Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *8


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

#Chul-ho: raga bang chulyong dengan roh seungho#
*seung-yong: raga yoo seungho dengan roh chulyong*

Ost: Davichi - Love oh Love

Part *8
Chul-ho berjalan ke arah paviliun shinhye untuk memposisikan dirinya sebagai hwarang pengawal putri pendamping putra mahkota.
Disaat yang bersama dari arah lain, berjalan seung-ho menuju ke paviliun yang sama.
Langkah kedua namja itu ini terhenti ketika mereka melihat satu sama lain.
''kau??'', kata chul-ho dan seung-yong serempak, mereka tidak menyangka takdir mempertemukan mereka berdua begitu cepat.
Seung-yong mendekati chul-ho hingga membuat chul-ho mundur ke belakang. Setiap chul-ho mundur ke belakang, seung-yong menghentikan langkahnya.
''kalau kau mundur ke belakang lagi, walau selangkah pun itu berarti kau takut padaku'', kata seung-yong.
''aku tidak takut padamu! Aku hanya waspada saja'', jawab chul-ho.

Seung-yong mendekati chul-ho dan memandangnya dengan seksama.
''Ini tubuhku? Astaga, aku bisa menyentuhnya lagi'', kata seung-yong sambil menepuk2 pipi chul-ho.
Chul-ho mengibaskan tangan seung-yong yang terus menepuk pipinya.
''ini benar2 tubuhku! Ya Tuhan, ternyata tubuhku begitu atletis dan wajahku begitu manis'', kata seung-yong lagi seraya mencubit pipi chul-ho.
''astaga! Kalau begitu, Kenapa kau tidak panik dan menginginkan tubuhmu kembali?'', tanya chul-ho.
''oh ne??''.

Chul-ho mengamati seung-yong dari kepala hingga kaki lalu membalikkan tubuh seung-yong dan melihat bagian belakang tubuhnya kemudian menyentuh rambutnya.
''syukurlah masih utuh dengan baik! Kau mencuci rambutku setiap saat kan? Jika ketahuan ada satu ekor kutu di rambutku, kau akan mati!'', kata chul-ho.
''bagaimana caranya kau membunuhku? Dengan menusuk begini? Atau begini?'', kata seung-yong mempraktekan dengan tangannya yang berpura2 menusuk bagian perut dan dadanya.

Chul-ho dan seung-yong kembali saling berpandangan. Tiba2 chul-ho menarik pedang dari sarung pedangnya lalu mengarahkannya kepada seung-yong yang kebetulan tidak bersama dengan pengawal kerajaan.
''apa yang kau lakukan?'', seru seung-yong terkejut.
''tubuhku kau gunakan untuk apa?'', kata chul-ho dengan tetap mengarahkan pedangnya ke seung-yong.
''turunkan pedangmu! kenapa kau bawa tubuhku ke joseon? Kau seharusnya menungguku saja di luar istana''.
''aku ingin tubuhku kembali! tidak akan ku biarkan kau memanfaatkan apa yang menjadi milikku''.
''jika aku katakan padamu bahwa aku tidak ingin memberikan tubuh ini padamu, apa yang akan kau lakukan?''.
''mweo??'', kata chul-ho terkejut lalu menurunkan pedang yang sedari tadi ia arahkan pada seung-yong.
Seung-yong meninggalkan chul-ho yang masih terbengong tanpa melakukan reaksi apapun.
''aiss!! Hyaa!!'', teriak chul-ho saat tahu seung-yong sudah tidak ada di sana.


=sekolah seni istana joseon=
Yoona sedang bermain gaegeum untuk pesta ulang tahun ibu suri. Pesta ulang tahun ibu suri itu akan digelar beberapa hari ke depan.

Hongki memperhatikan yoona dari kejauhan.
''yeoja itu kenapa masih mengejar2 seungho. Dia tidak akan kubiarkan menyakiti hati shinhye'', guman hongki.

Mengetahui hongki terus memperhatikan dirinya, Yoona berhenti bermain gaegeum lalu menoleh ke arah hongki.
''apa yang kau lihat?'', tanya yoona.
''aku tidak melihat apa2'', jawab hongki.
''aku melihatmu terus memperhatikan aku! Apa kau belum pernah melihat wanita bermain musik?''.
''oh berarti kau juga melihatku kan? Seharusnya jika aku melihatmu terus kau tidak perlu melihatku juga. Apa kau ada perasaan yang lain padaku?''.
''aiss!! Kepalaku pusing jika harus bertemu denganmu setiap saat''.

Yoona menunduk dengan menyentuh pelipis kepalanya lalu memberinya sedikit pijatan.
''bagaimana perasaanmu? Mungkin hatimu sedang penuh dengan bunga, katakan padaku!'', goda hongki seraya tersenyum dan mengedip2kan matanya.
''hyaaa!! Pergi kau!'', teriak yoona.
''oh ya! Apa nanti kau bisa pergi ke pesta lampion bersamaku? Pasti kau bisa kan?''.
''tidak! Daripada pergi bersamamu, lebih baik aku pergi bersama seungho!''.

Hongki mengangguk, ''kau akan menyesal karena sudah menolak seorang pria tampan sepertiku''.
Hongki meninggalkan tempat latihan musik yoona itu kemudian berjalan ke arah tempat yang ia gunakan untuk pesta lampion nanti malam.
Hongki memandang deretan lampion yang ada di atas taman sekolah seni dengan banyak lampion yang dibentuk menyerupai bunga sakura dan berbagai bentuk lainnya.
''shinhye ah! Dulu aku berharap kita bisa membangun sebuah keluarga dan hidup di luar istana. Kau bisa melupakan seungho, meninggalkan semua hal yang ada disini. Walaupun ini tidak mungkin terjadi, aku sering membayangkannya, kita mempunyai 3 orang anak, 2 laki2 dan 1 perempuan'', batin hongki.

Beberapa murid hongki melihat gurunya melamun lalu mendekati namja itu dan menarik2 pakaiannya.
''seonsaengnim??'', tanya murid hongki.
Hongki menoleh, ''ada apa?''.
''Guru, kenapa kau terlihat sedih?''.
''oh aniyo! Aku tidak sedih! lihat!'', kata hongki dengan ekspresi wajah itu.
''kenapa orang dewasa selalu berpura2'', jawab murid hongki seraya menggelengkan kepalanya.
''jangan membuat hidupmu rumit, seonsaengnim'', kata murid hongki lagi lalu berlari ke kerumunan teman2nya.
Hongki memandang kerumunan anak kecil itu yang sedang sibuk menata lampionnya.
''apakah benar anak kecil itu hidup tanpa masalah? Aku rasa semua punya masalah! Hal yang paling rumit adalah masalah cinta'', guman hongki.


=Gazebo istana joseon=
Shinhye sedang duduk di gazebo tempat biasa para pembesar kerajaan membaca buku. Dengan pemandangan taman yang indah dan udara yang sejuk.
''kenapa aku tidak bisa mengingatnya!!'', gerutu shinhye lalu memandang tumpukan buku yang ada di mejanya.
''apa aku harus menghafal semua ini! Tidak mungkin'', gumannya lagi.
flash back
# Ibu suri menemui shinhye dan memberinya tugas untuk pesta ulang tahun ibu suri,
''shinhye ah, jika saat ulang tahunku kau tidak bisa menghapal syair yang ada dibuku ini, kau memang benar2 tidak pantas berada di istana'', kata ibu suri seraya memberikan beberapa buku untuk shinhye#end.
''aniyo! Ibu suri sengaja melakukan ini padaku! Apakah dia tidak tahu bagaimana batas kemampuanku'', kata shinhye seraya memejamkan matanya dan menggelengkan kepala.

Shinhye terus mencoba menghapal syair di buku itu dan berkali-kali melakukan kesalahan. Shinhye menatap perutnya lalu mengelusnya.
''besok kau pasti pintar, karena kau punya ibu yang pintar!uhm aniyo, ayahmu yang pintar'', kata shinhye seraya tersenyum.
Seorang dayang menemui shinhye di gazebo istana.
''putri, utusan dari biro keamanan ingin menemui anda'', kata dayang itu.
''nuguya? (siapa?)'', tanya shinhye.
''bang chulyong''.
''chulyong??'', guman shinhye.
''oh ne! Suruh chulyong menemuiku sekarang'', perintah shinhye.
Dayang itu mengangguk lalu pergi dari tempat itu.

Chul-ho berdiri di luar gerbang gazebo istana sehingga dia bisa melihat shinhye dari jauh.
''shinhye ah!'', guman chul-ho lalu tersenyum.
''aku berharap Tuhan selalu menolongku untuk tetap bisa menjagamu'', kata chul-ho lirih.

''tuan bang chulyong! Putri ingin kau menemuinya'', kata dayang istana yang sudah berdiri di dekat chul-ho.
''oh ne'', jawab chul-ho lalu berjalan mengikuti dayang istana itu.

Tidak berapa lama,
''putri?'', sapa chul-ho lalu membungkuk memberi salam.
Shinhye tidak menjawab dan tidak memberikan seulas senyumnya.
''putri?'', sapa chul-ho lagi.
''aku sudah katakan padamu jangan memanggilku dengan sebutan putri'', kata shinhye.
''apa aku harus memanggilmu dengan sebutan jelek atau bodoh? Aku harus memanggilmu putri karena kau seorang putri''.
''hyaaa!'', teriak shinhye.
Chul-ho hanya tersenyum,
''aku suka ketika kau berteriak'', batin chul-ho.

Shinhye memperhatikan pakaian hwarang yang dipakai chul-ho.
''Pakaianmu seperti pakaian prajurit pengawal kerajaan?'', tanya shinhye.
''aku diutus biro keamanan untuk menjagamu putri park!'', jawab chul-ho.
Shinhye mengangguk lalu menyuruh chul-ho berdiri di dekatnya dan yeoja itu mulai menghapalkan syair itu lagi. Chul-ho tersenyum melihat muka stress shinhye saat menghapal syair2 itu.
''tapi, kalau shinhye stress, itu akan mempengaruhi kandungannya'', batin chul-ho.
''aku tidak ingin anakku stress hanya karena shinhye terlalu setres'', batin chul-ho lagi.
Namja itu mengambil buku yang dipegang shinhye.
''jangan ambil bukuku, aku sedang menghafal syairnya'', protes shinhye dan mencoba mengambil bukunya kembali.
''begitukah caramu membaca?'', tanya chul-ho.
''apa kau tahu bagaimana cara membacanya?''.

Chul-ho mengangguk lalu mulai membaca beberapa bait syairnya.
''dengarkan baik2, dan resapi!'', kata chul-ho.
#Di dalam hidup ini, semua ada waktunya. Ada waktu menabur dan ada juga waktu menuai.
Mungkin dalam hidup ada badai datang menyerbu dan doa bagaikan tak terjawab! Namun yakinlah tetap.
Tuhan takkan terlambar dan juga tak akan lebih cepat.
Semuanya, Dia jadikan indah tepat pada waktuNya.
Tuhan selalu dengar doamu! Tuhan tak pernah tinggalkanmu! PertolonganNya pasti akan tiba tepat pada waktunya.
Bagaikan kuncup mawar, ada waktunya mekar. Percayalah, Tuhan jadikan semua indah pada waktuNya#

Shinhye tersenyum, ''bagus sekali! Itu benar2 istimewa, aku tidak menyangka kau pandai dalam hal seni sastra''.
Yeoja itu berkali2 bertepuk tangan lalu mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah chul-ho.
''aku akan mengajarimu sampai kau benar2 bisa mengucapkan hafalan itu dengan baik'', kata chul-ho.

Chul-ho mengajari shinhye dengan penuh kesabaran mengingat IQ istrinya itu jauh dibawahnya. Shinhye beberapa kali menguap dengan menutup mulutnya menggunakan telapak tangannya,
*pletak* chul-ho memukul dahi shinhye dengan kuas.
''fokus!'', kata chul-ho.
''aku ngantuk!'', kata shinhye.
''uhm, chulyong ah, nanti malam akan ada pesta lampion, kau bisa melihatnya bersamaku'', kata shinhye lagi.
''bukankah kau harus pergi bersama putra mahkota, kenapa kau memilih pergi bersamaku?'', tanya chul-ho lalu menutup buku yang ia bawa.
''aku akan pergi bersama putra mahkota, dan kau ikut bersamaku. Bukankah kau sekarang adalah pengawalku?''.
Chul-ho mengangguk.
''kalau begitu, biarkan aku tidur sebentar saja'', kata shinhye.
Yeoja itu menyandarkan kepalanya diatas meja lalu memejamkan matanya. Chul-ho memperhatikan shinhye yang tertidur itu lalu membelai wajahnya.


=Sekolah seni istana joseon=
Seung-yong mengunjungi persiapan pesta lampion atas undangan dewan kesenian joseon.
''pria itu sudah ada di dalam istana. Kenapa aku sangat khawatir dengan keberadaannya?'', batin seung-yong.
''putra mahkota??'', kata seorang dewan istana itu melihat seung-yong tidak begitu memperhatikan persiapan pesta lampion untuk nanti malam.
''oh ne??'', kata seung-yong.
''apa anda sakit?''.
''aniyo! aku rasa ini sudah luar biasa! Nanti malam pasti akan nampak mengagumkan''.

Yoona melihat seung-yong ada di sekolah seni lalu datang menghampiri namja itu.
''seungho ah??'', sapa yoona.
Seung-yong menoleh, ''hei!''.
Yoona tersenyum, ''apa kau akan pergi ke pesta lampion bersama shinhye?''.
''ya! Aku akan pergi bersama istriku, waeyo?'', jawab seung-yong.
''aku tidak menyangka kau mengikrarkan pesta lampion di joseon dan itu hanya karena shinhye''.
''yoona ah, sampai jumpa nanti malam di pesta lampion'', kata seung-yong seraya pergi dari tempat itu.


Seung-yong pergi ke gazebo istana untuk menemui shinhye dan melihat shinhye ada bersama chul-ho.
''oh kau!'', kata chul-ho saat melihat seung-yong berjalan ke arah shinhye yang sedang tertidur.
Seung-yong mengendong shinhye ke punggungnya.
''siapa yang menyuruhmu untuk menggendongnya?'', tanya chul-ho.
''bukankah aku suaminya?'', jawab seung-yong.
''aiss!! Hyaa!!''.
''kalau kau menggendongnya itu akan sangat aneh''.
Seung-yong menggendong shinhye pergi dari tempat itu.
Chul-ho pov
#aku tidak bisa menyentuhnya dengan tubuh ini. Rasanya Aku ingin segera berkata -shinhye ah ini aku yoo seungho!-#end.


Shinhye terbangun ketika seung-yong menggendongnya karena saking terkejutnya yeoja itu langsung berteriak dan menjambak rambut seung-yong.
''kau membawaku kemana? Apa kau mau menculikku??'', teriak shinhye setengah tidak sadar.
''jangan menjambak rambutku!! Aiss!!'', teriak seung-yong.
Shinhye memperhatikan pria yang menggendongnya dari arah samping dan melihat itu adalah suaminya.
''ternyata kau adalah suamiku tercinta! seungho ah'', kata shinhye tertawa terbahak2.
''kenapa aku merasa tadi seperti bukan kau, seungho ah? Aku seperti melihat chulyong'', kata shinhye lagi.
Seung-yong pov
#aku merasa shinhye secara tidak sadar mengetahui bahwa sebenarnya aku memang bukan seungho. Hatinya sangat polos, itu mengapa aku jadi menyukainya. Dia wanita yang sudah bersuami, aku hanya bisa berharap asalkan shinhye bahagia saat ini, itu cukup bagiku. Shinhye tidak menyukai seorang bang chulyong tapi shinhye menyukai yoo seungho#end.

Shinhye mengibaskan tangannya didepan wajah seung-yong.
''kau melamun? Yeoboseyo??'', kata shinhye berbisik ditelinga seung-yong yang masih menggendongnya.
''uhm aniyo! kau ingin aku membawaku kemana?'', kata seung-yong.
''kemanapun disetiap sudut joseon''.
Shinhye merentangkan tangannya seolah ia ingin terbang dan seung-yong berlari seraya menggendong shinhye.


=Biro keamanan joseon=
Chul-ho kembali ke biro keamanan dan berpapasan dengan yoona yang juga keluar dari sekolah seni dengan membawa gaegeum nya.
''apa yang kau bawa yoona ah?'', tanya chul-ho pura2 tidak tahu.
''ini gaegeum, ibu suri akan ulang tahun. Aku ingin menyenangkan hatinya. Kita akan tahu shinhye tidak lebih baik dariku'', kata yoona.
''ne! Apa jika kau ingin bersama putra mahkota maka putra mahkota akan bahagia karenamu?''.
''hei chulyong ah, apa kau ingin katakan bahwa putra mahkota tidak akan menyukaiku?''.


Malam harinya, pesta lampion digelar di taman sekolah seni joseon. Semua tampak gemerlapan dengan sangat anggunnya. Cahaya lampion membuat malam itu tampak klasik.
Shinhye berjalan bersama seung-yong dan chl-ho berjalan tidak jauh dari shinhye.
Tuan im, ibu suri dan beberapa pembesar istana tampak sedang asyik ngobrol di sudut taman istana.
Hongki berjalan bersama yoona dan terlihat yeoja itu tampak tidak senang.
''hei yoona ah, kau tahu? Kau adalah wanita paling beruntung'', bisik hongki.
''tidak! Apa kau tidak bisa melihat bahwa seungho pergi bersama shinhye?'', gerutu yoona.
''kau beruntung karena kau pergi bersamaku. Bayangkan apa kata orang jika kau pergi ke pesta lampion seorang diri? Pasti mereka akan berkata -oh yoona yang malang-''.
''hyaaaa!!!''.

Seung-yong menggandeng tangan shinhye. Melihat itu, chul-ho serasa ingin melepaskan genggaman tangan seung-yong yang terus menggandeng istrinya.
Seung-yong menoleh ke arah shinhye.
''tunggu sebentar! Riasan wajahmu sepertinya tidak rata'', kata seung-yong lalu menyentuh pipi shinhye.
''aiss!! Pria ini mencoba membuatku emosi'', batin chul-ho.

Shinhye menoleh ke arah chul-ho, ''apa benar riasanku tidak rata?''.
Chul-ho menggeleng, ''putra mahkota tidak tahu selera yang baik soal riasan wajah. Tidak ada yang salah pada riasanmu''.
''hyaaa!! Kau kira aku tidak tahu apa2 soal riasan wajah?'', kata seung-yong.
''kau tidak perlu berteriak padaku'', kata chul-ho.
Shinhye tertawa melihat ekspresi dari kedua namja yang ada disisinya itu.
Kemudian, mereka bertiga berpapasan dengan yoona dan hongki.
''selamat datang di pesta lampion!!'', kata hongki.
''oh shinhye ah, bagaimana konsep yang ku buat?'', tanya hongki lagi.
''luar biasa!'', kata shinhye lalu mengacungkan ibu jarinya.
Yoona memandang seung-yong,
''putra mahkota'', kata yoona.
Seung-yong tersenyum.
''kau seharusnya bersamaku'', batin yoona seraya terus memandang seung-yong.
Chul-ho menepuk bahu yoona, ''kau sudah memandang putra mahkota lebih dari 1 menit''.
''aiss!! Jangan membuat masalah denganku''.

Pesta lampion itu digelar dengan meriah dan dengan banyak tarian. Moment pesta lampion ditutup dengan menerbangkan lampion bersama.
Shinhye menuliskan nama yoo seungho pada lampionnya. Seung-yong juga menuliskan nama park shinhye pada lampionnya.
Hongki dengan diam2 juga menulis nama shinhye, demikian yoona menulis nama seungho di lampionnya.
''chulyong ah, kau bisa menuliskan nama seseorang di lampionku, seperti aku menulis nama suamiku disini'', kata shinhye seraya menunjukkan lampionnya.
''aku akan menulis namaku sendiri saja -bang chulyong babo-'', kata chul-ho seraya menorehkan nama bang chulyong di lampionnya.
''apa kau bisa menghapus kata babo di lampionmu?'', tanya seung-yong.
''waeyo? Ini namaku sendiri'', jawab chul-ho.


Pesta lampion usai sudah, shinhye berdiri di depan paviliunnya lalu seung-yong datang ke aula penerimaan tamu karena ada utusan dari kerajaan china datang ke joseon setelah.

Shinhye menyuruh chul-ho kembali ke biro keamanan.
Yeoja itu mencari seorang dayang istana dan mengajaknya pergi keluar istana.
''putri, anda baru saja pergi ke pesta lampion dan sekarang anda ingin pergi keluar istana?'', tanya dayang itu.
''aku ingin melihat pesta lampion di luar istana'', jawab shinhye.
''ini tidak baik untuk kandungan anda''.
''gwaenchanayo! Kandunganku belum terlihat besar''.


=di sebuah pasar di luar istana joseon=
Shinhye berjalan berkeliling di sebuah pasar luar istana dengan ditemani seorang dayang istana. Banyak orang membicarakan tentang ulang tahun ibu suri.
''aku rasa akan banyak lampion tahun ini, ibu suri ulang tahun'', kata seorang rakyat jelata dipasar itu.

Shinhye melihat kedai ramal, lalu masuk ke dalamnya.
''kau menjadi domba di tengah serigala'', kata peramal itu saat melihat shinhye masuk ke dalam kedai.
''apa maksud anda?'', tanya shinhye itu.
Shinhye memperhatikan peramal yang tidak menjawab pertanyaannya itu.
''kau buta?'', tanya shinhye melihat ternyata peramal itu tidak bisa melihat.
''buta mata lebih baik daripada buta hati'', kata peramal.
''kau ingin apa kemari?'', tanya peramal itu lagi.
''apa anda bisa meramal tentang garis nasibku?''.


=istana joseon=
Ibu suri didampingi putra mahkota sedang menjamu utusan dari cina, iringan musik dari biro musik dipimpin oleh yoona pun mengalun indah di aula penerima tamu joseon.
''aku mulai bosan menjadi putra mahkota!'', batin seung-yong.
Seung-yong tidak memberi salam kepada setiap tamu yang datang, namun ibu suri selalu melotot kepadanya.
''kalau aku tidak lakukan, pasti wanita tua ini mengkambinghitamkan shinhye. -karena gadis itu kau jadi begini-'', batin seung-yong.

Seung-yong merenung di depan aula
Seung-yong pov
#dulu aku seorang perampok. Aku tidak ingin selamanya menjadi seorang perampok untuk rakyat miskin, negeri ini butuh dipulihkan dengan sistem pemerintahan yang terlalu menguntungkan para bangsawan. Aku ingin melakukan sesuatu untuk joseon#end.

Ibu suri yang sedang menjamu tamu melihat seung-yong sedang melamun diluar aula.
''seungho ah!'', panggil ibu suri yang datang mendekat.
''anda mencariku? Apa anda masih berpikir untuk memisahkan shinhye dan seungho?'', tanya seung-yong.
''seungho siapa yang kau maksud? Bukankah itu dirimu sendiri?''.
''eung.. Itu???''.


=kedai peramal, diluar istana joseon=
Shinhye mengulurkan telapak tangannya kepada peramal. Si peramal buta itu menyentuh telapak tangan shinhye.
''ketika orang yang kau cintai menjadi orang lain, dan orang lain menjadi orang yang kau cintai. Ini benar2 takdir yang menggelikan'', kata peramal itu.
''apa maksud anda?'', tanya shinhye tidak mengerti.
''takdir bisa berubah ketika salah seorang memberikan hal yang berharga di hidupnya''.
''siapa yang menjadi orang lain? Aku bersama orang yang aku cintai, dia suamiku. Suamiku hanya ada satu, tidak ada yang lain'', kata shinhye.
Peramal itu hanya tersenyum, ''apa aku perlu memberitahumu?''.
''mweo?''.

(ost Davichi - Love oh Love)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar