Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *12


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

Ost: Davichi - Love oh Love

Part *12

Shinhye sedang menulis dua buah surat untuk seungho dan ibu suri di padang rumput.

''akhh'', pekik shinhye ketika merasakan sakit di perutnya.

Shinhye tersungkur di rerumputan sambil menahan sakit. Surat yang digenggamnya pun terjatuh.


=Istana Joseon=
-Deg- Dada Seungho tiba2 terasa sesak.
Seungho memandang sekeliling paviliunnya.
Sejak keluar dari penjara, seungho belum menemui ibu suri padahal 1 hari lagi pesta perayaan ulang tahun ibu suri.
''kenapa dadaku terasa sesak, apa yang terjadi, tiba2 aku memikirkan shinhye. Tuhan jaga shinhye untukku, jangan kau ingat dosaku dan dosa istriku, tapi tolong ingat keteguhan hati kami padaMu'', kata seungho.

Tiba2, langit menjadi mendung dan tak lama kemudian hujan turun dengan lebatnya.

Seungho keluar dari paviliunnya dan melihat hujan yang cukup deras mengguyur joseon.
''aku tidak cukup baik menjadi suami shinhye. Seharusnya aku menjaganya apapun yang terjadi. Tapi aku seperti pengecut hanya karena takut ancaman'', batin seungho.


=Padang Rumput, di luar joseon=
*tiktiktiktik* Titik-titik air hujan menerpa wajah shinhye yang tergeletak di rerumputan.


Di pondok, Chulyong begitu panik melihat shinhye tidak juga kembali.
''hongki ah, aku akan mencari shinhye'', kata chulyong.
Hongki mengangguk, ''aku ikut mencarinya''.
''tidak perlu, kau tetaplah disini, aku akan secepatnya kembali''.

Hujan masih sangat deras, Chulyong berlari ditengah hujan. Hongki memandang chulyong yang lama kelamaan hilang dari pandangannya.

Hongki pov
#Tuhan terima kasih, shinhye kau beradakan disisi banyak orang yang menyayanginya. Ketika aku tidak melihat shinhye, aku percaya shinhye berada di tempat yang aman. Chulyong begitu tulus mengasihi shinhye, walau sangat jelas bahwa cinta shinhye hanya untuk seungho. Aku tidak ingin hidup shinhye diberi akhir yang tragis, setidaknya beri shinhye kebahagiaan yang sangat dirindukannya#end.


Chulyong berlari ke arah padang rumput lalu melihat sosok yeoja tergeletak di rerumputan.
''shinhye ah! Shinhye ah!'', panggil chulyong.

Shinhye tidak juga membuka matanya, lalu chulyong menggendong shinhye di punggungnya.

Surat milik shinhye tergeletak di rerumputan dan terendam air hujan.


=rumah sebuah tabib di luar istana=
Tuan im dan yoona berada di rumah seorang tabib.
''apakah racun ini bisa membunuh ibu suri?'', tanya tuan im.
''ya seperti yang anda inginkan'', kata tabib itu.

Yoona memandang ayah yang sedang tertawa lebar dengan resah.
''apa yang ayah rencanakan sangat berbahaya'', kata yoona.
''kau tidak perlu khawatir. Kau ingin memiliki seungho bukan? Jika joseon bisa kita kuasai, kau bisa memiliki seungho, pria yang tidak tahu diri itu''.
''ayah jangan katakan seungho pria yang tidak tahu diri!!''.
''jelas dia tidak tahu diri. kenapa seungho tidak memilihmu, kau pintar, cantik dan berasal dari keluarga bangsawan. Sedangkan shinhye apa? Dia tidak lebih hebat darimu''.
''bedanya, seungho menganggapku wanita jahat. Ini semua karena ayah!''.
''diam kau!! Aku melakukan ini semua demi kau yoona ah''.

Tuan im menerima botol kecil yang berisi ramuan racun dari tabib itu.
''putriku, lakukan yang menjadi bagianmu'', kata tuan im.
Yoona hanya terdiam.
''kenapa ayah mendapatkan apa yang ia inginkan harus dengan membunuh orang! Aku tidak menyukainya'', batin yoona.


=Padang Rumput=
Chulyong berlari ditengah hujan sambil menggendong shinhye, hongki yang menunggu di beranda pondok milik gerombolan chulyong melihat namja itu sedang menggendong seorang gadis.
''mweo? Shinhye ah!!'', kata hongki panik.

Chulyong masuk ke dalam pondok lalu membaringkan shinhye di tempat tidur.
''kau keluar dulu, aku ingin mengganti pakaiannya'', kata chulyong.
''mweo? Aniyo!!'', kata hongki.
''hyaaa kau ingin shinhye mati kedinginan?'', teriak chulyong.
''aku tidak rela shinhye diganti pakaiannya olehmu, enak saja'', protes hongki.

*pletak* Chulyong memukul kepala hongki.
''kau membuatku emosi, aku lebih tahu shinhye daripada kau'', kata chulyong.
''mweoya?? Aku tahu shinhye lebih dulu daripada kau'', kata hongki.
''aiss!!''.

Chulyong mendorong tubuh hongki keluar kamar lalu mengunci dari dalam.
''aisss!! Chulyong ah!!'', teriak hongki.

Chulyong memandang shinhye lalu mulai melepas hanboknya satu per satu.
''maafkan aku shinhye ah'', guman chulyong.

Chulyong mencari hanbok di sebuah karung, sisa penjarahannya waktu dulu.
''ya ada, ternyata aku menyimpan hanbok ini ada gunanya'', kata chulyong tersenyum.

Hongki terlihat resah di depan pintu kamar.
''hyaa chulyong ah, kenapa lama sekali, apa yang kau lakukan?'', teriak hongki.

Tak lama kemudian, chulyong membuka pintu kamar itu.
''kau berteriak seperti orang gila!'', kata chulyong.
''karena aku sangat khawatir pada shinhye'', kata hongki kemudian melihat shinhye sedang berbaring di tempat tidur.


=istana joseon, paviliun ibu suri=
Para dayang istana paviliun ibu suri sedang menyiapkan pesta ulang tahun ibu suri.
Seungho memandang hiruk pikuk para dayang yang sedang sibuk dengan aktifitas masing2.
''seungho ah'', suara seorang ajeossi dengan tepukan dipundak seungho hingga membuat namja itu menoleh.
''ne!'', sapa seungho datar.
''kau sudah memikirkan apa yang akan kau berikan untuk ibu suri?'', tanya tuan im.
''apa urusannya dengan anda?''.

Tuan im tersenyum dengan ucapan seungho.
''aku hanya mengingatkan padamu, jika kau bertindak sesuka hatimu, kau akan kehilangan orang2 yang kau cintai'', kata tuan im lalu pergi meninggalkan seungho kemudian masuk ke paviliun ibu suri.

Seungho hanya memandang tuan im tanpa memanggilnya dan memberikan penjelasan tentang ucapannya.
''kau selalu mencoba mengintimidasiku'', batin seungho.


Didalam paviliun, seorang dayang menemui ibu suri dan memberitahukan bahwa tuan im ingin bertemu.
''annyeong hasimnikka, kiranya ibu suri panjang umur'', sapa tuan im *depp bow*.
''mulutku seperti gatal, yaa kau wanita tua yang suka mengatur sebentar lagi kau akan mati'', batin tuan im.


Di jalan dalam istana joseon, Seungho melangkah dengan gontai dan tidak bersemangat.
Langkahnya terhenti lalu memandang gerbang sekolah seni. Tiba2 muncul bayangan masa lalu antara dirinya dan shinhye.

Flash back
#seungho mengejek shinhye bahwa gadis itu seperti anak ayam yang hidup di lingkungan elang, yang tidak mampu berbuat apa2.
''kau mengataiku gadis bodoh? Kelak kau akan menghadapi gadis bodoh sepertiku seumur hidupmu! Aku bersumpah yoo seungho!'', teriak shinhye#end.

Seungho tersenyum lalu bayangan kenangan itu hilang.
''maafkan aku shinhye ah! Gwaenchana, aku hidup denganmu seumur hidupku, asal aku bisa melihatmu dan memastikan kau baik2 saja. Dan sekarang aku benar2 menderita tanpamu'', batin seungho.

''aku akan menemui hongki'',guman seungho lalu masuk ke sekolah seni.

''mweoya? Hongki tidak ada di sini? Sejak kapan dia pergi?'', tanya seungho pada salah satu sunbaenim di sekolah seni.
''tadi pagi, putra mahkota yoo. Hongki pergi keluar istana'', jawab sunbaenim itu.


=Pondok milik chulyong=
Shinhye menyentuh kompresan yang ada di dahinya. Chulyong mengompres shinhye karena demam tinggi.
''chulyong ah, gomaweoyo, ternyata aku belum mati'', kata shinhye tersenyum.
''aiss, kau ini!! Kau tidak akan mati'', kata chulyong senang lalu memeluk shinhye.

Chulyong pov
#shinhye ah, walau aku tidak menjadi pemilik hatimu, tapi kau adalah pemilik hatiku. Gomaweoyo#end.

''kau memelukku lebih dari 10 menit chulyong ah'', kata shinhye.
''jinjayo? Uhm aku merasa baru 10 detik'', kata chulyong.

Shinhye meraba2 hanboknya dan terlihat mencari sesuatu.
''apa aku tadi pagi memakai hanbok ini?'', tanya shinhye.
''uhm aniyo. Aku mengganti hanbokmu yang basah kuyup'', jawab chulyong.
''mweo?? Kau melihat....'', shinhye terbelalak kaget.
''bukankah aku pernah menjadi suamimu walau sesaat, itu tidak masalah'', chulyong tertawa.
''aiss!! Uhm, apa kau melihat dua buah surat yang ku tulis?''.
Chulyong menggeleng, ''surat apa? Aku tidak melihatnya''.

Shinhye memejamkan matanya dan mencoba untuk mengingat2.
''dimana? Dimana? Dimana?'', gumannya.

Chulyong hanya memperhatikan yeoja yang sedang melakukan sebuah ritual sederhana itu.
''dimana aku pingsan?'', tanya shinhye.
''di padang rumput''.
''yakk, surat itu ada di padang, aku harus mencarinya'', kata shinhye lalu beranjak dari tempat tidur lalu bergegas keluar kamar.

Dilihatnya hongki sedang sibuk bermain api unggun dengan anak buah chulyong.
''hyaa jangan ambil semua, kau di istana selalu makan daging sedangkan kami disini jarang memakannya'', protes seorang anak buah chulyong seraya mencoba merebut daging yang dibawa hongki namun namja itu berhasil menahannya.

Hongki menoleh dan melihat shinhye telah berdiri dibelakangnya.
''eung, shinhye ah, kau sudah sadar!! Oh ini ada daging bakar untukmu'', kata hongki seraya memberikan daging bakar itu.
''aniyo, aku tidak lapar'', kata shinhye.
''aku akan pergi sebentar, hongki ah kapan kau akan kembali ke istana?'', tanya shinhye lagi.
''sebelum matahari terbenam aku harus kembali ke istana. Aku tidak ingin yoona dan ayahnya tahu aku pergi menemuimu''.


Shinhye berlari ke arah padang dan mencari dua pucuk surat yang tidak sengaja terjatuh saat dirinya pingsan.
''aiss, eotteohke?'', seru shinhye melihat kertas yang sudah lusuh terendam air hujan dengan tinta yang sudah beleber memenuhi kertas itu.
''apa aku harus menulisnya lagi? Tidak mungkin, nan saenggakhalsu eobsseoyo (aku tidak bisa mengingatnya)''.

Shinhye berjalan menyusuri jalanan dengan banyak pohon besar di sekelilingnya.
*tukkkk* tiba2 shinhye merasa kakinya terantuk sesuatu.
Yeoja itu melihat sebuah koin yang sudah usang dan sedikit penyok.
''mweo ini koin kuno? Kenapa ada di sini?'', guman shinhye seraya membolak-balikkan koin usang itu.

Shinhye bergegas pergi ke sebuah pasar yang tidak jauh dari tempatnya berada.
''kau menghargai koin ini 30 keping?'', tanya shinhye pada penjual barang2 kuno.
''kau sangat beruntung. Koin ini sangat berharga'', kata penjual itu.
''tapi sudah usang. Aku pikir tidak akan laku''.
Shinhye menerima uang 30 keping dari penjual itu.

Yeoja masuk di toko yang menjual banyak kain.
''apa ada selimut dengan harga murah?'', tanya shinhye.
''dengan 30 keping, kau hanya bisa membeli kain ini. Bukankah ini juga cukup untuk dijadikan selimut?'', kata penjual kain itu.
''tapi sangat tipis''.
''kalau kau tidak mau, aku tidak akan menjualnya padamu'', kata penjual itu seraya mengambil kainnya kembali.
''baiklah! Aku akan membelinya'', shinhye memberikan uang 30 kepingnya pada penjual itu kemudian keluar dari toko.

''ini akan cukup menghangatkan chulyong di saat malam. Tidak selamanya aku akan berada di sana, aku harus kembali ke joseon'', guman shinhye.

''nona! Apa kainmu akan kau jual padaku?'', tanya seorang gadis seumuran shinhye.
''kain ini? Kau menginginkannya?'', tanya shinhye.
Gadis itu mengangguk, ''aku dayang istana! aku memerlukan kain seperti yang kau punyai. Besok ulang tahun ibu suri''.
''ibu suri ulang tahun? Tapi chulyong juga butuh kain ini untuk selimut'', batin shinhye.
''astaga!! Dayang istana?'', seru shinhye.
''ya bisa dikatakan begitu! Aku dayang yang baru bekerja besok. Makanya aku butuh kain itu agar tidak terlalu memalukan''.

Shinhye memberikan kain itu, ''bagaimana jika kau menukar kain ini dengan selimut yang cukup hangat?''.

Shinhye dan dayang istana itu masuk ke toko kain.
''selimut yang hangat untukmu'', kata dayang itu seraya memberikan selimut seharga 100 keping pada shinhye.
''gamsahae'', kata shinhye.

Shinhye berjalan menyusuri jalanan keluar dari pasar. Tiba2 sebuah tandu berhenti di dekat shinhye
Seorang ajumma kemudian membuka tirai tandu itu.
''aku ingin sekali selimut yang kau bawa itu'', kata ajumma itu yang ternyata sudah menengok selimut yang shinhye bawa sejak tadi.
''tidak! Ini untuk saudaraku'', kata shinhye.
''anda bisa membelinya di pasar'', kata shinhye lagi.
''aku sudah ke toko kain dan penjualnya berkata motif selimut yang ku inginkan telah dibeli orang. Dan aku mengikutimu sejak dari pasar''.
''aku akan membelinya seharga 250 keping'', kata ajumma itu lagi.
Shinhye terpaksa memberikan selimut itu pada ajumma asing yang begitu menginginkannya.

Di pinggir hutan, shinhye merogoh sakunya kemudian memandang 250 keping yang ia dapat hanya karena menemukan satu koin kuno yang sudah penyok.
''berikan uangmu padaku!!!'', teriak seorang pria yang tiba2 keluar dari semak2 dan mengacungkan belatinya.
Pria itu merampas uang milik shinhye dan kabur.

Anak buah chulyong tidak sengaja melihat hal itu kemudian berlari cepat ke arah shinhye.
''apa yang terjadi? Apa kau baik2 saja? Apa yang diambil oleh perampok itu?'', tanya anak buah chulyong dengan panik.
''ketua pasti akan memukulkan habis2an karena menemukanmu dalam keadaan tidak baik'', katanya lagi.
''gwaenchana! Hanya sebuah koin usang yang kutemukan tadi di jalan'', kata shinhye.
''mweo? Tidak mungkin perampok itu mengambil sebuah koin darimu!''.
''kita harus bersyukur baik ketika kita kaya ataupun miskin. Baik ketika hidup terasa mudah ataupun susah, baik saat menderita ataupun bahagia. Semuanya harus disertai dengan ucapan syukur karena Tuhan selalu beserta kita. Pemeliharaan Tuhan untuk selamanya dalam hidup kita, apapun keadaan kita'', terang shinhye.


Shinhye kembali ke tempat chulyong.
Dilihatnya hongki dan chulyong sedang bertengkar.
''kenapa kau biarkan shinhye pergi!'', seru chulyong.
''nado molla. jangan memojokkanku, kita akan mencarinya bersama'', seru hongki.
''apa yang kalian perdebatkan! Kalian seperti anak kecil dan aku seperti ibumu'', teriak shinhye.

Mendengar shinhye berteriak dan melihat yeoja itu sudah kembali, chulyong dan hongki berhenti bertengkar dan langsung berhambur memeluk shinhye.
''kau memang ibuku dan aku suamimu, temanmu, sodaramu, ayahmu. Apapun kau anggap aku, yang penting aku bisa menjagamu'', kata hongki.
''lebih baik kau kembali ke istana, aku takut penyakit tidak warasmu akan menular'', kata chulyong.

Shinhye tertawa terpingkal melihat ekspresi wajah hongki.
''hongki ah, aku ingin titip pesan untuk seungho, apa kau bisa menolongku?''.
''oh ne!!''.

Shinhye memberikan pesan lisan untuk seungho melalui hongki.
''bagaimana? Apa kau mengingatnya?'', tanya shinhye.
''uhm aniyo, ulangi lagi'', kata hongki.

Shinhye mengulang pesan lisannya itu.
''aku tidak bisa mengingatnya'', kata hongki lagi.
''aisss!!'', gerutu shinhye.

*pletak*
Chulyong memukul kepala hongki hingga membuat namja itu meringis sambil mengusap kepalanya.
''jangan katakan kau tidak mengingatnya!'', teriak chulyong.
''aiss, jangan memukul kepalaku. Aku akan mencoba mengingatnya sekali lagi'', kata hongki.

Shinhye menjelaskan pesannya sekali lagi dan hongki mengangguk-angguk tanda mengerti.
''gomaweoyo hongki ah. Aku percaya pesanku akan kau sampaikan dengan baik''.

''chulyong ah, tolong jaga shinhye dengan baik'', pesan hongki pada chulyong.

Hari menjelang gelap, hongki bergegas kembali ke istana.

Shinhye duduk di beranda pondok itu ditemani chulyong.
''uhm shinhye ah, aku tahu sekarang kenapa banyak pria menyukaimu?'', kata chulyong.
''mweo?'', shinhye menoleh ke arah chulyong.
''kau tidak menghadapi suatu masalah hanya dengan meneteskan air mata tapi kau berusaha melalui itu semua. Aku suka karaktermu shinhye ah''.

Shinhye tersenyum lalu menepuk pundak chulyong.
''chulyong ah gomaweo. Itu semua karena ada kau, seungho dan hongki yang ada disampingku''.


=Istana Joseon=
Setiba di istana, hongki bergegas pergi ke paviliun milik seungho.
Tanpa disadari oleh hongki, yoona melihat hongki berlari mengendap ke arah paviliun seungho.
''ada yang tidak beres, aku akan menyelidikinya'', guman yoona.

Yoona diam2 mengikuti hongki dari belakang.
Hongki terlihat menoleh ke sekeliling memastikan kondisi aman kemudian mulai mengetuk jendela paviliun seungho tanpa diketahui prajurit penjaga.
''seungho ah, psstt pssttt'', panggil hongki lirih.

Yoona terus memperhatikan polah tingkah hongki tanpa diketahui oleh namja itu.

Tidak berapa lama, jendela terbuka dan seungho mendongakkan kepalanya.
''apa yang kau lakukan malam2 begini ke paviliunku?'', tanya seungho.
''aku menemui shinhye dan aku datang ke sini untuk menyampaikan pesan dari shinhye'', kata hongki.
''apa shinhye baik2 saja? Aku ingin menemuinya tapi itu akan membahayakan shinhye. Tuan im seperti serigala ditengah kawanan domba''.
''shinhye ingin kau menemuinya di padang, tempat biasa dimana kau dan shinhye menerbangkan lampion''.
''kapan aku harus menemuinya? Besok sebelum fajar menjelang. shinhye ga mannalsu isseoyo? (kau bisa menemuinya?)''.
Seungho mengangguk lalu tersenyum.
''naeil nan mannalgeoya (aku akan menemuinya besok)''.

Yoona memperhatikan pembicaraan hongki dan seungho.
''seungho akan menemui shinhye, aku harus melakukan sesuatu. Kau menggali lubangmu sendiri seungho ah'', kata yoona seraya tersenyum.

(Ost Davichi- Love oh Love)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar