Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *16

Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

#seon-rin: roh lee rinrin yang ada didalam raga park seonyung#

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *16
Seon-rin dan hyunah hakjangnim sedang terlibat percakapan tanpa menyadari taeyeon dan jinki melihat mereka.

''bagaimana kau tahu semua ini? Aku ingin jinki lebih baik karena dia memang putraku!'', kata hyunah hakjangnim.

Jinki terkejut mendengar pernyataan kepala sekolahnya itu.
''hyunah hakjangnim adalah ibuku?'', guman namja itu.

Taeyeon memandang jinki lalu melihat ke arah seon-rin dan hyunah hakjangnim.

(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

''dan anda membiarkan jinki hidup dengan neneknya. anda harus tahu bahwa jinki sangat merindukan ibunya. Jinki juga hidup tanpa ayahnya!'', kata seon-rin seraya memandang kepala sekolahnya dengan tatapan tegas.
''Aku ingin melihat putraku berhasil. Itu adalah kebanggaan seorang ibu pada anaknya. Kenapa kau ini, jangan mendikteku park seonyung! Kau akan mengerti jika sudah dewasa, pikiranmu sekarang masih kekanak2an!'', kata hyunah hakjangnim.

''kebanggaan seorang ibu tanpa mendampingi anaknya bertumbuh menjadi orang yang berhasil? Kau hanya melihatnya dari kejauhan tanpa melakukan apapun! Apa Kau pantas menerima keberhasilanku, nyonya lee hyunah?'', kata jinki.

''jinki ah??'', pekik hyunah hakjangnim saat melihat jinki sudah berdiri disana.


Kyuhyun melihat hal itu tidak jauh dari sana. Jungsu cheonsa juga memperhatikan mereka dengan berdiri di samping kyuhyun.
''ini yang namanya takdir mengharukan'', ucap jungsu cheonsa seraya mengusap air matanya.
''dasar kepiting!'', guman kyuhyun.
''mweo? Kau memanggilku apa?''.
''kepiting itu gampang mengeluarkan air mata, bukankah hal ini sering kau lihat?''.
''sekarang berbeda karena ini melibatkan orang yang kamu sukai, benar tidak kyu?''.
''apa2an kau ini! Kenapa kau memojokkanku? Aku masih seorang cheonsa, arasseo?''.
''kenapa kau masih berpura2? Jangan membuatku terharu dengan apa yang menimpa perasaanmu nantinya! Karena itu benar2 berat buatku!''.

Kyuhyun mengacuhkan jungsu cheonsa dan terus memperhatikan 4 manusia itu.
''hei kyu! Kau mencintainya kan? Katakan padaku! Ayolah!'', renggek jungsu cheonsa.
''kira2 cheonsa sunbaenim tahu tidak ya? Ini bisa gawat kan? Oh tapi sepertinya cheonsa sunbaenim sudah tahu'', kata jungsu cheonsa lagi.

''apa jika aku menjawab bahwa aku menyukai rinrin akan muncul petir yang menyambar atau mungkin turun salju dengan tiba2? Kenapa kau ingin tahu semuanya?'', kata kyuhyun yang mulai kesal.
''tidak separah itu! Aku hanya melihat kalian berdua saja, aku bisa membaca perasaan manusia tapi tidak untuk cheonsa''.
''melihat tidak berarti sama dengan kau mengetahui segalanya. Mengetahui tidak berarti sama dengan mengatakan semua yang kau ketahui''.


Jinki terus menatap hyunah hakjangnim. Ajumma itu terlihat cemas karena jinki terlihat begitu marah padanya.
''kenapa tidak kau katakan bahwa kau ibuku?'', tanya jinki pada ibunya.

Hyunah hakjangnim memandang ke arah seon-rin.
''ini gara2 kau seonyung! Kau yang membuat hal ini rumit, jinki lebih baik tidak tahu dan sekarang dia tahu karenamu!'', bentak hyunah hakjangnim.
''hakjangnim! Kenapa anda menutupi bahwa anda juga merindukan jinki. Jangan hidup dalam kepura2an'', kata seon-rin.
''cukup! Lebih baik anda pergi. Aku tidak peduli siapapun anda, karena sikap anda yang membuatku membencimu'', kata jinki berjalan meninggalkan mereka.

''Jamkkanman!'', seru taeyeon pergi menyusul jinki.

Hyunah hakjangnim berjalan ke arah mobilnya yang ia parkir di halaman sekolah. Ajumma itu menunduk di stir mobil lalu mulai menangis.
''jinki tidak bisa menerimaku! Tidak mungkin lagi hubunganku dan jinki akan baik seperti yang akau harapkan''.


Taeyeon menarik tangan jinki.
''pergilah ke kepala sekolah, bukankah seharusnya kau senang karena menemukan ibumu?'', tanya taeyeon.
''karena aku tidak berharap ibuku adalah dia!'', jawab jinki.
''Uhm sejak kecil aku hidup bersama ayahku. Aku sama sepertimu, tidak pernah merasakan bagaimana seorang ibu membelai dan menyuruhku tidur. Jangan kau berpikir bahwa aku berbeda karena aku memiliki seorang ayah disampingku. Ayah tidak bisa menjadi seorang ibu, selamanya. Kau seharusnya bersyukur jinki ah, Tuhan memberimu kesempatan untuk bertemu ibumu walau pengakuan ini begitu menyakitkan''.
''aku tidak membenci semua ibu yang meninggalkan anaknya di dunia ini. Aku hanya tidak bisa menerima bahwa dia, orang yang kutemui setiap hari adalah ibuku! aku hanya ingin mendengar ibuku berkata *aku merindukanmu, maafkan aku*. Tapi itu tidak kudengar darinya''.

Taeyeon menepuk bahu jinki,
''dalam menyelesaikan masalah ini jadilah seperti seorang pria! Jangan katakan kau mengasihi Tuhan jika kau tidak bisa mengampuni orang lain, termasuk ibumu''.



=Perpustakaan Sinhwa=
Seon-rin bersandar di dekat pintu masuk perpustakaan.
''gwaenchana! Semua baik rinrin ah'', kata kyuhyun lalu mengusap kepala yeoja itu.
''kau memanggilku siapa?'', tanya seon-rin.
''rinrin! Apa itu salah?''.
''ani, aniyo!'', kata seon-rin mengusap rambutnya sendiri.

Kyuhyun tersenyum kemudian mengusap rambut yeoja itu lagi. Seon-rin menolerh kemudian memandang namja itu.
''shampoo apa yang kau pakai?'', tanya kyuhyun.
''aiss!! Kenapa kau tanyakan itu padaku?'', kata seon-rin.
''karena aku selalu ingin mengusapnya!''.
''apa kau memujiku?''.
Kyuhyun mengangguk, ''Ah, ini lebih menyenangkan dibanding harus berdiri untuk membawa roh manusia ke api penyucian. Terima kasih kau sudah menjadi baik!''.
''ini berkat kau, kyu cheonsa!''.

Seon-rin menoleh ke arah lain kemudian merenung sesaat,
''jinki ah??'', pekik seon-rin yang tiba2 teringat tentang jinki.

Yeoja itu celingukan mencari sosok jinki dan dilihatnya hanya lorong sekolah yang sepi.

''kau park seonyung!'', panggil petugas perpustakaan.
''ya?'', jawab seonyung.
''oh seonsaengnim! Maaf aku lupa buku2 itu,, uhm'', kata seon-rin lagi.
''aniyo! Semua buku sudah tersampul rapi di mejamu. Gomaweo''.
''eh??'', seon-rin terbengong.

Kyuhyun memandang ke arah pintu dan melihat jungsu cheonsa mengacungkan ibu jarinya.
''ternyata ulah jungsu cheonsa'', guman kyuhyun.

''seonsaengnim, bolehkah aku pinjam beberapa buku matematika?'', tanya seon-rin kepada petugas perpustakaan saat menyuruhnya pulang.
Ajumma itu mengangguk, ''tentu!''

Seon-rin mengambil beberapa buku dari Rak. Petugas itu keheranan dengan banyak buku yang dibawa seon-rin.
''apa kau yakin akan membacanya semua?'', tanya petugas itu.
''tentu! Aku akan membacanya! Semuanya!! Uhm gamsa hamnida'', kata seon-rin.


Kyuhyun membantu seon-rin membawakan beberapa buku matematikanya lalu menyusuri koridor sekolah.
''kau yakin akan membacanya?'', tanya kyuhyun.
''apa kau tidak dengar tadi?'', kata seon-rin.
''aku tidak yakin kau akan membacanya, karena buku2 ini akan membuatmu mual''.
''tidak! Mungkin sedikit membuatku diare. Kau jangan khawatir''.


Jinki memandang mobil hyunah hakjangnim masih terparkir di halaman sekolah.
''apa tidak sebaiknya kau menemui ibumu? Kau mengerti apa yang kukatakan tadi kan?'', tanya taeyeon.
''tidak perlu. Untuk seonyung, dia sudah bersama kyuhyun. Sebaiknya aku akan mengantarmu pulang. Kau tidak perlu khawatir karena kyuhyun akan menjaganya dengan baik'', jawab jinki.
''kegundahan hatimu adalah kecewa karena hyunah hakjangnim itu ibumu atau kau kecewa karena seonyung bersama kyuhyun?''.
''keduanya! Ah gwaenchanayo, ayo kita pulang!''.
''kau tidak bertanya padaku kenapa aku memintamu menjadi seorang pria? Bukan karena aku menganggapmu sebagai wanita, tapi pikiranmu yang labih membuatmu tampak lemah''.


Di koridor sekolah, seon-rin lamat2 melihat jinki dan taeyeon.
''jinki ah!'', seru seon-rin seraya berlari ke arah jinki dengan tas ransel penuh dengan buku.
''kau temui ibumu sekarang. Ayolah!'', desak seon-rin.
''aku sudah memberitahunya, tapi jinki tidak mau'', kata taeyeon.
''tidak! Aku tidak mau!'', kata jinki.

Jinki meninggalkan mereka lalu mengambil sepedanya.
''jinki ah, jamkkanman!'', kata taeyeon.
''mweo?'', kata jinki.
''kau pakai sepedaku! Bagaimana denganku?''.
''benar juga! Baiklah, ayo kita pergi dari sini''.

''tunggu sebentar!'', kata kyuhyun.

Ketiganya menoleh kemudian memandang namja dengan beberapa buku di tangannya.
''apa kau juga akan menyuruhku untuk melakukan hal itu?'', tanya jinki.
''Aniyo! Uhm Bagaimana kalau kita makan ramen bersama, aku traktir'', kata kyuhyun lagi.


Hyunah hakjangnim melihat keempat muridnya itu keluar dari halaman sekolah. Ajumma itu memperhatikan jinki yang sedang menuntun sepeda milik taeyeon.



=Kedai Ramen=
Jinki terlihat tidak menikmati semangkuk besar ramen yang ada di atas mejanya. Seon-rin duduk di samping taeyeon dan berhadapan dengan jinki serta kyuhyun.
''taeyeon ah, apa kau masih marah padaku?'', bisik seon-rin.
''tolong jangan bawa masalah kita di meja makan'', kata taeyeon.
''arraseo'', ucap seon-rin lunglai.

Taeyeon merangkul leher seon-rin, ''karena kita tidak ada masalah. Teruskan makanmu''.
Seon-rin tersenyum kemudian mengangguk, ''ne! gomaweo''.

''Apa kau tidak suka aku traktir?'', tanya kyuhyun.
''uhm aniyo! Mienya enak!'', jawab jinki lalu mulai makan dengan sumpitnya.

''apa kau masih memikirkan ibumu?'', tanya seon-rin pada jinki.

Jinki terdiam dan terus melanjutkan makannya.
''aku mengalami hal yang lebih berat ketika aku tahu ibuku melakukan kejahatan besar'', kata seon-rin.
''ibu? Nuguya?'', tanya taeyeon.
''uhm maksudku ibu..'', seon-rin terlihat gugup seraya memandang kyuhyun yang duduk di depannya.

''ibu rinrin? Itukah yang kau maksud?'', tanya taeyeon.
''kami tahu kau adalah rinrin yang ada di dalam tubuh seonyung! Aku harus memanggilmu apa? Seonyung atau rinrin?'', tanya taeyeon lagi.
''itu??'', kata seon-rin.
''siapa itu rinrin? Dia seonyung! Kau sangat aneh taeyeon ah'', kata kyuhyun menimpali berpura2 tidak tahu.
''kau tidak akan mengerti, ini sangat rumit!'', kata taeyeon.
''lupakan! Anggap Ini tidak pernah terjadi. Bukankah kita disini untuk bersenang2?'', kata jinki.

Keempatnya mulai menikmati mie ramennya, sesekali seon-rin mengambil mie dari ketiga mangkuk sahabatnya itu.
''bukankah kau punya semangkuk mie yang sama?'', tanya kyuhyun.
''aku hanya ingin mencicipinya saja, bisa jadi rasanya berbeda kan?'', kata seon-rin.

Seon-rin meletakkan sumpitnya,
''Uhm, beberapa waktu aku bekerja di perpustakaan, aku mengingat beberapa hal. Apa kalian mau mendengarnya?'', tanya seon-rin.
Ketiga sahabatnya saling memandang kemudian mengangguk,
''aku punya sahabat dekat dan sempurna untuk diriku. Aku berpikir sahabatkulah orang yang paling tahu dan mengenal diriku dengan baik setelah Tuhan. Yang bisa memahami semua yang ku katakan. Aku kira orang yang mengerti diriku hanya pantulanku didepan cermin dan ternyata aku salah karena Mereka selalu siap kapanpun aku ingin melihatnya, selalu tertawa bersama tawaku dan ikut menangis ketika aku menangis. Sampai suatu hari aku ingin mendekap dan memeluk sahabat sempurnaku. Terima kasih sudah mau berteman denganku, kalian istimewa!'', kata seon-rin dengan mata berkaca2.

Keempat sahabat itu berdiri kemudian saling berpelukan dengan gaya teletubbies (berpelukan-red haha)
''Gomaweo'', kata seon-rin *deep bow*


Tidak lama kemudian, Taeyeon dan seon-rin memberi salam perpisahan pada kedua namja itu.
''sampai ketemu besok di sekolah'', kata taeyeon dan seon-rin.

Saat hendak melangkah mengambil sepeda, jinki menarik tangan seon-rin.
''aku ingin bicara denganmu sebentar, kau pulanglah denganku'', kata jinki.

Seon-rin memandang ke arah taeyeon dan yeoja itu mengangguk tanda setuju.
''kau pergilah dengan jinki. Jika aku sampai rumah lebih dulu akan kusampaikan pada ayah dan ibu'', kata taeyeon.

Taeyeon dan kyuhyun berjalan lebih dahulu.
''kau tinggal dimana?'', tanya taeyeon seraya menuntun sepedanya.
''kalau dari sini, aku harus naik bus lagi'', jawab kyuhyun.
''berarti lumayan jauh, kau tinggal dengan siapa?''.
''seorang diri''.
''mweo? Jeongmalyo?''.
Kyuhyun tersenyum.

''aku rasa seonyung lebih tahu dibandingkan aku. Apa yang akan jinki bicarakan padanya?'', kata taeyeon.
''biarkan itu menjadi urusan mereka berdua. Apa kau berani pulang sendiri? Atau aku akan mengantarmu?'', tanya kyuhyun.
''aniyo! Aku berani pulang sendiri, hanya mengayuh sepedaku dengan cepat''.

Taeyeon berjalan pelan seraya menuntun sepedanya kemudian menoleh ke arah namja cool yang berjalan di sampingnya.
''aku sedikit heran denganmu'', kata taeyeon.
''mweo?'', kata kyuhyun.
''Ah tidak! Mungkin kau tidak pernah tahu siapa itu lee rinrin, jadi kau tidak menyadari perubahan seonyung! Aku mengenalnya sejak kecil dan sekarang dia berubah. Tapi kenapa itu bisa terjadi?''.
''setiap kelahiran, hidup baru, perubahan hidup selalu menjadi bagian dari misteri. Kita tak perlu mengetahui semua hal yang menjadi misteri untuk percaya''.
''misteri? Apa yang dialami seonyung itu misteri?''.
''apa kau bisa menjelaskan Bagaimana seekor sapi cokelat yang makan rumput hijau bisa menghasilkan susu putih atau mentega yang berwarna kuning?''.
Taeyeon menggeleng,
''Tak perlu tahu bagaimana Tuhan bekerja, namun jika kita melihat seorang yang dulunya arogan bisa menjadi orang yang baik. Seorang wanita yang dulu penuh sumpah serapah sekarang memiliki banyak bahasa bijaksana. ketika seseorang dengan keberaniannya merangkul musuhnya dalam pelukan maaf. Kita tahu Tuhan bekerja didalam jiwanya'', terang kyuhyun.
Taeyeon terdiam kemudian menghentikan langkahnya. Kyuhyun menoleh ke arah yeoja itu kemudian melambaikan tangannya.

''Aku akan menunggu bus di sana. Kau pulanglah dengan hati2'', kata kyuhyun.
''ne, annyeong! Uhm gomaweo kyuhyun ah! Kalau ada manusia memiliki hati malaikat, aku rasa kau orangnya!'', kata taeyeon tersenyum.
Yeoja itu melambaikan tangan kearah kyuhyun dan mulai mengayuh sepedanya.


Kyuhyun berdiri di halte bus dan memandang beberapa kendaraan dan pejalan kaki yang berlalu lalang.

*ssttttt swiiingg* tiba2 namja itu hilang dari pandangan mata. Anehnya, orang2 di halte bus tidak memperhatikan bahwa orang yang berdiri disana hilang tanpa bekas.


Tidak jauh dari tempat itu, Jinki berjalan seorang diri, sesekali merapatkan jaketnya.
Seon-rin berlari menyusul jinki lalu menepuk bahu namja itu dari belakang.
''kau menyiksaku, kau menyuruhku untuk tetap tinggal hanya untuk ini?'', seru seon-rin.
''ya, karena aku menyukaimu rinrin ah'', kata jinki.
''ini adalah hukumanmu, karenamu aku jadi mencintai dua gadis sekaligus. Apa kau mau bertanggung jawab?'', tanya jinki lagi.
''dua gadis? Seonyung dan taeyeon?''.
''seonyung dan kau, rinrin ah''.
''mweo?''.
''lupakan! Kau lebih babo, aku tidak ingin menjelaskan apapun''.
''Uhm jinki ah, jangan menyukaiku. Nanti kau akan kecewa, banyak gadis sepertiku diluar sana, bahkan lebih dariku!''.
''Bagaimana bisa engkau menuntut orang lain untuk mencintaimu seperti dirimu apa adanya, sementara kau sendiri lebih senang menjalani hidup dengan berlaku seperti orang lain? Bukankah kita tak bisa melihat orang lain apa adanya dengan jelas jika kita sendiri tak pernah mampu melihat diri kita sendiri apa adanya?''.
''Kau lebih cocok dengan gadis seperti seonyung!''.
''Yakinlah, orang lebih memilih untuk mencintaimu justru karena kau berbeda dari yang lain, bukan karena kau sama saja dengan kebanyakan orang pada umumnya''.

Jinki berjalan meninggalkan seon-rin yang masih terbengong.
''hei kau jinki ah! Jangan katakan aku babo!! Apa kau lebih pintar dariku? Kau sama sepertiku tidak bisa matematika!'', teriak seon-rin.
''Kau selalu mengalihkan pembicaraan kita! Uhm aku lebih pintar darimu!'', kata jinki.
''kalau begitu kau bisa kan mengajariku matematika?''.
''kau tidak perlu berbelit2 hanya untuk berkata *ajari aku matematika* tanpa kau harus berkata kau lebih pintar dariku. Kemarilah!''.
Seon-rin menggeleng.

''wae guraeyo? Kemarilah!!'', kata jinki seraya melambaikan tangannya.
''kau yang kemari, kau yang meninggalkan aku disini'', kata seon-rin.

Jinki menghampiri seon-rin lalu menggandeng tangannya.
''jinki ah, gomaweoyo! Aku tidak memikirkan kau melihatku sebagai seonyung atau sebagai diriku sendiri. Kau menganggap seolah tidak terjadi apa2'', kata seon-rin.
''tidak ada alasan untuk aku membencimu. Dan itu berkali2 ku katakan tapi kau tidak mengerti'', kata jinki.
''bagaimana jika seonyung memang menyukaimu tapi aku tidak. Apa yang akan kau lakukan padaku?''.
Jinki menatap seon-rin.

(Ost G.Na - I will back off so you can live)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar