Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance*9

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Lee SeungRi (BigBang)
Choi Siwon (Super Junior)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *9

Siwon mengeluarkan pistol yang tersemat dipinggangnya.
Disaat yang sama, nami berdiri tidak jauh dari rumahnya dan melihat siwon berdiri dengan pistol ada di tangan namja itu.
*cekrekk* Siwon menyiagakan pistolnya.

*krossaaakkk* Nami begitu terkejut hingga membuat keranjang kerangnya terjatuh.

Siwon menoleh ke arah nami.
''kau menyembunyikan lee seungri dariku, nami ah?'', tanya siwon.

Nami terdiam seraya memandang siwon dengan tatapan ketakutan.

''kau tidak perlu takut padaku, sekarang tunjukkan dimana seungri berada?'', kata siwon lagi.

Nami menggeleng, ''aniyo!''.

Nami membuka pintu rumahnya namun siwon menahan tangan yeoja itu.
''aku akan masuk'', kata siwon kemudian mencoba masuk ke dalam halaman nami.
''andwe'', teriak nami seraya menahan siwon dengan memeluk namja itu dari belakang.
''tidak boleh!!! Tolong, jangan masuk ke dalam dan mencarinya'', ucap nami lirih.

Siwon melepas pelukan tangan nami kemudian menoleh ke belakang. Namja itu menunjukkan kartu anggota polisinya.
''inspektur choi siwon dari departemen kepolisian korea selatan, kalau kau menghalangi penyidikanku, kau dapat dikenai sanksi'', kata siwon.
''kenapa kau mencari pria bernama lee seungri itu?'', tanya nami.
''untuk penyidikan, kau tahu dimana seungri? Kau mengenalnya bukan?''.
''seungri tidak ada di rumahku''.
''ucapanmu tidak bisa ku percayai. Mianhae!!''.

Siwon menyelonong masuk ke dalam rumah nami. Tuan cha melihat keduanya masuk dengan ekspresi serius saat membelah kayu di halaman rumah.
Tuan cha terkejut melihat siwon membawa sebuah pistol.
''paman, maaf aku harus menggeledah rumahmu'', kata siwon lalu masuk ke dalam rumah dan menyusuri setiap ruangan mencari sosok lee seungri.

Nami mengikuti siwon dari belakang.
''aku khawatir kalau seungri tiba2 kembali ke rumah'', batin nami.

Tuan cha berhenti sejenak kemudian menaruh kapaknya di dekat tumpukan kayu.
''Dia anak polisi choi. Aku tahu sekarang, ketiga pria itu mengawasi siwon karena namja itu ingin mengungkap lebih dalam tentang kasus itu'', guman tuan cha.

Siwon masuk ke kamar paman cha.
''apakah ini kamar tidur ayahmu?'', tanya siwon.
''ne! Kau tidak akan menemukan pria itu disini'', kata nami.

Siwon melihat dua selimut yang terlipat rapi.
''ayahmu tidur sendirian?'', tanya siwon.
''ne! Aku punya kamar sendiri'', jawab nami.
''jika kamar ini ditempati satu orang, kau tidak perlu menyediakan selimut untuk dua orang'', kata siwon sambil menunjuk kearah dua buah selimut itu.
''eung??'', nami tidak bisa membuat alasan pada siwon.
''berarti kamar ini ditempati dua orang, bukankah kau hanya tinggal dengan ayahmu?''.
''itu karena,,, karena aku selalu tidur di dekat ayahku saat tengah malam, aku selalu mimpi buruk'', jawab nami seadanya.
''kau membuatku takut siwon ssi? Apa kau tidak percaya padaku?'', tanya nami lagi.
''sudah ku katakan aku tidak percaya padamu''.

Siwon melanjutkan penggeledahan di kamar nami. Segala sesuatu yang ada di kamar nami tidak lepas dari penyelidikan siwon. Namja itu melihat sesuatu yang ia kenal di balik pintu kamar nami. Siwon mengambil alat pelacak itu lalu menunjukkannya pada gadis itu.
''ini alat pelacak yang ku pasang di jaket seungri, nami ah kau bisa kena sanksi karena berani menyembunyikan seorang buronan'', tanya siwon.
''buronan polisi? Seungri??'', seru nami terkejut.

Tiba2 paman cha masuk ke dalam kamar nami,
''pria yang kau maksud itu ada disini, ya lee seungri. Dia bukan seorang buronan, kau harus mencelikkan matamu agar kau mengerti tentang kebenaran yang ada'', kata tuan cha.
''ayah??'', kata nami seraya memegang lengan tuan cha dengan harapan ayahnya tidak mengungkap sesuatu lagi tentang seungri.

Siwon menoleh dan menatap tuan cha.
''kasus perdagangan senjata itu akan aku usut tuntas'', kata siwon.
''jangan kau lihat hanya karena satu kesalahan lalu kau menganggap orang itu bersalah'', kata tuan cha.
''Dan orang yang kau anggap benar itupun sedang berusaha untuk menutupi banyak kesalahan yang ia buat'', kata tuan cha lagi.
''paman, aku ditugaskan ke sini untuk membawa seungri ke seoul. Jangan memberikan pengertian lain lagi selain seungri adalah seorang buronan''.

Sementara tuan cha dan siwon beradu argumen, nami keluar dari rumahnya dan memunguti kerang yang terjatuh di depan rumahnya.
''bagaimana jika seungri ditangkap? Tidak mungkin seungri seorang penjahat'', batin nami seraya memandang jalanan di depannya.
''jangan kembali ke rumah saat ini, seungri ah'', batin nami lagi.


=di bukit karang=
Seorang pria asing dengan ponsel di telinga kanannya sedang mengobrol via telepon.
''putramu berhubungan dengan chunsu, pria tua itu pasti akan mengungkapkan rahasia tentang kasus 15 tahun silam'', kata pria itu.
''kalau chunsu begitu berbahaya, bunuh saja!''.
*klik*


=disalah satu sisi pulau nami=
Gyuri dan seungri duduk di tepi sawah dengan sebuah sepeda di samping mereka.
''sepeda itu kau sewa dengan harga berapa?'', tanya seungri.
''kau tidak perlu tahu'', jawab gyuri singkat lalu tersenyum.
''gyuri ah, aku merasa paman cha dan nami sedang dalam bahaya''.
''aku tidak mengerti bagaimana ayah nami terlibat dalam kasus ini''.
''sudah aku katakan bahwa aku ke pulau ini untuk mencari cha chunsu''.
''mweo?''.
''ya, cha chunsu adalah saksi yang sengaja dihilangkan. Padahal saksi itu tidak hanya cha chunsu. Mereka melupakan yang seorang lagi''.
''Mereka melupakan sesuatu yang sangat kecil''.

Flash Back
#''ayahhhh???'', teriak seorang anak laki2 dengan seragam sekolah dasar.
''pergi dari sini, seungri ah!'', kata seorang pria yang sudah bersimbah darah.
Tuan cha chunsu yang kala itu masih berdinas sebagai polisi langsung membopong seungri kecil pergi dari tempat itu.
''paman!! Tolong ayahku!!'', teriak seungri kecil.
''seungri ah, aku akan menyelamatkanmu''.
Seungri kecil menoleh ke arah sebuah rumah dengan berlinang air mata.
''bagaimana dengan ayahku!! Paman!!! Aku ingin menolong ayahku'', kata seungri yang terus meronta#end.

Seungri memandang gyuri.
''jangan meremehkan hal kecil karena itu bisa membuatmu hancur'', kata seungri.
''mweo??'', gyuri melongo.
''kau tahu pesawat antariksa milik amerika yang gagal mendarat ke bumi setelah menyelesaikan misinya di luar angkasa?''.
''ya. Aku tahu dari berita internet. Saat itu aku masih sekolah, kenapa kau tanyakan hal itu?''.
''pesawat antariksa itu meledak di atas lain wilayah kanada dan setelah di selidiki oleh NASA, ditemukan sebuah lubang kecil di badan pesawat. Lubang inilah yang menyebabkan munculnya api ketika bergesekan dengan atmosfir bumi''.
''hal kecil dalam kehidupan kita bisa menjadii hal besar dan gawat jika kita tidak peka untuk tahu dan segera membereskannya'', kata seungri lagi.


=Rumah Nami=
Siwon keluar dari rumah nami lalu melihat gadis itu masih memunguti kerang yang tercecer.
''jangan panik!! Jangan panik!!'', kata nami lalu memegang kepalanya.

Siwon mendekati gadis itu lalu membantunya memunguti kerang2 itu.
''kau berkata *jangan panik!* tapi kau sendiri menunjukkan sikap bahwa kau sangat panik'', kata siwon.
''apa maksudmu?'', tanya nami.
''apa kau pernah membaca kisah komik perjalanan seekor bebek dengan ketiga ponakannya pergi ke padang gurun yang panas dan gersang? Kemudian dia bertanya pada ketiga ponakannya yang bangga sebagai anggota pramuka. Jawabannya sangat sederhana *jangan panik ketika masalah datang*''.
''aku tidak punya masalah apapun, aku hanya memposisikan diriku untuk tidak panik dalam kondisi apapun''.
''jeongmalyo kau tidak panik??''.
''ya aku panik! Bagaimana aku tidak panik karena melihat seorang polisi menodongkan pistolnya ke arahku??''.
''kau akan pergi ke pasar? Ayo aku akan mentraktirmu minum arak beras'', kata siwon.
''kau berpura2 baik padaku dengan mentraktirku minum arak beras kemudian membawaku ke kantor polisi'', kata nami.
''mweo? Aiss!!!''.
''kau bilang jika aku menyembunyikan seungri, aku akan di penjara''.

Nami menolak ajakan siwon lalu berjalan ke pasar sendirian.
Tanpa ia sadari, siwon mengikuti nami dari belakang.

''paman, apa kau mau membeli kerang2ku?'', tanya nami pada seorang penjual kerang saat sampai di sebuah pasar.
''aniyo, aku bisa membelinya dari orang lain'', teriak ajeossi itu.
''kelakuanmu dan temanmu itu membuatku sakit hati'', kata ajeossi itu lagi yang ternyata adalah pedagang ikan yang pernah dipukul oleh seungri.
''teman yang mana??'', tanya nami.
''aiiss, pergi kau. Atau ku lempar pisau ini ke wajahmu''.
Nami mengangguk lalu pergi dari tempat itu.

Nami mendekati seorang ajumma kemudian menawarkan dagangannya.
''ajumma, apa kau ingin membeli kerang2 ini?'', tanya nami.
''eolmayeyo?'', kata ajumma itu.
''15 ribu won''.
''kau yakin?''.
''aku tidak memikirkan betapa sulitnya aku mencari kerang2 ini. Hanya aku ingin pulang dan membawa beberapa uang untuk menyelamatkan temanku''.
''mweo??''.
''jika seorang dipenjara, apa aku bisa membebaskannya dengan uang 15 ribu won?''.
Ajumma itu tertawa, ''15 ribu won untuk bayar denda pengadilan. Lebih baik kau kembali ke rumah dan menangis di balik pintu kamarmu''.
Ajumma itu memberikan 15 ribu won kepada nami.

Nami melewati kios ajeossi pedagang ikan tadi. Tanpa nami sadari, ajeossi itu menaruh sebuah bungkusan plastik ke dalam keranjang milik nami.
''pencuri!! Pencuri!!'', teriak ajeossi itu sambil mengacungkan jarinya ke arah nami.

Semua orang menoleh ke arah nami dan Ajeossi itu masih menunjuk ke arah tempat nami berdiri.
''gadis itu mencuri cumi2ku'', teriak ajeossi itu.

Beberapa orang berhambur ke arah nami hingga membuat nami mundur ke belakang.
''aku tidak mencurinya! Sungguh!'', kata nami ketakutan.
''lebih baik kita beri pelajaran, biar kapok'', kata ajeossi itu seraya memukuli nami dan diikuti oleh beberapa orang pasar itu.
*bak buk bak buk* banyak orang melakukan aksi main hakim sendiri.

Nami terjatuh karena banyak orang yang terus memukuli dirinya.
''Hentikan, aku bukan pencuri!!'', kata nami lirih.

Melihat nami dipukuli orang banyak, siwon berlari ke arah kerumunan itu lalu menarik beberapa orang yang mencoba memukuli nami. Namun karena terlalu banyak masa, siwon tidak bisa menyusup masuk melindungi nami.

Lalu siwon mengeluarkan pistol dari pinggangnya.
*dorrrr* Siwon menembakkan senjatanya ke udara hingga membuat keadaan jadi hening seketika.
''kalian ingin main hakim sendiri?'', teriak siwon.
''bagaimana kalian bisa terpancing emosi hanya karena ucapan satu orang. Apa kesalahan gadis ini?'', tanya siwon lagi.
''gadis ini mencuri cumi2'', jawab banyak orang.

Siwon mendekati nami lalu melihat keranjang yang ia bawa kemudian Siwon mengambil bungkusan plastik itu.
''paman, bagaimana seorang pencuri akan membungkus rapi hasil curiannya?'', tanya siwon pada pedagang ikan itu.
''kenapa kau tahu yang ia curi adalah cumi2?'', tanya siwon lagi.

Pedagang ikan itu hanya menunduk karena ketakutan.
''aku bisa menahanmu karena masalah ini'', kata siwon.
''kau ingin aku membawamu ke kantor polisi?'', tanya siwon lagi seraya menunjukkan kartu anggota polisinya.
''tolong ampuni aku'', kata ajeossi itu sambil berlutut kemudian membungkukkan kepalanya hingga menyentuh tanah.
''aku hanya memberikan pelajaran untuk gadis itu. Karena dia dan teman prianya pernah menghajarku'', kata ajeossi itu lagi.

Siwon menoleh ke arah nami yang sudah babak belur itu.
''kau minta maaflah dulu pada gadis itu'', kata siwon pada ajeossi itu.

''mianhae! Mianhae!'', kata ajeossi itu.
''paman, aku memaafkanmu. Gwaenchana, aku juga minta maaf karena pernah memperlakukanmu secara tidak baik'', kata nami.

Nami mengambil keranjang kerangnya lalu pergi dari tempat itu.
''jangan berurusan lagi dengan gadis itu'', pesan siwon pada ajeossi itu.

Siwon memandang nami yang berlalu dari tempat itu sambil tersenyum.
''teman priamu? Lee seungri ,bukan?'', guman siwon.

Siwon menyusul nami lalu mengambil keranjang yang dibawa gadis itu. Namja itu memandang nami yang memar di beberapa bagian wajahnya.
''lihat dirimu sekarang. Aku akan menggendongmu'', kata siwon.
''aniyo, aku baik2 saja. hanya luka seperti ini, tidak masalah untukku. Kenapa harus di gendong?'', kata nami.

Siwon jongkok didepan nami sambil menepuk punggungnya.
''ayo cepat!!'', kata siwon.
''kalau kau tidak mau, aku akan katakan pada ayahmu kalau kau dipukuli orang'', kata siwon lagi.
''Andwe! Jangan katakan padanya''.

Siwon menggendong nami dan berjalan menyusuri jalanan kecil di desa itu.
''kau tidak perlu menggendongku'', kata nami.
''gwaenchana''.
''Kau tidak perlu bersikap berlebihan untuk mendapatkan informasi tentang pria itu padaku''.
''kau pikir aku melakukan ini karena sedang berusaha membujukmu untuk mengatakan hal penting tentang seungri?''.
Nami mengangguk.
''saat ini anggap saja aku bukan seorang polisi yang sedang mencari buronannya'', kata siwon.
''aku tidak bisa menganggapmu seperti itu'', kata nami.
''aiss!!''.


Disisi lain,
Seungri menaiki sepeda bersama gyuri. Keduanya menyusuri jalanan desa itu dan melihat seorang kakek duduk termenung di dekat jalan. Seungri melewati kakek itu kemudian gyuri menepuk punggung namja itu.
''stop!!'', kata gyuri.
''mweo??'',
Seungri menghentikan sepedanya.
Gyuri mendekati kakek itu kemudian memberikan beberapa lembar uang won.
''kau melihatku seperti seorang pengemis?'', tanya kakek itu.
''aniyo! Aku hanya berharap ini bermanfaat untukmu'', jawab gyuri.
''aku memiliki sebuah mata kail yang sangat berharga karena aku membelinya saat masih tinggal di seoul. Aku hanya punya mata kail tanpa punya pancing''.
''kakek bersedih hanya karena tidak punya pancing?''.
''Kemarin adalah hari perkawinan emas ku dengan istri yang ku cintai. Lalu aku menjual mata kailku yang berharga untuk membelikannya sebuah kalung ternyata saat aku sampai di rumah, istriku telah menjual liontinnya untuk membelikanku sebuah pancing'', terang kakek itu.
''apa kakek kecewa karenanya?''.
Kakek itu mengangguk.
''kasih sejati hanya terbukti jika kita mau berkorban untuk orang yang kita kasihi. Dengan kakek memberikan yang paling berharga, itu sudah menjadi bukti anda mengasihi istrimu demikian juga sebaliknya'', kata seungri.
''aku sangat lega sekarang. Dengan kalian duduk menemaniku, itu lebih berharga dari lembaran uang won yang ingin kau berikan padaku'', kata kakek itu.

Beberapa saat kemudian, Seungri dan gyuri beranjak ke sepedanya lalu namja itu mulai melaju.
''hei, kau jangan banyak bergerak'', kata seungri seraya menyeimbangkan posisi sepeda itu yang sedikit oleng.
''pantatku sakit. Aku tidak betah!!'', kata gyuri.

Seungri mengayuh sepedanya di jalanan desa ke arah penginapan bibi sora.

Tiba2,
*sttttttt* seungri mendadak menghentikan sepedanya.
Ia melihat siwon dengan nami tidak jauh dari hadapannya.
Gyuri melongok ke depan mencari tahu apa gerangan yang membuat seungri menghentikan sepedanya.

Siwon terkejut melihat pria yang ada didepannya itu.
''lee seungri!'', ucap siwon saat melihat namja yang ada di hadapannya.

(Kim Hyun Joong- Kiss Kiss)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar