Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *14


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *14

Kyuhyun menunjukkan dihadapan seon-rin bahwa dirinya seorang cheonsa.
Seon-rin melakukan perjanjian dengan cheonsa sunbaenim tentang nasib hidupnya sebagai lee rinrin yaitu memilih dijemput kembali 4 hari kedepan sebelum ia keluar dari tubuh seonyung.

''aku ingin menikmati 4 hariku dengan sebaik2nya. Walaupun itu adalah hal yang paling buruk'', kata seon-rin kemudian tersenyum ke arah kyu cheonsa.
(A Pink - My My)

Kyuhyun memberi tanda pada cheonsa sunbaenim untuk tetap membawa roh rinrin saat itu juga.
''tidak kyu cheonsa! Tugasmu masih sampai 4 hari lagi'', kata cheonsa sunbaenim.
''aku lebih tahu bagaimana sikap labil rinrin akan membahayakan dirinya. Tolong cheonsa sunbaenim lebih bijaksana'', kata kyuhyun.
''hidup itu pilihan. Kau bisa memilih membuat hidupmu berharga atau tidak. Beri kesempatan gadis itu untuk membuat hidupnya berharga. Setidaknya bagi seseorang yang istimewa untuknya''.

*swiiiiingggg* dalam sekejap rombongan cheonsa itu hilang dari pandangan mata seon-rin, dan hanya tersisa kyuhyun yang sudah tidak bersinar lagi.

''hyaaa gadis bodoh!!'', teriak kyuhyun.

Seon-rin mengacungkan jarinya ke arah kyuhyun dengan wajah geram.
''kau! Entah kau seorang cheonsa atau apapun itu, aku belum membuat perhitungan padamu! banyak sekali kau mempermainkan hidupku!!'', teriak seon-rin.
''apa yang kau lakukan? Kau tidak berhak marah padaku!''.
''kenapa aku tidak boleh marah hah??''.
''gadis arogan sepertimu, itu yang membuatku harus melanggar aturan''.
''Aku ingin pulang, kau pergilah kemanapun kau inginkan''.

Seon-rin meninggalkan kyuhyun yang masih berdiri di sebuah tepian jalan.
''lee rinrin, kau mempermainkan hidupmu sendiri! Waktu tidak bisa menunggu, waktu akan terus berjalan tanpa ada yang menghalangi. Belajarlah dengan bijak menggunakan waktumu!'', seru kyuhyun.

Seon-rin mendengar suara kyuhyun namun yeoja itu terus saja berjalan tanpa menoleh.

Kyuhyun hanya tersenyum melihat seon-rin berlalu dari tempat itu.

Flash back
#Saat kyuhyun berbicara dengan jungsu cheonsa di depan rumah seonyung.
''apa kau sudah pikirkan?'', tanya jungsu cheonsa.
''ya! Mempertahankannya untuk 4 hari ke depan adalah pilihan yang salah. Karena sekarang dia sudah cukup baik'', kata kyuhyun.
''ya itu cukup bijaksana. Aku senang jiwa cheonsamu sudah kembali! Jangan sampai kau jatuh cinta padanya. Jika benar ternyata kau menyukainya, kau harus berkorban. Kau ingat kyuhyun ah, berkorban itu pasti ada yang tersakiti, kalau kau pikir cheonsa tidak akan merasakan sakit hati, kau salah!''#end.

Seon-rin berjalan menyusuri jalan kota seoul kemudian duduk di sebuah halte bus. Yeoja itu memandangi bangku disampingnya dan lamat2 melihat bayangan kyuhyun.
''kyuhyun seorang cheonsa? Kyu hanya bertugas dan suatu saat tugasnya usai. Aku pikir memang aku dan kyu tidak akan bersama, ini akan sangat sulit. Ini cinta pertama dan juga terakhirku, kalaupun aku tidak bisa bersamanya, setidaknya aku pernah benar2 mencintai seseorang. Cho kyuhyun aku menyukaimu!'', batin seon-rin.



=Rumah Taeyeon=
Taeyeon mendengar suara mobil milik ayahnya masuk ke dalam halaman rumah. Yeoja itu bergegas membuka pintu rumah lalu menghampiri ayahnya.
''ayah, jangan masuk dulu! Aku ingin bicara sebentar'', kata taeyeon.
''aku sangat lelah, tapi apa yang ingin kau bicarakan?'', tanya tuan kim.
''begini.. Uhm, temanku akan tinggal sementara disini bersama ibunya dan,,,''.
''tunggu? Ibunya? Aiss, apa kau terlibat pada masalah keluarga temanmu itu? Suruh temanmu dan ibumu pulang. Pergi dari rumah bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah''.
''seonyung dan ibunya! Appa, dowajuseyo''.


Tuan kim menggeleng lalu masuk ke dalam rumah.
''jangan ikut campur urusan keluarga orang, arasseo?'', kata tuan kim.

Tuan kim mengendorkan dasi yang ia kenakan lalu menoleh ke arah seorang ajumma yang berdiri di ruang tengah rumah itu. Ajeossi itu begitu terkejut saat melihat ibu seonyung ada disana. Wanita yang sangat ia kenal.

''kau?'', tanya tuan kim.

Nyonya park tersenyum kemudian mengangguk. Taeyeon tidak mengerti dengan perubahan sikap ayahnya saat melihat nyonya park.
''ayah??'', kata taeyeon seraya menarik lengan jas ayahnya.

Tuan kim tidak bergeming dan terus memandang wanita di depannya itu.
Tiba2 nyonya park menghampiri tuan kim lalu memeluk ajeossi itu.
''maafkan aku kim!'', kata nyonya park.

Taeyeon sangat terkejut dengan kejadian itu. Perlahan tuan kim melepas pelukan nyonya park.
''aku tidak menyangka kita akan bertemu lagi seperti ini. Apakah ini kebetulan?'', tanya tuan kim.
''ayah mengenal ibu seonyung?'', tanya taeyeon.

''mweo? Seonyung putrimu? Jeongmalyo?'', tanya tuan kim seraya memandang nyonya park.
''ne! Seonyung, putri kita!'', jawab nyonya park.

''apa maksudnya seonyung putri kita? Siapa kita?'', batin taeyeon saat menyimak percakapan ayahnya dan nyonya park.

Nyonya park memandang taeyeon, ''apa ini benar2 taeyeon ku?''.
Tuan kim mengangguk, ''ne, urieui taeyeon!''.

Nyonya park kemudian memeluk taeyeon erat dan mengusap rambut panjangnya.
''taeyeon ah, ini ibu nak!'', kata nyonya park.


Beberapa saat kemudian,
''Dulu kami bercerai dan membawa satu dari anak kembar kami. Kau dan seonyung adalah saudara kembar. Aku memilih untuk membawamu'', kata tuan kim.
''aku dan seonyung bersaudara? bibi park ibuku? Apa aku sedang bermimpi?'', kata taeyeon lalu mencubit lengannya sendiri.

Taeyeon mengaduh dan mengusap lengannya karena kesakitan.

''Jangan lakukan lagi karena kau menyakiti dirimu sendiri'', tanya nyonya park seraya mengusap lengan taeyeon.
''gwaenchanayo ajumma. Uhm eomma? Apa aku boleh memanggilmu dengan sebutan ibu?'', tanya taeyeon.

Nyonya park memandang tuan kim.

''kau bisa memanggilnya ibu tapi kau tidak bisa memilikinya'', kata tuan kim.
''aku dan park akan bercerai'', kata nyonya park.

Taeyeon beranjak dari tempat duduknya kemudian pergi ke dalam kamarnya.


Di dalam kamar,
Yeoja itu merebahkan diri kemudian menutupi tubuhnya dengan selimut.
''aku dan seonyung bersaudara? Aku bertemu dengan ibu kandungku? Ternyata ibu kandungku sangat dekat'', batin taeyeon.


Di ruang tengah rumah itu, Nyonya park beranjak ingin menemui taeyeon tapi tuan kim mencegahnya.
''taeyeon hanya sedikit kecewa. Dia kecewa karena kau sekarang memiliki keluarga baru sedangkan taeyeon sejak kita berpisah hanya hidup denganku. Gwaenchanayo!'', kata tuan kim.


*tettttt* bel rumah taeyeon berbunyi.

''tunggu sebentar'', kata Tuan park kemudian beranjak membukakan pintu dan tampak seon-rin berdiri di sana.

''uhm, annyeong ajeossi. Mianhaeyo, telah merepotkan paman dan taeyeon'', kata seon-rin *bow*

Tiba2, Tuan kim memeluk seon-rin, ''gwaenchana, seandainya kau tidak menginap disini bersama ibumu, aku tidak tahu kapan aku akan bertemu putriku''.
''paman??'', ucap seon-rin bingung.

Seon-rin melihat ibunya berdiri di balik tuan kim.
''ibu??'', kata seon-rin.

Tuan kim melepas pelukannya lalu menoleh ke arah nyonya park.
''seonyung ah, paman kim memelukmu itu adalah wajar'', kata nyonya park.
''waeyo?'', tanya seon-rin.
''Ayah taeyeon itu juga ayahmu''.

Seon-rin memandang tuan kim, ''apa taeyeon tahu hal ini?''.


*cekret* pintu kamar taeyeon terbuka, seon-rin perlahan mendekati tempat tidur taeyeon yang berselimut rapat hingga menutupi kepalanya.
''kau pasti tidak bisa menerima kenyataan bahwa kau dan seonyung bersaudara. Tapi aku mewakili seonyung untuk berkata kau saudaraku yang luar biasa'', guman seon-rin lalu merebahkan diri di dekat taeyeon lalu memejamkan matanya.

Dibalik selimut, taeyeon terjaga dan mendengar seon-rin berguman.
''kenapa seonyung mengatakan dirinya seolah2 bukan seonyung? Ada apa sebenarnya?'', batin taeyeon.

Taeyeon merenung dan mengingat tentang kejadian seon-rin mencoba mengungkapkan jati dirinya sebagai orang lain saat berjalan pulang dari kedai ramen.



=Keesokan harinya, SMU Shinhwa=
Taeyeon berjalan lebih dahulu ke koridor sekolah. Yeoja itu tampak tergesa2 tanpa menunggu seon-rin yang berjalan santai di belakangnya. Seon-rinpun hanya terdiam dan tidak menanyakan sesuatu hal berkaitan dengan kenyataan bahwa taeyeon dan seonyung adalah saudara.
''taeyeon pasti marah padaku? Kenapa kau bodoh sekali rinrin ah, kenapa kau memilih tinggal di rumah taeyeon'', batin seon-rin.



Ternyata, Taeyeon menemui guru kang di ruang kerjanya.
''kau lihat ini'', kata guru kang seraya menyodorkan lembar ujian milik seonyung dengan nilai jemblok.
''nilai seonyung akhir2 ini menurun'', kata guru kang lagi.

''apa benar ini lembar ujian seonyung? Apa ada seseorang yang mengganti kertas ujian dengan namanya?'', tanya taeyeon.

Guru kang membandingkan nilai ujian seonyung semester lalu.
''lihat tanda tangan seonyung juga berbeda. Mungkin seseorang mengganti kertas ujian seonyung'', kata taeyeon.
''tidak mungkin taeyeon ah, hal itu belum pernah terjadi. Aku tidak bisa mengikutkan seonyung untuk olimpiade ini. Karena kau begitu ngotot ingin bersama seonyung maka aku memanggilmu lebih dulu''.
''bukankah kang seonsaengnim juga memilih seonyung, waeyo?''.
''karena aku melihat prestasinya tahun lalu dan ini sangat mengejutkan. Aku harap kau bisa mengerti''.
''seonsaengnim, aku ingin seonyung! Beri waktu untuk aku memikirkan hal ini''.


Di luar ruang kerja guru kang,
''tanda tangan seonyung berbeda. seonyung tidak pernah mengubah tanda tangannya, aku sangat mengerti. Apa yang terjadi sebenarnya? Nilai seonyung sekarang tidak lebih baik dari lee rinrin'', batin taeyeon.
''mweo? Kenapa aku teringat dengan rinrin'', guman taeyeon lagi.


Seon-rin bergegas pergi ke arah perpustakaan kemudian melihat seorang murid berseragam SMP sedang mengamat2i sekolahnya.
''hei apa yang kau lihat?'', tanya seon-rin saat melihat gadis itu memperhatikannya.

Beberapa siswi shinhwa yang melihat hal itu sudah berkerumun dan menduga seon-rin akan marah.

Seon-rin mendekati gadis smp itu, ''apa yang kau cari dari shinhwa? Sekolah atau bermain2?''.
''Aku tidak memikirkan sekolah, aku tidak takut bagaimana masa depanku nanti. Aku hanya ingin berada di bangku orang2 keren. SMU shinhwa. Kelak aku akan ada disini dengan memakai seragam sepertimu'', kata gadis itu.
''keren katamu? Sekolah itu dekat denganmu. Kalau kau tidak menghargai apa itu *sekolah*, kau salah. Kehidupan adalah sebuah sekolah yang tidak membosankan. Hargai hidupmu, ayo ikut aku!''.


Gadis smp itu berjalan beriringan dengan seon-rin.
''Kehidupanmu adalah sekolah yang terdapat banyak mata pelajaran yang bisa kita temukan. Ada pelajaran cinta, persahabatan, canda tawa, bagaimana mengeluarkn air mata dan kado kebahagiaan didalamnya'', kata seon-rin.
''aku rasa aku belum banyak belajar tentang hal itu!'', kata gadis smp itu.
''Tiap pagi diawali dengan doa. Kau akan bertemu banyak guru yang berbeda. Dan mungkin Tuhan menaruh malaikatnya dalam kehidupanmu. Karena inilah sekolah, hidupmu!''.

Seon-rin menjentikkan jarinya ke dada gadis smp itu.
''Uhm siapa yang mengajarimu tentang ini? Bolehkan aku belajar padanya? Aku ingin sepertimu''.
''cheonsa oppa!''.
''mweo? Kakak malaikat?''.


Seon-rin melambaikan tangan kemudian pergi meninggalkan gadis itu. Seon-rin berjalan ke arah perpustakaan. Tiba2 Seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

''jinki ah??'', kata seon-rin mencoba menebak siapa yang menepuknya.
''mweo? Kau tahu siapa yang menepuk pundakmu tanpa kau melihatnya?'', tanya jinki.

Seon-rin memandang ke arah jinki kemudian tersenyum,
''sekarang aku melihatmu begitu luar biasa jinki ah. Berbeda saat aku menjadi seorang rinrin. Semakin sulit jika aku harus meninggalkanmu 3 hari lagi'', batin seon-rin.

''seonyung ah, kenapa kau menyuruh taeyeon untuk tetap menyukaiku? Apa kau tidak menyukaiku?'', tanya jinki.
''mianhae, itu karena,, uhm aku tidak bisa mengatakannya padamu'', kata Seon-rin kemudian bergegas meninggalkan jinki namun dengan sigap jinki memegang tangan yeoja itu.

''malhaebwa!'', kata jinki.
''jangan membuatku semakin merasa bersalah jinki ah, jebal? Aku tidak bisa memberitahu sekarang!'', kata seon-rin.

Jinki melepas genggaman tangannya.
''maafkan aku karena kapanpun aku tidak akan menyerah untukmu, seonyung ah!'', kata jinki lalu meninggalkan seon-rin di koridor perpustakaan.

Seon-rin hanya memandang jinki pergi dari tempat itu tanpa menyusulnya dan memberi penjelasan.
''memaksa pria yang mencintaimu untuk membuatnya mencintai orang lain adalah hal yang jahat'', kata kyuhyun yang tiba2 berdiri di dekat seon-rin.
''jika aku ingin katakan bahwa aku mencintaimu, apa yang akan kau lakukan?'', tanya seon-rin.
''mweo?''.
''hal berat bukan? Saat kau tahu orang yang kau cintai bukan seorang manusia''.

Kyuhyun tertegun lalu memandang seon-rin tajam.
''kau terkejut? Aku hanya bercanda, tidak ku sangka seorang cheonsa sepertimu tidak tahu apa yang aku pikirkan'', kata seon-rin.

''saat ini aku memang tidak bisa membaca apa yang kau pikirkan, rinrin ah!'', batin kyuhyun.

''Kau mempermainkan perasaanmu sendiri. Kau tidak mengerti bagaimana diriku, jadi berhentilah untuk menyukaiku! Tugasku tidak lebih dari menjagamu sampai 3 hari ke depan'', kata kyuhyun.
''kau pikir hatimu itu seperti pintu pagar besi yang dikunci dengan gembok yang kokoh?''
''ne!''.
''kalau begitu aku kuncinya! Ya kunci yang sangat kecil, dengan ringan memutar gembok itu dengan satu suara *klik*, aku dengan mudah membukanya!''.

Kyuhyun menggeleng, ''tidak bisa!''.
''kau ingin tahu kenapa aku bisa membukanya? Karena aku memahami isi hatimu. perhatian dan kasih sayangmu akan mengubahku menjadi sebuah kunci kecil yang dapat memahami dan membuka pintu hatimu'', kata seon-rin.
''kau terlalu percaya diri rinrin ah!''.



=Di dalam perpustakaan=
Seon-rin menata deretan buku2 yang ada di rak perpustakaan dan berkali2 yeoja itu mengusap peluhnya.
''seonsaengnim, bolehkan aku pergi ke departemen olahraga shinhwa, sebentar saja'', kata seon-rin.
''apa kau sudah selesai merapikan buku2 itu'', tanya penjaga perpustakaan.

Seon-rin menggeleng.
''geureom, kerjakan dulu tugasmu baru kau pergi ke departemen olahraga''.

Yeoja itu melirik jam tangannya.
''1 jam lagi pendaftaran marathon ditutup, aku harus bekerja lebih cepat'', batin seon-rin.

Seon-rin mengerahkan tenaganya untuk merapikan buku2 itu dengan cepat dan terpaksa bolak balik mengangkat tumpukan buku itu agar dapat segera pergi ke departemen olahraga shinhwa.

''seonsaengnim, aku sudah selesaikan semua'', kata seon-rin.
''kau boleh pergi sekarang tapi aku harap kau cepat kembali ke sini'', kata petugas perpustakaan.


Seon-rin berlari menyusuri koridor sekolah ke arah departemen olah raga.

Tiba2, *slapp* seon-rin menumpu dengan telapak tangannya pada sebuah dinding kelas. Yeoja itu merasa sekelilingnya berputar.

''aku pusing sekali'', guman seon-rin lalu mengusap hidungnya karena merasa ada sesuatu yang segar keluar dari lobang hidungnya itu.
''darah??'', guman yeoja itu lagi saat melihat cairan merah di telapak tangannya.

Seon-rin menengok ke arah jam tangannya.
''aku harus ke departemen olahraga sekarang juga'', kata seon-rin seraya mengusap darah yang mengalir dari hidungnya.



=Departemen olahraga shinhwa=
Seon-rin sedang mengisi formulir pendaftaran,
*tess* darah dari hidungnya menetesi lembaran formulir milik seon-rin.

Melihat hal itu, panitia menarik lembaran kertas milik seon-rin.
''kau tidak bisa ikut, kondisi kesehatanmu tidak baik. Catatan dari poliklinik pun menunjukkan kau memiliki kelainan. Seandainya rinrin masih ada pasti sekolah kita akan memperoleh juara'', kata panitia itu.
''tolong beri aku kesempatan, aku bisa seperti rinrin'', kata seon-rin.

Petugas itu memberikan seon-rin sapu tangan untuk mengusap darah dari hidungnya.
''3 hari lagi, apa kau bisa melakukannya dengan baik? Setauku kau tidak cukup baik dalam olahraga'', kata seonsaengnim itu.
''tolong percayai aku'', pinta seon-rin.



=Di dalam Kelas=
Jinki menoleh ke arah bangku seon-rin yang ada di belakangnya. Bangku itu masih kosong, taeyeon melihat raut khawatir di wajah jinki.

''apa kau begitu khawatir pada seonyung?'', tanya taeyeon.
Jinki mengangguk, ''seonyung pasti sedang bekerja keras''.
''apa kau merasa seonyung akhir2 ini sedikit berbeda?''.
''tidak, waeyo??''.
''uhm gwaenchanayo!''.

''ternyata taeyeon juga curiga pada perubahan sikap seonyung. Aku akan mencari tahu kebenarannya. Sebaiknya nanti aku ke rumah rinrin, aku ingin tahu pribadi rinrin lebih jauh'', batin jinki.

''lee jinki??'', panggil guru kang.

Jinki hanya terdiam dan memandang keluar jendela.
''le jinki?'', panggil guru kang lagi.

*wussss* sebuah penghapus melayang ke arah jinki.
Namun *settttt* tiba2 dengan sigap kyuhyun mencondongkan tubuhnya dan menangkap penghapus itu sehingga tidak mengenai kepala jinki.

Semua murid takjub termasuk guru kang.
''Uwaaa!! keren sekali'', guman taeyeon.
''kang seonsaengnim, jangan bermain2 dengan penghapus'', kata kyuhyun.
''mweo? Hyaaaa!!'', teriak guru kang.

Kyuhyun beranjak lalu memberikan penghapus itu kepada guru kang.
''kenapa kau jadi sok pahlawan kyuhyun ah?'', tanya guru kang.
''aniyo, seonsaengnim!'', jawab kyuhyun tersenyum.

Guru kang hanya menggelengkan kepala lalu menyuruh kyuhyun duduk ke tempatnya lagi.
''mweo? Anda tidak menghukumku?'', tanya kyuhyun.
''karena apa?'', kata guru kang keheranan.
''karena aku sudah terlalu berani, ayolah hukum aku. Mungkin harus mengerjakan sesuatu hal di perpustakaan?''.

''dasar penjilat!'', guman jinki dari tempat duduknya.
''mweo?'', tanya taeyeon.
''dia ingin dekat dengan seonyung! Tidak akan ku biarkan''.

''seonsaengnim, tidak semua kesalahan berakhir dengan hukuman'', kata jinki pada guru kang.
''hei kyu, apa kau tidak dengar yang dikatakan guru kang untuk menyuruhmu duduk?'', tanya jinki pada kyuhyun.

''kesalahan itu tetap harus dihukum'', goda kyuhyun.
''kenapa kau memilih dihukum di perpustakaan? Apa karena ada seonyung di sana?''.
''ya! Wae?''.

''hentikannnnn!!!!'', seru guru kang seraya memukul meja.

Kyuhyun dan jinki menoleh ke arah guru kang.
''kau kembalilah ke tempatmu!'', perintah guru kang.



Saat jam istirahat, perpustakaan selalu penuh di kunjungi murid shinhwa.
''tidak di semua tempat murid itu mencari buku, tapi disini mereka benar2 memerlukan buku. Banyak perpustakaan di sekolah lain yang lenggang saat istirahat, mereka memilih untuk meramaikan kantin sekolah'', guman seon-rin.

Yeoja itu dengan tekun merapikan buku dan membantu beberapa siswa yang tidak dapat menemukan buku yang mereka cari.
Jinki masuk ke dalam ruang baca perpustakaan dan melihat ke sekeliling mencari seon-rin.
Dilihatnya seon-rin sedang menaiki tangga kecil untuk mengambil buku di rak paling atas. Jinki mendekati seon-rin lalu menahan tangga itu agar tidak goyang.
Seon-rin menengok ke bawah dan melihat jinki menahan tangga yang ia naiki.
''apa kau bodoh seonyung ah?'', tanya jinki.
''mweo?'', kata seon-rin.
''bagaimana kalau kau jatuh? Kau harus menggunakan ilmu matematikamu! Berapa tinggi rak buku itu dan berapa tinggi tangga yang harus kau gunakan. Ini terlalu pendek dan kecil''.
''gwaenchana, Kalaupun aku jatuh karena kau akan membantuku berdiri kan? ''.


Taeyeon melihat seon-rin sedang bersama jinki lalu menghampiri keduanya.
''ayo kita belajar'', kata taeyeon seraya menunjukkan sebuah buku pada seon-rin yang sedang nangkring (?) di tangga.

Seon-rin mengangguk, ''Yeogi chaegieyo!''.

Kedua yeoja itu memilih duduk di sudut perpustakaan,
''kau tidak ikut lomba marathon kan?'', tanya taeyeon.
''uhm?? Ani.. Aniyo. Wae?'', kata seon-rin.

''kalau seonyung berubah sikap seperti rinrin, ia pasti akan memilih marathon, tapi kenapa dia tidak ikut olimpiade marathon itu? Uhm sekarang aku tidak boleh berpikiran buruk pada seonyung'', batin taeyeon.

Seon-rin memijit pelipisnya, ''kenapa soal ini menjadi sulit sekali''.
''jeongmalyo? soal itu sangat mudah'', kata taeyeon.
''oh! Maksudku ketikan soalnya tidak jelas''.
''kau hanya harus lebih serius mempelajarinya. Aku yakin kau bisa, seperti seonyungku dulu''.

Seon-rin tertegun, ''seonyung sebagai temanmu atau saudaramu?''.
''keduanya, karena aku mengenalmu lebih dulu sebagai sahabat dan aku sangat bahagia saat aku tahu kita bersaudara'', jawab taeyeon dengan mantap.

Seon-rin menutup buku matematikanya lalu menunjuk ke sebuah sudut rak buku.
''aku akan bekerja lagi, sebelum petugas perpustakaan berteriak lagi padaku'', kata seon-rin.

Taeyeon mengangguk lalu merapikan bukunya.
''Apa kau tidak senang karena kita bersaudara? Dan kau hanya ingin kita sebatas sahabat saja?'', tanya taeyeon.
''Ani! Aku sangat bahagia taeyeon ah! Kini kau memiliki keluarga yang kau idamkan''.

Taeyeon tersenyum kemudian menoleh ke arah jinki yang duduk tidak jauh darinya.
''apa kau akan pergi ke kelas bersamaku?'', tanya taeyeon.
''kau pergilah dulu, aku masih ingin membaca buku ini!'', jawab jinki.


Di sudut rak buku, seon-rin duduk dengan meluruskan kedua kakinya. Yeoja itu mulai menangis kemudian menutup wajahnya dengan telapak tangan.
''ini benar2 berat kenapa aku menjadi cengeng?'', guman seon-rin.

Seon-rin mulai membayangkan pertemuan pertamanya dengan taeyeon dan seonyung. Ia selalu menjahili dua sahabat itu dengan melempar telur, membuat seonyung jatuh terpeleset dan memilih berdebat hebat dengan taeyeon.
Potongan2 gambar yang begitu jelas terekam diingat seon-rin.
''maafkan aku seonyung ah, jika kau masih hidup pasti ini tidak akan terjadi, terima kasih sudah meminjamkan tubuhmu untukku'', kata seon-rin.

Disaat yang bersamaan, jinki mendengar semua ucapan seon-rin.
''aku semakin yakin orang yang selalu aku ajak bicara beberapa hari terakhir ini adalah rinrin'', batin jinki.

Seon-rin tidak juga menyadari jinki terus memandanginya dan berdiri di sampingnya.
Jinki perlahan mendekati seon-rin dan duduk di sebelahnya,
''jinki ah??'', kata seon-rin saat menyadari jinki ada di sana dan yeoja itu bergegas menghapus air matanya.

''apa kau tahu kisah kimi ni todoku?'', tanya jinki.
''mweo? Kimi? Kimino?'', kata seon-rin.
''kimi ni todoku itu kisah dari jepang, seorang pria yang menyukai gadis dengan kepribadian aneh di sekolahnya. Gadis itu tidak pernah mau berbicara banyak sehingga semua temannya menjauhinya. Gadis itu mendapat julukan sadako karena tatapan dan ekspresi wajahnya yang dingin. Gosip yang beredar jika memandangi sadako lebih dari 3 detik, mereka akan kena kutuk''.
''apa kutukan itu terjadi?''.
Jinki menggeleng, ''aniyo! tidak seorangpun yang terkena kutuk, akhirnya pria itu membantu sadako untuk bergaul dan memiliki teman. Benar saja, kehidupan gadis itu berubah, Ia menjadi percaya diri dan semua temannya mulai menyukainya. Sadako memiliki dua orang sahabat dan seorang pria yang menjadi kekasihnya''.
''hebat sekali, pria itu mampu membantunya berubah. Apa pria itu yang akan menjadi kekasih sadako?''.
''ne! Kimi ni todoku, kini aku menemukanmu!''.
''Uwaaaaa!!''.

Jinki memandangi wajah seon-rin yang sedang tersenyum. Lamat2 namja itu melihat wajah seonyung seperti lee rinrin.
''rinrin ah?'', tanya jinki.
''ne?'', jawab seon-rin.

Yeoja itu terbelalak saat menyadari apa yang diucapkannya kemudian menutup mulut dengan telapak tangannya.

(Ost A Pink - My My)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar