Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *13 End


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

Ost: Davichi - Love oh Love

Part *13

Yoona memperhatikan pembicaraan hongki dan seungho.
''seungho akan menemui shinhye, aku harus melakukan sesuatu? Kau menggali lubangmu sendiri seungho ah'', kata yoona seraya tersenyum.

*krosakkkk* Tanpa sengaja yoona menginjak ranting kering, hongki langsung menoleh ke arah sumber suara namun yoona secepat kilat pergi dari tempat itu.


=Pondok Chulyong, di hutan=
Shinhye terlihat cemas di beranda pondok.
''chulyong ah, apa seungho akan benar2 datang menemuiku?'', tanya shinhye.
''segala cara akan seungho lakukan untuk menemuimu'', kata chulyong kemudian tersenyum.
Shinhye membalas senyuman chulyong dan terpancar kelegaan di wajahnya.

Chulyong pov
#segala cara yang aku lakukan, tidak akan mengubah shinhye berpaling menyukaiku. Cintanya pada seungho begitu besar. Dia adalah istri yang setia, Ya sangat setia. Shinhye benar2 mengubah hidupku. Kenapa aku begitu mencintai wanita yang sudah bersuami? ini benar2 gila#end.

''chulyong? Hei bang chulyong?'', kata shinhye seraya mengibaskan tangannya ke arah wajah chulyong,
Namja itu berkedip dan tersadar dari lamunannya.
''waeyo?'', kata chulyong.
''kau memikirkan apa? Sejak awal, aku ingin bertanya satu hal padamu''.
''katakan!''.
''apa kau memiliki keluarga?''.
''keluargaku adalah mereka, kau dan siapapun yang berlaku baik padaku. Aku rasa aku lahir dari batu seperti sunggokong karena sampai sekarang aku tidak tahu dimana orang tuaku''.
''apa kau menyesal dengan hidupmu?''.
Chulyong menggeleng, ''ciri orang yang tidak mensyukuri hidup adalah senang menggerutu dan mudah menyesal. Orang yang tegar tengkuk akan jauh dari berkat''.
Shinhye mengacungkan ibu jarinya dengan bangga.

''saat aku masih kecil, aku sering bertanya pada orang dewasa yang kutemui'', kata chulyong.
''apa yang ingin kau tanyakan? Dan apa kau sudah menemukan jawabannya?'', tanya shinhye.
''aku bertanya adakah malaikat Tuhan yang tampak nyata di dunia ini, yang bisa aku lihat dan perkataannya selalu Tuhan dengar''.
''itu sangat mudah. Jawabannya: eomma!''.
''tapi bagaimana denganku? Berarti aku tidak pernah melihat malaikat yang nyata?''.
''anggap saja aku ibumu''.
''halsu eobseo! Kau aneh sekali''.
Shinhye tertawa,


=rumah yoona=
Yoona mencari ayahnya di rumah.
''kenapa ayah tidak ada? Apa ayah ada di biro keamanan?'', guman yoona.

Yeoja itu bergegas pergi ke biro keamanan.


=biro keamanan joseon=
Tuan im sedang merundingkan penangkapan gerombolan perampok yang di pimpin bang chulyong.
''tapi tuan, bang chulyong dan anak buahnya tidak terdengar lagi aksi kejahatannya'', kata seorang pria anggota biro keamanan.
''apakah seorang penjahat yang tidak melakukan kejahatannya lagi bisa dikatakan dia tidak lagi penjahat? Kalau begitu aku akan menjadi seorang penjahat'', kata tuan im.
''bukankah didalam aturan hukum biro keamanan seperti itu? Apabila dalam waktu 3 bulan, gerombolan perampok yang sudah hiatus dengan aksinya akan dinyatakan bebas dari DPO biro keamanan''.

Seorang prajurit biro keamanan datang menemui tuan im.
''putrimu menunggu di luar'', kata prajurit itu.

Tuan im keluar dari ruangan itu lalu menemui yoona.
''yoona ah, ada apa kau mencariku?'', tanya tuan im.
''ayah, besok seungho akan diam2 menemui shinhye. Ayah, ayo rencanakan sesuatu'', kata yoona.
''ne! kau tidak perlu khawatir. Aku sudah punya rencana untuk itu''.
''ayah, apa yang kau rencanakan?''.
Tuan Im tersenyum,


=keesokan harinya, menjelang fajar=
Hari ini adalah perayaan ulang tahun ibu suri.
Terdengar suara lamat-lamat didekat kamar tidur hongki di sekolah seni.
''apa? ada yang mencoba mencelakai ibu suri?'', kata seorang prajurit penjaga.
''ya, kita harus ke sana, apakah ibu suri baik2 saja? Padahal ini hari ulang tahunnya'', kata seorang prajurit yang lain.

Hongki membuka matanya dan mencoba memastikan apa yang didengarnya.
''ada yang ingin mencelakai ibu suri?'', guman hongki.

Hongki bergegas bangun dari tempat tidurnya.
''aku harus menemui seungho'', kata hongki.


=paviliun seungho=
Seungho sudah bersiap untuk bergegas pergi ke padang menemui shinhye.
Tiba2, terdengar suara prajurit mengetuk pintu paviliunnya.
''apa yang kau lakukan? Ini masih fajar! Kau menganggu tidurku'', kata seungho berpura2 terganggu dengan kedatangan prajurit itu.
''putra mahkota, ada yang mencoba mencelakai ibu suri'', kata prajurit itu.
''mweo?'', kata seungho sontak kaget.
''ne! aku akan segera ke paviliun ibu suri'', kata seungho lagi.

Seungho masuk kembali ke dalam paviliunnya.
''Kenapa aku langsung percaya? Ibu suri punya taktik untuk memisahkan aku dengan shinhye'', guman seungho.
''tapi bukankah ibu suri tidak tahu aku akan menemui shinhye? Aiss!! Apa yang harus aku lakukan?'', guman seungho lagi.

Lamunan seungho buyar ketika ada seseorang mengetuk pintu paviliunnya.
''kau? Wae guraeyo?'', kata seungho saat melihat hongki pagi2 ada di paviliunnya.
''seungho ah, aku dengar ada yang mencoba mencelakai ibu suri'', kata hongki dengan nafas terengal.
''apa mungkin itu hanya taktik?''.
''aiss!! Kau lihat, nafasku terengal. Ini karena aku berlari begitu cepat untuk segera memberitahumu. aku mendengar dari prajurit istana''.
''kau juga mendengarnya? Berarti ibu suri memang dalam bahaya'', kata seungho lalu berlari dari paviliunnya.
''bukankah kau akan menemui shinhye'', seru hongki.

Langkah seungho terhenti lalu menoleh ke arah hongki.


=di sebuah padang rumput=
Shinhye menyusuri jalanan ke padang rumput dengan lenteranya dan ditemani oleh chulyong.
''chulyong ah, kau masih yakin kan bahwa seungho akan menemuiku?'', tanya shinhye.
''aku yakin'', jawab chulyong singkat.
''kalau begitu, kembalilah ke pondok''.
''apa kau akan baik2 saja jika ku tinggalkan?''.
Shinhye mengangguk.
''bawa lenteramu jaga jangan sampai padam. Untuk menunjukkan bahwa kau ada di sini dan seungho bisa melihatmu. Jika ada orang asing yang mencoba mendekatimu, langsung padamkan lenteramu dan segeralah bersembunyi di tempat tidak terlihat'', kata chulyong.


Shinhye duduk di rerumputan menyaksikan matahari terbit dari ufuk timur.
''ini baru pertama kali ku lihat'', kata shinhye tersenyum.
''hal yang pasti di dalam hidup adalah waktu terbitnya matahari dan terbenamnya'', guman lalu memejamkan matanya.
Shinhye memadamkan lenteranya karena sekeliling padang sudah terlihat lamat2 karena pantulan sinar matahari.

''aku merasa semakin hangat'', kata shinhye.

*krosakk srakk srakk*
Terdengar langkah kaki dengan suara yang bergesekan dengan rerumputan.

Shinhye teringat pesan chulyong.
''tapi mungkin saja itu seungho'', guman shinhye.

Shinhye menoleh dan mencoba melihat ke arah sumber suara yang tampak remang2.
''seungho ah??'', kata shinhye untuk memastikan bahwa itu adalah seungho.

Tidak terdengar suara sahutan kecuali suara langkah kaki semakin mendekat ke arah shinhye.
''yoona ah??'', seru shinhye melihat sosok yang semakin mendekat padanya adalah im yoona.

Yoona tersenyum ke arah shinhye dengan tatapan tajam.
''kau menunggu seungho? Maaf, seungho tidak bisa datang. Apa kau kecewa?'', kata yoona.
''apa tujuan datang kemari? Bagaimana kau bisa tahu bahwa aku akan menemui seungho disini?''.
''apa kau pikir seungho ingin menemuimu? Sifat seseorang bisa berubah hanya dalam waktu tiga detik''.
''aniyo. Seungho tidak akan melupakanku dalam waktu tiga detik''.
''kalau seungho mencintaimu, dia sudah menemuimu sejak dulu dan tidak hanya sekarang saat kau memberi sebuah pesan padanya''.
''Bagaimana kau bisa tahu aku memberi sebuah pesan pada seungho?''.

Yoona semakin mendekat ke arah shinhye hingga membuat yeoja itu ketakutan.
''yoona ah, bukan seungho yang berubah dalam tiga detik, tapi kau. Kau berubah! Kau bukan yoona yang ku kenal saat kita masih di sekolah seni'', kata shinhye.
''mweo?'', ucap yoona kemudian menghentikan langkahnya.
''yoona ah, ada yang ingin aku katakan padamu, satu hal,,,,''.

Belum selesai shinhye berbicara, yoona sudah memotong pembicaraan shinhye.
''satu halpun tidak ingin ku dengar darimu'', kata yoona.

Yoona mengambil sebuah pisau dari balik hanboknya.
Dan
*cleeepppp*
Yoona menusuk shinhye dengan sebilah pisau ke arah perut shinhye.

Hal yang tidak diduga shinhye bahwa yoona tega melakukan hal itu.

*tesssssss*
Air mata shinhye menetes dengan sisa tenaganya shinhye meraih lencana kerajaan yang tersemat dihanbok yoona tanpa yeoja itu sadari.
''satu hal yang ingin ku katakan sejak dulu, aku mengasihimu'', kata shinhye lalu rebah di rerumputan.

Yoona begitu ketakutan saat melihat shinhye rebah dengan bersimbah darah kemudian ia lari dari tempat itu.

''Tuhan, ampuni dia. Karena dia tidak tahu apa yang telah dia lakukan'', ucap shinhye lirih.


=Paviliun ibu suri=
Ibu suri langsung memeluk seungho ketika dilihatnya seungho datang ke paviliunnya.
''ibu suri jangan cemas'', kata seungho.
''apa yang terjadi disini?'', tanya seungho pada dayang istana.
''ada seseorang yang mencoba meracuni ibu suri'', jelas dayang itu.
''mweo? Bagaimana kau bisa menyimpulkan hal itu''.
''putra mahkota, aku melihat warna teh ku terlihat berbeda'', kata ibu suri.

Seungho meminta seorang dayang menunjukkan teh yang diduga telah tercampur racun itu.
''sekarang, buatkan aku teh yang biasa ibu suri minum'', perintah seungho.

Hongki tidak berlari ke arah kamar paviliun ibu suri, melainkan pergi ke arah dapur.
Dilihatnya tuan im dan anggota biro keamanan sedang mencoba menyelidiki kasus racun yang ada didalam teh itu.

Tanpa sengaja, hongki melihat tuan im mengeluarkan sebuah bungkusan lalu dilemparkan di bawah meja dapur tanpa diketahui para prajurit.

Hongki cepat2 bersembunyi ketika tuan im menoleh memastikan suasana aman.
''apa isi bungkusan itu? Terlihat mencurigakan'', batin hongki.

Tidak berapa lama, seorang prajurit menemukan bungkusan yang dilemparkan tuan im kebawah meja.
''tuan im, kami menemukan sesuatu'', kata prajurit itu sambil menunjukkan bungkusan kecil yang ia temukan.
''ini terlihat mencurigakan'', kata tuan im pura2 tidak tahu.


Seungho mengamati cangkir yang berisi teh beracun dan teh yang baru saja dibuat dayang istana.
''apa kau yang selalu membuat teh ini untuk ibu suri?'', tanya seungho.
''ne! tapi putra mahkot, saya tidak akan mencelakai ibu suri'', kata dayang itu ketakutan.

Seungho memperhatikan dua cangkir teh itu.
''kau lihat warna teh ini sama'', kata seungho.
''Sungguh saya tidak mencoba mencelakai ibu suri dengan memberinya racun'', kata dayang itu.

''ibu suri, apakah tentang racun dalam teh itu hanya kesimpulan anda sendiri?'', tanya seungho pada ibu suri.
''putra mahkota, aku sudah minum teh ini setiap pagi dan itu ku lakukan selama berpuluh tahun'', kata ibu suri.

Seungho menatap dayang dapur istana yang sudah sangat ketakutan itu.
''apakah ada yang aneh saat kau berada di dapur?'', tanya seungho.
''tadi waktu saya merebus air untuk membuat teh, saya mengambil teh yang ditaruh diluar dapur untuk mendapat embun alami karena itu akan membuat teh menjadi lebih enak dan kaya manfaat, tapi....''.
''tapi apa?''.

Ketika dayang itu hendak menjelaskan apa yang terjadi setelah itu, rombongan biro keamanan datang menemui ibu suri.
''biro keamanan menemukan bungkusan ini di dapur'', kata tuan im sambil menunjukkan bungkusan yang ia bawa.
''cepat buka'', perintah seungho.

Anggota biro keamanan membuka bungkusan itu lalu seungho memerintahkan tabib istana mengecek kandungan bubuk yang ada diwadah bungkusan itu.
''ini pasti dilakukan oleh orang dalam. Satu2nya orang yang punya kesempatan melakukan hal ini adalah dayang itu!'', kata tuan im sambil menunjuk ke arah dayang istana.
''kenapa anda begitu yakin bahwa bungkusan itu berisi racun?'', tanya seungho.
''eung, itu,,,'', tuan im terlihat gelagapan.
''putra mahkota, setelah kami cek, serbuk itu adalah racun arsenik. Racun arsenik akan berubah warna jika berikatan dengan senyawa antioksidan'', kata tabib itu lalu keluar dari ruangan itu.
(author ngarang ah wkwk, tidak ada waktu untuk survey di simbah google #plak)

Diluar ruangan, tabib itu bertemu dengan hongki.
''tabib, apakah itu benar racun arsenik?'', tanya hongki.

Hongki keluar dari istana joseon.

=didalam ruangan paviliun ibu suri=
''nah benar bukan dugaanku, kau jangan curiga dulu padaku. Putra mahkota, seharusnya kau malu'', kata tuan im.
''aku tidak mencurigai anda, tuan im?'', kata seungho.
''oh apa yang terjadi setelah kau mengambil teh itu diluar dapur?'', tanya seungho pada dayang istana.
''kau tidak perlu bertanya apapun lagi padanya. Karena jelas2 hanya dayang ini kemungkinan pelakunya. Yang berhak mengusut kasus ini adalah biro keamanan'', seru tuan im.
''ceritakan apa yang terjadi'', tanya seungho lagi tanpa memperhatikan ucapan tuan im.
''ketika saya mengambil teh dari luar, saya langsung masuk ke dapur dan melihat bayangan hitam menyelinap didalam dapur. Saya bergegas memberitahukan pada pasukan penjaga istana untuk mencari bayangan hitam itu. Saya yakin ada seseorang yang mencoba masuk ke dalam dapur'', jelas dayang itu.
''apa kau membuat teh ini dari ceret yang sama?'', tanya seungho.
''ya, saya membuat teh ini dari rebusan air ceret yang sama''.
''tolong ambilkan ceret yang dimaksud itu''.
Dayang itu lalu berjalan keluar ke arah dapur istana.

Tak berapa lama, rombongan pasukan kerajaan istana tiba ditempat itu sambil menangkap seorang berbaju hitam dengan ciri mirip seperti yang diceritakan dayang istana itu.
''kami berhasil menangkap pria yang diduga menyusup ke dalam dapur istana'', kata kepala pasukan.

Tuan im memperhatikan orang berbaju hitam itu.
''kenapa dia bodoh sekali. Aiss!! Tenang, kau harus tenang'', batin tuan im.

Kepala pasukan membuka penutup kepala orang berbaju hitam itu.
''siapa yang menyuruhmu melakukan ini?'', tanya seungho.

Pria berpakaian serba hitam itu hanya menunduk.
''siapa yang menyuruhmu?'', teriak seungho.
''putra mahkota, apa kau sadar bahwa pakaian pria ini mirip dengan gerombolan yang dipimpin bang chulyong?'', tanya tuan im untuk mencegah pria itu mengakui kebenaran yang terjadi.
''apakah di seluruh joseon, orang berbaju hitam hanya gerombolan bang chulyong?'', tanya seungho pada tuan im.

Seungho mengambil pedang yang tersemat di salah satu pinggang prajurit penjaga lalu mengacungkannya ke arah pria berpakaian hitam itu.
''katakan padaku siapa yang menyuruhmu melakukan ini!! Mata pedang ini hanya beberapa inchi dari lehermu, aku bisa dengan mudah menebas lehermu!'', seru seungho.
''yang menyuruhku adalah pria itu'', kata pria berbaju hitam itu sambil menunjuk ke arah tuan im.

Semua orang yang ada di tempat itu menoleh ke arah tuan im.
''aku kena fitnah. Oh tidak, kau berani menfitnah kepala biro keamanan joseon?'', teriak tuan im.
''tuan im??'', kata ibu suri begitu terpukul karena orang kepercayaannya diduga melakukan rencana pembunuhan pada dirinya.
''tidak mungkin aku berani mencelakai ibu suri'', kata tuan im membela diri.

Disaat yang sama, hongki masuk ke ruangan ibu suri.
''aku melihat tuan im meletakkan bungkusan itu dibawah meja dapur'', seru hongki.
''apa??'', kata seungho.
''sepandai2nya tupai melompat pasti akan jatuh juga. walau anda seorang kepala biro keamanan, anda juga bisa tertangkap dan menjadi seorang tawanan'', kata hongki.

Tuan im mengambil pedang yang tersemat dipinggangnya lalu mengacungkannya ke arah hongki.

Semua prajurit serentak mengarahkan pedangnya pada tuan im.
''kau mencoba menfitnahku!!'', seru tuan im.

Kemudian, dayang istana yang ditugaskan mengambil ceret rebusan air kembali dari dapur.
''putra mahkota, ini ceretnya'', kata dayang itu.

seungho membuka tutup ceret dan dilihatnya air rebusan itu tidak berwana/jernih.
Seungho meminta teh kering didalam cangkir lalu menuangkan air dari ceret itu dan sontak air teh itu berubah warna menjadi merah pekat.
''racun arsenik itu dimasukkan ke dalam ceret air ini'', selidik seungho.
''anda pasti mengenal orang ini, tuan im'', kata hongki sambil menarik ke dalam seorang tabib.

Tuan im begitu terkejut melihat tabib yang memberinya racun arsenik itu ada disana.
''bagaimana bisa,,,,,'', pekik tuan im.
''anda kenapa bodoh sekali, racun arsenik hanya dimiliki oleh tabib dari selatan. Dan anda tahu, tabib dari selatan hanya tabib ini'', terang hongki.
''tuan im, anda tidak bisa berkelit lagi. Anda ditangkap karena percobaan pembunuhan terhadap ibu suri'', kata seungho.

''lepaskan!'', teriak tuan im meronta saat prajurit biro keamanan mencoba menangkapnya.

Tuan im dibawa ke biro keamanan.

Ibu suri masih terlihat syok dengan kenyataan yang baru dialaminya.

Seungho dan hongki keluar dari paviliun ibu suri.
Dilihatnya yoona berlari kencang ke arah rumahnya tanpa memperhatikan keberadaan hongki dan seungho.

''kenapa dia lari seperti dikejar beruang? Uhm mungkin dia sangat ketakutan karena ayahnya tertawan'', kata hongki.
''kita perlu menyelidiki yoona'', kata seungho.
''aigo! Aku harus menemui shinhye. Dia sudah terlalu lama menungguku'', kata seungho lagi.
''ne. Aku akan menyelidiki yoona dan kau menemui shinhye'', kata hongki.

Seungho berlari ke arah paviliunnya mengambil perbekalan yang ia butuhkan selama diperjalanan.

Saat berjalan diarah belokan paviliunnya, Ia melihat seorang yeoja berdiri di depan paviliunnya. Seorang yeoja yang sangat dikenalnya berdiri menghadap ke arah paviliun lalu berpaling menoleh ke arah seungho.
''shinhye ah??'', seru seungho.

Sosok yeoja itu adalah shinhye,

Shinhye tersenyum.

Seungho berlari lalu memeluk gadis itu.
''bagaimana kau bisa kemari shinhye ah. Mianhae jeongmal mianhae'', kata seungho.
''waktuku tidak banyak seungho ah'', ucap shinhye lirih.
''aniyo, kau tidak akan kemana2 lagi, kau akan kembali ke istana''.

Shinhye tersenyum lalu meneteskan air matanya.
Shinhye memeluk tubuh seungho erat.

''aku mencintaimu shinhye ah'', kata seungho.
Shinhye mengangguk dan masih terus meneteskan air mata.

Seungho dan shinhye berjalan menyusuri jalan setapak ke arah taman istana.
Shinhye memandang sebuah pohon rindang, tidak jauh dari tempatnya berdiri.
''dulu aku sempat berpikir bahwa aku tidak akan bisa sama sepertimu, kau pintar, kau memiliki segalanya'', kata shinhye.
''aku duduk di bawah pohon itu, memandangmu duduk makan dengan yoona. Aku berpikir aku tidak akan bisa seperti yang ku lihat. Aku tidak mampu jika harus berdiri dengan seseorang sepertimu, kau seorang putra mahkota dan aku hanya anak seorang dayang istana'', kata shinhye lagi.
''kau berpikir seperti itu? Bukankah dulu aku berpikir bahwa hidup bersamamu adalah hal yang mustahil'', kata seungho.
''tapi kau hidup bersamaku karena kutukan. Aku mengutukimu''.
''tidak! Kau adalah anugerah''.
Seungho dan shinhye berjalan ke arah pohon rindang itu.

Seungho mengambil sebuah benih di bawah pohon.
''jangan pernah berpikir kau kecil dan tampak biasa2 saja. Kau bisa melihat pohon besar itu? Batangnya sangat kokoh, dahan dan rantingnya dulu ia berasal dari benih sekecil ini''.
''ketahuilah shinhye ah, benih ini menyimpan segalanya. Benih ini menyimpan batang yang kokoh, daun yang rindang dan akar yang kuat'', kata seungho lagi.

Yeoja itu mengambil benih itu kemudian ditaruhnya diatas telapak tangan.
''untuk menjadi besar, pohon ini hanya butuh angin, air dan cahaya matahari'', kata shinhye.
''jangan pernah malu dengan keterbatasan. Jangan pernah bersedih dengan ketidaksempurnaan. Karena Tuhan menciptakan kita dengan penuh keistimewaan'', kata seungho.
''Tuhan akan menjadikan kita istimewa, kadang dengan menghembuskan angin -masalah-, derasnya air -ujian- dan teriknya matahari -persoalan-'', kata seungho lagi.

Hongki melihat seungho berjalan ke arah taman yang terletak tidak jauh dari sekolah seni.
''aiss, dia pergi kemana??'', gerutu hongki.

Hongki hendak menghampiri seungho, seorang murid sekolah seni memanggil hongkinya.
''seonsaengnim?'', panggil murid itu.
''mweo?'', kata hongki.
''kau harus mengajar di kelas''.


=diluar istana, di sebuah pondok=
Chulyong terlihat khawatir melihat shinhye tidak kunjung kembali karena matahari sudah lumayan tinggi.
Chulyong memutuskan untuk mencari shinhye di padang.


=taman istana joseon=
Shinhye dan seungho berdiri di dekat kolam ikan dan disisi mereka banyak sekali pohon sakura yang sedang mekar.
Seungho menggandeng erat tangan shinhye.
''seungho ah, hari ini bunga sakura mekar. Ini adalah awal musim semi. Awal kehidupan. Takdir tidak dicari tapi ditemukan. Karena takdir lebih dulu ada. Dan kita punya kesempatan mengubahnya'', kata shinhye.
''apa yang kau bicarakan?'', tanya seungho heran.
''aku mencintaimu. aku ingin selalu ada di sisimu dan bila takdirku berubah, aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Di kehidupan yang akan datangpun aku ingin tetap mencintaimu'', kata shinhye lagi.

Seungho masih begitu keheranan dengan ucapan shinhye.

Seungho menatap shinhye.
''takdirmu tidak berubah, karena kau akan tetap disisiku'', kata seungho.

Seungho semakin mendekatkan wajahnya ke wajah shinhye dan..
*kiss*
Mereka berdua berciuman.

Dengan mekarnya bunga sakura yang masih kuncup, tubuh shinhye lamat2 mulai menghilang. Tubuh Shinhye berubah menjadi kerlipan2 sinar seperti pantulan sinar matahari.

Seungho membuka matanya karena merasa bahwa shinhye tidak ada bersamanya.


=di Padang rumput=
Chulyong mencari sosok shinhye dan dilihatnya seorang yeoja tergeletak berlumuran darah dengan luka tusukan di perutnya.
Tangan shinhye masih menggengam lencana kerajaan milik yoona.
''shinhye ah! Shinhye ah!'', chulyong sangat panik dan berusaha memanggil2 nama yeoja itu.

Chulyong melihat lencana yang berlumuran darah yang ada digenggaman tangan shinhye.
''lencana ini? Aku pernah melihatnya'', ucap chulyong seraya memasukkan lencana itu ke dalam saku bajunya lalu menggendong shinhye di punggungnya.

Chulyong membawa shinhye ke istana dengan berlari sekuat tenaga.
(ost lee seul bi - the person i will love)

''ijinkan aku masuk, shinhye terluka'', teriak chulyong.
''tidak bisa'', kata penjaga pintu gerbang.

Chulyong memaksa menyerobot masuk ke dalam istana walau banyak prajurit mengepungnya.

Seungho menengok ke sekeliling memastikan shinhye masih ada di tempat itu.
Seungho tidak juga menemukan shinhye lalu mencoba lari ke arah gerbang istana.
Dilihatnya chulyong sedang berlutut dengan seorang yeoja digendongannya.
''turunkan pedang kalian!'', teriak seungho.

Chulyong menoleh ke arah seungho.
''seungho ah, apa yang kau lakukan? Kau membiarkan shinhye terluka'', teriak chulyong.
''mweo?'', seungho mencoba memastikan yeoja itu dengan mendekati chulyong.
''shinhye ah??'', seru seungho mengetahui yeoja itu adalah shinhye.

Seungho membawa shinhye ke tempat tabib istana.

Saat shinhye menjalani perawatan oleh tabib, chulyong menyerahkan lencana yang ia temukan pada seungho.
''aku menemukan ini didekat shinhye, apa kau mengenalnya??'', tanya chulyong.
''lencana ini? Lencana ini milik yoona!'', pekik seungho.

Ketika hendak pergi dari tempat tabib itu, tabib istana keluar dari kamar perawatan dan memanggil seungho.
''putra mahkota?'', kata tabib istana.
''ne, bagaimana keadaan shinhye?'', tanya seungho.
''putri park,, mianhamnida saya sudah berusaha dan nyawa putri park tidak tertolong. Dia banyak kehabisan darah''.

Ucapan tabib istana membuat seungho dan chulyong kaget dan begitu terpukul.

Seungho menarik krah baju tabib itu.
''masuk ke dalam lagi dan aku ingin shinhye hidup! Cepat lakukan!'', teriak seungho.

Tabib istana menggeleng dengan penuh rasa takut.
''apa aku terlihat seperti Tuhan yang bisa menghidupkan orang mati? Putra mahkota, sadarlah!''.

Seungho masuk ke dalam kamar itu dan melihat shinhye terbaring dengan memejamkan matanya.


Chulyong berlari ke arah rumah yoona untuk memastikan gadis itu ada disana.
Rumah yoona terlihat sepi, chulyong menerobos masuk ke dalam rumah.
Dilihatnya yoona terduduk sambil memegang kepalanya, raut wajahnya nampak sangat ketakutan.

Kemudian yoona melihat chulyong lalu tersenyum2 tanpa alasan yang jelas.
''aku berhasil membunuhnya'', kata yoona lalu tertawa sendirian.

Ya, im yoona mengalami gangguan kejiwaan.
''kau gila??'', kata chulyong.


Seungho menangis tersedu di tempat tabib istana, kemudian rombongan ibu suri datang menemui seungho.
''putra mahkota??'', sapa ibu suri.
''apakah ini akan membuat anda senang dan kematian shinhye adalah kado terindah untuk anda karena anda berhasil memisahkan aku dan shinhye?'', teriak seungho.
''aniyo, seungho ah'', ibu suri sangat merasa bersalah atas kematian shinhye.
''seungho ah maafkan aku'', kata ibu suri lagi.
Seungho hanya tertunduk.


Mendengar kabar shinhye telah kembali ke istana dan kabar bahwa shinhye ditusuk yoona hingga tewas, membuat hongki yang sedang mengajar di sekolah seni begitu terpukul.


beberapa waktu kemudian,
Tuan im dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan yoona karena mengalami gangguan kejiwaan di asingkan disebuah pulau terpencil.


Seungho, hongki dan chulyong berdiri disebuah makam yang berada diatas bukit.
*park shinhye, beristirahat dalam damai*

''aku sampai saat ini tidak percaya bahwa shinhye benar2 menemuiku, tapi aku percaya bahwa shinhye tetap mencintaiku dan dia berdiri di sisi kanan Tuhan, memperhatikanku'', kata seungho.
''shinhye adalah segalanya'', kata hongki.
''shinhye berhasil mengubahku menjadi seperti rajawali'', kata chulyong.

Sing a song>
Aku terbang tinggi bagai rajawali. Mesti bumi bergoncang dan badai menerjang, ku kan terbang tinggi bersamaMu.

#ini adalah kisahku. Kisah cintaku dengan yoo seongho dan kisah persahabatanku dengan bang chulyong dan lee hongki. Kisahku berawal saat aku mencari jati diri ketika hidup di istana joseon, lalu aku menemukan cinta, menemukan persahabatan, mendapat keajaiban yang mungkin hanya aku yang mengalaminya. Cintaku dengan seungho terpisah oleh maut dan aku tetap berbahagia karena disaat perpisahan itu terjadi aku tetap mendapati diriku masih mencintai seungho.
Untuk tiga orang yang ku cintai, Jalani hidup kalian dengan dengan takut akan Tuhan, aku akan menunggu kalian di sisi surga. Tuhan mengasihimu#

*End

Pesan:
Jangan menabur angin jika tidak mau menuai badai karena Kau akan menuai dari apa yang kamu tabur.

Hal yang terbesar didalam hidup adalah mengampuni, seperti Tuhan mengampuni dosamu demikian juga kamu harus mau mengampuni orang lain seberapapun besar kesalahannya.
Karena dengan mengampuni, kamu memberikan yang terbaik dari dirimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar