Green  Pencil

Sabtu, 06 Juli 2013

FF 13 Days with Miss Arrogant *6


Judul: 13 Days with Miss Arrogant
Genre: Romance, Fantasy, Comedy
Part: 1-18
Cast:
Lee RinRin (You)
Luna/ park seon yeong (Fx)
Onew/ Lee Jinki (Shinee)
Cho kyuhyun (Super Junior)
Kim Taeyeon (Snsd)

Ost: G.Na - I will back off so you can live

Part *6

Rinrin merasa tubuhnya terbanting jatuh di suatu tempat.
Perlahan matanya terbuka memandang sekeliling. Ia melihat dirinya seperti ada di sebuah rumah. Ia merasa tubuhnya terbaring di dalam sebuah peti.
Perlahan2 rinrin bangun dengan mendongakkan separuh tubuhnya.
''seonyung ah???'',

(Ost G.Na - I will back off so you can live )

''seonyung!!'', pekik jinki yang masih berlinang air mata saat melihat tubuh seonyung bangkit dengan mata terbuka.

Ya seonyung tiba2 bangkit dari kematian.

''aku tidak percaya apa yang aku lihat, seseorang yang sudah mati dan mendapat banyak tangisan, sekarang dia bangkit!'', seru salah seorang yang ada di rumah itu karena sangat takjub.

Murid2 sekolah shinhwa yang banyak melayat ke rumah seonyung juga terkejut dengan kejadian itu.

Taeyeon dan nyonya park yang bersimpuh berdampingan di samping peti mati seonyung hanya bisa saling memandang hingga tidak mampu melakukan apapun.

''dimana aku? Kenapa mereka memanggil seonyung? Ini bukan rumahku!'', batin rinrin yang ada di dalam tubuh seonyung.

Seon-rin (roh rinrin yang ada di raga seonyung) turun dari peti matinya dan tidak peduli pada semua orang yang memperhatikannya dengan perasaan takut dan juga takjub.

Seon-rin berlari mencari sebuah cermin, namun ia tidak melihat satupun cermin disana.
''kenapa tidak cermin di sini?'', batin seon-rin.

Akhirnya yeoja itu keluar dan melihat dirinya dari kaca jendela rumah itu.
''aaaaaaaaa!!!'', teriak seon-rin histeris saat tahu wajah yang memantul di kaca jendela itu adalah wajah seonyung dan bukan dirinya.

''apa yang terjadi denganku??'', ucapnya sambil menepuk2 wajahnya.

''bangun! Bangun! Bangun!'', kata seon-rin lagi seraya memejamkan matanya.

Jinki keluar dari rumah seonyung dan mencari yeoja yang baru saja bangkit dari kematian itu.
''seonyung ah!!'', panggil jinki dengan tidak takut lalu mendekati yeoja itu.

Namun Seon-rin tidak mempedulikan namja itu.
''apa kau benar2 seonyung? Park seonyung??'', tanya jinki lagi.

Jinki mencengkram bahu seon-rin dan memandang gadis dengan pakaian blus warna putih selutut dan sarung tangan dengan warna yang sama.
Seon-rin tidak menjawab kemudian melihat sepeda milik taeyeon terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri.

Yeoja itu mengambil sepeda milik taeyeon yang diletakkan di dekat mobil tuan park, lalu mulai melajukan.

Jinki menatap gadis yang sedang mengayuh sepeda keluar dari halaman rumah tuan park dengan ketidakmengertian.
''aneh sekali! Siapa dia? Dia seperti orang asing. Apa ketika orang bangkit dari kematian itu mengalami amnesia?'', guman jinki.

Nyonya park keluar rumah bersama taeyeon.
''kenapa kau biarkan seonyung pergi??'', tanya nyonya park.
''uhm,, aku tidak tahu itu seonyung yang ku kenal atau bukan tapi aku merasa ada yang lain'', jawab jinki.
''apapun alasanmu, yang terpenting adalah seonyung kembali hidup, itu benar2 mujizat luar biasa'', kata taeyeon.
''ajumma, jangan khawatir, seonyung pasti akan pulang!'', kata taeyeon pada nyonya park.

Nyonya park menatap taeyeon.
''taeyeon seperti seonyung! Jika gadis ini tersenyum, aku seperti melihat wajahku sendiri'', batin nyonya park.
''ajumma?? Ajumma??'', kata jinki sambil menyentuh bahu nyonya park karena ajumma itu terus saja memandangi taeyeon.
''oh ne? Wae guraeyo?'', kata nyonya park.


=Rumah Rinrin=
Sebuah peti mati dengan hiasan bunga juga ada di dalam rumah rinrin, ya jenasah rinrin ada didalam peti mati itu.
Tuan lee terlihat syok atas kematian putrinya.
''walau kadang kau menyebalkan rinrin ah! Aku benar2 menyesal kenapa kau harus meninggal'', isak nyonya lee.

Yeorim duduk di samping tuan lee, siswa di sekolah shinhwa tidak ada yang melayat ke rumah rinrin hanya beberapa orang guru menghadiri pemakaman rinrin seperti hyunah hakjangnim dan kang seonsaengnim.

''ayah, apa rinrin tidak disukai di sekolahnya, lihat temannya tidak ada satupun yang melayat'', kata yeorim.
''kau sebaiknya menutup mulutmu'', kata tuan lee.

Yeorim hanya menunduk lalu sesaat memandang peti mati rinrin.


*krosakkkk* seon-rin menaruh sepeda milik taeyeon di depan rumah rinrin.

Yeoja itu langsung lari dan masuk ke dalam rumah, dilihatnya guru kang dan hyunah hakjangnim duduk di dekat ibunya, yeorim dan ayahnya duduk bersebelahan.

Seon-rin memandang peti mati yang ada di hadapannya dengan nafas terenggah.
''ayah, teman rinrin datang, lihat hanya satu orang itu!'', bisik yeorim.

Tuan lee menoleh ke arah seon-rin.
''itu seonyung? Putri direktur park?'', guman tuan lee yang ternyata tidak mengetahui bahwa seonyung meninggal bersamaan dengan rinrin.

''apa ayah bilang? rinrin berkawan dengan anak direktur?'', tanya yeorim.

Yeoja itu mendekati peti mati yang berisi jasad tubuh rinrin. Air mata seon-rin tak terbendung.
Guru kang merasa aneh dengan gadis itu yang menangisi rinrin begitu histeris.
''bukankah rinrin selalu menjahili seonyung? Kenapa gadis itu menangisi rinrin dengan begitu histeris?? Uhm setidaknya masih ada yang merasa kehilangan rinrin'', batin guru kang.

Seon-rin menyentuh wajah rinrin lalu mulai menangis lagi. Air mata gadis itu menetes deras di wajah rinrin.
''ini tubuhku! Kenapa?? aku ingin kembali ke tubuhku'', batin seon-rin.

Seon-rin menatap tuan lee,
''ayah, aku rinrin! Aku putrimu! Apa yang harus aku lakukan??'', batin seon-rin.

Tuan lee tidak mengerti gadis itu terus saja memperhatikannya dengan tatapan sendu. Seon-rin mendekati tuan lee,
''Ayah, aku,,,,'',

Seon-rin tiba2 tidak bisa mengucapkan satu katapun. Gadis itu mendadak bisu.
''apa yang ingin kau sampaikan nak??'', tanya tuan lee karena melihat gadis itu kesulitan bicara.

Seon-rin mencoba untuk berkata2 lagi, namun usahanya sia2.
''aaauuuukkk aaasssaaa'', kata seon-rin layaknya orang bisu.

Guru kang dan kepala sekolah shinhwa, lee hyunah semakin tidak mengerti dengan keadaan gadis itu.
''seonyung tidak bisu, kenapa sekarang dia kesulitan bicara??'', batin guru kang.

seon-rin menutup mulut dengan kedua telapak tangannya lalu berlari keluar rumah.

Guru kang menatap seon-rin heran karena gadis itu tidak menyapanya.
''apa mungkin itu kembaran seonyung? Tapi setauku, seonyung anak tunggal dan tidak punya saudara kembar. Tapi kenapa dia tidak menyapaku?'', guman guru kang.

*cliiiiinggggggg* tiba2 guru kang teringat sesuatu.
''seonyung sudah meninggal? Siapa gadis yang ku lihat tadi?'', ucap guru kang.
Hyunah hakjangnim memandang guru kang karena raut muka ajeossi itu terlihat tegang.
''apa yang kau pikirkan?'', tanya hyunah hakjangnim.
''apakah tadi yang ku lihat adalah seonyung? Apa anda tidak mendengar berita bahwa seonyung sudah meninggal?'', kata kang seonsaengnim.
''kau menggigau?''.
''aku baru saja melihat hantu!!!''.
''babo! Jika itu hantu kenapa aku juga melihatnya. Mungkin berita kematian seonyung itu tidak benar''.

Seon-rin mengambil sepeda milik taeyeon yang ia gunakan untuk pergi ke rumahnya. Ia kayuh sekuat tenaganya dengan berlinang air mata.


=Menjelang sore, di sebuah pemakaman=
Tuan lee dan keluarga memakamkan jenazah putrinya, lee rinrin. Bapak pendeta memimpin upacara pemakaman dan tuan lee tidak kuasa menahan tangisnya saat melihat peti mati rinrin perlahan2 tertutup tanah.
''kakak, aku akan merindukanmu! Jangan datang setiap malam ke kamarku karena aku takut melihat wajahmu yang pucat dan dingin'', ucap yeorim lirih.

Nyonya park memukul kepala yeorim, ''baboya!!''.


Jinki dan taeyeon naik sepeda bersama dan menyusuri jalanan di pinggir kota seoul.
''jinki ah, aku khawatir ada hal buruk menimpa seonyung'', kata taeyeon.
''ne, seonyung tampak aneh'', kata jinki.


=di jalanan kota seoul=
Seon-rin menuntun sepedanya.
''kenapa tiba2 aku tidak bisa berbicara? Aku bisu mendadak? Ya Tuhan, hukuman apa yang Kau berikan padaku! Kalau seperti ini, lebih baik Kau tidak memberiku hidup kedua kalinya'', batin seon-rin.


Tiba2, jinki menghentikan sepedanya karena melihat gadis yang ia cari sedang mengayuh sepeda berlawanan dengannya.
Taeyeon dan jinki turun dari sepeda, lalu namja itu berlari ke seberang jalan mencoba mencegat laju sepeda seon-rin.
''seonyung ah, apa yang terjadi denganmu sekarang? Kau harus pulang'', kata jinki.

Seon-rin hanya terdiam dan berusaha menepis tangan jinki yang menahan stang sepedanya.
''park seonyung! Setelah kematianmu yang bersifat sementara itu, apakah yang ada didalam tubuhmu bukan kau sendiri??'', teriak jinki lagi.

Taeyeon terkejut bukan main saat mendengar pernyataan jinki.
''apa maksudmu, jinki ah! Apa kau tidak melihat bahwa gadis yang di depanmu adalah seonyung??'', seru taeyeon.
''aku park seonyung!!'', kata seon-rin.

Seon-rin terkejut karena dirinya tiba2 bisa berbicara lagi. Yeoja itu menutup mulutnya dengan telapak tangan lalu turun dari sepeda dan melompat kegirangan.
''aku bisa berbicara lagi!? Haha, aku bisa berbicara lagi!'', seru seon-rin.

Taeyeon dan jinki saling memandang dengan tidak mengerti.
''kenapa kau girang hanya karena bisa berbicara? Kau tidak terlahir bisu seonyung ah'', kata taeyeon.
''eh??'', kata seon-rin lalu berhenti melompat2.

Seon-rin tersenyum lalu memeluk taeyeon.
''gomaweo kim taeyeon'', kata seon-rin hingga membuat taeyeon semakin tidak mengerti.

Jinki pov
#kenapa seonyung tidak memelukku juga? Bukankah aku dan seonyung sudah menjadi sepasang kekasih. Apa mati surinya membuat ingatan tentangku hilang?#end.

''ehemm!!'', jinki berdehem.

Seon-rin melepas pelukannya lalu menoleh ke arah jinki.
''kalian pulang lah! Sampai jumpa di sekolah'', seru seon-rin lalu mengambil sepeda yang ia letakkan tidak jauh tempatnya berdiri.
''itu sepedaku seonyung ah'', kata taeyeon tersenyum.
''haha! Aku lupa akan hal itu. Ini sepedamu, bawalah'', kata seon-rin lalu mendorong sepeda itu ke arah taeyeon.
''kau bodoh ya? Bagaimana kau bisa pulang tanpa sepeda??'', tanya jinki.
''gwaenchanayo! Kalian pulanglah dulu'', kata seon-rin.

''jinki ah, kau bisa mengantar seonyung pulang kan?? Ini sudah malam'', kata taeyeon pada jinki.
Jinki mengangguk.

Mereka bersepeda beriringan, setelah beberapa lama mengayuh dan sampai disebuah pertigaan. Taeyeon berpisah dengan jinki dan seon-rin.


=Rumah Taeyeon=
Tuan kim duduk di teras rumahnya sambil terus melihat jam tangannya.
''aigoo!! Taeyeon kenapa belum juga pulang??'', guman tuan kim.

*kriingg kriinggg* taeyeon membelokkan sepedanya ke arah halaman rumah lalu menyandarkan di dalam garasi dekat mobil ayahnya.
''annyeong hasimnikka appa'', kata taeyeon.

Tuan kim tidak menjawab hanya menunjuk jam tangan yang ia pakai dengan jari telunjuknya. Taeyeon tersenyum lalu menghampiri dan mencium pipi ayahnya.

''ayah tidak akan marah padaku, nanti keriput di wajah ayah bertambah'', ucap taeyeon.
''kau kemana saja?? Kau pulang sangat terlambat'', tanya tuan kim.
''ayah khawatir padaku? Gamsa hamnida appa!!''.
''aisss!! Kau selalu pandai berbicara''.


=Di pusat kendali kehidupan manusia=
Dengan tempat yang berlatar awan putih dengan suasana seperti kerajaan langit dengan berbagai aktivitas mengawasi jalan kehidupan manusia.
Kyuhyun sedang menikmati alunan musik kecapi seperti biasanya.
Tiba2 dua gwanriin langsung menarik tubuh kyuhyun dan membawanya ke sebuah bangunan berwarna keemasan berdiri kokoh diatas awan dan kyuhyun sampai ke tempat itu dengan menaiki sebuah awan (hahaha jadi kebayang film kera sakti).

Sesampainya di tempat itu, Kyuhyun disuruh berlutut dan berhadapan dengan beberapa cheonsa sunbaenim.
''kau melakukan kesalahan kyu cheonsa!'', tanya cheonsa sunbaenim.
''apa salahku? Aku melakukan tugasku dengan baik'', jawab kyuhyun.

Jungsu cheonsa memberikan isyarat pada kyuhyun untuk diam dan tidak menjawab interogasi cheonsa sunbaenim.
''kau tidak tahu kesalahanmu?? Itu benar2 konyol!! Apa kau baru bekerja sehari di sini??'', tanya cheonsa sunbaenim dengan suara agak meninggi.
''aku melakukan tugasku dengan benar dan tidak ada kesalahan apapun! Dimana kesalahanku apa kau bisa menunjukkannya padaku'', kata kyuhyun.

Cheonsa sunbaenim menyuruh jungsu cheonsa untuk menunjukkan sebuah putaran waktu yang berisi kehidupan manusia dalam bentuk sebuah rekaman video.
''gadis itu, park seonyung yang seharusnya sudah mati! Didalam tubuh gadis itu ada roh wanita bernama lee rinrin yang juga seharusnya sudah mati! Apa maksudmu melakukan hal ini??'', tanya cheonsa sunbaenim.
''katakan kyu, kenapa kau lakukan kesalahan besar ini. Aku tidak ingin kau kena hukuman hanya karena ini'', kata junsu cheonsa.
''Kau bukan manusia yang terbuat dari debu tanah dan juga bukan iblis yang terbuat dari api. Kau seharusnya memiliki pribadi yang bijaksana''.

Kyuhyun yang semula menunduk kemudian menegadahkan kepalanya.
''aku memberi kesempatan gadis itu untuk hidup, dia tidak seharusnya ada di api penyucian'', kata kyuhyun.
''apa kau tidak bisa menimbang dengan benar? Buku mana yang lebih berat??'', tanya junsu cheonsa.
''buku hitam!!''.
''jika buku hitam lebih berat, dimana dia seharusnya tinggal??''.
''di api penyucian''.
''itu benar! Tapi kenapa kau lakukan ini??''.
''dia melakukan banyak kesalahan karena tidak ada pembinaan, dia gadis yang kekurangan kasih sayang. Dia butuh kasih untuk dipulihkan''.

Cheonsa sunbaenim menatap kyuhyun tajam.
''aku memberimu waktu 13 hari untuk membawa roh lee rinrin kembali ke sini, jika kau tidak bisa melakukannya,,,'', kata cheonsa sunbaenim.
''apa yang akan terjadi pada kyuhyun? Jangan hukum dia, aku mohon'', kata jungsu cheonsa lalu berlutut memohon pengampunan untuk kyuhyun.

Cheonsa sunbaenim memandang jungsu kemudian menatap kyuhyun.
''jika kau tidak bisa melakukan tugasmu dalam waktu 13 hari, maka kau akan benar2 lenyap kyuhyun ah! Kau tidak akan ada di bumi maupun diatas langit''.

Kyuhyun sangat terkejut mendengar pernyataan cheonsa sunbaenim.
''waktumu tidak lama. Semua adalah pilihanmu'', kata cheonsa sunbaenim lagi.

Cheonsa sunbaenim menyuruh dua orang gwanriin membawa kyuhyun keluar dari tempat itu.

Teuki cheonsa mencari kyuhyun di luar bangunan itu lalu melihat kyuhyun berdiri sambil melihat dunia di bawah langit (seperti melihat dari dalam balon udara)
''kyu, lakukan dengan baik dalam waktu 13 hari. Gadis itu tidak bisa diselamatkan'', teuki cheonsa.
''seorang cheonsa tidak seharusnya berkat-keselamatan tidak bisa dibuat- gadis itu masih bisa diselamatkan'', kata kyuhyun.


=Rumah seonyung=
Seon-rin turun dari sepeda jinki.
''gomaweo'', kata seon-rin membungkuk.

Jinki menghampiri seon-rin lalu memegang tangannya. Gadis itu agak tidak nyaman dengan genggaman tangan jinki karena tidak ada perasaan apapun dihatinya.
''seonyung ah, aku...'', kata jinki lalu mencoba mengecup pipi kiri seon-rin, namun gadis itu mengelak dengan berpura2 menoleh ke arah pintu.

Jinki terheran dengan sikap seon-rin namun namja itu langsung tersenyum dan melepas genggaman tangannya.

''aiss!! Namja itu kenapa? Ahh, aku tidak mau berurusan dengan orang berpacaran'', batin seon-rin sambil memandang jinki berlalu dari halaman rumahnya.

Seon-rin terlihat celingukan di depan rumah seonyung. Melihat putrinya ada di depan rumah, nyonya park langsung berlari memeluk seon-rin.
''seonyung ah, aku merindukanmu. Walau aku tidak bisa memelukmu seharian'', kata nyonya park kemudian terisak.
''ajumma ini kenapa?? Aku tidak melakukan hal istimewa, kenapa ajumma ini menangis??'', batin seon-rin.
''ya ampun kenapa aku jadi menangis. Seonyung ah, kau hidup kembali untuk tetap menemaniku, terima kasih Tuhan''.
Seon-rin hanya mengangguk kaku.

Tuan park melihat istrinya dan seon-rin dari balik tirai ruang tengah rumahnya. Seon-rin melihat ajeossi itu mengintip dari balik tirai. Tuan park segera menutup tirai ruang tengah itu saat mengetahui seon-rin memperhatikannya.

di dalam rumah, seon-rin sudah tidak melihat peti mati yang tadi siang ada di ruang tengah lalu menoleh ke arah tangga.
''istirahatlah di kamarmu'', kata nyonya park.

Tuan park terlihat tidak menunjukkan respon kesenangan pada seon-rin sehingga membuat yeoja itu merasa aneh.
''bukankah tuan park itu ayah seonyung? Kenapa seperti tidak menyukaiku? Tingkah tuan park seperti ibuku saja'', batin seon-rin.

Nyonya park heran karena seon-rin tidak kunjung pergi ke kamarnya.
''uhm ajumma??'', kata seon-rin.

Nyonya park terkejut, seon-rin menyadari dirinya salah menyebut ibu seonyung dengan sebutan ajumma.
''mianhamnida, ibu dimana kamarku, kenapa aku tidak bisa mengingatnya?'', tanya seon-rin lagi.

Nyonya park tersenyum lalu mengusap rambut putrinya itu.
''kamarmu ada di lantai atas, di dekat tempat biasa kau bermain musik'', kata nyonya park.

Seon-rin mengangguk lalu pergi ke lantai atas.


=Rumah Taeyeon=
Tuan kim masuk ke dalam kamar taeyeon dan dilihatnya gadis itu sedang asik mendengarkan musik sambil berbaring di tempat tidurnya.
''taeyeon ah???'', panggil tuan kim.

Taeyeon tidak menjawab karena tidak mendengar panggilan ayahnya.
Tuan kim mendekati putrinya, melihat ada ayahnya di dalam kamarnya, taeyeon melepas headset di telinganya.
''kau sudah terlambat pulang dan juga terlambat tidur'', kata tuan kim.
''uhm appa, kau tahu sahabatku yang bernama seonyung kan??'', tanya taeyeon.

Tuan kim mengangguk dan melihat taeyeon terlihat serius.
''seonyung meninggal'', kata taeyeon lagi.
''mweoya??'', seru tuan kim kaget.
''dengarkan aku dulu. ayah tahu ada seseorang yang pernah mati suri?''.
''mati suri? Mati suri berbeda dengan koma, mati suri itu Keadaan dimana seseorang sudah meninggal,tidak ada detak jantungnya namun orang itu hidup kembali''.
''itu dialami oleh seonyung, seonyung bangkit setelah dikatakan meninggal. Itu mujizat kan yah?''.
''semua terjadi karena alasan, kita tidak tahu kenapa seonyung hidup lagi, mungkin ada hal yang belum diselesaikan''.
Taeyeon mengangguk.
''sekarang kau tidurlah. Oya bagaimana dengan olimpiade matematikamu?'', tanya tuan kim.
''uhm mollayo. Appa, annyeong hijumuseyo'', kata taeyeon mulai menguap.

Tuan kim menutup pintu kamar taeyeon kemudian berjalan ke kamarnya.

Tuan kim membuka lemarinya dan mengambil sebuah kotak yang didalamnya berisi foto keluarga, terlihat foto tuan kim masih muda dengan seorang wanita dan dua orang anak gadis yang masih sangat kecil dan terlihat kembar. Tuan kim menggendong salah seorang gadis kecil itu.


=keesokan harinya, Rumah seonyung=
Seon-rin memakai seragam sekolah yang sudah disiapkan oleh nyonya park.
''eomma, dimana sepedaku??'', tanya seon-rin.
''kau tidak pernah memakai sepedamu, setiap hari kau berangkat bersama taeyeon. Kenapa hari ini kau menanyakan sepedamu?'', tanya nyonya park keheranan.

Seon-rin terhenyak kemudian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
''itu,, itu,,'', kata seon-rin.
Nyonya park tersenyum, ''aku senang kau tidak takut lagi naik sepeda. Sejak umurmu 10 tahun kau tidak pernah mau naik sepeda karena kau pernah terjatuh hingga lututmu sobek''.

Seon-rin turun ke ruang makan bersama nyonya park dan di meja makan, tuan park sudah menikmati sarapannya.
''ayah, kau sudah makan lebih dulu? Bukankah kita harus makan bersama??'', tanya seon-rin.
''ini sudah biasa kulakukan'', jawab tuan park.
''kalau begitu jangan lakukan lagi!!''.

Tuan park terkejut dengan teriakan seon-rin.
''kau berani membentakku? Apakah itu ajaran ibumu?''.
''tidak ada yang mengajariku! Hanya aku tidak mengerti kenapa kau tidak menyukai seonyung??''.
''seonyung??'', seru tuan dan nyonya park.
''oh, maksudnya aku, aku park seonyung!''.

Diluar rumah, nyonya park mengeluarkan sepeda warna pink dari garasi rumah.
''seonyung ah, ini sepedamu'', kata nyonya park.
''mweo?? Warna pink???'', seru seon-rin.
''ya, merah muda, warna kesukaanmu bukan??''.
''aku tidak suka warna pink,ibu!''.
''aneh sekali!''.
''oh aniyo, aku suka sepeda warna pink'', kata seon-rin lalu mulai menaiki sepeda itu.


=Halaman SMU Shinhwa=
*krrrriiiiingggg krriiingggg* seon-rin membunyikan bel sepedanya dan menghalau murid smu shinhwa yang sedang berjalan kaki lalu dengan sigap memparkirkan sepedanya di area parkir sekolah.
''seonyung ah?? Kau naik sepeda??'', tanya taeyeon takjub.
''bukankah ini hal yang biasa kulakukan??'', tanya seon-rin.

''seorang lee rinrin sudah biasa pergi dengan sepeda, bukan hal yang sulit. Kenapa mereka semua terkejut?? Astaga! Aku lupa! Sekarang aku ada didalam tubuh seonyung'', batin seon-rin.

''taeyeon ah, sebenarnya aku adalah,,,'', bibir seon-rin seolah2 terkunci tidak bisa berkata sepatah katapun saat gadis itu mencoba mengucapkan kata *aku adalah lee rinrin*

Taeyeon penasaran karena seon-rin tidak melanjutkan ucapannya.
''sebenarnya kenapa??'', tanya taeyeon.

''astaga!! Saat aku mencoba mengakui bahwa aku lee rinrin, tiba2 mulutku seperti terkunci, menjadi bisu mendadak. Kenapa bisa begini?'', batin seon-rin.

Seon-rin berlari meninggalkan taeyeon kemudian bergegas pergi ke kamar mandi.

Didalam kamar mandi, seon-rin mencoba berkata2 namun ia tidak bisa berucap dengan lancar.

Kemudian,
Di dalam kelas, seon-rin duduk di tempat duduk yang biasa di pakai dirinya saat menjadi seorang lee rinrin.
Jinki merasa gadis itu ingin duduk di dekatnya.
''seonyung ah, kau ingin duduk di dekatku?'', tanya jinki.
Seon-rin menggeleng.
''waeyo??'', tanya jinki lagi.

Seon-rin tidak bisa menjelaskan apapun kemudian mengangguk.
''benarkan kau ingin lebih dekat denganku??'', tanya jinki lagi lalu tersenyum.
Taeyeon menoleh ke arah seon-rin.

Tiba2, hyunah hakjangnim masuk ke dalam kelas. Semua murid dengan tertib memperhatikan ke depan kelas.
''annyeong hasimnikka hyunah hakjangnim'', seru semua murid kelas itu.
''hari ini ada seorang murid baru, dia datang dari indonesia'', kata guru hyunah.
''apakah anak indonesia itu bisa berbahasa korea dengan baik?'', tanya taeyeon.
''dia kebangsaan korea hanya saja sudah tinggal lama di indonesia''.

Semua murid mengangguk. Hyunah hakjangnim keluar lalu masuk lagi ke dalam kelas bersama dengan seorang namja.
''annyeong hasimnikka!'', kata namja itu membungkuk memberi salam.
''jeoneun cho kyuhyun imnida! Mannaseo bangapseumnida!'', kata pria itu lagi memperkenalkan diri.

Namja itu terlihat manis dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.

''Cho kyuhyun!!'', seru seon-rin.

(Ost: G.Na - I will back off so you can live)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar