Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *17

Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *17
Seon-rin dan jinki menyusuri jalanan seoul, taeyeon dan kyuhyun meninggalkan mereka lebih dulu.
''tidak ada alasan untuk aku membencimu. Dan itu berkali2 ku katakan tapi kau tidak mengerti'', kata jinki.
''bagaimana jika seonyung memang menyukaimu tapi aku tidak. Apa yang akan kau lakukan padaku?''.
Jinki menatap seon-rin.
(Ost G.Na - I will back off so you can live)

''apa yang kau lakukan padaku??'', tanya seon-rin lagi.
''aku tidak melakukan apa2, hanya aku akan bertanya *kenapa kau tidak menyukaiku? Apa aku kurang tampan?*''
''kau sangat tampan jinki ah, itu karena aku menyukai orang lain''.

Tidak lama kemudian, Jinki dan seon-rin duduk di sebuah halte, kemudian namja itu mengeluarkan sebuah buku.
''ceritakan padaku, bagaimana dirimu saat ini dan aku akan menulisnya'', kata jinki.
''untuk apa? Kau aneh jinki ah'', kata seon-rin heran.
''kau tidak percaya? Kelak aku akan menjadi seorang penulis dan itu tidak akan terjadi jika aku tidak memulainya''.
''Uhm arraseo! ini mungkin terkesan sangat aneh untuk kau dengar. Aku hanya diberi waktu 13 hari untuk memakai tubuh seonyung dan setelah itu, aku tidak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin aku akan meninggalkan dunia ini dan aku berharap aku dapat memberikan sedikit kenangan yang indah bagimu dan semua yang mengenalku sebagai seonyung''.
''awalnya aku tidak mengerti mengapa aku untuk ada didalam raga seonyung, ternyata Tuhan ingin mengubahku dan mengubah pandangan orang lain terhadap gadis menyebalkan bernama lee rinrin'', kata rinrin lagi.

Jinki terus saja menorehkan huruf2 hangul di buku agendanya sedangkan seon-rin terus saja bercerita.
''Uhm jinki ah kau harus tahu, kau bukan menyukai rinrin tapi yang kau sukai sejak dulu adalah seonyung. Karena yang kau lihat adalah seonyung! Kau harus bisa melihat, aku bukan seonyung, aku lee rinrin!'', kata seon-rin.

Jinki berhenti menulis lalu memandang seon-rin.
''orang dunia melihat dengan matanya tapi aku melihatmu dengan hatiku'', kata jinki seraya menyentuh dadanya.
''ne maeumeuro? (dengan hatimu)'', kata seon-rin seraya menunjuk dada jinki dengan telunjuknya.
Jinki mengangguk, ''ne! Apa kau tidak percaya? Bukankah tindakan yang tulus berbicara lebih lantang daripada banyaknya tulisan? Aku melakukan itu dengan ketulusan dan aku berharap kau mengerti. Aku tidak melihatmu sebagai seonyung saja karena didalamnya ada kau, begitu juga sebaliknya''.
''kau membuat hidupmu sendiri rumit jinki ah. Kau hanya cukup berpikir bagaimana caranya berhenti menyukaiku. Itu akan terasa sakit pada awalnya saja''.
''aku akan mencobanya!? Gwaenchana!! Sekarang kau sudah tidak terbeban kan?''.
Seon-rin tersenyum, ''gomaweo''.

''walau kau memaksaku untuk berhenti, aku tidak akan berhenti! Ketika kau memintaku berjalan bersamamu sejauh 1 mil, aku akan berjalan bersamamu sejauh 2mil'', batin jinki.


Seon-rin memandang trotoar jalan yang ada di seberangnya. Ia terkejut melihat kyuhyun berdiri di sana. Namja itu memandanginya dan tersenyum padanya.
Seon-rin beranjak kemudian berlari ke jalan mencoba menghampiri kyuhyun.

*tiiiinnnn* sebuah mobil yang melaju ke arah seon-rin membunyikan klakson dengan keras. Jinki langsung melempar bukunya kemudian berlari meraih lengan seon-rin dan menariknya.

*gludukkk* keduanya berguling di pinggir jalan. Seon-rin memandang jinki yang terus memeluk tubuhnya.
''kau sudah bosan hidup?'', tanya jinki dengan nafas terengal.
''mianhaeyo! Mianhaeyo, jinki ah!'', kata seon-rin.

Jinki melepas pelukannya kemudian beranjak berdiri dan kembali mengambil buku catatannya.
Seon-rin memandang ke seberang dan tidak melihat kyuhyun disana.
''kenapa kau harus muncul lalu menghilang lagi? Itu membuatku resah dan akal sehatku hilang. Apa kau bisa berlaku wajar, kyuhyun ah? Kau membuatku hampir mati!'', batin seon-rin.

Seon-rin menghampiri jinki kemudian memperhatikan namja itu.
''apa kau terluka? Dibagian mana? Apa kau butuh obat?'', tanya seon-rin.
''aku hanya perlu kau duduk disampingku tanpa melakukan hal yang membahayakan dirimu'', jawab jinki.
''aku tidak ingin tubuh seonyung tergores dan kau pergi jauh dari dunia malam ini'', kata jinki lagi.

''tapi aku akan tetap pergi, jinki ah. Cinta tidak berlaku pada orang yang sudah mati. Aku sudah mati dan kau tidak bisa menyangkal hal itu'', kata seon-rin.
''kau hidup!''.
Jinki mencubit tangan seon-rin hingga membuat yeoja itu menjerit dan mengusap lengannya.
''aphayo?'', tanya jinki.
''neomu apha'', jawab seon-rin.
''itu tandanya kau hidup! Orang mati tidak bisa merasakan sakit. Lupakan ini, dan kembali lanjutkan ceritamu!''.


Seon-rin memandang jalanan yang ada di depannya lalu melihat beberapa gadis berlalu lalang dengan syal melilit rapat dilehernya.
''Untuk taeyeon, tuliskan bahwa aku sangat menyayanginya. Aku bahagia saat tahu taeyeon dan seonyung bersaudara serta mengembalikan hubungan yang baik antara bibi park dan paman kim. Dan aku berharap dapat membantumu memulihkan hubunganmu dengan ibumu'', kata seon-rin.
''cukup untuk membicarakan aku dan wanita itu. Fokuslah pada kisah hidupmu rinrin ah'', kata jinki.
''karena kau juga bagian dari hidupku, yang ingin ku perjuangkan. Aku berharap inipun tidak sekedar kata2 dan aku bisa melakukan sesuatu untukmu''.

Seon-rin meminta sesobek kertas kemudian menulis beberapa kalimat. Jinki berusaha mengintip tulisan seon-rin namun ia menutup kertas itu dengan telapak tangannya.
''apa yang kau tulis? Aku penasaran!'', kata jinki.
''ini hanya ucapan terima kasih saja, karena kau sudah mendengarkan semua ceritaku, jinki ah! Aku sadar saat menjadi rinrin, didengarkan lebih senang daripada mendengarkan. Karena mendengarkan berarti kita melupakan kepentingan kita dan fokus pada kepentingan orang lain, itu tidak mudah!'', kata seon-rin.
''bukankah Tuhan menganugerahkan dua telinga untuk kita? Mendengarkan ibarat sebuah pohon besar, dimana dibawahnya ada dua orang yang sedang duduk saling menceritakan rahasia. Pohon mendengarkan rahasia itu, tapi dia tidak pernah menceritakannya pada angin karena ia tahu, angin akan menyebarkannya ke semua penjuru bumi'', kata jinki.



Disebuah jalan, taeyeon mengayuh sepedanya di jalanan yang terang karena sinar lampu. Yeoja itu menghentikan sepedanya kemudian menoleh ke arah boncengan dibelakangnya. Lamat2 ia melihat seon-rin duduk disana dan tersenyum ke arahnya.
''jika kau hanya hidup sementara, aku ingin sehari lebih dari 24 jam, agar kau tetap di sini bersamaku. Tapi aku berharap bisa melihatmu menikah, memiliki anak dan menjadi tua. Kita hidup bersama. Aku dengan pria yang kucintai dan kaupun demikian'', batin taeyeon.

Yeoja itu mengayuh sepedanya perlahan. Pandangan matanya seolah mengingat kenangan masa lalu dimana rinrin melemparinya dengan telur dan sering mengejeknya. Kemudian muncul kenangan2 saat rinrin berada didalam raga seonyung. Tidak terasa air mata taeyeon mengalir membasahi kedua pipinya.
''Tuhan, jangan ambil orang kusayangi lagi, seperti Engkau membawa pergi seonyung. Ijinkan aku melihat rinrin lebih lama walau ia berada didalam seonyung'', ucapnya.



=halte bus=
Sebuah bus berhenti di halte itu. Seon-rin dan jinki memutuskan untuk menunggu bus berikutnya untuk melanjutkan cerita yang akan ditulis jinki.

''hei, apa orang tuamu tidak mencarimu? Kenapa kau tidak pulang ke rumah?'', tanya seorang wanita yang baru pulang dari kantornya.
''kami akan menunggu bus berikutnya'', kata jinki.
''itu bus terakhir''.
''mweo??''.
''ayo kita naik bus itu saja!''.

Seon-rin mencangklong tasnya kemudian beranjak berdiri.
''apa yang akan kita lakukan?'', tanya jinki.
''kita kejar bus itu!'', jawab seon-rin.
''jeongmalyo??''.

Seon-rin dan jinki berlari menyusuri pinggiran jalan seraya mengejar bus berwarna hijau yang melaju pelan di depannya.
''ini benar2 menyenangkan'', seru jinki seraya menggandeng tangan seon-rin yang berlari sedikit dibelakangnya.
Pandangan seon-rin mulai kabur dan ia memperlambat larinya.
''wae??'', tanya jinki .
''gwaenchana, kita harus mengejar bus itu'', kata seon-rin terengah.
''tidak, jika itu membuatmu sakit!''.
''mweo?''.
''maafkan aku, untuk hal ini aku tidak mengerti, seharusnya aku tidak mengajakmu berlari''.



=Rumah Taeyeon=
Seon-rin berdiri di teras rumah seraya memandang jinki yang ada di halaman.
''jinki ah, gomaweo!'', kata seon-rin.
Jinki tersenyum kemudian berjalan keluar halaman. Tiba2, seon-rin menghampiri namja itu. Seon-rin memberikan sebuah lipatan kertas pada jinki.
''tolong kau buka kertas itu, saat aku benar2 tak bisa kau lihat lagi'', kata seon-rin.
''kau tidak akan pergi! Hidup keduamu adalah anugrah'', kata jinki.
''kalau begitu, bukalah saat kau benar2 mencetak buku karyamu hingga bisa dibaca orang2 di seluruh dunia. Kelak, aku ingin melihatmu sebagai penulis hebat!''.
''ne! Uhm, aku ingin bertanya bagaimana cara membacamu tentang kata NOWHERE?''.
''kenapa kau bertanya hal semudah itu, aku akan membacanya sebagai kata No Where''.
''no where berarti tidak ada dimanapun. Tapi kalau kau tahu aku membacanya sebagai Now Here berarti sekarang berada di sini''.
''kamu adalah now here bukan no where. Kau mengerti bukan?''.


Seon-rin mengetuk pintu rumah taeyeon, tidak lama kemudian pintu terbuka dan nyonya park berdiri di sana.
''ibu belum tidur?'', tanya seon-rin.
''aku menunggumu pulang!'', jawab nyonya park.
''ibu sekarang bisa istirahat dengan tenang karena aku sudah pulang''.
Seon-rin beranjak menaiki tangga rumah itu,
''eomma, saranghae'', kata seon-rin.
Nyonya park tersenyum kemudian mengangguk.

Tidak lama kemudian, seon-rin duduk di tempat belajar taeyeon dengan memakai baju piyama. Seon-rin mengeluarkan buku matematika yang ia pinjam dari perpustakaan. Yeoja itu mulai membaca lembar demi lembar dan mencoba memahaminya.
Seon-rin membuka jendela kamar taeyeon hingga membuatnya merasa lebih segar.

Seon-rin terus membaca dan memahami rumus seraya menyelipkan pensil yang ia gunakan di sela telinganya.

Kyuhyun terus memperhatikan seon-rin. Namja itu duduk di jendela yang terbuka, namun seon-rin tidak menyadari hal itu karena ia muncul dalam wujud cheonsa.
''kadang manusia kerap mengeluh ketika melihat orang yang keras kepala, seolah2 sangat mustahil untuk mengubah hati mereka tapi Tuhan tidak pernah terlalu cepat untuk menyerah apalagi berkaitan dengan orang berdosa, Tuhan selalu punya cara untuk membuat orang sadar akan perbuatannya'', kata kyuhyun pada dirinya sendiri.

''aku harus istirahat, ini benar2 melelahkan'', guman seon-rin seraya menguap.

*wussss* tiba2 angin berhembus hingga menggoyangkan gorden jendela kamar itu.

Seon-rin melongok ke luar rumah untuk menutup jendela. Di jalan depan rumah taeyeon, ia melihat sosok kyuhyun yang hanya terlihat punggungnya saja berjalan menjauh dari tempat itu.
''aku berharap angin itu adalah kau, kyuhyun ah! Apa kau mendengarku sekarang? Jika kau mendengarku, aku berkata *gomaweo, jeongmal gomaweoyo*'', batin seon-rin.

''terima kasih walau kau tidak pernah mengatakannya, tapi aku meyakini bahwa kau mencintaiku dalam diam. Kita dipertemukan pada takdir yang rumit. Jika aku bisa menemui Tuhan, aku meminta untuk tidak menghapus kenangan tentangmu. Bukan surga namanya jika aku tidak melihatmu disana'', batin seon-rin lagi.

*klekk* seon-rin menutup jendela kamar itu.


Kyuhyun menoleh ke arah jendela kamar taeyeon yang sudah tertutup.

Seon-rin memandang taeyeon yang tertidur pulas. Perlahan yeoja itu keluar dari kamarnya kemudian berjalan ke dapur. Ia membuka kulkas dan mengambil sebungkus roti.

Tidak lama kemudian, seon-rin bersimpuh di dekat tempat tidur taeyeon seraya membawa sebuah roti yang diberi sebatang lilin menyala.
''ini adalah 10 hari dimana kau mengenalkan aku arti kasih. Bagiku matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, karena Tuhan memberiku penerang abadi, kau, jinki dan kyuhyun'', ucap seon-rin kemudian meniup lilin itu.

**Kasihmu sanggup mengubahku dan menguatkan aku dalam pengharapan. Engkau permata hatiku dan dunia tidak sanggup menggantikanmu. Menjadikanku indah dan semakin indah**

Kemudian, seon-rin tidur di samping taeyeon. Saat seon-rin benar2 tertidur, taeyeon terbangun dan melihat tumpukan buku matematika dan sepotong kue di meja belajarnya.
''seoyung benar2 bekerja keras. Tidak, ini rinrin. Untuk seorang lee rinrin ini adalah hal berat. Tapi dia tidak menyerah untuk berusaha'', batin taeyeon.
''seonyung ah, apakah kau melihat kami dari surga? Kau melihat bagaimana rinrin sekarang? Kau tidak akan menyesal karena rinrin ada didalam tubuhmu'', guman taeyeon seraya memandang langit2 rumah dan tampak seolah seonyung tersenyum ke arahnya.

Taeyeon membalikkan tubuhnya dan melihat wajah seon-rin yang sudah tertidur pulas.
''kau berusaha untuk menjadi seperti seonyung dan itu kau perjuangkan secara mati2an, maafkan aku rinrin ah'', batin taeyeon.


=Kamar nyonya park=
Nyonya park tertidur dengan nyenyaknya. Di dalam mimpi nyonya park>
Nyonya park seolah berada di dalam rumahnya yang lama, tiba2 terdengar seseorang mengetuk pintu rumah itu.
''seonyung ah??'', kata nyonya park saat melihat putrinya berdiri di depan pintu.
''ibu, ketika aku mengetuk pintumu, tolong bukakan seperti saat ini engkau membuka pintu untukku, walaupun aku datang menjadi orang lain'', kata seonyung.
''kau ada bersama ibu''.

Seonyung tersenyum lalu memeluk ibunya, ''dia mengasihimu seperti aku mengasihi ibu''.#end.

Nyonya park terjaga dari tidurnya lalu mulai duduk merenung.
''Kenapa aku bermimpi tentang seonyung? Seonyung masih ada bersamaku tapi aku merasa ini seperti sebuah pesan'', batin nyonya park.


Nyonya park masuk ke dalam kamar taeyeon dan melihat kedua putrinya tertidur pulas.
''aku mengasihi kalian. Melihat kalian berkumpul bersama, itu adalah kebahagiaanku'', ucap nyonya park lirih kemudian menutup pintu kamar itu.



=Rumah Jinki=
Jinki berkutat dengan laptopnya untuk menulis kata demi kata yang berkaitan dengan buku yang ingin ia rilis.
''god is good all the time'', ucapnya lalu meregangkan tubuhnya karena kelelahan.

Namja itu mengambil kertas yang ia selipkan di buku agendanya. Jinki hendak membuka kertas yang terlipat rapi itu namun ia teringat pesan seon-rin untuk membukanya kelak saat namja itu berhasil menjadi penulis.
''aku tidak sabar ingin secepat mungkin menjadi penulis hebat. Kira2 apa yang rinrin tulis untukku ya?'', Guman jinki.



=Keesokan harinya, Rumah taeyeon=
Pagi2 buta, matahari belum memancarkan cahayanya, Seon-rin mengeluarkan sepeda milik taeyeon dari garasi.
''kau akan pergi kemana?'', tanya tuan kim.
''aku hanya ingin bersepeda saja. Taeyeon masih tidur dan aku tidak ingin mengganggunya'', kata seon-rin.

Seon-rin mengayuh sepedanya dengan santai, sesekali ia menghirup udara segar dalam2. Pepohonan hijau di kanan-kiri jalan begitu menyegarkan mata.

Tak lama kemudian, ia berhenti di sebuah persimpangan jalan yang menuju kedua arah yang tidak pernah ia lewati. Seorang ajeossi berjalan melewati seon-rin.
''Uhm ajeossi? Apakah paman tahu jalan2 didepan sana menuju kemana?'', tanya seon-rin.
''kau ingin pergi kemana?'', tanya ajeossi itu.
''aku hanya ingin bersepeda saja disekitar sini''.
''kalau begitu kau ambil jalan mana saja, itu tidak menjadi masalah. Karena kau tidak memiliki tujuan jelas jadi bagimu jalan itu sama saja''.

Seon-rin memandang jalan di depannya itu kemudian berpikir sejenak.
''hidup tanpa arah dan tujuan hanyalah menyia2kan waktu yang sangat terbatas. Kita harus menyelesaikan perjalanan kita sebelum kita kehabisan waktu. Jalan mana yang akan kita pilih di setiap persimpangan, tergantung tujuan dan harapan kita'', kata ajeossi itu lagi.
''ya paman, kau benar. Aku harus menyelesaikannya tetap waktu dan aku sudah memutuskannya'', kata seon-rin kemudian mengayuh sepedanya.

Ajeossi itu memandang seon-rin yang mengayuh sepedanya dengan penuh semangat itu. Tiba2 tubuhnya mulai tampak samar2. Ajeossi itu berubah menjadi kyuhyun dalam bentuk seorang cheonsa.



=SMU Shinhwa=
Taeyeon mengayuh sepedanya memasuki halaman smu shinhwa. Seon-rin duduk di boncengan belakang terus berseru seraya membentangkan kedua tangannya.
''naega haengbokhan saramiya!! (aku adalah orang yang berbahagia)'', seru seon-rin.
''apa itu karena kau dapat sesuatu dari bersepeda tadi pagi?'', tanya taeyeon.

Belum sempat seon-rin menjawab pertanyaan taeyeon,
Tiba2 *cittttt* taeyeon tiba2 menghentikan laju sepedanya. Seon-rin melongok ke depan dan melihat tuan park berdiri di dekat mobilnya.
''itu paman park!'', kata taeyeon.

Melihat taeyeon dan seon-rin, tuan park mendekati mereka berdua. Seon-rin menyuruh taeyeon untuk pergi ke kelas lebih dulu.

''kemana kau membawa ibumu pergi?'', tanya tuan park.
''kau mencari ibuku? apa kau tidak puas menyakiti hatinya?'', kata seon-rin.

Seon-rin melihat ayahnya (tuan lee-red) keluar dari mobil kemudian berjalan menghampiri mereka.
''appa?!''ayah sudah sembuh, syukurlah'', batin seon-rin lagi.

Tuan park menunjukkan lembar kertas ke dekat wajah seon-rin.
''ibumu mengajukan cerai ini pasti hasutanmu!'', kata tuan park.
''kau mencoba membunuhku saat di rumah sakit'', kata seon-rin.

Tuan lee sangat terkejut mendengar hal itu, ''tuan, apa benar yang dikatakan seonyung?''.
''kau tidak perlu ikut campur!'', kata tuan park.

''aku harus mengungkapkan kebenaran yang ada walau itu melibatkan ibuku sendiri tapi aku berharap pengampunan itu ada saat seseorang benar2 menyadari kesalahannya, waktuku tinggal 2 hari lagi'', batin seon-rin.

''kau menyuruh istri paman lee untuk melepas selang oksigenku!'', kata seon-rin.

Tuan lee kaget saat mendengar istrinya terlibat dalam kejahatan tuan park.
''kau mengada2 seonyung ah'', kata tuan park.
''aku tidak akan membawamu ke kantor polisi, hanya saja aku ingin pengakuanmu pada ibuku dan jangan lupa tanda tangani surat cerai yang diajukan ibuku'', kata seon-rin.
''apa yang bisa dilakukan anak kecil sepertimu hah?''.
''aku bisa melakukan apapun termasuk mencekikmu sampai mati''.

*plakkk* tuan park menampar seonyung dan tampak begitu marah.
''hanya seperti ini kekuatanmu?'', kata seon-rin.

Tuan lee memberikan kunci mobil milik tuan park, ''aku keluar! Aku bisa memaksa istriku untuk membuat sebuah pengakuan jika itu benar!''.

Tuan park pergi ke arah mobilnya dengan perasaan dongkol. Tidak lama kemudian, mobil itu keluar dari halaman sekolah.

''gamsa hamnida, ajeossi!'', kata seon-rin.
''apa kau baik2 saja?'', tanya paman lee.
''aku tidak menyangka istriku tega berbuat itu padamu. Dia benar2 keterlaluan, tidak puas selalu menyakiti rinrin dan sekarang menyakitimu'', kata tuan lee lagi.
''rinrin baik2 saja karena paman selalu melindunginya''.
Seon-rin *bow* lalu melangkah ke koridor sekolah.

*tesssss* air mata yeoja itu kembali membasahi pipinya.

Tiba2 tangan seon-rin digandeng seseorang dari belakang.
''hapus air matamu dan tetaplah kuat''.

Seon-rin menoleh dan melihat namja itu adalah cho kyuhyun.
''Uhm gomaweo, karena kau selalu datang disaat aku membutuhkanmu. Aku menjadi seorang yang berbahagia!'', kata seon-rin seraya menghapus air matanya.
''kapan kau bahagia?'', tanya kyuhyun.
''aku bahagia karena cinta, sinar matahari dan udara segar''.
''kapan kau tidak memikirkanku? Aku merasa kau memikirkanku setiap saat'', kata seon-rin.
Kyuhyun memandang seon-rin kemudian berpaling ke arah lain.
''kau ingin balon?'', tanya kyuhyun.
''mweo?'', kata seon-rin keheranan.
''balon! Apa kau ingin aku membelikanmu balon?''.

Seon-rin dan kyuhyun bergandengan tangan kemudian menghampiri penjual balon yang sedang berdiri di dekat pintu gerbang sma shinhwa.
Penjual itu terlihat sibuk mengisi balon2nya dengan gas helium kemudian mengikatnya dengan benang.
''kau ingin balon yang mana?'', tanya kyuhyun.

Seon-rin mengamati balon2 yang menggantung di bagian belakang sepeda penjual itu.
''aku ingin balon warna hitam itu! Apakah balon hitam itu tetap bisa terbang tinggi? Aku heran karena aku baru kali ini melihat balon berwarna hitam'', kata seon-rin.

Penjual itu tertawa, ''tidak peduli apa warna balonnya, tapi yang membuat balon itu terbang dengan baik adalah isi didalamnya''.

''balon hitam itu sepertimu. Bukan penampilanmu yang menentukan kualitas hidup. hidupmu diukur dari isi yang ada didalam dirimu. Kemampuanmu menghargai hidup, mempertanggungjawabkan hidup yang Tuhan beri, kemampuanmu untuk mencintai dan menjadikan diri pantas untuk dicintai dan kemampuan memanfaatkan peluang untuk maju, itulah yang menunjukkan seberapa tinggi nilai hidupmu'', kata kyuhyun.
''apa sekarang kau masih melihatku sebagai balon hitam?'', tanya seon-rin.
''ya!''.
''kalau begitu, aku ingin membeli semuanya dan meledakkannya! Agar kau hanya bisa melihatku saja!''.
Kyuhyun tersenyum seraya mengusap kepala seon-rin.
''aku ingin membeli semua balon berwarna hitam'', kata kyuhyun kemudian memberikan lembaran won pada penjual itu.

Kyuhyun memberikan balon2 hitam yang terikat benang itu pada seon-rin.
''kau ingin semuanya kan? Sekarang bawa ini!'', kata kyuhyun.
''mweo?? Hyaaa, kyuhyun ah!!'', teriak seon-rin.

Kyuhyun dan seon-rin berjalan masuk ke halaman sekolah. Yeoja itu terlihat kerepotan dengan balon2 yang ia bawa.
''kau harus bisa memegangnya dengan satu tangan'', kata kyuhyun.
''wae?? Ini merepotkan!'', kata seon-rin.
''kau tidak mematuhiku?''.
''Arasseo! Arasseo!''.
Seon-rin memindahkan untaian benang balon2nya di tangan kirinya.

*slaappp* kyuhyun menggandeng tangan seon-rin dengan erat.
''apa aku boleh menerbangkan balon2 ini?'', tanya seon-rin.
''lakukan apa yang kau pandang baik'', kata kyuhyun.

Seon-rin melepaskan ikatan balon2nya kemudian menerbangkannya. Keduanya memandang balon2 hitam yang membumbung di angkasa.
''kelak orang2 yang kukasihi akan melihatku terbang jauh ke atas sana dan tidak terlihat lagi'', kata seon-rin.
''apa jika aku sudah ada diatas sana kita masih bisa bertemu lagi, kyuhyun ah? Atau aku tidak mengingat semuanya termasuk pernah mengenalmu? Itu membuatku takut. Jika Tuhan memberiku kesempatan, aku ingin hidup sekali lagi bersamamu'', kata seon-rin lagi.

''maafkan aku rinrin ah, aku hanya bisa menggenggam tanganmu erat. Pertanyaanmu sangat sulit ku jawab'', kata kyuhyun.
''kau tidak pernah menjawab pertanyaanku, sekarang jawablah dengan jujur. Apa kau pernah mengenal apa itu cinta?'', tanya seon-rin.
''Cinta itu unik dan kadang aneh. Jika kau ingin orang lain bahagia, cintailah mereka. Jika kau ingin dirimu bahagia, cintailah mereka lebih dalam lagi''.
''apa sekarang kau bahagia?''.
''ne! Naega haengbokhan saram''.
''apa itu karena kau mencintai seseorang? apa aku boleh tahu siapa dia? Aku berjanji, aku tidak akan terluka karena kelak setelah aku menjadi roh, aku tidak akan merasakan sakit hati''.


Jinki berjalan ke arah halaman sekolah. Ia menghentikan langkahnya saat melihat seon-rin dan kyuhyun. Namja itu melihat kyuhyun memegang tangan seon-rin.
''kau terus mencoba mengatakan bahwa kau menyukai orang lain dan sekarang aku melihatnya rinrin ah, kau menyukai kyuhyun'', batin jinki.

(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar