Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance *1

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)

Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *1

Disebuah pulau, jauh dari keramaian kota seoul.
Sebuah Pulau eksotik tidak kalah indahnya dengan pulau jeju.
Pulau Nami adalah pulau yang terkenal dengan dramanya winter sonata. Disana dibangun monumen dua sejoli tokoh utama serial winter sonata.


=Nami Island=
Seorang pria setengah baya keluar daripenyelaman lepas pantai dengan membawa sebuah jaring.
Dengan tersenyum ajeossi itu memasukkan seekor lobster dan beberapa kerang ke dalam keranjang miliknya.

Lalu Ajeossi itu duduk sebentar di tepi pantai lalu membersihkan kotoran yang menempel di jaringnya.
''jaring ini sudah sangat koyak. Aku bersyukur setidaknya aku mendapat beberapa kerang dan seekor lobster'', guman ajeossi itu.


Disebuah perkampungan di sisi pulau nami. Seorang gadis muda sedang sibuk menulis di sebuah buku yang sudah usang.
Gadis itu membalik kertas tempat dimana ia menulis.
Dikertas itu tertuliskan *surat cinta dari appa untuk nami*

Gadis itu menyunggingkan senyumnya.
''surat dari ayah ketika usiaku 10 tahun'', gumannya.
Yeoja itu mulai membacanya perlahan.
''aku akan selalu menjagamu dan memberimu yang terbaik karena kau adalah harta kesayanganku sendiri. Aku akan memberitahumu hal2 yang besar. Aku adalah ayah yang mengasihimu dan aku yakin kaupun akan berbuat demikian''.

Gadis itu membalik kertas yang sudah usang itu dan mulai menulis.
#Ayah, engkau dekat ketika aku memanggil namamu dan kau berkata jangan takut. Aku masih ingat saat usiaku 10 tahun, ayah berkata para pemenang adalah mereka yang melihat masalah sebagai kesempatan untuk mengubah keadaan. Saat usiaku 13 tahun, ayah berpesan untuk mengerjakan hal yang besar kau tidak hanya bertindak tapi juga bermimpi, apa mimpimu?#

''mimpiku adalah ....'',

*cekret*
Terdengar seseorang membuka pintu rumah gadis itu.

Yeoja itu menutup kertas usangnya dan menoleh ke arah pintu.

''ayah!!'', pekik seorang yeoja ketika melihat seorang ajeossi berjalan masuk ke sebuah halaman rumah kecil yang sangat sederhana.

''nami ah, kau tahu ayah membawa apa?'', kata ajeossi itu sambil menunjuk sebuah kantong yang terbuat dari bambu dengan sebuah jaring ikan di tangan kirinya.

Yeoja yang bernama nami itu menggeleng sambil melongok sebuah kantong yang dibawa oleh ayahnya.

Ajeossi itu mengambil seekor lobster dari dalam kantung itu.
''kita akan makan enak hari ini'', kata ajeossi itu.

''ne, ayah besok aku akan mencari kerang. Bukankah hari ini ayah sudah bekerja keras''.

''anieyo, kau seorang gadis jangan terlalu banyak menyelam. Apa kau tidak bosan setiap hari berkencan dengan kerang2 laut?'', kata ayah nami dengan tidak hentinya tertawa.

''aiss, appa! Jangan menghinaku'', gerutu nami.


Seorang ajumma masuk ke rumah nami.

''bibi!!'', panggil nami lalu tersenyum.

Ajumma itu mengangguk seraya membawa kotak makanan ditenteng di tangan kirinya lalu diletakkan di teras rumah nami, tempat dimana nami dan ayahnya duduk.

''bibi, apa yang kau bawa?'', tanya nami sambil melonggok isi kotak makanan itu.

''aku memasak banyak makanan hari ini, uhm chunsu ah apa kau akan pergi ke seoul?'', tanya ajumma itu.

Tuan chunsu menoleh ke arah nami.

''ayah, kau akan ke seoul? Lalu kenapa kau melarangku ke seoul?'', tanya nami.

''uhm anieyo. Aku tidak pergi ke seoul'', jawab paman cha.

Nami pov
#impianku sejak kecil yaitu menjadi seorang polisi. Entah kenapa aku ingin sekali menjadi seorang polisi dengan tulisan departemen kepolisian korea selatan. Tapi ayah melarangku untuk masuk kepolisian dan lebih lagi ayah melarangku pergi dari pulau nami. Aku tidak mau jika selamanya menjadi seorang pencari kerang saja#end.

Nami menatap ayahnya dan tuan cha memalingkan mukanya.
''kenapa aku tidak boleh pergi ke seoul? Ayah, membiarkan aku terkurung di pulau kecil ini selamanya?'', seru nami lalu pergi meninggalkan tuan cha.

''nami ah! Nami ah!'', seru tuan cha.

Tuan cha memanggil2 putrinya itu, namun nami sudah keluar dari rumah.

Ajumma itu memandang tuan cha lalu tersenyum mencoba menenangkan hati ajeossi itu.
''chunsu ah, ada apa sebenarnya, kau tahu nami ingin menjadi seorang polisi dan kau melarangnya ke seoul'', kata ajumma itu.

''kau tidak tahu bagaimana departemen kepolisian itu''.
''akan sangat,,,, ah lupakan'', kata tuan cha tidak melanjutkan ucapannya.

''jika aku menjadi dirimu, aku pasti akan melakukan hal yang sama. Namun saat Aku melihat kesungguhan nami, itu membuatku sangat sedih''.

''apa karena aku melarangn nami menjadi seorang polisi menjadikan aku sebagai ayah yang gagal?'', tanya tuan cha.

Ajumma itu menggeleng, ''aku percaya kau melakukan hal ini karena sebuah alasan''.

''ya alasan untuk kebaikannya. yang jelas itu karena aku mengasihinya''.

''kau tidak memberitahunya alasan yang jelas mengapa kau melarang nami pergi ke seoul, aku harap kau bijaksana chunsu ah''.



=disebuah gudang kosong di sisi lain kota seoul=
Beberapa pria dengan pakaian jas hitam berjajar saling berhadapan.
Salah seorang dari kelompok pria itu membuka sebuah koper yang berisi tumpukan uang won.

''apakah ini cukup?'', kata seorang namja muda yang berumur sekitar 25 tahun sambil menunjukkan isi koper itu.

Seorang pria yang berhadapan dengan namja itu mengangguk dan menyuruh anak buahnya menunjukkan senjata ilegal di sebuah koper.

''ini barang yang kau inginkan'', kata pria itu.

''aku ingin menemui ketua kalian'', kata namja muda itu lagi yang membawa koper uang.

''kau tidak bisa menemui ketua sekarang''.

Saat dua gerombolan ini melakukan transaksi, sekelompok orang dengan pakaian kepolisian korea selatan mengendap-endap mendekati tempat transaksi jual beli senjata ilegal itu.

Salah seorang polisi memberikan isyarat jari untuk mengatur posisi yang tepat dalam menggrebek sindikat senjata ilegal itu.

Kemudian,
''angkat tangan!!'', seru seorang polisi seraya mengarahkan pistolnya ke arah gerombolan itu.

Namja muda itu dengan sigap mengambil pistol dari pinggangnya lalu mengarahkan ke barisan polisi yang mencoba mengepungnya dengan pistol siaga di tangan kanannya.

Namja itu melihat papan nama di seragam salah seorang polisi itu.
''dia yang bernama choi siwon, good job! Ya, ini semakin dekat'', batin namja muda itu lalu tersenyum.

*dor dor dor*
Tiba2, Gerombolan penjual senjata ilegal itu langsung melepaskan tembakan ke arah barisan polisi hingga membuat anggota kepolisian korea selatan terpaksa menembak.

*dor dor dor*
Terjadi baku tembak antara anggota polisi, penjual sejata ilegal dan juga pembelinya.

''aiss, kalian bodoh!'', kata namja muda itu sambil melirik gerombolan penjual senjata ilegal itu.

''siapa yang menyuruh kalian menembak?'', kata namja itu lagi.

Karena merasa kondisi semakin tidak kondusif, namja muda itu langsung lari kabur dari tempat itu.
Namun polisi yang bernama choi siwon itu dengan sigap menahan namja muda itu dari belakang.

Terjadi perkelahian sengit antara namja muda itu dan choi siwon.

Siwon memukul pria muda itu dan namja itu tidak mau kalah.
Mereka berdua mempunyai keahlian tidak jauh berbeda dan sama2 kuat.

''lee seungri! Menyerahlah! Kau masuk dalam daftar pencarian orang!'', seru siwon.

''tidak semudah itu'', kata namja muda bernama lee seungri itu lalu dengan sigap memukul siwon.

''menyerahlah, hukumanmu akan lebih ringan''.

''sudah aku katakan, tidak semudah itu!''.

Lee seungri mencoba berlari lagi dari tempat itu, kemudian siwon dengan cepat mengambil sesuatu dari saku celananya lalu menempelkannya tepat di jaket bagian belakang dekat krah leher milik seungri.

Lee seungri menoleh ke arah siwon tanpa menyadari aksi yang baru saja dilakukan siwon, lalu tersenyum dan dengan keahliannya memanjat tembok layaknya seorang spiderman.

*pranggg*
Seungri memecah jendela kaca gudang itu hingga membuat kaca itu jatuh berkeping2 di lantai dan berlari sekuat tenaganya.

''siwon ah, kenapa kau membiarkan pria itu lolos?'', seru salah seorang anggota polisi yang lain.

''aku sudah memasang alat pelacak di jaketnya. Dengan melepas umpan kecil saja kita akan mendapat banyak ikan, bukan?'', kata siwon.


*liu liu liu liu*

*stttttttsssss*
Beberapa mobil kepolisian berhenti di depan gudang tempat transaksi senjata ilegal itu.

Seorang polisi wanita keluar dari salah satu mobil itu lalu masuk ke dalam gudang.
''choi siwon!'', kata yeoja itu dengan handy talky nya.

''ne, aku baik2 saja. Jangan khawatir!'', jawab siwon terdengar dari HT milik yeoja itu.

''bukan itu yang aku tanyakan. Kenapa kau biarkan pria itu kabur!!'', teriak yeoja itu.

''aiss, aku kira kau menanyakan keadaanku''.

Gyuri berlari masuk ke dalam gudang, beberapa polisi menangkap sisa sindikat senjata ilegal dan memborgol kedua tangannya lalu dibawa ke dalam mobil patroli polisi.
Siwon menyematkan pistolnya kembali ke kantong di pinggang kanannya.
''kau masih saja emosian. Dia sudah aku pasang alat pelacak. Aku ingin tahu bagaimana jaringannya beroperasi'', kata siwon saat melihat gyuri mendekatinya.

Gyuri tersenyum lalu mengacungkan jempolnya.
''aku tahu seorang brigadir choi siwon tidak akan gegabah'', kata gyuri.

Siwon menyentuhkan ibu jarinya ke arah ibu jari gyuri.
''itu sangat sangat benar brigadir polisi park gyuri'', kata siwon dengan tatapan yang dapat melelehkan setiap wanita yang memandangnya lebih dari 10 detik.



=pulau nami=
Cha nami, yeoja yang sedang marah dengan ayahnya itu berdiri disebuah bukit yang bisa langsung memandang luasnya laut.
Ditepi laut itu, biasanya nami dan ayahnya mencari kerang untuk kebutuhan hidup sehari2.

''Tuhan, kapan kau ijinkan aku pergi dari pulau ini. Apa sekarang belum saatnya aku pergi? Tolong jawab aku!'', seru nami berteriak sambil memandang ke arah laut.

Dengan rumput dan bunga ilalang menari karena hembusan angin laut.
Nami memandang laut disekeliling bukit itu lekat2.
''bertahun2 aku terkurung ditempat ini, kalau seperti ini terus aku akan menjadi perawan tua dan aku harus memendam impianku dalam2'', gerutu nami.

''ayah selalu berkata gantungkan cita2mu setinggi langit karena saat kau terjatuh, kau akan jatuh diantara bintang2. Apa sekarang posisiku sedang jatuh diantara bintang2?'', kata nami lagi.

Nami duduk beralaskan batu karang dan terus memandang deru ombak yang memecah gelombang lautan.

''kenapa ayah katakan departemen kepolisian penuh kebusukan. Bukankah polisi bertugas menangkap penjahat?'', kata nami pada dirinya sendiri.

Nami terus merenung dengan kedua telapak tangannya menopang dagunya.



=kota seoul, di sebuah dermaga=
Lee seungri, pria yang dibiarkan lolos oleh polisi bernama choi siwon sedang menyiapkan perlengkapan menyelamnya di sebuah speedboat.

''rencanaku mungkin harus sedikit ku percepat. Polisi itu membiarkan aku lolos, sedikit aneh!'', guman seungri.

Kemudian ponsel disakunya berdering.

''yeoboseyo?'', jawab seungri.

''seungri ah, kenapa kau bodoh sekali. Kau sudah masuk dalam daftar pencarian orang di departemen kepolisian'', terdengar suara ajeossi dari ponsel seungri.

''gwaenchanayo, anda bisa menolongku bukan? Aku sedang mencari saksi, asal aku dapatkan saksi itu, semuanya beres!''.

''aiss!! Kau jangan meremehkan departemen kepolisian''.

*klik* seungri menutup sambungan teleponnya.

*swiiiingggg*
Seungri mulai melajukan speedboatnya semakin jauh dari arah dermaga.



=departemen kepolisian seoul=
Siwon dan partner kerjanya sedang memperhatikan sinyal alat pelacak yang menempel di jaket seungri.

''uhm gyuri ah, lihat ini!'', kata siwon pada seorang yeoja yang duduk tidak jauh dari tempat ia berada.

''sinyal alat pelacak ini menunjukkan bahwa seungri keluar dari seoul'', kata siwon.

Yeoja yang bernama gyuri itu mendekati siwon dan memperhatikan sinyal alat pelacak dari perangkat komputer yang ada diruang kendali komunikasi.

''kita aktifkan GPS, kita harus tahu kemana tujuan seungri'', kata gyuri.

''disini letak dermaga, arah koordinat berapa dia pergi?'', tanya siwon pada dirinya sendiri.

Gyuri dan rekan kerjanya yang lain sibuk mengaktifkan perangkat komputer.



=di tengah laut, jauh dari dermaga=
Seungri mematikan speedboat nya lalu menyiapkan alat selam miliknya.
''speedboat ini akan aku tinggal disini saja, lebih baik aku menyelam'', kata seungri.

Setelah semua alat selam terpasang ditubuhnya, seungri bersiap2 terjun ke dalam laut.

*byurrrr*
Seungri sudah menceburkan diri ke dalam laut.


Disaat yang sama, sinyal alat pelacak hilang dari perangkat kendali komunikasi departemen kepolisian.


=departemen kepolisian seoul=
''apa yang terjadi? Sinyal itu hilang!'', seru siwon.

''aneh sekali'', guman gyuri.

''aiss, sial!! Aku rasa seungri terjun ke dalam laut. Alat itu tidak akan bekerja didalam air'', kata siwon.

''mweo?? Kau ini, kau selalu gegabah siwon ah. Kenapa kau tidak meniru ayahmu, komisaris polisi choi'', teriak gyuri.

''kau selalu berteriak padaku. Kau sedikit cerewet. Seharusnya kau tidak jadi polisi, lebih baik kau jadi seorang penyiar radio''.

''apa kepalamu terbuat dari batu. Kau tidak pernah mendengarkan saranku?''.

''jangan membandingkan aku dengan ayahku, ara?''.

Melihat siwon dan gyuri bertengkar, rekan kerja mereka memukul meja dengan sangat keras.
*braakkkk*

''berhentilah bertengkar! Kita sedang bekerja. Tolong seriuslah sedikit'', teriak pria itu.

Siwon dan gyuri tertegun saling memandang lalu menoleh kearah pria itu dan mengangguk.



=Didalam laut,
Seungri terus menyelam ke arah sebuah pulau.
Tiba2, cuaca menjadi mendung dan tampak tidak bersahabat. Didalam laut, banyak ubur2 turun ke dasar laut menandakan bahwa ditempat itu akan ada badai. Tidak lama kemudian, hujan lebat turun. Keadaan itu membuat seungri menyelam lebih berat dengan kekuatan ekstra.

Dengan kekuatannya, seungri terus berenang dan berenang dengan harapan segera sampai di pulau itu.

*slattt*
Selang oksigen yang dikenakan seungri tiba2 putus, ini membuat seungri kelimpungan dan panik. Detak jantungnya tidak karuan hingga membuat sisa oksigen yang ada terkuras habis.



=pulau nami=
Nami berlari ke bawah pohon besar di dekat pantai, karena hujan tiba2 turun dengan lebat.

Nami melihat gelombang laut bergejolak begejolak.

Dirumah nami, Tuan cha begitu khawatir karena nami belum juga kembali dan hari itu hujan begitu lebat.
Ajeossi itu terlihat mondar mandir di teras rumah sambil terus memperhatikan ke arah pintu rumah.

''nami ah, kau tidak akan mengerti kenapa aku melarangmu ke seoul, apalagi saat kau katakan kau ingin jadi seorang polisi. Nami ah, eodieseo? (kau dimana?)'', kata tuan cha pada dirinya sendiri.

''kenapa hujannya tidak reda juga. Tuhan tolong jagai putriku dan tolong bawa putriku kembali kesini dengan selamat'', guman tuan cha sambil terus meremas telapak tangannya untuk mengurangi rasa khawatirnya.



Ditengah laut, Seungri sudah berusaha menahan hempasan badai yang terus menerjangnya dengan kondisi tanpa oksigen.

Tubuh seungri dibiarkan terombang-ambing gelombang air laut.

Tidak lama kemudian, tubuh seungri terhempas ke sebuah pantai disuatu pulau yang tidak lain adalah pulau dimana nami dan ayahnya tinggal.

Nami yang sedang berteduh di bawah pohon, dari kejauhan melihat sesosok tubuh terhempas di pinggir pantai.

''apa itu??'', kata nami sambil terus memperhatikan sosok tubuh itu dengan seksama.

''mweo? Itu seperti,, astaga itu orang!'', seru nami.

Ditengah hujan, nami mencoba mendekati sosok itu.Dilihatnya seorang namja yang terperosok dengan muka terjerembab ke dalam pasir.

Nami mencoba membalikkan tubuh itu dan dilihatnya namja itu tidak sadarkan diri.

Nami mencoba menyeret tubuh namja itu ke bawah pohon yang tidak jauh dari tempat itu.

''ya Tuhan, berat sekali'', keluh nami sambil terus menyeret tubuh namja itu semampunya.

Tubuh nami sekarang basah kuyupnya. Nami menatap tubuh namja itu yang masih tidak sadarkan diri.

''apa dia sudah mati?'', kata nami lalu menempelkan telinga kanannya ke dada namja itu.

''jantungnya masih berdetak, dia belum mati. Syukurlah'', kata nami dan mencoba menekan bagian rongga dada namja itu agar air yang tidak sengaja terminum oleh namja itu bisa keluar namun namja itu tetap tidak sadarkan diri.

Nami menatap wajah namja itu lalu semakin mendekatkan wajahnya ke wajah pria itu.

''aku terpaksa memberinya nafas buatan, ini baru pertama aku lakukan'', batin nami.

''semoga berhasil. Kalau pria ini mati bagaimana aku ceritakan pada ayah. Setidaknya aku belajar menyelamatkan nyawa seseorang'', guman nami.

Baru saja bibir nami menyentuh bibir pria itu dan akan bersiap melakukan nafas buatan, tiba2 namja itu sadarkan diri dan membuka matanya.

Lamat2 pria itu melihat seorang gadis tepat diatasnya.

Mata nami dan pria itu saling menatap dan,,,

''hwaaaaaaaaaa!!'', teriak nami syok.

(Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar