Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance *6

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *6

Nami dan siwon pergi bersama ke atas bukit di dekat pantai. Siwon memperhatikan jaket yang di pakai nami dan seperti mengenal jaket itu.

''apa itu jaketmu? Atau kau mendapat jaket itu dari seseorang?'', tanya siwon sambil menyentuh lengan jaket yang di pakai nami.
''mweo?'', kata nami lalu menoleh dan nampak muka polosnya itu kemudian melihat jaket yang ia kenakan dan mengibaskan debu yang menempel di jaket itu.
''pria ini pasti seorang pegawai pajak, jangan2 jaket seungri ini berpajak tinggi dan pria ini akan meminta pajak dariku?'', batin nami.

*prokkk* Siwon menepukkan telapak tangannya didepan mata nami hingga membuat yeoja itu terkejut dan dengan reflek matanya berkedip.
''eung, apa yang kau katakan tadi?'', tanya nami.
''jaket itu? Apakah itu milikmu?'', tanya siwon.
''jaket ini jelas milikku. Tidak mungkin jaket ini milik ayahku. Apa kau menginginkannya?''.
''jeongmalyo? Ternyata kau bisa membeli sebuah jaket seharga 200 ribu won''.
''Mweo? 200 ribu won??'', teriak nami kaget mendengar harga sebuah jaket seharga 200 ribu won.
Siwon mengangguk, ''Ternyata untuk gadis pulau sepertimu, kau memiliki banyak uang''.
''tapi uang dari mana ya sebanyak itu'', guman siwon sambil melirik curiga ke arah nami.

Nami merasa siwon curiga padanya tentang jaket berharga mahal itu.
''uhm sebenarnya jaket ini bukan milikku. seseorang memberikannya untukku. Apakah jaket ini belum dikenia pajak? Dan aku harus membayarnya?'', kata nami seraya menunduk tidak berani menatap siwon.
''aiss, apa hubungannya dengan pajak! Siapa yang memberimu jaket ini?'', tanya siwon terus menyelidik.
''untuk jaket semahal ini aku yakin orang itu bukan penduduk pulau ini yang berpenghasilan kecil'', kata siwon lagi.
''seorang turis.. Ya seorang turis, kau tahukan bibi sora punya penginapan yang dikunjungi banyak turis?'', jawab nami seadanya. Entah ada hal yang membuat nami enggan menyebut nama lee seungri.

Siwon meminta nami melepaskan jaketnya.
''jika orang yang dimaksud nami adalah lee seungri. Pasti ada alat pelacak yang tertempel di jaket itu'', batin siwon.

Namja itu meraba jaket itu untuk mencari sebuah alat pelacak.
''alat pelacak itu tidak ada'', batin siwon ketika menilik bagian belakang jaket itu.
''apa yang kau cari? Tidak ada uang receh di sana'', tanya nami.
''uhm aniyo! Aku tidak butuh uang receh'', kata siwon seraya memberikan jaket itu kembali pada nami.

Siwon menandang ke arah laut kemudian meregangkan otot2 tubuhnya dan menghirup nafas sedalam2nya.
''ayo kita pulang'', kata siwon lagi lalu berjalan mendahului nami menyusuri jalanan di bukit karang itu.
''apa semua orang seoul mempunyai kebiasaan yang sama?'', tanya nami.
''kebiasaan apa? Siapa yang kau maksud dengan orang seoul?'', tanya siwon.
''kau tidak mengucapkan terima kasih padaku dan meninggalkanku sendirian. Silahkan kau kembali tanpaku, aku yakin kau tidak akan sampai ke penginapan dengan selamat''.
''kau mencoba menakutiku gadis pulau? kau pikir aku akan tersesat di pulau kecil ini?''.
Nami mengangguk.

''Kau tahu, aku pernah masuk ke hutan dan aku harus menghadapi berbagai hewan buas. Kau bisa lihat kan, aku sekarang dalam keadaan baik2 saja'', kata siwon.
''sombong sekali!'', guman nami lalu berlari kecil menyusul siwon.

Siwon berhenti saat melihat empat persimpangan jalan di depannya.
''tempat ini membuatku bingung. Jalan ginko, cemara, metsequonia dan apa lagi ini'', guman siwon.
Nami hanya tertawa kecil melihat ekspresi siwon yang nampak kebingungan.

''hei pria sombong! Apa sekarang kau menyerah dengan seorang gadis pulau seperti cha nami?'', kata nami seraya menepukkan tangan kanan ke dadanya.
''menyerah? Padamu?''.
''ya??''.
''tidak!''.

Siwon memilih sebuah jalan yang bernama jalan cemara.
''semoga kau beruntung, tuan!'', seru nami.
''aku pasti beruntung, jangan khawatir'', kata siwon.


Nami berlari ke arah lain. Gadis itu berlari ke arah dermaga.
Nami menyusuri jalanan kecil yang akan membawanya ke dermaga.
Yeoja itu menengok ke sekeliling kemudian naik ke sebuah kapal feri yang sedang menurunkan penumpang yang datang dari seoul.
''ajeossi, apa kau melihat seorang pria bernama lee seungri yang akan pergi ke seoul?'', tanya nami pada seorang ajeossi yang bekerja sebagai ABK kapal feri itu.
Ajeossi itu menggeleng.
''ya ampun! Bagaimana ini?'', guman nami seraya mengepalkan tangannya.
''apa pria yang bernama lee seungri itu kekasihmu? Dan pria itu berniat meninggalkanmu? Jangan percaya dengan pria seoul, nona!''.
''paman, pria seoul yang ku kenal itu sangat baik walau sedikit sombong. Dan hanya dia yang bisa menolongku''.
''jika kau mengandalkan jawaban pada manusia maka kau mendapat jawaban masalahmu secara manusia juga''.
''paman, Tuhan pakai siapapun untuk menolong orang yang dikasihinya termasuk orang yang lemah sekalipun''.
''baru kali ini aku melihat gadis pulau yang mempunyai pengharapan tinggi sepertimu''.
''paman, manusia tanpa pengharapan sama dengan manusia yang hidup dalam kematian''.
Ajeossi itu tersenyum lalu mengangguk mantap, ''semangat!''.
Nami mengangguk seraya mengepalkan tangannya, ''hwaitting!''.

Nami turun dari kapal feri itu.
''tidak ada pria bernama lee seungri yang naik kapal feri ini'', seru ajeossi itu.
''gamsa hamnida, ajeossi!'', seru nami dari dermaga.


=Penginapan bibi sora=
Gyuri berdiri di teras penginapan bibi sora dan sesekali ia menilik arlogi di tangan kirinya.
''kenapa siwon pergi lama sekali? Apa yang ia lakukan diluar sana?'', guman gyuri.

Bibi sora muncul dari balik pintu dan melihat gadis itu berdiri di depan penginapannya.
''bibi, kebetulan sekali. Apa kau tahu kemana siwon pergi mencari sinyal?'', tanya gyuri.
''siwon pergi bersama nami? jika benar, mereka pasti pergi ke atas bukit di dekat pantai'', kata bibi sora.

Gyuri keluar dari penginapan bibi sora untuk mencari siwon ke arah bukit dekat pantai.
Saat gyuri menyusuri jalanan pulau nami untuk mencari siwon, yeoja itu melihat sosok yang mirip dengan lee seungri.
''eomeo! itu seperti lee seungri?'', guman gyuri dan memastikan dengan seksama postur tubuh namja itu.

''lee seungri!!!'', teriak gyuri.

Seungri menoleh ke arah gyuri dan melihat yeoja itu berlari ke arahnya.
''polisi seoul?'', guman Seungri lalu bergegas kabur dari tempat itu.

Gyuri memiliki Keahlian lari yang cukup baik dengan predikat juara 1 lari marathon saat di pendidikan polisi dan juara 2 lomba sepatu roda saat hut polisi korea selatan. Hal ini membuat Gyuri dengan cepat dapat menyusul seungri.

*gruubyaaaakkkk* Gyuri menubruk seungri dari belakang hingga membuat seungri jatuh terguling2 dan terjadi perkelahian sengit antara seungri dan gyuri.

''seungri ah! Menyerahlah'', kata gyuri sambil terus berkelahi melawan seungri.
''tidak sekarang, kau berhadapan dengan orang yang salah, nona. Aku bukan penjahat seperti yang kau kira'', kata seungri sambil terus menangkis serangan gyuri.
''kau masuk daftar kasus perdagangan senjata ilegal. Apa itu bukan hal yang salah?''.
''apakah dengan aku membeli senjata ilegal itu, aku dapat dikatakan sebagai seorang penjahat. Kau seorang polisi profesional, seharusnya kau bisa menelisik dengan baik''.
''mweo??''.
Gyuri berhenti menyerang seungri, hal itu digunakan seungri untuk memukul punggung gyuri hingga membuat yeoja itu jatuh terguling. Melihat yeoja itu terjatuh dengan pakaian yang kusut, seungri membantu gyuri berdiri.
''kenapa kau membantuku?'', tanya gyuri.
''karena aku bukan seorang penjahat yang meninggalkan musuhnya terkapar sepertimu'', kata seungri.
''mweo? Aisss... Kau aneh seungri ah, katakan padaku apa motifmu?''.
''untuk mengungkap sebuah kenyataan yang akan membuatmu terkejut''.
''moreugesseoyo'', kata gyuri.

Seungri memandang gyuri lalu tersenyum.
''menjalani hidup sepertiku memang butuh perjuangan ekstra. Tantangan yang semakin berat membuatku berpikir keras dan harus memutar otak untuk menyiasatinya. Tidak sedikit yang sudah berguguran di tengah jalan dengan memilih berani mati'', terang seungri kemudian meninggalkan gyuri yang sedang sibuk membersihkan celananya.

''mweo? Hei, seungri ah!!'', teriak gyuri saat menyadari seungri sudah berjalan jauh darinya.

Seungri menoleh lalu melambaikan tangannya, ''nona, tolong beri aku kesempatan sebelum kau resmi menangkapku'', kata seungri.

''eung?'', gyuri hanya bisa berdiri melongo tanpa bertindak apapun.

Gyuri pov
#kenapa aku tidak menangkap namja itu? Ada hal yang membuatku tertarik. Kenyataan apa yang ingin seungri ungkapkan? Aku merasa namja itu memang bukan seorang penjahat#end.


Di 4 persimpangan jalan pulau nami,
Siwon berdiri di tepi jalan saat melihat nami berjalan ke arahnya, namja itu berpura2 tidak melihat dan hanya bersiul.
''ternyata kau tidak beruntung pria sombong'', kata nami.
''belum sehari aku ada di pulau ini. Aku sudah mendapat banyak julukan darimu'', kata siwon.
''kau hanya perlu berkata *nami, aku menyerah, antar aku kembali ke penginapan*''.
''guraeyo! antar aku kembali ke penginapan''.
Nami menggeleng, ''kalimatmu belum benar''.
''nami, aku menyerah. Antar aku ke penginapan''.
''ya itu baru benar! Jangan menganggap remeh pulau ini, tuan choi siwon''.
''tunggu saja, kau belum merasakan hidup di seoul nami ah. aku akan meninggalkanmu di tengah jalan hingga kau menangis tersedu2 di kantor polisi''.
''kau akan melihatku di kantor polisi sebagai seorang polisi, bukan gadis cengeng seperti yang kau bayangkan''.
''jeongmalyo? Ahh pasti kau ingin terkenal seperti norman kamaru atau samsul bahri yang eksis di dunia maya bukan?''.
''aniyo! Aku tidak akan berchaiya2 seperti mereka''.


=Rumah Nami=
Nami kembali memanjat jendela kamarnya yang lumayan agak tinggi itu hingga membuat nami melompat2.
''kenapa kau tidak bisa memanjat jendela kamarmu sendiri? Bukankah ini mudah?'', tanya siwon yang dengan mudah menggapai jendela kamar nami.
''jangan bandingkan aku denganmu'', kata nami yang terus jempalitan mengangkat kakinya lalu mencoba menggapai jendela kamarnya.

Siwon mendorong pantat nami agar gadis itu dengan mudah naik ke atas jendela.
''jangan mencari keuntungan, jangan pegang2 pantatku'', kata nami setengah berteriak.
''hyaaaa, siapa yang tertarik dengan pantat jelekmu!!'', seru siwon.

Siwon mendorong yeoja itu lebih kuat lagi hingga nami menggapai jendela kamarnya dengan kepalanya sekarang mendongok ke dalam kamarnya.
''ya berhasil, sedikit lagi. Dorong lebih kuat!'', kata nami.

*grubyakkk* Nami terjungkal di dalam kamarnya karena siwon mendorongnya terlalu kuat.
''aigooo!!'', teriak nami.
''karena kau sudah kembali kekamarmu, aku pergi!'', kata siwon.

Nami mengelus kepalanya lalu mendongok keluar kamar, dilihatnya siwon sudah berlalu dari rumahnya.

Nami menatap alat pelacak yang ia tempel di balik pintu kamarnya.
''seungri ssi, apa kau sudah kembali ke seoul? Atau paman itu berkata benar?'', tanya nami pada dirinya sendiri.

Nami mencoba mengetuk pintu kamarnya dan memanggil2 ayahnya.
''ayah? Ayo buka pintunya!'', kata nami.
''appa??'', serunya lagi.

*tok tok tok* Setelah beberapa saat nami mengetuk, tidak ada sahutan dari luar kamarnya.
''ternyata ayah tidak ada di rumah?'', guman nami.


=Penginapan bibi sora=
Siwon kembali ke penginapan bibi sora kemudian tersenyum saat membuka pintu pagar penginapan itu.
''gadis itu mungkin sedang tertawa karena merasa berhasil mengalahkan seorang pria seoul sepertiku'', guman siwon.

Namja itu berjalan melewati halaman penginapan itu dan melihat gyuri sedang menikmati sebutir kelapa muda dengan pakaian lusuh, duduk di teras penginapan.
''hei gyuri ah, kenapa kau kotor sekali?'', tanya siwon.
''uhm, aku baru saja berkelahi'', jawab gyuri sambil menikmati kelapa muda miliknya.
''mweo? Kau berkelahi??''.
''Apa aku bilang berkelahi?'', tanya gyuri pura2 tidak mengerti.

Siwon mendorong jidat gyuri dengan jarinya, ''katakan padaku, dengan siapa kau berkelahi?''.
''oh aku berkelahi dengan seekor monyet, berebut kelapa ini'', kata gyuri.
''aisss, kau tidak pernah serius. Lalu apakah kau berhasil mengalahkan monyet itu?''.
''ya! Karena monyet itu kalah, aku menyuruhnya memanjat untukku''.

*pletaaakkk* siwon memukul kepala gyuri.
''kalau monyet yang kau hadapi itu seperti lee hyukjae, aku percaya'', kata siwon.

Di suatu tempat yang tidak di sadari siwon dan gyuri, Ketiga pria asing itu memperhatikan siwon dan gyuri dari kejauhan.


Tuan cha berjalan pulang ke rumahnya dengan keranjang kerang ia tenteng ditangan kanannya sedang tangan kirinya membawa jaring.

Saat melintas didekat penginapan bibi sora, dilihatnya tiga orang pria asing yang sedang mengawasi penginapan itu dari jauh.
Tuan cha perlahan mendekati ketiga pria itu lalu menghardiknya dari belakang.
''hyaaaa!! Siapa kalian??'', teriak tuan cha.
Ketiga pria itu langsung menoleh ke arah tuan cha. Tuan cha begitu terkejut saat mengenali salah seorang dari ketiga pria itu.
''kau??'', ucap tuan cha terkejut.
''kau masih mengingatku, cha chunsu?'', kata seorang pria setengah tua itu.
''ya, Aku masih sangat mengingatmu. Bagaimana kau bisa ada di sini?''.

Flash Back
#*dorrrr* tuan cha terkejut ketika melihat seorang pria tertembak di dada kanannya hingga membuat pria itu terkapar bersimbah darah,
''chunsu ah, pergi dari sini cepat!!'', teriak pria itu dengan nafas terengal2#end.

Pria itu membuang puntung rokoknya lalu menatap tuan cha tajam.
''apa yang kalian inginkan? Selama ini aku tidak menganggu kalian'', kata tuan cha dengan nada tampak khawatir.
''apa kau takut chunsu ah??'', tanya pria itu.
''aku sudah turuti keinginan kalian untuk pergi jauh dari seoul''.
''cha chunsu, aku bisa melakukan hal yang tidak kau duga jika kau berani mengungkap pembunuhan lee boman dan juga perdagangan senjata ilegal itu''.

Ketiga pria itu semakin memojokkan tuan cha hingga membuat keranjang kerangnya terguling.

Tiba2 seungri memlintir tangan salah satu dari pria itu dan memukul pipinya.
Seungri menarik tangan tuan cha dan membawanya pergi dari tempat itu.

tidak lama kemudian,
Tuan cha dan seungri bersandar pada sebuah pohon sambil terengah.
''paman, apa kau baik2 saja? Apa kau terluka?'', tanya seungri.
''aniyo, gwaenchanayo. Seungri ah gomapda!'', kata tuan cha.
''sejak kedatanganmu, namja dan yeoja asing yang menginap di penginapan milik sora itu serta ketiga pria itu membuat hatiku menjadi tidak tenang''.

Seungri menghapus keringat yang mengalir di dahinya.
''paman cha, kenapa kau melarang nami menjadi polisi?'', tanya seungri yang tiba2 melenceng dari pokok pembicaraan.
''karena aku tidak ingin berpisah dari nami''.
''paman, jika kau berpikir segala sesuatu yang ada di bawah matahari itu tidak ada gunanya dan nasib semua orang sama yaitu berakhir di liang kubur, sampai disini orang bisa putus asa. Tapi kau mengenal karakter putrimu, dia tidak akan menyerah''.
''tidak! Nami punya batasan untuk tetap disini bersamaku''.
''jeongmalyo? Atau karena kau tahu kebobrokan departemen kepolisian yang sudah lama kau tinggalkan?''.
''mweo?? Apa maksudmu? kepolisian yang ku tinggalkan?kau bercanda?''.

Tuan cha berusaha menutupi kebenaran yang sedang diungkapkan seungri tanpa bertanya bagaimana seungri tahu mengenai kisah dirinya 15 tahun silam.

''tuan cha, kau seorang mantan anggota polisi''.

(Tablo ft Taeyang - tomorrow)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar