Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Sweet Innocence *14

Judul: Sweet Innocence 
Genre: Romance 
Part: 1-19 
Cast: 
IU/ Lee JiEun 
Lee Donghae Super Junior 
TOP/ Choi Seunghyun BigBang 
Jessica jung/ Jung sooyeon SNSD 

#lee dongchul: saudara kembar lee donghae (hanya di FF ini^^) 

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will) 

Part *14 

Seunghyun mencoba menyelidiki kasus kecelakaan yang dialami sooyeon dan dongchul. Namja itu mengunjungi kantor polisi yang menangani kasus itu untuk melihat rekaman CCTV. Seunghyun memperhatikan setiap bagian mendetail dari rekaman itu. 
''tolong diperbesar'', kata seunghyun saat melihat gadis yang berdiri di dekat halte kemudian berlari agak ke tengah mengambil sesuatu hingga membuat dongchul membanting stir mobilnya. 
Gambar rekaman gadis itu semakin jelas. Seunghyun mengeryitkan matanya untuk melihat siapa gadis yang terekam kamera CCTV itu. 
''itu seperti lee jieun?'', guman seunghyun. 
''mweo? Lee jieun?'', seru seunghyun lagi saat mencoba memastikan gadis yang ada di rekaman cctv itu adalah lee jieun. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

''anda mengenal gadis itu?'', tanya polisi itu saat mendengar seunghyun menyebutkan sebuah nama. 
''aniyo! Waeyo?!'', jawab seunghyun. 
''kau menyebut nama lee jieun ketika melihat gadis yang ada di rekaman CCTV itu''. 
''tidak, aku hanya teringat untuk menjemput adikku yang bernama lee jieun. Terima kasih banyak''. 


Seunghyun keluar dari kantor polisi kemudian berjalan ke arah mobilnya. Namja itu memandang kearah kantor polisi itu sesaat lalu masuk ke dalam mobilnya. 

Di dalam mobil, seunghyun teringat gadis yang ia lihat di dalam rekaman cctv itu. 
''jieun? Kenapa gadis itu selalu membuatku pusing! Tidak mungkin aku berkata pada sooyeon bahwa gadis itu adalah lee jieun'', guman seunghyun. 

Ponsel seunghyun berdering *jieun calling* 
''yeoboseyo?'', jawab seunghyun dengan headset di telinganya. 
''choi seunghyun!!! Apa yang kau lakukan padaku!!'', teriak jieun terdengar dari ponsel Seunghyun. 
''mendengar teriakanmu, aku bisa menebak ini tentang penggantian trainer untuk donghae?''. 
''ya! Dan aku ingin protes! Kenapa denganmu? Kau tahu, aku sangat menginginkan posisi itu''. 
''kenapa kau tidak bisa menerima keputusan seorang manger?''. 
''ashh!!''. 
*klik* jieun menutup sambungan teleponnya. 


Di pinggiran jalan sisi kota seoul, Jieun memandang ponsel yang ada di genggaman tangannya. 
''lihat saja, manager choi seunghyun! Kau tidak bisa menahanku dengan mudah!'', kata jieun dengan yakin namun sesaat kemudian raut mukanya berubah cemas. 

Yeoja itu memutuskan untuk duduk di sebuah halte bus yang ada tidak jauh dari tempatnya berdiri. Ponsel jieun berdering *eomma calling*. 
''yeoboseyo?'', jawab jieun. 
''bagaimana kabarmu dan pekerjaanmu hari ini?'', tanya nyonya sila terdengar dari ponsel jieun. 
''kenapa ibu menanyakan hal ini? Ini tidak seperti biasanya''. 
''aku hanya berpikir perlu menelponmu sekarang. Apa kau ada masalah?''. 
''uhm, ne! Sedikit masalah pekerjaan bu. Aku hanya takut apa yang aku lakukan tidak akan berjalan dengan baik''. 
''setiap orang memiliki rasa takut dan hal itu normal. Hidup seperti ular tangga, jieun ah! Kau harus mampu melewati setiap petak yang ada. Jangan takut jika kau menemui halangan yang akan membawamu gagal dan kecewa, tapi percaya ada hal yang akan membawamu ke level yang lebih tinggi. Jangan takut melangkah! Hadapi setiap tantangan dengan kuat!''. 
''eomma, gamsahae! Saranghae!''. 


Jieun berjalan menyusuri jalanan kota seoul sambil menoleh di jajaran toko yang ada di sampingnya. Jieun melihat sebuah replika bunga matahari yang ada didalam sebuah pot. Yeoja itu menyentuh etalase kaca toko itu. 
''agashi, aku ingin bunga matahari itu'', kata jieun saat masuk ke dalam toko itu. 
''25 ribu won'', kata penjaga toko itu. 
Jieun mengeluarkan dompetnya kemudian menyerahkan beberapa lembar won. 



=Apartemen Sooyeon= 
Sooyeon memandang bingkai foto yang berjajar di ruang tamunya. 
''dongchul ah, kenapa kau tidak menepati janjimu untuk hidup bersama denganku? Kenapa kau lakukan ini padaku?'', ucap sooyeon. 

Yeoja itu mengambil pakaian milik dongchul yang ada di lemari kemudian memakainya. Sooyeon merebahkan tubuhnya dengan mengenakan kemeja putih milik dongchul. 
''aku hanya bisa tidur nyenyak jika seperti ini'', gumannya. 

Tidak lama kemudian, Sooyeon beranjak dan pergi ke balkon kamarnya dengan membawa secangkir cokelat hangat. Yeoja itu membayangkan saat dirinya dan dongchul ada di sana. 



=Di dalam bus= 
Jieun duduk di bangku dalam bus dekat jendela seraya memandang bunga matahari plastik yang ia beli. 
''bukan kurangnya cinta yang membuat sebuah keluarga tidak bahagia, tapi kurangnya pengertian diantara mereka. Keluargaku membantuku merealisasikan semua mimpiku, hal yang dirindukan banyak orang di dunia. Shindong oppa! Eomma! Gomaweoyo'', kata jieun dalam hati. 



=Rumah Jieun= 
Donghae merapatkan mobilnya di depan pintu pagar rumah jieun. 
''jieun belum kembali?'', tanya donghae saat nyonya sila membuka pintu rumah untuknya. 
''Kau beruntung memiliki jieun'', kata nyonya sila. 
''semua ibu didunia akan memuji anak2nya''. 

Nyonya sila menunjuk kursi yang ada di teras rumahnya. 
''jieun bukan putri kandungku. Shindong dan jieun adalah anak angkat yang aku asuh sejak kecil. Kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan'', terang nyonya sila. 
''mweo? Jieun yatim piatu?'', tanya donghae. 
Nyonya sila mengangguk, ''aku harap kau tidak menyakiti hatinya. Hubungan kalian sudah sangat dekat''. 
''mweo? Aku dan jieun tidak,,,''. 


''eomma!!'', panggil jieun dari halaman rumahnya seraya menenteng pot bunga matahari plastik yang ia beli. 
''kenapa kau ada disini?'', tanya jieun pada donghae. 
''aku hanya ingin menemuimu, itu saja!''. 
''eomma, shindong oppaga eodiya?'', tanya jieun pada ibunya. 

Jieun menyerahkan pot bunga itu kepada nyonya sila. 
''ibu, Apa kau menyukainya?'', tanya jieun. 
Nyonya sila tersenyum lalu memandang jieun, ''ne! Neomu areumdaweoyo! gomapda''. 

Jieun beranjak ke taman belakang tanpa menyapa donghae lebih lanjut. 
''apa kalian bertengkar?'', tanya nyonya sila. 
''ani! Aneh sekali'', jawab donghae. 


Jieun melihat kakaknya sedang sibuk menyemai benih bunga kesayangannya dengan segala keterbatasan fisik yang dimilikinya. 
''Oppa!!'', panggil jieun. 

Shindong tersenyum lalu melambaikan tangan ke arah jieun. 
''bagaimana pekerjaanmu hari ini?'', tanya shindong. 
''tidak terlalu menyenangkan'', kata jieun. 
''Wae?''. 
''aku ingin menjadi trainer yang berhasil tapi itu membuatku takut, sepertinya aku gagal''. 

Donghae menyusul jieun ke taman belakang dan melihat yeoja itu sedang berbincang dengan kakaknya. 

''dengarkan aku jieun ah! Kau lihat benih2 bunga matahari ini? Mereka harus menghadapi tanah yang gelap dan tidak tahu apa yang terjadi didalam sana'', kata shindong. 
''ada dua buah benih, yang pertama berkata *aku akan tetap diatas tanah, karena aku takut dengan apa yang ada di dalam sana*. Kemudian yang kedua berkata *aku akan menghadapinya. jika itu hal yang buruk, tidak masalah karena aku sudah mencobanya dan tidak tetap berdiam diri sepertimu*''. 
''apa mereka akan menunjukkan hasil yang berbeda?'', tanya jieun. 
Shindong mengangguk, ''benih yang tetap diatas tanah akhirnya mati kekeringan karena ia tidak mau membenamkan akarnya jauh di dalam tanah, sedang benih yang kedua menjadi pohon dengan bunga matahari yang sangat indah dan kuntum pertamanya menghadap ke datangnya matahari, fototropisme! Jika kamu saat menghadapi masa2 sukar, tetap lalui karena jerih lelahmu tidak akan sia2, kau akan menghasilkan buah''. 

Jieun memeluk shindong, ''gamsahae oppa! Kau membuatku terharu!''. 
''cukup aku saja yang gagal! Tapi kau tidak! Aku sudah katakan padamu berulang kali'', kata shindong. 
''tapi donghae telah mencari penggantiku! Aku gagal, oppa!''. 

Donghae tersenyum kemudian menghampiri jieun. 
''lee jieun!'', kata donghae. 

Jieun melepas pelukan shindong kemudian menoleh ke arah donghae. 
''siapa bilang aku mencari penggantimu? Kenapa kau kekanak2an seperti ABG? Apa jika kau mengajariku dengan baik lalu dengan mudah aku akan mengatakan bahwa kau guru super untukku? Dan juga, jika aku memarahimu bukan berarti kau sangat buruk'', kata donghae lagi. 
''tapi manager choi telah membuat surat penggantian trainer untukku dan direktur lee menyetujuinya''. 
''aku tetap memilihmu! Aku tidak peduli mereka''. 

Shindong hanya terdiam seraya memperhatikan pembicaraan adiknya dan juga donghae. 
''apa yang sebenarnya kalian bicarakan? Apa pria ini membuatmu sakit hati?'', tanya shindong. 
''oppa! Aku dan donghae tidak berpac....''. 

Donghae membungkam mulut jieun kemudian menariknya pergi dari taman belakang. 
''hyeong! Aku akan pergi sebentar dengan jieun. Apa kau ingin titip sekop atau cangkul atau mungkin selang air?'', tanya donghae. 
''Kau melihatku seperti tukang kebun saja!'', jawab shindong. 


Donghae membuka pintu mobilnya namun jieun enggan masuk dan malah melipatkan tangannya di dada. 
''jamkkanman!'', kata jieun. 
''wae?'', kata donghae. 
''kau akan membawaku kemana? Kau tidak perlu menutupi bahwa kita memang tidak ada hubungan apa2. Kenapa kau seolah2 seperti kekasihku?''. 
''itu bisa saja terjadi. Kau juga mengharapkannya bukan?''. 
''mengharapkan apa? Sooyeon sudah mengetahui kau bukan dongchul, kenapa kau nekat menciumnya?''. 
''Apa maksudmu dengan sooyeon?''. 
''kau menciumnya!!''. 
''bukan itu maksudku, sooyeon sudah mengingat semuanya?''. 
''kau benar2 tidak punya perasaan. ingatan sooyeon sudah pulih''. 

Donghae menutup pintu mobilnya kemudian masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya tanpa jieun bersamanya. 
''hyaaa! Lee donghae!!'', teriak jieun. 

Donghae menoleh dari spion mobilnya dan melihat jieun masih berdiri di tepi jalan. 
''kau menyebalkan lee donghae!!!'', teriak jieun. 

Yeoja itu bergegas masuk ke dalam rumahnya hingga melewatkan shindong yang sedang membersihkan tongkat cracknya. 

''aku rasa jieun bertengkar dengan pacarnya?'', tanya nyonya sila. 
''ya! Aku sebenarnya tidak setuju jieun menjalin hubungan dengan donghae'', jawab shindong. 
''aku pikir mereka sangat cocok. Kita harus membuat hubungan mereka berdua menjadi baik lagi''. 
Shindong mengangguk, ''tapi bagaimana caranya?. 



=Apartemen Sooyeon= 
Donghae mengetuk pintu apartemen sooyeon. Tidak lama kemudian, sooyeon membuka pintu dan donghae melihat yeoja itu memakai pakaian milik dongchul. 
Melihat tamu yang datang ke apartemennya adalah donghae, sooyeon menutup pintu itu kembali. 
''sooyeon ah! Buka pintunya! Ini seperti bukan kau yang ku kenal!'', kata donghae. 
''lalu bagaimana dengan dirimu? Kau juga bukan donghae yang ku kenal! Kenapa kau berani menipuku?'', kata sooyeon dari dalam apartemennya. 
''ya, aku lee donghae! Tidak perlu ku ceritakan dimana dongchul sekarang! aku rasa kau sudah mengetahuinya''. 



=Malam Hari, Kamar Jieun= 
Yeoja itu mengambil ponselnya kemudian mencari contact bernama choi seunghyun. 
''yeoboseyo?'', ucap jieun. 
''Apa kau masih ingin berusaha mendapatkan posisi itu kembali?'', tanya seunghyun terdengar dari ponsel jieun. 
''ya! Itu adalah posisiku dan kau membuat keputusan seenak hatimu! Kau seorang manager seharusnya kau bisa bijaksana''. 
''hei apa yang kau lakukan? Kenapa nafasmu sedikit terengal? Apa kau baik2 saja?'', tanya jieun lagi. 



=Rumah Donghae= 
Seunghyun menerima telepon dari jieun dibarengi dengan kegiatan push up nya. Ia menaruh ponselnya tepat di bawah kepalanya dengan badan mengarah ke lantai. 
''aku sedang olah raga! Sebenarnya aku enggan menerima telepon darimu'', jawab seunghyun. 
''manager, apa yang kau lakukan sekarang, berhentilah!! Aku ingin bicara denganmu'', kata jieun. 
''guraeyo! Kau ingin aku menemuimu dimana? Di rumah?''. 
''ani! Aniyo!''. 



=Seoul Tower= 
Jieun berdiri di dekat deretan gembok cinta yang terpasang di sepanjang pagar besi yang menggelilingi tempat itu. Yeoja itu memandang kerlip lampu kota seoul kemudian merapikan syalnya dan menoleh ke belakang. 
''manager?'', sapa jieun saat melihat seunghyun sudah ada di belakangnya. 
''kenapa harus tempat ini? Aku tidak menyukainya'', tanya seunghyun. 
''aneh sekali! Ini sangat cocok untuk orang yang sedang menjalin hubungan'', jawab jieun. 
''aku tidak sedang menjalin hubungan denganmu, pindah di tempat lain saja''. 
''jangan terlalu kaku! Oh ya manager, aku ingin kau mengembalikan posisiku sebagai trainer donghae''. 

Jieun berjalan menyusuri jalanan seoul tower sedangkan seunghyun tetap berdiam pada posisinya. 
''seunghyun ssi?'', panggil jieun saat menoleh namja itu tidak mengikutinya. 
''kau ingin posisi itu kembali?'', tanya seunghyun. 
''ne. Kau sudah berubah pikiran?''. 
''aku akan memberikan posisi trainer itu padamu dengan syarat malam ini kau tidur bersamaku''. 
''mweo??'', jieun terkejut dengan pernyataan seunghyun yang begitu berani. 
''tidur bersamaku dan kau kembali menjadi trainer''. 

Jieun tersenyum, ''choi seunghyun yang ku kenal ternyata seperti ini. Menyuruh gadis untuk tidur bersamanya. Kau benar2 pria kurang ajar!!''. 
''berapa gadis yang sudah kau ajak tidur? Untuk aku sukses sebagai trainer haruskan dengan tidur bersamamu!!'', seru jieun. 
Seunghyun hanya terdiam. 

''jieun tidak akan nekat lagi untuk mengajukan diri menjadi trainer donghae'', batin seunghyun. 

Namja itu berjalan meninggalkan jieun. 
''ya akan ku lakukan!! Dimana kau ingin tidur denganku? Ayo sekarang kita lakukan!!'', teriak jieun. 

''seunghyun tidak akan berani melakukan hal itu'', batin jieun menenangkan dirinya. 

Seunghyun menghentikan langkahnya lalu memandang ke arah jieun. 
''kau akan melakukannya denganku? Demi donghae atau kau memang menginginkannya?'', tanya seunghyun. 

Jieun Terdiam, mata bulatnya berusaha memandang seunghyun untuk tetap terlihat tenang, namun kakinya seraya bergetar dan jantungnya berdetak sangat kencang. 

''kalau begitu ayo kita lakukan!'', kata seunghyun. 

Seunghyun menghampiri jieun kemudian menarik tangannya. 

Jieun menggeleng, ''uhm, ani!''. 
''kau takut?'', tanya seunghyun. 

''kau takut! Sudah, kau pulanglah!'', kata seunghyun lagi. 
Seunghyun tersenyum kemudian meninggalkan jieun. 

''jankkanman!!'', seru jieun. 
Yeoja itu berlari ke arah seunghyun. Jieun berhadapan dengan seunghyun kemudian memejamkan mata dan menjinjitkan kakinya. 
Lalu.. *kiss* jieun mencium seunghyun. 

Seunghyun terpaku dengan aksi yang dilakukan jieun, namun ia mencengkram bahu jieun kemudian membalas ciuman yeoja itu. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

Seunghyun dan jieun saling memandang kemudian mereka berciuman lagi *kiss*. 

''apa itu artinya kau mau tidur denganku?'', tanya seunghyun. 
Jieun mengangguk kaku. 



=Apartemen Sooyeon= 
Donghae memakai celemeknya dan selesai memasak beberapa menu yang berhasil ia hidangkan diatas meja. 
''terima kasih donghae ah, apapun yang kau lakukan untukku, kau berusaha membuatku tetap nyaman tanpa masalah'', kata sooyeon. 
''aku tidak bisa menjadi seperti donghcul, aku jauh lebih buruk'', kata donghae. 
''aku sedang belajar untuk tidak menjadi jahat. Hari2 ini kau berjuang menjadi seorang dongchul bagiku. Kau tahu, kebahagiaan bukanlah kepada dia yang dapat mengubah hidupmu saja, tapi kepada dia yang dengan tulus menerima semua kekuranganmu''. 
Donghae mengangguk lalu melepas celemeknya. Namja itu mencidukkan masakan yang ia masak ke mangkuk sooyeon. Yeoja itu mengambil makanan di mangkuknya dengan sumpit. 
''masigetda!'', ucap sooyeon seraya mengunyah makanan itu. 
''jeongmalyo?'', kata donghae. 
''ne! Gomaweo donghae ah'', sooyeon tersenyum. 
''ucapan terima kasihmu sudah terlalu banyak padaku''. 
''itu tidak cukup membalas semua yang kau lakukan untukku ''. 

Donghae menyuapi sooyeon kemudian yeoja itu mengacungkan jempolnya seraya tersipu malu. 
''maafkan aku karena sempat salah paham padamu!'', kata sooyeon. 
Donghae tersenyum. 
''donghae ah, aku ingin mengusut kasus kecelakaan itu. Gadis yang membuatku dan dongchul mengalami kecelakaan''. 
''lakukan apa yang menurutmu baik? Tapi apa sebaiknya kita memaafkan dia, gadis itu tidak kita kenal kan?''. 
''aku akan menemukannya''. 



=Di Sebuah Hotel= 
Jieun mengikuti seunghyun masuk ke dalam sebuah kamar hotel. 
Yeoja itu duduk di atas tempat tidur kemudian melepas syalnya. Seunghyun memandang ke arah luar dari jendela kamar hotel itu. 
Jieun perlahan melepas kancing sweaternya satu persatu dengan tangan gementar. Jieun kemudian menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. 

Seunghyun menghampiri jieun kemudian melepas kancing sweater jieun dengan paksa. Gadis itu menahan belahan baju hangatnya. 
''ani!!hajima!'', teriak jieun namun seunghyun masih saja melepas sweater itu dari tubuh jieun. 
''apa donghae begitu berharga untukmu hingga kau melakukan ini?'' 
''kau yang berharga dan bukan orang lain!!''. 

Seunghyun menghentikan aksinya kemudian memandang jieun. Namja itu memakaikan kembali sweater itu ke tubuh jieun dan mengaitkan kancing itu kemudian memakaikan syal pada leher jieun. 
''kau membuatku ketakutan setengah mati, seunghyun ssi!'', ucap jieun terisak seraya beranjak dari tempat tidur. 
''kau,,,,'', 
Belum usai jieun berbicara, seunghyun mencium yeoja itu. 
''gwaenchana! Mianhae'', kata seunghyun. 


Seunghyun memandang air mata jieun jatuh berderai membasahi kedua pipinya. 
''aku berusaha mati2an untuk menjadi trainer donghae. Karena aku ingin menebus semua kesalahanku. Dongchul meninggal karena ulahku. Jika malam itu, aku tidak sembarangan berlari mengambil pialaku yang terjatuh, kecelakaan itu tidak akan terjadi'', kata jieun. 
''aku yang membuat dongchul meninggal, membuat hidup donghae dan sooyeon kacau. Aku ingin memberikan sesuatu yang berharga untuk donghae, itu saja!''. 

Namja itu teringat rekaman cctv yang melibatkan jieun dalam kecelakaan itu. 
''apa kau sudah mengatakan ini pada sooyeon dan donghae?'', tanya seunghyun. 
Jieun menggeleng, 
''malhajima! Ara?'', kata seunghyun lagi. 
''wae? Kau menghalangi aku untuk menjadi trainer donghae sebelum pre debut. Tidak ada hal lain yang dapat kulakukan selain mengaku padanya''. 
''bagaimana dengan sooyeon? Apa yang akan kau katakan padanya?''. 
Jieun terdiam, ''molla!''. 

Ponsel di saku jieun berdering, *oppa calling* 
''yeoboseyo?'', jawab jieun. 
''kau kemana saja? Kenapa sekarang kau sering pergi sampai larut malam?'', tanya shindong. 
''mianhae oppa''. 
Seunghyun mengambil ponsel jieun. 
''yeoboseyo, aku choi seunghyun. Manager jieun di SM Ent!'', kata seunghyun. 



=Rumah Jieun= 
Shindong terkejut saat seorang pria menerima teleponnya. 
''jieun bersama seorang pria sampai larut malam seperti ini? Hyaaa!! Kenapa kau tidak tahu aturan'', teriak shindong. 
''mianhamnida! apa ibu jieun sangat khawatir?''. 
''ne?''. 
''bisakah aku bicara dengan ibunya sebentar saja?''. 
''untuk apa?''. 
''sebentar saja''. 

Shindong memberikan ponselnya pada nyonya sila. 
''yeoboseyo?'', kata nyonya sila terdengar sangat lembut. 



=Kamar Hotel= 
Seunghyun terpaku dan hanya terdiam. Ia berkali2 mendengar nyonya sila terus menjawab kata *yeoboseyo* 
''apa jieun bersamamu?'', tanya nyonya sila. 
''berjanjilah padaku untuk menjaga putriku dengan baik! aku sangat mengasihinya'', kata nyonya sila lagi. 

Jieun merebut ponselnya kembali. 
''yeoboseyo, oppa!!'', kata jieun. 
''jieun ah?'', kata nyonya sila. 
''eomma??''. 
Jieun memandang seunghyun. 
''kau dengar ibuku sangat khawatir. Aku harus pulang sekarang'', kata jieun. 
''ibu, jangan khawatir. Sebentar lagi aku pulang'', kata jieun pada ibunya kemudian memutuskan sambungan teleponnya. 



=Rumah Donghae= 
Donghae menengok kamar seunghyun namun sang pemilik kamar juga tidak kunjung pulang. 
''aneh sekali, kenapa seunghyun belum pulang ke rumah?'', guman donghae. 

Donghae mengambil air putih di dapur kemudian melihat ibunya tertidur di ruang tv. 
Namja itu menyelimuti ibunya kemudian mematikan tv yang masih menyala. 
''donghae ah, maafkan aku'', kata nyonya lee yang masih memejamkan matanya. 

Donghae menoleh dan melihat ibunya menggigau. 
''donghae ah, maafkan aku'', kata nyonya lee lagi. 

Donghae tertegun kemudian tersenyum, 
''ibu menyebut namaku walaupun hanya dalam tidurnya'', guman donghae. 

Donghae menaiki tangga rumahnya kemudian teringat tentang jieun yang tadi sore ia tinggalkan. 
''bagaimana kabar jieun ya? Apa dia marah padaku?'', guman donghae. 

Namja itu mengambil kunci mobilnya kemudian berjalan keluar rumahnya. 
Donghae membuka pintu mobilnya kemudian menoleh ke arah taman rumahnya. 
''tapi jika aku ke rumahnya malam2 begini, shindong akan memukulku dengan tongkatnya'', guman donghae. 

Donghae mengambil ponselnya kemudian menghubungi jieun namun tidak ada jawaban. 



=Di depan hotel= 
Seunghyun dan jieun menunggu petugas hotel mengantarkan mobilnya dari basement ke depan hotel. 
Tidak lama kemudian, mobil itu muncul. Petugas hotel itu memberi salam kemudian memberikan kunci mobil pada seunghyun. 
Jieun menyerobot kunci mobil itu kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di depan stir. 
''ayo seunghyun ssi, aku harus pulang cepat!!'', kata jieun. 
''aiss!! Ini mobilku, kau tidak bisa seenaknya seperti ini. Lagipula kau tidak bisa menyetir'', kata seunghyun enggan masuk ke dalam mobilnya. 
''kata siapa aku tidak bisa menyetir. Hmm, saatnya balas dendam!!''. 
''mweo??''. 

Beberapa saat kemudian, 
Seunghyun mencengkram erat sabuk pengamannya karena jieun melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi dan tidak aturan. Seunghyun terlihat tegang sedangkan jieun menyetir tanpa stress sedikitpun. 
''kau lihatkan? Aku lumayan mahir'', ucap jieun. 
Seunghyun tidak menjawab dan fokus melihat ke depan. 
Jieun berkali menginjak rem secara mendadak. 
''hentikan jieun ah!! Kau ingin membunuhku?'', teriak seunghyun. 
''maafkan aku! Aku lupa menginjak rem, aku pikir itu pedal gas'', kata jieun. 
Yeoja itu melajukan mobilnya lagi. 



=Rumah Jieun= 
Donghae menghentikan mobilnya di depan rumah jieun. Namja itu menengok rumah jieun dengan lampu menyala di beberapa ruangan. 
''mungkin jieun sudah tidur. Aiss!! Babo! Kenapa aku datang ke rumahnya?'', guman donghae seraya menepuk dahinya. 

Namja itu menghidupkan starter mobilnya namun dari arah berlawannya melaju sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dan berhenti mendadak di depan rumah jieun. 

Di dalam mobil itu, jieun melepas sabuk pengamannya kemudian keluar dari mobil. 
''jeongmal gamsa hamnida'', kata jieun *bow*. 

Donghae melihat jieun keluar dari mobil itu. 
''bukankah itu jieun? Dan itu seperti mobil seunghyun'', guman donghae. 

Jieun melihat mobil lain yang berhenti di depan rumahnya dengan lampu mobil yang sudah menyala terang hingga jieun tidak bisa memperhatikan mobil itu dengan seksama. 

Seunghyun melepas seatbeltnya kemudian keluar dari mobil. 

''lee jieun!!'', panggil donghae ketika keluar dari mobilnya. 
Jieun menoleh, ''donghae ah, kenapa malam2 seperti ini kau ada di rumahku?''. 
''kau dari mana saja? Apa ponselmu kau matikan? Apa yang kau lakukan bersama seunghyun?''. 
''aku bersama seunghyun... Uhm, ani! ani! aku tidak melakukan apapun''. 

Seunghyun memegang perutnya kemudian berlari tidak jauh dari mobilnya. 
*hoek hoek hoek* seunghyun muntah karena perutnya bergejolak (?) saat jieun menyetir dengan tidak aturan. 

Jieun berlari mendekati seunghyun kemudian menepuk punggungnya. 
''apa kau baik2 saja? Kau masuk angin?'', tanya jieun kemudian menyentuh dahi seunghyun. 
Seunghyun menghempaskan tangan jieun. 

''hyaaa!! Lee jieun!! Kau mengacuhkan aku?'', teriak donghae emosi hingga tidak mengindahkan bahwa saat itu sudah malam dan banyak orang yang sudah tidur lelap. 
Jieun menoleh, ''tapi seunghyun sedang sakit? Aku harus memperhatikannya''. 
''kalau begitu jika aku sakit sama seperti seunghyun. Siapa yang kau pilih, seunghyun atau aku?''. 
''mweo?''. 
(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)) 

@ tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar