Green  Pencil

Rabu, 05 Juni 2013

Sweet Innocence*11

Judul: Sweet Innocence
Genre: Romance
Part: 1-19
Cast:
IU/ Lee JiEun
Lee Donghae Super Junior
TOP/ Choi Seunghyun BigBang
Jessica jung/ Jung sooyeon SNSD

#lee dongchul: saudara kembar lee donghae (hanya di FF ini^^)

Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will)

Part *11

Donghae dan jieun ada di makam dongchul.
''Untuk sementara waktu donghae akan memakai namamu dan tidak lama lagi, makam ini akan sama seperti makam yang ada di sana'', kata jieun seraya memandang makam yang terdapat bayak medali.
''Tuhan pandanglah hatiku dan lihat kedalamannya. Apa yang Kau tahu? Ya itulah kerinduanku'', batin donghae.

(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will))

''tuan lee donghae, apa kau benar2 yakin?'', tanya jieun seraya menoleh ke arah donghae.
''kenapa kau memanggilku dengan sebutan tuan?'', jawab donghae.
''karena kau memanggilku dengan sebutan nona''.
''gaja!! Nona lee jieun''.
''kenapa kau masih menyebutku dengan sebutan nona?''.
''anggap saja ini seperti di dunia fantasi, ketika pangeran bertemu dengan cinderela di pesta dansa''.
Donghae mengulurkan tangannya kepada jieun.
(Super Junior - White Christmas)

Jieun merapikan syalnya lalu menggapai tangan donghae.
''gaja!'', kata jieun.

Keduanya berjalan keluar dari komplek pemakaman dengan masih bergandengan tangan.
Jieun memandang donghae kemudian tersenyum,
''waeyo? Michyeosseo? (kenapa? Kau gila?)'', tanya donghae keheranan.
''jika seperti ini, aku melihatmu tidak berbeda dengan dongchul!'', kata jieun.
''mweo?''.


=Kantor SM Ent=
Sooyeon duduk berhadapan dengan seunghyun seraya memegang secangkir kopi.
''kenapa kau membiarkan jieun dengan kaki yang terluka?'', tanya sooyeon.
''kenapa kau tanyakan itu padaku? Apa kau ingin menyidirku seperti yang pria itu lakukan padaku?'', kata seunghyun.
''apa pria yang kau maksud itu dongchul?''.
''uhm, ne!''.
''apa kau tidak khawatir melihat kedekatan dongchul dan jieun?''.
''uhm, aniyo!''.
''mweo?''.

Seunghyun beranjak kemudian merogok ponsel dari saku celananya.



Di sebuah taman dimana ada sebuah danau dan pohon2 besar yang mengelilinginya. Di salah satu sudutnya ada beberapa anak yang sedang melukis keindahan alam itu.
Donghae dan jieun duduk di salah satu bangku di taman itu seraya bermain gelembung sabun.
''apa kakimu sudah tidak sakit lagi?'', tanya donghae.

Jieun berhenti memainkan gelembung sabun, meletakkan tabung yang berisi cairan sabun di bangku itu kemudian beranjak berdiri.
Gadis itu melompat2, ''kau lihat! Kakiku sudah sangat baik! Terima kasih donghae ssi!!!''.

Donghae beranjak kemudian melompat mengikuti jieun.
''sekarang, siapa yang paling tinggi lompatannya, berhak mengajukan satu permintaan'', kata donghae.
''mweo??''.

Jieun dan donghae berusaha melompat lebih tinggi. Tidak lama kemudian, jieun berhenti melompat karena kelelahan.
''ahh!! Badanku jauh lebih pendek darimu. Aku kalah!'', kata jieun kemudian duduk lagi di bangku itu.

Jieun melanjutkan meniup cairan sabun itu hingga menghasilkan gelembung yang terbang tertiup angin.
''donghae ssi, kau tahu? Hidup kita seperti gelembung sabun. Ia tidak pernah tahu kemana angin akan menerbangkannya. Demikian halnya kita, tidak ada seorangpun yang dapat memastikan apa yang akan terjadi pada hidup kita kelak'', kata jieun.
''life is the art of drawing without an eraser! Apa kau tahu arti pepatah itu?'', tanya donghae.
Jieun menggeleng, ''bahasa inggrisku terlalu buruk! kau bisa memberitahuku apa artinya?''.
''hidup adalah seni menggambar tanpa penghapus! Itu sebuah kata dari john gardner. Gaja! Aku akan memberitahumu lebih jelas''.

Donghae dan jieun berjalan mendekati anak2 yang sedang melukis pemandangan alam di tempat itu.
''hidup itu seperti kertas putih yang siap kita isi dengan lukisan atau sekedar coretan yang mampu memberi warna pada hidup kita. Namun, sekali kita menggoreskan tinta atau apapun ke atas kertas putih itu, maka tak ada kesempatan untuk menghapusnya. Hal yang bisa kita lakukan adalah melanjutkan coretan itu, sehingga bisa menjadi gambar yang bermakna'', kata donghae.
''aku mengerti, masa depan itu ada karena diciptakan dari sekarang'', kata jieun.
''kalau sudah melangkah dan menjalani sesuatu, maka tidak ada cara untuk kembali, tapi ada cara untuk memperbaiki. Jieun ah, tolong aku untuk melakukannya dengan baik''.
''eung??''.

Ponsel jieun berdering,
''yeoboseyo?'', jawab jieun.
''apa kau masih kesakitan?'', tanya seunghyun terdengar dari ponsel itu.
''terima kasih, walau kau melakukan hal yang sangat lucu, untuk membuatmu seolah peduli padaku''.
''apa kau marah?''.
''ya!''.
''apa hakmu marah padaku? Apa kau pikir, kau adalah orang yang istimewa untuk kuperhatikan?''.
''kenapa kau berkata seperti itu padaku? Kau menyebalkan!!''.
*klik*
Jieun memutuskan sambungan telepon dari seunghyun.


Di kantor SM Ent, sooyeon memperhatikan seunghyun yang berdiri agak jauh darinya. Tidak lama kemudian seunghyun menghampiri gadis itu.
''apa kau sudah menelpon jieun?'', tanya sooyeon.
''ne!'', jawab seunghyun.
''apa yang kau katakan padanya?''.
''I Love You!''.

Seunghyun menatap mata sooyeon hingga membuat gadis itu memalingkan wajahnya ke arah lain karena kata2 seunghyun membuatnya gugup.
''wae?'', tanya seunghyun saat sooyeon masih saja berpaling darinya.
''karena kau berkata seolah tidak pada jieun, tapi padaku'', kata sooyeon.



=Sore hari, Di depan rumah Jieun=
Sebuah mobil berhenti di depan rumah itu. Jieun keluar dari mobil donghae kemudian melongok melihat donghae yang masih di dalam mobil.
''apa kau ingin mampir sebentar? shindong oppa pasti sangat senang'', kata jieun.

Dari salah satu sudut taman, nyonya sila melihat jieun pulang bersama dengan seorang pria.
''jieun sudah dewasa. Kelak jieun akan pergi dari rumah ini dan hidup bersama suaminya'', ucap nyonya sila.
''eomma! Jieun tidak akan pergi kemanapun tanpamu. Kita akan selalu bersama'', kata shindong.
''aniyo. Seorang namja atau yeoja akan meninggalkan ayah dan ibunya untuk hidup bersama suami/istrinya''.

Shindong tersenyum kemudian memandang jieun.
''aku ingin jieun hidup bahagia bersama suaminya, tapi kenapa harus dengan pria yang bernama lee donghae itu'', guman shindong.
''mweo?'', tanya nyonya sila.
''ahh! Gwaenchanayo''.

Jieun melambaikan tangan ke arah shindong dan ibunya, sedangkan donghae berjalan di belakang yeoja itu
''uhm jieun ah, kenapa bunga matahariku hilang satu? Ternyata tempat kita sudah tidak aman'', kata nyonya sila.

Jieun teringat saat malam itu, ia mengambil sekop kemudian menaruh satu bunga kesukaan ibunya itu ke dalam sebuah pot lalu memberikannya kepada donghae.
''apa kau merawat bunga matahariku dengan baik?'', bisik jieun.
''bunga matahari apa?'', bisik donghae.
''bunga yang kuberikan waktu itu''.

Donghae teringat sesuatu lalu berlari ke arah mobilnya kemudian membuka bagasi mobil itu. Ia memandang satu pot tanaman bunga matahari yang sudah menjadi kering di dalam bagasinya.
''kenapa aku bisa lupa, astaga!'', guman donghae.

Namja itu kemudian menghampiri jieun lagi.
''oh bunga itu, tumbuh dengan baik! Malah sudah hampir berbunga'', bisik donghae.
''yang benar saja? Kau mencoba membohongiku?'', bisik jieun.
''aniyo!! Aku memberinya pupuk super!!''.
''super?''.
''ya, super junior!!''.
Yeoja itu memandang donghae dengan tatapan tidak percaya.

Jieun memandang ibunya kemudian tersenyum,
''uhm eomma, hanya satu pohon saja. Itu bukan hal yang serius. Mati satu, tumbuh seribu'', kata jieun pada ibunya.
''baiklah, tapi jika bungaku hilang lagi, aku akan lapor polisi. Kau tahu jieun ah, bunga matahari bisa tumbuh di sini itu adalah hal istimewa, jadi itu kenapa aku begitu merasa kehilangan'', kata nyonya sila.

Ajumma itu memandang donghae,
''apa hubungan kalian begitu serius?'', tanya nyonya sila.
''ya, kami akan memulainya besok dan aku sangat serius'', kata donghae.
''ne eomma!! Dia benar2 sangat serius dan memilihku. Katanya, tidak ada seseorang yang dia percayai selain aku'', kata jieun.

''ya ampun, jieun sangat menyukai donghae. Bagaimana jika jieun tidak bahagia hidup dengan donghae. Pria luntang lantung yang tidak punya pekerjaan tetap'', batin shindong seraya memperhatikan donghae.


Tidak lama kemudian, mobil donghae melaju dari tempat itu. Jieun memperhatikan pintu pagar rumahnya yang sudah tidak tampak mobil donghae di sana.
''apa kau sangat serius memilihnya?'', tanya shindong.
''tentu. Dia punya bakat terpendam'', jawab jieun.

''astaga jieun menyukai donghae hanya karena bakat terpendam?'', batin shindong.

''oppa, kau memikirkan apa?'', tanya jieun.
''Uhm, aniyo!''.



=Sore Hari, Kantor SM Ent=
Seunghyun masuk ke dalam sebuah lift di salah satu tingkat gedung kantor itu, kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.
''lee jieun??'', kata seunghyun.
''oh kau, manager choi?'', jawab jieun.
''kenapa kau meninggalkan kantor sebelum waktunya?''.
''terima kasih manager, karena hari ini kau sudah menghubungiku sebanyak 2 kali. Apa kau tidak menyadari bahwa aku istimewa?''.
''apa yang kau bicarakan? Kau tidak menjawab pertanyaanku dengan baik''.
''apa kau pikir kau istimewa sehingga aku perlu menjawab pertanyaanmu dengan baik?''.
''kau sekarang sedang bersenang2? Tanpa berpikir bahwa kau korupsi waktu?''.
''ah, ani! Aku sedang di rumah, jika kau tidak percaya, kau bisa bicara dengan ibuku''.
''mweo?''.



=Rumah Jieun=
Yeoja memberikan ponselnya kepada ibunya.
''manager choi ingin mendengar sedikit saja suara ibu, tolong jelaskan padanya bahwa aku ada di rumah'', kata jieun.

Nyonya sila mengangguk,
''yeoboseyo??'', jawab ajumma itu.
''aku ibu jieun, apa ada masalah yang diperbuat anakku?'', kata ajumma itu lagi.



Seunghyun mendengar suara nyonya sila dan suara wanita itu seakan menyejukkan hatinya.
''anda ibu jieun?'', tanya seunghyun.
''ne'', jawab nyonya lee.
''sampaikan pesanku pada jieun, untuk bisa bekerja dengan baik esok hari''.


Nyonya sila merasakan hal yang sama saat mendengar suara seunghyun.
''kau siapa?'', tanya ajumma itu.
''aku managernya. Choi seunghyun'', jawab seunghyun.
''Choi seunghyun?''.
''wae guraeyo?''.
''uhm, aniyo!''.

Nyonya sila memberikan ponsel itu kepada jieun.
''nah manager, kau sudah mengerti kan? Aku tidak akan berbohong'', kata jieun.
''ahh, kau ini!!'', kata seunghyun.
''sampai jumpa besok'', kata seunghyun lagi.



=Kantor SM Ent=
Sooyeon berdiri di depan kantor, sesekali menengok arloginya.
''dongchul membuatku menunggu lama'', guman sooyeon.

Sooyeon memperhatikan sekeliling depan gedung itu, kemudian tiba2 ia teringat kejadian yang terjadi di depan kantor beberapa waktu yang lalu.
Flash back
#sooyeon keluar dari mobil bersama dongchul, kemudian seorang pria dengan motor berhenti di depan mereka. Namja itu membuka helmnya.
''donghae ah, ternyata ini kau!!'', kata sooyeon.
Sooyeon menoleh ke arah dongchul.
''kau lihat, saudaraku ini selalu berulah'', kata dongchul.
Mereka saling memandang kemudian tertawa bersama#end.

''donghae? Saudara dongchul?? Aku mulai mengingatnya. Tapi dimana donghae sekarang?'', guman sooyeon.

Sooyeon mulai melangkahkan kaki keluar dari halaman kantor. Kemudian sebuah mobil mengikuti sooyeon dan membunyikan klakson mobilnya.
*tinnnnn*

Sooyeon menoleh lalu mengamati pengendara mobil itu.
''ini aku, seunghyun!'', kata seunghyun seraya mendongakkan kepalanya keluar dari mobil.
''oh kau, manager'', kata sooyeon.
''aku akan mengantarmu pulang''.
''aku menunggu dongchul, aku sedikit tidak bisa mengingat jalan pulang ke apartemenku''.
''aku tahu, ayo masuk''.

Sooyeon masuk dan duduk di sisi seunghyun.
''manager, apa kau tahu kalau dongchul punya saudara?'', tanya sooyeon.
''mweo?''.
''ya saudara, kau tahu tidak?''.
''aku dan dongchul tinggal satu rumah, saudara dongchul itu namanya,,,''.
''donghae? Ya donghae!!'', kata sooyeon.

Seunghyun menepikan mobilnya kemudian memandang sooyeon yang tiba2 menyebut nama donghae.
''bagaimana kau tahu tentang donghae?'', tanya seunghyun.
''ingatanku sedikit pulih. Aku mulai mengingat nama itu tapi aku tidak tahu bagaimana wajahnya'', kata sooyeon.
''mereka mirip''.
''ya aku percaya, karena mereka saudara. Nanti aku akan bertanya tentang donghae pada dongchul''.

Seunghyun melajukan mobilnya lagi, kemudian berhenti di sebuah apartemen.
''apa perlu aku mengantarmu sampai ke dalam?'', tanya seunghyun.
''aniyo! Gamsahaeyo'', jawab sooyeon.

Yeoja membungkuk memberi salam lalu masuk ke dalam apartemennya.



=Rumah Donghae=
Seunghyun hendak membelokkan mobilnya ke halaman rumah, namun dari arah yang berlawanan donghae juga akan memasukkan mobilnya ke dalam halaman.
*tinnnn tinnnnnn* seunghyun membunyikan klakson mobilnya agar donghae mau mengalah untuknya.
Donghae malajukan mobilnya sehingga kedua mobil itu saling berhadapan.
''mundurkan mobilmu!!'', kata donghae.
''aku datang lebih dulu darimu, kau mundurkan mobilmu sekarang'', kata seunghyun.
''apa aku harus mengalah padamu?''.
''ne!!''.
''tidak!''.
''mweo?? Hyaaaa!!!''.

*tinnn tinnnn tinnnn* Donghae membunyikan klakson mobilnya. Seunghyun melakukan hal sama hingga terdengar bersahut2an.
''mereka seperti anak kecil'', kata direktur lee saat mengintip dari tirai jendela rumahnya.

''apa dongchul sudah pulang?'', tanya nyonya lee.

Direktur lee tidak menjawab dan terus memperhatikan ke arah luar. Nyonya lee ikut mengintip ke arah luar dan melihat dua mobil yang bersimpangan di depan gerbang rumah itu.

Seunghyun keluar dari mobil lalu mengetuk kaca mobil donghae.
''mundurkan mobilmu!'', kata seunghyun.
''tidak!'', jawab donghae.

Seunghyun kembali ke dalam mobilnya lalu memundurkan mobil itu dan melaju pergi dari sana, sedangkan Donghae malajukan mobil masuk ke dalam halaman rumah.
''mweo? Seunghyun pergi kemana?'', guman direktur lee saat melihat mobil seunghyun melaju dari tempat itu.
''seunghyun? Aku tidak memikirkan anak itu'', kata nyonya lee.
''kenapa kau bersikap seperti itu pada seunghyun? Bagaimana seunghyun mencoba perhatian padamu saat kau sakit karena kehilangan dongchul?''.
''aku tidak merasa kehilangan dongchul''.
Ajeossi itu hanya menggeleng kemudian meninggalkan istrinya.



=Malam Hari, di sebuah Bar=
Seunghyun mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.
''yeoboseyo?'', jawab seorang yeoja terdengar dari ponsel seunghyun.
''cepat kau datang kemari'', kata seunghyun.
''kemana? Aku harus datang kemana??''.
''aku ingin kau ada di sini''.


Tidak lama kemudian, jieun masuk ke dalam bar dan mencari sosok seunghyun. Jieun melihat seunghyun duduk dengan sebotol bir dan segelas yang masih berisi penuh.
''manager??'', kata jieun.
''eung??'', jawab seunghyun yang sudah setengah mabuk seraya menoleh ke arah jieun.
''aiss, kenapa kau menyuruhku kemari?'', kata jieun seraya melihat ke sekeliling dan tampak tidak nyaman.

Seunghyun tidak menjawab dan hanya meminta jieun untuk duduk di sampingnya dengan isyarat tangannya. Yeoja itu mengangguk kemudian duduk di dekat seunghyun.
''kenapa kau menyuruhku kemari?'', tanya jieun lagi.
''temani disini'', kata seunghyun kemudian meneguk birnya lagi.
''berhenti! Kau mabuk dan aku tidak menyukai tempat ini''.

Jieun mengambil gelas yang dipegang seunghyun lalu menaruhnya di meja belakangnya.
''apa aku bisa pulang sekarang?'', kata jieun gusar karena melihat seorang ajeossi yang terus menatap kearahnya dengan tatapan mesum.

Tiba2 ajeossi itu mendekati jieun dan mencolek tubuh gadis itu.
''apa kau mau bersamaku?'', tanya ajeossi itu.
''ajeossi, tolong sopan sedikit'', kata jieun.
''kenapa harus sopan pada gadis sepertimu? Ayolah, hanya semalam saja! Kau pasti akan menyukainya!!''.
''mianhamnida!! sebaiknya anda jangan menggangguku''.

Jieun terus mengibaskan tangan ajeossi itu yang ingin menyentuh dirinya, sedangkan seunghyun tertunduk diatas meja tanpa memperhatikan gadis yang ada di sebelahnya itu.
''ajeossi! Hajima!!'', seru jieun.

Jieun terus mengibaskan tangan ajeossi itu hingga membuat pria itu semakin berkeinginan untuk mendekati jieun.

Tiba2 lengan baju ajeossi itu di tarik seunghyun. Namja itu beranjak dari tempat duduknya dengan sempoyongan lalu memukul pipi pria mesum itu.

*grubbyyaaaakkk* ajeossi terbentur meja kemudian jatuh tersungkur. Seunghyun mencengkram krah baju ajeossi itu seraya mengacungkan kepalan tangannya.
''jika kau masih mengganggunya, aku akan menghajarmu'', kata seunghyun.

Jieun ketakutan kemudian merapatkan pakaian hangat dan juga syalnya.

Seunghyun berdiri sempoyongan kemudian jieun memapah tubuh namja itu.

Di luar bar, Jieun kerepotan memapah tubuh seunghyun yang terlalu berat untuknya.
''hati2! Kau membuatku khawatir'', kata jieun.

Seunghyun menghentikan langkahnya kemudian memandang jieun yang berdiri di sampingnya,
''manager, terima kasih! Aku tidak bisa membayangkan jika tidak ada kau bersamaku'', kata jieun.

Seunghyun tidak menjawab sepatah katapun dan terus saja memandangi jieun. Tiba2 seunghyun mendorong tubuh jieun sampai di dinding bar itu.

Namja itu mendekatkan wajahnya ke wajah jieun dan *Kisseu* seunghyun mencium jieun.
Yeoja itu memejamkan matanya seraya terus memukul kepala seunghyun karena namja itu menciumnya dengan paksa.

*Clapp* Seunghyun menggapai tangan jieun kemudian mencengkramnya erat dan namja itu tetap melakukan adegan yang berbahaya (?) itu lagi.

Beberapa detik kemudian, seunghyun menghentikan adegan ciumannya itu. Jieun mendorong tubuh seunghyun,
''kenapa kau lakukan ini padaku, pria bodoh?'', teriak jieun kemudian berlari meninggalkan namja itu.


Saat seunghyun berjalan ke arah mobilnya, seseorang menarik tubuhnya dan memukul dahi seunghyun dengan sebuah botol bekas bir.

*pyaaaarrrr* botol itu pecah mengenai kepala seunghyun hingga membuatnya terjatuh tidak sadarkan diri.

Jieun menoleh ke arah seunghyun dan terkejut melihat namja itu tergeletak di dekat mobilnya. Jieun bergegas ke arah seunghyun dan menopang kepala namja itu di pahanya.
''manager??'', kata jieun seraya menepuk pipi namja itu.
''wae??'', kata seunghyun yang ternyata masih sedikit sadar dengan apa yang terjadi.

Jieun memapah seunghyun masuk ke dalam mobil. Jieun melihat lukas goresan di dahi seunghyun kemudian mencoba menghapus darah yang mengalir dengan syalnya.
''eotteohke?'', kata jieun panik lalu mencoba meniup luka itu dengan harapan dapat mengurangi rasa sakit.

Jieun melepas pakaian hangat lalu menyelimuti seunghyun. Yeoja itu keluar dari mobil dan berlari mencari apotik terdekat.

Tidak lama kemudian, Jieun bergegas kembali ke mobil seunghyun namun mobil namja itu sudah tidak ada di tempat semula.
''mweo??'', ucap jieun terkejut kemudian memperhatikan kesekeliling memastikan letak mobil seunghyun.
''Apa seunghyun sudah pergi saat aku meninggalkannya untuk beli obat?'', guman jieun.

Yeoja itu menyusuri jalanan di dekat bar itu berharap mobil seunghyun ada di sana. Jieun mengambil ponselnya lalu mencoba menghubungi seunghyun.


=Di dalam mobil seunghyun=
Seunghyun menyetir dengan setegah mabuk dan masih ada darah yang mengalir dari lukanya.
Ponsel seunghyun berdering, namja itu hanya menoleh sekilas kemudian kembali fokus menyetir ke depan.

Jieun mencoba menghubungi seunghyun lagi namun tidak mendapat jawaban.
''sangat berbahaya jika menyetir dalam keadaan mabuk'', ucap jieun.
''eh? Kenapa aku peduli padanya? Seunghyun memperlakukan aku seenak hatinya'', guman jieun kemudian menyentuh bibirnya.
''aisss!!!'', gerutu jieun seraya memukul kepalanya berkali2.

Ponsel jieun berdering, *oppa calling*
''yeoboseyo oppa?'', jawab jieun.
''jigeum eodigayo? Ini sudah larut malam, diluar sangat dingin. Ibu sangat khawatir'', kata shindong.
''ne?''.
Jieun menutup ponselnya.

Yeoja itu menunggu sebuah taksi. Tiba2 sebuah taksi berhenti dan seorang yeoja melongokkan kepalanya keluar dari mobil.
''kau lee jieun?'', kata yeoja itu.
''sooyeon ssi??'', kata jieun saat melihat yeoja itu dengan jelas.
''ayo masuk, aku akan mengantarmu pulang''.

Jieun masuk ke dalam taksi itu dan duduk di samping sooyeon.
''apa ingatanmu sudah pulih?'', tanya jieun.
''aku sedang berusaha untuk mengingatnya. Hal terakhir yang bisa ku ingat adalah saat kecelakaan itu terjadi. Aku ingin melihat tempat itu lagi dan berharap aku dapat mengingat apa yang aku alami karena aku merasa sekarang aku seperti hidup di sebuah panggung sandiwara'', kata sooyeon.
Jieun hanya tersenyum.
''apa kau mau mengantarku ke suatu tempat?'', tanya sooyeon.
''eodiga?''.

Taksi itu melaju di sebuah jalanan yang sudah sedikit sepi karena waktu itu sudah lumayan larut.
Sooyeon menyuruh supir taksi itu untuk berhenti.
''di sini, aku masih mengingatnya. Kecelakaan itu terjadi di sini'', kata sooyeon.

Yeoja itu keluar dari taksi. Jieun memperhatikan tempat itu dari dalam taksi. Tiba2 jieun teringat saat malam setelah ia pulang dari festival piano klasik dan membawa pialanya.
''malam itu aku menunggu bus di sana dan terjadi kecelakaan mobil. Apakah orang yang didalam mobil itu dongchul dan sooyeon?'', guman jieun.

Jieun keluar dari mobil dan menyusul sooyeon.
''aku ingat sekarang, dongchul membanting stir mobilnya karena ia menghindari seorang gadis yang berdiri di sana'', kata sooyeon seraya menunjuk sebuah sisi di dekat halte bus.
''mweo??'', jieun sangat terkejut karena ia ingat betul saat kecelakaan itu terjadi, dirinya berdiri di tempat yang ditunjuk oleh sooyeon.

(Ost: ZiA - Hope It's You (With K.Will))

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar