arah taeyeon.
''taeyeon ah??'', ucap keduanya serempak.
Taeyeon tersenyum.
''hyunah hakjangnim, jika anda mengeluarkan seonyung. Aku juga keluar dari shinhwa'', kata taeyeon.

Tidak lama kemudian, kyuhyun datang dan melakukan hal yang sama. Melihat itu semua, seon-rin menangis terisak.
''kenapa kau menangis? Seharusnya kau senang karena kami peduli padamu'', kata kyuhyun.
''aku terharu. Aku tidak pernah mengerti arti persahabatan dan sekarang sudah terbukti'', kata seon-rin.
''hapus air matamu. Kau memalukan''.
''Uhm kyuhyun ah, maafkan aku! Aku terlalu emosi''.

''jangan menganggap seonyung memalukan! Kenapa kau selalu memojokkannya?'', tanya jinki.
''karena aku suka'', kata kyuhyun.
Seon-rin memandang kyuhyun.

''Kyuhyun ah, katakan bahwa kau menyukaiku. Cukup didalam hatimu saja, aku sudah mengerti'', batin seon-rin.

''lee rinrin, aku menyukaimu''.
*swiiingggg* seon-rin seperti mendengar suara kyuhyun menyebut namanya.

Yeoja itu memandang kyuhyun lagi, ''apa kau memanggilku?''.
''kau lihat? Bagaimana aku tidak memojokkan gadis ini, dia begitu paranoid. Aku tidak pernah memanggil namanya'', kata kyuhyun.

Jinki menjentikkan jarinya ke dahi seon-rin. Taeyeon memandang jinki lalu tersenyum melihat ulah namja itu.
''jinki ah, aku tidak bisa untuk tidak menyukaimu. Walau jelas2 kau menyukai seonyung'', batin taeyeon.
''eommeo! Kenapa jadi panas sekali, apa kalian tidak kepanasan?'', kata kyuhyun sambil mengibaskan telapak tangannya.

Pintu ruang kepala sekolah terbuka, hyunah hakjangnim menatap keempat muridnya itu.
''tidak ada gunanya kalian ada disini. Kembalilah ke kelasmu!'', kata hyunah hakjangnim.
''aniyo!'', kata mereka serempak.
''tidak ada gunanya dan itu benar. Kalian Kembalilah ke kelas'', kata seon-rin tertunduk.

''kau park seonyung! Masuk ke ruang kerjaku sekarang'', kata hyunah hakjangnim.
Seon-rin mengikuti hyunah hakjangnim untuk masuk ke ruangannya.
Di dalam ruang kerja kepala sekolah,
Seon-rin duduk berhadapan dengan hyunah hakjangnim.
''apa yang harus kulakukan untukmu?'', tanya hyunah hakjangnim.
''jangan keluarkan aku dari sekolah'', kata seon-rin.
''aku memberimu kesempatan satu kali lagi untuk belajar di shinhwa. Tugasmu adalah bekerja paruh waktu di perpustakaan selama 5 hari''.
''jeongmalyo?? Hyunah hakjangnim gamsa hamnida''.

Seon-rin berkali2 membungkuk mengucapkan terima kasih. Hyunah hakjangnim tersenyum lalu menepuk pundak yeoja itu.
''aku benar2 minta maaf, dan terima kasih anda sudah memaafkanku'', kata seon-rin.


=Di sebuah kedai ramen=
Keempat murid shinhwa duduk melingkar di sebuah meja kecil.
''benar kan, seonyung tidak mungkin di keluarkan dari sekolah'', kata taeyeon.
''tentu! Shinhwa tidak ingin kehilangan murid berprestasi sepertiku'', kata seon-rin.
Jinki memukul kepala seon-rin dengan sumpitnya, ''apa seonyung yang sekarang begitu percaya diri? Aku tidak menyangka kau akan berubah'', kata jinki.

Kyuhyun hanya tersenyum melihat ulah ketiga sahabat itu dan menikmati mie ramen yang masih panas itu dengan sumpitnya.
''eung! Seonyung ah? Kau tetap ikut olimpiade bersamaku kan?'', tanya taeyeon.
Seon-rin menoleh ke arah taeyeon kemudian meletakkan sumpit yang ia pegang. Kyuhyun tidak jadi memakan mie yang sudah menggelantung di sumpitnya kemudian memperhatikan seon-rin. Namja itu terlihat cemas jika seon-rin mengatakan hal yang tidak tepat. Kyuhyun sadar betul watak rinrin yang ceplas-ceplos dan memikirkan diri sendiri.

''aku uhm, untuk olimpiade itu??'', ucap seon-rin.
''ya?'', kata taeyeon.

''olimpiade matematika itu bersamaan dengan lomba marathon. Marathon menjadi bagian hidupku, tapi taeyeon juga berarti untukku. Taeyeon dengan matematikanya. sudah saatnya aku membalas kebaikan taeyeon, dia berharga'', batin seon-rin.

''hei seonyung ah??'', seru taeyeon seraya mengibaskan tangannya didepan wajah yeoja itu.
''eung?? Ne! Aku akan ikut olimpiade bersamamu'', kata seon-rin kemudian tersenyum.
''yesssss!!!!'', Taeyeon tersenyum puas seraya mengangkat tangannya.

''hei jinki ah, bagaimana denganmu? hyunah hakjangnim ingin kau ikut olimpiade kan?'', tanya taeyeon.
''Tapi aku tidak menginginkannya. Entah kenapa hakjangnim memaksaku, bukankah ada ratusan siswa lain di shinhwa?'', jawab jinki.

''seonyung ah, lakukan yang terbaik untuk olimpiade ini, seperti tahun lalu'', kata jinki pada seon-rin.
Seon-rin mengangguk, ''aku akan berusaha dengan baik!''.

''hei, kenapa dari tadi kau diam saja?'', tanya seon-rin pada kyuhyun.
''kau ingin aku bicara apa?'', kata kyuhyun.
''apa memarmu masih sakit?''.
''tidak!''.
''apa itu akan mengganggu selera makanmu?''.
''tidak!''.
''kenapa kau sering berkata *tidak* padaku?''.
''karena aku menyukainya. Waeyo?''.

Seon-rin hanya mendengus sedangkan jinki dan taeyeon tertawa melihat ekspresi yeoja itu.


Tidak lama kemudian, diluar kedai mie ramen, Jinki menuntun sepedanya.
''jinki ah, aku pulang bersama taeyeon'', kata seon-rin.
''guraeyo. josimhae'', kata jinki kemudian siap mengayuh sepedanya.
''Aku juga akan pulang. Sampai ketemu besok'', kata kyuhyun kemudian berjalan ke arah yang berlawanan.


Beberapa saat berlalu, Seon-rin menghentikan langkahnya sedangkan taeyeon memandang ke arah depan melihat jinki mengayuh sepedanya semakin jauh.
''aku akan memastikan apa kyuhyun akan hilang ketika aku menoleh ke belakang?'', batinnya.
''Hana! Dul! Set! Kalau dia hilang berarti aku menyukai hantu?'', batinnya lagi lalu menoleh ke belakang.

''Hyaa!!!'', serunya terkejut saat melihat kyuhyun masih berjalan di jalanan panjang itu dengan santainya.

''kenapa kau berteriak?'', tanya taeyeon terkejut karena mendengar seon-rin berteriak.
''Gwaenchanayo!!'', kata seon-rin seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Keduanya berjalan beriringan,
''taeyeon ah??'', panggil seon-rin.
''eung??'', jawab taeyeon.
''Memberikan seluruh cintamu kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan balasan cinta, tunggulah sampai cinta berkembang dihatinya, tetapi jika tidak, berbahagialah karena cinta tumbuh di hatimu''.
Taeyeon tersenyum, ''Majayo!''.
''Jangan berhenti menyukai jinki! Jangan membuat takdir sendiri dengan berpikir posisimu di hati jinki tidak berubah dan tetap seperti ini'', kata seon-rin lagi.
''mweo??''.
''i will back off so you can live''.

(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar