Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Sweet Innocence *17

Judul: Sweet Innocence 
Genre: Romance 
Part: 1-19 
Cast: 
IU/ Lee JiEun 
Lee Donghae Super Junior 
TOP/ Choi Seunghyun BigBang 
Jessica jung/ Jung sooyeon SNSD 

#lee dongchul: saudara kembar lee donghae (hanya di FF ini^^) 

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will) 

Part *17 
Nyonya sila bertemu dengan direktur lee di dalam lift gedung SM Ent. 
''putramu bersamaku! Choi seunghyun masih hidup! Mianhaeyo!'', kata direktur lee saat nyonya sila berjalan keluar dari lift itu. Nyonya sila memandang direktur lee. 
Disisi lain koridor itu, Seunghyun menghentikan langkahnya saat mendengar pengakuan direktur lee. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 
''putramu masih hidup, sila ssi!'', kata ajeossi itu lagi. 
''mweo?'', tanya nyonya sila. 

Direktur lee menunjuk ke arah seunghyun. 
''dia choi seunghyun! Putramu'', kata direktur lee. 

Nyonya sila memandang seunghyun yang berdiri tidak jauh darinya. 
''Dangsini urieui seunghyuniya? (kau seunghyun ku?)'', tanya nyonya sila saat berjalan menghampiri namja itu. 
''seunghyun ah!?'', kata ajumma itu kemudian memeluk seunghyun dan menangis terisak. 
''eomma?!'', ucap seunghyun. 
''ini seperti mimpi! Seunghyun ah, bogosipda!''. 
Seunghyun memeluk ibunya dengan sangat erat. Keduanya saling mencurahkan rasa rindu satu sama lain. Direktur lee tersenyum memandang keduanya bersatu kembali. 


Di Cafetaria kantor SM Ent, 
Direktur lee, seunghyun dan ibunya duduk di meja yang sama. 
''kenapa kau katakan padaku bahwa ibuku sudah meninggal?'', tanya Seunghyun seraya memandang direktur lee tajam. 
''mweo? Meninggal?'', nyonya sila terkejut. 
''karena saat itu aku ada dalam situasi sulit, aku ingin mengubah nasib keluargaku dan memulai bisnis. Mianhamnida'', kata direktur lee. 
''kau membuat aku dan ibu berpisah begitu lama! Sekarang, Kau dengan mudahnya berkata maaf?'', teriak seunghyun seraya memukul meja itu dengan kepalan tangannya. 
''seunghyun ah, kau jangan salah paham!!''. 
''aku membencimu!''. 
''hajima, seunghyun ah! Aku menganggapmu anak! Ya, aku memang jahat karena berkata padamu bahwa ibumu sudah meninggal dan aku sangat menyesal''. 
''dengan apa yang kau lakukan terhadapku, kau menganggapku anak? Selama bertahun2 aku tidak pernah menganggapmu sebagai seorang ayah. Didalam pikiranku hanya ada bagaimana menghancurkan keluargamu''. 



=Pemakaman seoul= 
Jieun melangkah ke arah makam dongchul, bersama dengan donghae. 
''kenapa kau membawaku ke sini? Aku memintamu untuk membawaku ke kantor polisi'', kata jieun heran. 
''tidak! Apa kau bodoh, jieun ah?'', kata donghae seraya memukul kepala jieun. 
''siapa orang yang akan membawa gadis yang dia cintai masuk penjara? Jika aku seorang polisi, hal itu juga tidak akan kulakukan, aku akan membawamu pergi ke tempat dimana orang2 itu tidak menemukan kita'', kata namja itu lagi. 
''itu hanya aku tahu di cerita drama'', kata yeoja itu seraya mengusap kepalanya kemudian memandang donghae. 

Donghae tersenyum memandang jieun. Tampak deretan gigi putih dan rapi yang membuat namja itu terlihat tampan. 
''aku sangat berharap kau memukulku dan berteriak mengutukiku karena telah membuat dongchul meninggal'', kata jieun. 
''aku tidak akan melakukannya. Dongchul meninggal karena takdir, bukan karenamu'', kata donghae. 

Jieun memandang donghae, 
''Tuhan, ingatkan aku betapa cantik hatinya, mampukan aku untuk membalas segala kebaikannya. Karuniakan aku sesuatu yang membuatnya bahagia'', batin jieun. 


Tidak lama kemudian, Keduanya berdiri didekat nisan lee dongchul. 
''apa yang akan kau berikan untuk dongchul? Lihat! Di makam itu ada banyak medali, sedangkan kau belum mendapat satu tropi pun'', kata jieun. 
''mungkin aku tidak bisa memberikan tropi untuknya, tapi aku ingin memiliki sebuah keluarga yang bisa membuatnya iri'', kata donghae. 
''mweo?''. 
''lee jieun, menikahlah denganku. Kita tidak perlu kembali dan memulai hidup baru di luar kota seoul, apa kau suka mokpo?'', kata donghae lagi. 
(Ost Baek Ji Young- After a long time has passed) 
Jieun tertegun, matanya memandang donghae dan namja itu lagi2 tersenyum manis ke arahnya. 
''maafkan aku donghae ah! Kelak, kau akan memiliki sebuah keluarga yang akan membuat banyak orang iri, tapi tidak dengan lee jieun. Ada gadis yang lebih baik dariku di luar sana'', kata jieun. 
Donghae tersenyum, ''baboneun yeoja''. 

Namja itu menghirup udara dalam2 dan menghembuskan kuat2 dari mulutnya. Donghae memandang jalan setapak kecil yang akan membawanya keluar dari komplek pemakaman itu. 
''tidak ada yang tahu dengan apa yang terjadi di masa depan. Seharusnya kau tidak mengatakan itu padaku. Tapi aku lega, karena kau menolakku tidak dengan alasan choi seunghyun'', kata donghae. 
''aku akan menikah denganmu jika kau bisa menjadi seorang pianis terkenal, lee donghae!'', kata jieun. 
Donghae memandang yeoja itu, ''jeongmalyo?''. 
''persiapkan dengan baik, kau harus debut dengan prestasi yang memuaskan. Kau harus berhasil!!''. 

Donghae dan jieun keluar pintu komplek pemakaman. 
''lee jieun?'', panggil donghae. 
''eung?''. 
Donghae memeluk jieun sesaat, ''pelukan adalah hal yang sederhana, tapi dapat membuat banyak keajaiban''. 
''gomaweo, kau adalah sahabat terbaikku, donghae ah!'', kata jieun. 
''berbahagialah orang yang memiliki sahabat sejati, lebih sempurna lagi jika sahabatnya itu kelak akan menjadi pasangan hidupnya''. 
''mweo? Aiss!! Aku menyukai choi seunghyun''. 
''apa dia sudah menghubungimu? Menanyakan kabarmu? Layaknya seorang yang sedang jatuh cinta padamu?''. 
Jieun tertegun, ''kau berjalanlah lebih dulu. Aku akan menyusulmu''. 
Donghae berjalan meninggalkan jieun sendirian. 
Jieun mengambil ponselnya kemudian menghubungi seunghyun. 
''apa kabarmu seunghyun ssi?'', tanya jieun. 
Tidak terdengar suara seunghyun dari ponsel itu. 
''apa kau sakit? Maafkan aku, aku menghubungimu karena aku peduli. Aku sadar bahwa sangat menyakitkan mencintai tanpa dicintai olehnya. Tetapi lebih indah jika menyayanginya tanpa mengharapkan sesuatu perasaan apapun darinya'', kata jieun lagi. 
''lee jieun, aku tidak menghubungimu karena aku tidak peduli padamu. Lupakan semuanya!'', kata seunghyun terdengar dari ponsel jieun. 
''andwe! Kau tahu aku hanya butuh satu jam untuk menyukaimu, satu hari untuk mencintaimu, tapi cukup waktu untuk melupakanmu''. 
''rasanya sekarang aku ingin duduk bersamamu, tidak perlu mengatakan apa2 dan kemudian berjalan bersama'', kata jieun lagi. 

Di koridor kantor SM Ent, seunghyun berdiri seraya memegang ponselnya didekat telinga. 
''kau selalu seperti ini, berpura2 tidak mencintaiku. Gwaenchana!?'', kata jieun. 



=Kantor SM Ent= 
Shindong yang pergi terpisah dengan nyonya sila berjalan pelan mencari toilet. Ia tanpa sengaja menoleh ke dalam sebuah ruangan dan melihat sooyeon sedang duduk di sebuah sofa. Yeoja itu memandang ruangan kaca yang biasa digunakan untuk rekaman tanpa menyadari shindong memperhatikannya sedari tadi. 
*tok tok tok* suara hentakan dasar crack penyangga milik shindong. Sooyeon sontak menoleh ke arah shindong. 
''Kau teman kerja jieun kan?'', tanya shindong. 
''dangsini jieuneui oppa?'', tanya sooyeon kemudian meminta shindong duduk di sofa itu. 
''ah, ne! aku sedang mendapat masalah. Jieun mendapat surat panggilan kepolisian tapi tadi pagi adikku dibawa pergi oleh donghae, ini akan membuat posisi adikku semakin sulit''. 
''kau tahu kenapa jieun mendapat panggilan dari polisi?''. 
Shindong menggeleng, ''molla''. 
''aku melaporkannya! Jieun penyebab dongchul meninggal, kau tahu siapa itu dongchul? Dia saudara kembar donghae''. 
''apa tuduhanmu ada bukti? Jieun tidak akan pernah membunuh orang, apa alasannya?''. 

Sooyeon menceritakan kejadian yang menimpa dongchul dan dirinya dari awal hingga akhir. 
''jangan lakukan itu pada jieun, jebal! Kenapa kau mengeraskan hati dengan menyimpan kesalahan orang terhadapmu?'', tanya shindong. 
''kau tahu apa tentang hati? Yang kau tahu hanya bagaimana berjalan dengan baik tanpa menyusahkan orang'', kata sooyeon. 

Shindong memandang yeoja itu kemudian tersenyum, 
''ya! Aku cacat! Tapi bukan sejak dari lahir. Aku dan jieun yatim piatu, kedua orang tua kami meninggal karena kecelakaan. Jieun tidak bisa melihat sebuah kecelakaan, saat kecelakaan yang menewaskan dongchul itu pun jieun sangat histeris hingga masuk rumah sakit'', kata shindong. 
''apa aku harus peduli dengan itu? Karena tidak ada yang peduli padaku sekarang''. 
''ini adalah permintaan seorang kakak yang tidak memiliki kaki normal tapi memiliki cinta yang besar untuk adiknya. Aku mohon padamu, nona! Jangan lakukan itu pada jieun!?'', kata shindong lagi. 

Sooyeon memalingkan mukanya dan air matanya mengalir membasahi pipinya. 
''kau pergilah! Jangan berharap untuk bisa mengubah apa yang telah kulakukan. Aku tetap menuntut jieun!'', kata sooyeon tanpa menatap namja itu. 

Shindong beranjak dan menata tongkat kraknya di bagian ketiak kemudian mulai berjalan. Namja itu memandang sooyeon sekali lagi sebelum keluar dari ruang latihan. 
''Tuhan melihat luka hatimu saat tak ada satupun yang lain dapat melihatnya''pesan shindong. 
''kau pikir mudah memaafkannya hah?'', seru sooyeon. 
''memaafkan seseorang, bukan pertanda lemah atau kalah, namun karena menyadari bahwa semua orang pernah melakukan kesalahan''. 



=Taman Depan Kantor SM Ent= 
Seunghyun duduk di samping nyonya sila. 
''aku berharap kau tidak menoleh ke masa lalu dan merasakan berapa lama kau menderita. Jangan membenci tuan lee dan keluarganya'', kata nyonya sila. 
''jika direktur lee adalah pria jahat seperti yang kau katakan, kau sudah dibuang di jalanan sejak dulu. Jangan lakukan ini dan minta maaflah kepadanya'', kata ajumma itu lagi. 

*klingg* sebuah sms masuk ke ponsel nyonya sila. 
*ibu, jangan khawatir. Aku baik2 saja. Aku mencintaimu, by: lee jieun* 

''ada dua hal menimpa orang yang aku kasihi, kau dan jieun. Aku sedikit lega untuk jieun. Aku sangat khawatir padanya. Aku harap kau bisa menjaganya'', kata nyonya sila. 
Seunghyun tersenyum kemudian menunduk. 
''kenapa kau hanya menunduk? Berikan tanganmu'', kata nyonya sila. 
Seunghyun mengulur dan membuka telapak tangannya. 
''tangan ini akan menjaga jieun dengan baik. Tangan yang sangat hangat. Seunghyunku sudah menjadi pria dewasa, aku sangat bahagia'', kata nyonya sila lagi. 

Mata seunghyun berkaca2, ''aku menjaganya sebagai apa?''. 
''seperti yang kau inginkan, aku percaya padamu''. 
''aku tidak bisa melakukannya''. 
''sesuatu yang indah dimulai dari sesuatu yang kau anggap sulit. '' 



=Di dalam sebuah Bus= 
Ponsel donghae berdering, 
''yeoboseyo?'', jawab donghae. 
''direktur terkena serangan jantung, segeralah datang ke rumah sakit!''. 



=Rumah Sakit Seoul= 
Donghae berlari menyusuri koridor rumah sakit. Jieun berlari menyusul namja itu. 

Di dalam ruang perawatan, Tim dokter menangani direktur lee dengan memasang alat kejut jantung. Beberapa saat kemudian, ajeossi itu tersadar. 
''seunghyun ah, mianhae! Seunghyun ah, mianhae!'', ucapnya lirih. 

Salah seorang perawat keluar dari ruangan itu. 
''apa disini ada yang bernama seunghyun? Tuan lee menyebut nama itu berkali2'', kata perawat itu. 
''mweo? Seunghyun?'', seru jieun seraya memandang donghae. 

*breeesssssss* kota seoul yang semula cerah, tiba2 guyuran hujan turun seperti tertumpah dari langit. 

*tuutttttttttt* alat deteksi jantung milik direktur lee menunjukkan garis lurus. 

''Ayahku meninggal?'', tanya donghae terkejut saat mendengar penjelasan seorang dokter yang ikut menangani direktur lee. 

Namja itu berlari pergi dari tempat itu, jieun menyusul namja itu karena cemas. Donghae keluar dari lobi rumah sakit menembus derasnya air hujan. 
Jieun berhenti di dekat pintu dan mengambil sebuah payung yang ada di dekat meja resepsionis. 
''donghae ah?'', ucap jieun seraya memayungi namja itu. 
''kenapa ini harus terjadi padaku? Apa aku orang jahat hingga semua orang yang ku kasihi pergi meninggalkanku?'', tanya donghae. 
''apa kau pikir Tuhan tidak adil?'', tanya jieun. 
''jika Tuhan ada, kenapa Tuhan mengambil semua orang yang kukasihi? Kau bisa menjelaskan, dimana Dia sekarang?'', kata donghae. 
''donghae ah, malhajima! (jangan katakan hal itu)''. 

Donghae mendongakkan kepalanya kemudian memandang jieun. Namja itu beranjak kemudian memandang lekat yeoja yang terus memayungi dirinya tanpa mengindahkan tubuhnya yang basah. Donghae memeluk yeoja itu erat dan jieun membalas pelukan namja itu. 
''kau harus kembali menjadi donghae yang ku kenal'', kata jieun lagi. 
''jieun ah, tetap bersamaku seperti ini'', kata donghae. 
''gwaenchana, huh?'', jieun menepuk punggung donghae. 

Seunghyun keluar dari mobil bersama dengan nyonya sila. Keduanya berjalan ke arah pintu utama rumah sakit. Di tengah hujan deras, seunghyun melihat donghae dan jieun berpelukan. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

@ tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar