Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance *4

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Choi Siwon (Super Junior)
Lee SeungRi (BigBang)
park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *4

=Nami Island=
Pulau nami terletak 63 Km sebelah utara sungai han dan pulaunya berbentuk bulan sabit.

Go>>

Nami mendengar lamat2 seungri menyebut nama ayahnya didalam perbincangan teleponnya.
''ada apa dengan pria yang bernama cha chunsu?'', tanya nami tiba2 hingga membuat seungri terkejut lalu mematikan panggilan teleponnya.

(ost JYJ- In Heaven)
Seungri menatap nami tanpa berkedip dan tidak mampu berkata apapun.
''katakan padaku? Kenapa kau menyebut nama ayahku?'', tanya nami penuh kecurigaan dan terus mendesak seungri.
''oh kau salah dengar, kenapa kau menyusulku? Apa kau mau minta maaf karena telah menendangku?'', tanya seungri mengalihkan pembicaraan gadis itu.
''kau tidak sedang berhadapan dengan seorang nenek berusia 100 tahun, aku dengar apa yang kau bicarakan, kau menyebut nama ayahku!'', tanya nami terus menyelidiki.

Seungri tidak menjawab pertanyaan nami dan berjalan meninggalkan gadis itu.
''aku akan menendangmu dan ku biarkan kau terlempar ke dalam laut'', teriak nami jengkel karena seungri mengacuhkan dirinya.
''ya aku menyebut nama ayahmu, cha chunsu. Karena.. Uhm karena ayahmu tadi juga memukulku, mengira aku membawamu pergi ke seoul'', jawab seungri.
''lalu kenapa kau membicarakan ayahku di telepon?''.
''oh itu aku sedang curhat pada temanku yang ada di seoul, kau pasti mengira hal yang tidak2 padaku?''.
''Eung seperti itu? Apa kau kesakitan? Ayahku selalu curiga pada setiap orang''.
''ya memang kenyataannya seperti itu!! Apa kau bisa membayangkan jika aku dipukul oleh dua orang sekaligus??'', teriak seungri.
''itu pasti akan sangat sakit!! mianhamnida! Mianhamnida!'', kata nami berkali2 menunduk meminta maaf namun seungri mengacuhkannya.

Seungri meninggalkan nami seraya menyunggingkan senyumnya.
''memang gadis itu begitu mudah dibodohi! Benar2 kasihan!'', batin namja itu.

''tunggu!! Hei,'', seru nami seraya berlari mengejar seungri yang sudah berjalan mendahuluinya menuruni jalan.

*brukkk krosakkk*
Karena terburu-buru mengejar seungri, nami terpeleset hingga terperosok. Sekarang posisi gadis itu berada ditebing bukit karang.
Nami memegang batuan kecil yang tertancap kuat dibukit karang itu.

Dibawah kaki nami tepi laut dengan banyak batuan dan juga ombak yang besar, cukup dengan melompat ke bawah dan bisa membuatnya mati seketika itu juga.
Nami bergelantungan menahan berat tubuhnya dan terus berpegang pada batu kecil itu.

''Tolong aku, seungri ssi!!'', seru nami panik.

Mendengar nami meminta tolong padanya, seungri menoleh namun tidak melihat gadis itu ada di atas bukit.
''tolong aku!! Kau ingin aku mati??'', teriak nami.

Seungri berlari keatas dan mencari sosok yeoja yang berteriak minta tolong padanya.
''seungri ssi! Aku disini, cepat tolong aku!!'', teriak nami.

Seungri kemudian melihat yeoja itu bergelantungan ditebing bukit karang.Namja itu langsung bergegas mendekati posisi nami dan mencoba menariknya ke tempat yang aman.
Posisi seungri dengan mengaitkan kedua kakinya pada dua buah batu dengan kepala terarah ke tebing didekat nami lalu mengulurkan tangannya.
''pegang tanganku! Kau tidak perlu panik!'', kata seungri.
Nami mencoba menggapai tangan seungri.

*slattt*
Seungri berhasil menarik nami dan sekarang tubuh yeoja itu ada ditempat yang aman.
Nami yang masih tengkurap berbalik lalu merebahkan tubuhnya dan memandang ke arah langit, jantungnya berdetak sangat kencang.
Lutut dan siku gadis itu babak belur karena terhempas kena batuan karang.
Seungri duduk di samping nami.
''seungri ssi, gomaweo! Gomaweo!'', ucap nami sambil memejamkan matanya.
''aku sangat panik saat kau berteriak dan aku tidak melihatmu! Kenapa kau bertindak bodoh?'', kata seungri.
''jangan katakan aku bodoh, aku tamat sekolah menengah atas tepat waktu''.
''kenapa kau masih bisa bercanda disaat seperti ini! Kau bisa mati tadi''.

Seungri melihat luka di siku dan lutut nami.
''pasti itu sangat sakit, aku akan membawamu ke rumah sakit'', kata seungri.
''disini tidak ada rumah sakit. Ada klinik di dekat pasar. Tolong jangan beritahu ayahku dan bibi sora kalau aku terperosok'', kata nami.
''waeyo??''.
''karena ayah pasti akan sangat khawatir. Kau tahu kan bagaimana seorang ayah akan sangat khawatir karena putrinya??''.
''aku tidak tahu bagaimana khawatirnya seorang ayah pada anaknya!''.
''mweo??''.
''lupakan! Sekarang yang terpenting lukamu terobati''.

Nami berjalan terpincang dan seungri berjalan disisinya. Yeoja itu teringat bahwa dirinya meninggalkan keranjang berisi kerang di pinggir pantai.
''uhm, keranjang kerangku, aku harus mengambilnya'', kata nami.
''akan aku ambilkan untukmu. Jankanman gidariseyo! (tunggu sebentar)'', kata seungri lalu berjalan ke tepi pantai mengambil keranjang kerang milik nami.

Tidak lama kemudian, namja itu sudah kembali ke tempat nami menunggunya dengan keranjang kerang ia tenteng di tangan kirinya.
''apa kerang2 ini sangat penting untukmu??'', tanya seungri.
''kenapa??'', tanya nami.
''karena disaat kau sakitpun kau masih mengingat keranjang kerangmu''.
''kerang2 itu tidak hanya penting untukku tapi juga untuk ayahku''.
''kau menyelam seorang diri, itu sangat berbahaya''.
''tidak ada pilihan lain, seungri ssi. Jika aku punya pilihan lain, aku akan memilih sebagai pencari kerang''.
Seungri menatap nami sendu dan melihat pengorbanan besar di dalam diri gadis itu.


=Departemen kepolisian kota seoul=
Siwon menemui komisaris choi di ruangannya. Komisaris choi baru saja menemui kepala polisi unit daegu dan sesuai janjinya, Ia memanggil siwon ke ruangannya.
''komisaris choi, aku ingin menyelesaikan kasus perdagangan senjata ilegal itu, dan pria bernama lee seungri itu aku yakin dia bisa menjadi kunci kasus ini'', kata siwon.
''bukankah ada kasus yang lebih besar dari itu, kenapa memilih kasus itu untuk kau usut?'', tanya komisaris choi.
''karena perdagangan senjata itu ada hubungannya dengan kasus kematian lee bowman, kasus yang ditutup 15 tahun lalu''.
''apa yang akan kau lakukan?''.
''aku akan pergi ke pulau nami. sinyal alat pelacak menunjukkan bahwa seungri berada di pulau nami''.
''kapan dan dengan siapa kau pergi?''.
''besok. Aku memilih partner kerja, brigadir polisi park gyuri''.
''tunjukkan surat tugas itu padaku?''.

Siwon menyerahkan surat tugas itu pada komisaris choi.
Ayah siwon itu menorehkan tanda tangan dan cap stempel miliknya lalu memberikannya pada siwon lagi.
''pergunakan ini dengan sebaik2nya. Tapi aku sarankan lebih baik kau mencari kasus yang lebih menguntungkan untukmu'', kata komisaris.
''aku bekerja tidak untuk mencari untung, komisaris!'', kata siwon.
Komisaris mengangguk lalu tersenyum.

Siwon keluar dari ruang kerja komisaris choi dengan persetujuan surat penugasan dirinya dan park gyuri.

Didalam ruang kerja kepala polisi seoul,
Komisaris choi mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
''apa kau sudah menjaganya dengan baik? Aku mempercayaimu bertahun2. Apalagi anakku tidak hanya mengusut perdagangan senjata ilegal itu tapi juga kematian lee bowman'', terang komisaris choi.
''tenang saja boss, aku akan mengutus anak buahku membuntuti putramu'', kata seorang pria yang terdengar dari ponsel komisaris choi.
''ya, aku percaya kau akan melakukannya dengan baik''.


Jam dinas selesai, siwon dan gyuri berjalan beriringan lalu masuk ke dalam mobil.
''besok akan sangat menyenangkan, siwon ah'', kata gyuri.
''kita pergi bertugas gyuri ah. Kau tidak perlu seriang ini'', kata siwon.
''tolong ingatkan aku untuk tidak lupa membawa sunblock ku, alat make up dan juga pakaian hangat''.
''aiss!!!''.
Gyuri tertawa cekikikan melihat ekspresi wajah siwon.
''ya dan aku akan menjagamu melibihi pasukan pengaman presiden'', kata siwon lagi.
''jangan menertawakanku, apa aku begitu lucu??'', tanya siwon lagi.
''aku tidak akan tertawa lagi'', kata gyuri lalu menyentuh bibirnya dengan jarinya seolah2 mengunci bibirnya agar tidak tertawa lagi.


Siwon membelokkan mobilnya di sebuah taman kota dimana setiap sore hari ramai dipadati orang untuk berolah raga.
''kenapa kau membawaku kemari?'', tanya gyuri lalu melepas sabuk pengamannya.
''ini tahap pertama sebelum kau ikut denganku ke pulau nami'', kata siwon.

Siwon dan gyuri berdiri berdampingan lalu namja itu menunjuk sebuah pohon besar tidak jauh dari tempat itu.
''kita akan berlari sampai di pohon besar itu'', kata siwon.
''mweo??'', seru gyuri.
''lakukan sekarang! Mulai!''.

Siwon mulai berlari diikuti gyuri yang kerepotan dengan sepatu hak tingginya.
''brigadir polisi choi, Tunggu!!'', teriak gyuri.
Siwon menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah gyuri.
''apa kau tidak melihat aku memakai sepatu hak tinggi?'', tanya gyuri.
Siwon hanya tertawa.
Gyuri melepas sepatunya lalu memberikannya pada siwon.
''kau harus memakainya!'', kata yeoja itu.
''mweo??'', protes siwon.
''kalau kau tidak memakainya kau tidak akan tahu bahwa permainan ini tidak seimbang''.
Siwon melepas sepatunya, walau dilihat dan ditertawakan banyak orang, namja itu tidak peduli dan memakai sepatu gyuri.
''kau lihat! Sepatumu sangat kecil'', kata siwon.


=di sebuah pasar, pulau nami=
Nami dan seungri masuk di sebuah klinik kesehatan tidak jauh dari pasar.
''lebih baik kau keluar'', pinta nami saat ia akan diobati oleh seorang dokter.
''aku akan menunggumu disini'', kata seungri.
Dokter itu mengambil gulungan kain kasa, betadine dan beberapa obat lain.
''lukamu tidak cukup dalam, jangan khawatir'', kata dokter itu.
Nami mengangguk.


Nami menjual kerang hasil menyelamnya tadi pagi ditemani seungri dengan siku dan lutut yang sudah terplester dengan baik.
Seungri menenteng keranjang kerang itu sejak dari tepi pantai, ke klinik dan hingga sekarang ke pasar.
''ajeossi, kau jangan membelinya terlalu murah, ayo naikkan sedikit harganya'', kata nami pada seorang pedagang yang ingin membeli kerangnya.
''anieyo, bukankah dengan harga 30 ribu won aku selalu membelinya dari ayahmu, kenapa kau ingin minta tambah?'', kata ajeossi penjual ikan laut itu.
''paman, harga 30 ribu won terlalu murah untuk kerang sebanyak ini'', kata seungri ikut menimpali.
''kalau kau tidak mau dengan harga harga 30 ribu won, lebih baik aku mencari penjual kerang yang lain yang lebih segar dari milikmu'', kata ajeossi itu tetap ngotot tidak mau menaikkan harga beli kerang milik nami.

Seungri lalu menarik krah baju ajeossi itu.
''paman, kau disini sedang berpikir mencari kerang terbaik dan kau tidak memikirkan gadis ini akan makan apa dengan ayahnya'', teriak seungri.

Ajeossi itu terjinjit2 karena ditarik krah bajunya oleh seungri.
''aku tidak peduli gadis itu akan makan atau tidak! Aku berjualan dan aku mencari untung bukannya mencari pahala'', kata pedagang itu.

*bukkkkk*
Seungri memukul ajeossi itu hingga jatuh tersungkur.
''aku tidak hanya memukulmu tapi aku juga akan membuang semua daganganmu!'', kata seungri.

Paman itu sangat ketakutan dengan ulah seungri.
''baiklah! Baiklah! Aku akan membelinya 50 ribu won'', kata pedagang itu lalu memberikan uang 50 ribu won pada nami.

Nami menolak uang 50 ribu won itu dan memutuskan membawa pulang kerang2 miliknya.
''aku tidak jadi menjual kerang2 ini, mianhamnida'', kata nami.
''kau tidak boleh seperti itu. Kau harus menjualnya'', kata seungri.

Seungri mengambil uang 50 ribu won itu lalu menaruh keranjang kerang milik nami diatas meja dagang pria itu.

''awas kau! aku akan membalas semua perlakuanmu padaku. Anak kurang ajar'', teriak pedagang itu saat melihat seungri dan nami berlalu dari tempat itu.

''apa kita akan baik2 saja? Ajeossi itu galak sekali'', tanya nami pada seungri.
''biarkan saja, aku akan patahkan lehernya jika berani menganggumu lagi'', kata seungri.
Nami hanya tersenyum.


=Rumah Nami=
Nami bergegas masuk dengan membuka pintu pagar rumahnya.
''ayah!!'', seru nami melihat ayahnya ada diteras rumah.

Seungri tidak masuk ke halaman rumah dan hanya mengantar gadis itu sampai di depan rumahnya.
''dengan siapa kau pulang?'', tanya tuan cha seperti punya indera keenam bahwa nami pulang bersama orang lain.
''eung! Aku bersama seungri. Pria yang ayah dipukul di penginapan bibi sora'', kata nami.
''mweo? Namja itu menganggumu? Aiss akan aku beri pelajaran'', teriak tuan cha kemudian berlari keluar rumahnya, nami mengejar ayahnya.

Sampai didepan rumah, tuan cha tidak melihat sosok lee seungri di sana.
''ayah tidak akan memukuli lee seungri lagi kan?'', tanya nami.
''apakah namja itu punya baling2 ajaib kenapa perginya cepat sekali!'', seru tuan cha lalu masuk ke dalam rumah.

Nami clingak clinguk mencari sosok seungri.
''seungri ssi! Psssttt psssttt'', panggil nami.

*krosaakkk glodakkk*
Sebuah rating pohon terjatuh didepan rumah nami disertai dengan sosok namja yang jatuh terperosok tidak jauh dari onggokan ranting pohon itu.
''mweo? Seungri ssi!'', seru nami lalu membantu namja itu berdiri.
''Kenapa kau diatas pohon?'', tanya nami sambil menahan tawa.
''itu karena ayahmu!'', kata seungri sambil mengusap pantatnya kesakitan.
''ya sudah, aku pergi. Uhm ya, jangan menemuiku lagi'', kata seungri lagi.

Seungri bergegas meninggalkan tempat itu dan nami hanya memperhatikannya.
''aiss, bukankah dia yang selalu menemuiku. Kenapa dia bisa katakan aku yang suka menemuinya?'', guman nami.

Seungri menoleh ke arah nami lalu mengacungkan telunjuknya.
''jangan mengikutiku dan jangan menemuiku'', kata seungri.
''aku tidak melakukan apapun!'', teriak nami.

Nami masuk ke dalam rumah namun tuan cha sudah tidak ada di teras.
''mweo?? Ternyata ayah punya baling2 ajaib'', kata nami tersenyum.

Tuan cha ada di kamarnya dan membuka sebuah kaleng yang ia simpan di lemari bajunya.
Dibukanya kaleng itu dan diambilnya sebuah lencana kepolisian yang sudah agak usang.
Tuan cha mengusap lencana berwarna keemasan yang sudah kusam itu agar menjadi sedikit mengkilap dengan baju yang ia kenakan.

Flash Back
#Cha Chunsu adalah seorang anggota kepolisian kota seoul yang menjadi seorang orang tua tunggal sejak istrinya meninggal karena melahirkan putrinya, Cha Nami.
Karena sesuatu hal, tuan cha memutuskan untuk keluar dari departemen kepolisian saat nami masih sangat kecil.
''chunsu ah, apa kau benar2 yakin akan keluar dari departemen kepolisian?'', tanya seorang ajeossi dengan baju dinas polisi pada tuan cha yang masih berseragam polisi.
''ne, semua demi keselamatan putriku'', jawab tuan cha#end.

Lamunan tuan cha buyar ketika mendengar nami mengetuk pintu kamarnya.
''ayah? Apa kau ada didalam??'', tanya nami.
Tuan cha bergegas memasukkan lencana itu kembali kedalam kaleng dan meletakkannya ke dalam lemari pakaiannya.
''ya, tunggu sebentar'', kata tuan cha kemudian membuka pintu kamarnya.

Nami menunjukkan beberapa lembar uang di genggaman tangannya.
''ayah, lihat aku membawa uang 50 ribu won, ini lebih banyak dari biasanya. Seungri membantuku. Ayah jangan salah paham padanya. Walau dia dari seoul, dia tidak jahat padaku'', kata nami.
''apa ayah masih tidak mengijinkan aku untuk pergi ke seoul?'', tanya nami.
''orang2 seoul itu sangat mementingkan diri sendiri'', kata tuan cha.
''tapi seungri membuktikan bahwa orang seoul tidak seperti yang ayah katakan''.
''kalau kau ke seoul, aku mati'', kata tuan cha lalu keluar dari kamarnya dan mengambil jaring selamnya yang biasa untuk menangkap kerang.

Nami mencoba menahan ayahnya untuk pergi menyelam.
''ayah, jangan pergi menyelam. Ya, aku tidak akan ke seoul'', kata nami.

Tuan cha meletakkan jaring selamnya lalu memeluk putrinya.
''jangan kau berpikir aku ayah yang jahat, semua demi kebaikanmu nami ah, aku tidak ingin kau terluka'', kata tuan cha.

Nami mengangguk seraya mengusap air matanya didalam pelukan ayahnya.
''ayah, aku mencintaimu'', kata nami.

Malam harinya,
Nami tidak bisa memejamkan matanya lagi, pikirannya masih terbayang bagaimana caranya bisa pergi ke seoul tanpa menyakiti hati bapanya itu.
Nami beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke penginapan milik bibi sora.


=Penginapan Bibi Sora=
''ajumma, apa kau sudah tidur?'', tanya nami sambil mengetuk pintu penginapan itu.
Tidak lama kemudian, bibi sora membuka pintu penginapannya.
''nami ah?? Ada apa kau malam2 datang kemari?'', tanya bibi sora seraya menyuruh nami masuk ke dalam karena diluar begitu dingin.

Bibi sora menutup kembali pintu penginapannya kemudian masuk ke dalam dan duduk di dekat nami.
''Aku sangat lapar. Bibi, mau membuatkanku mie ramen?'', tanya nami.
Tidak biasanya nami malam2 menemui bibi sora hanya untuk meminta dibuatkan semangkuk mie ramen.
Bibi sora mengangguk lalu pergi ke dapur untuk membuat mie ramen.

Tidak berapa lama, bibi sora menemui nami sambil membawa semangkuk mie ramen.
''nami ah, apa yang kau pikirkan? Ceritakan padaku'', tanya bibi sora.
''apa bibi tahu kenapa ayah melarangku pergi ke seoul dan menjadi seorang polisi?'', kata nami.

Bibi sora terhenyak sesaat.
''itu karena, uhmm.. Makan dulu mie ramenmu sebelum dingin''.
Nami mengangguk.
''bibi, aku ingin ke seoul. Ketika ayahku mencariku, tolong katakan apapun yang ingin bibi katakan. Jangan biarkan ayahku melakukan hal yang tidak2'', kata nami dengan muka penuh harap.

Bibi sora hanya bisa mengangguk dan tidak tega untuk menolak gadis itu.

Mendengar pembicaraan nami dan bibi sora, membuat seungri sedang yang tidur menjadi terjaga.
Seungri perlahan membuka knop pintu kamarnya dan mendekati arah sumber suara.
Dilihat oleh namja itu, nami sedang menikmati semangkuk makanan dengan posisi duduk membelakangi dirinya.

Saat hendak menepuk bahu yeoja itu, tiba2 yeoja itu terisak sambil menutup mulutnya dengan tangan untuk menahan agar tangisannya tidak terdengar oleh bibi sora.

Seungri pov
#kenapa aku jadi kasihan dengan gadis ini. Ya, Cha Nami apa kau ingin ke seoul? Kau ke seoul hanya untuk menjadi seorang polisi? Ayahmu begitu keras mendidikmu. Ayahmu dulu seorang polisi, apa kau tahu tentang hal itu?#end.


=keesokan harinya, di sebuah dermaga, dekat kota seoul=
Siwon menunggu kapal feri yang akan membawanya ke pulau nami bersama dengan park gyuri di dermaga gapyeong.
Untuk sampai ke pulau nami mereka harus naik kapal feri menyeberang selama kurang lebih 10 menit.

Melihat tas koper yang dibawa gyuri seperti akan pergi berlibur membuat siwon tertawa terpingkal.
''kau sedang dalam tugas dinas, gyuri ah. Kau tidak sedang pergi berlibur'', kata siwon.
''ya, aku tidak akan melewatkan hari2ku selama di pulau nami. Mungkin saja, lee seungri kesana untuk berlibur'', jawab gyuri sedikit gurauan.

Siwon memperhatikan jam di tangannya.
''kapal feri ke pulau nami hanya ada satu buah, seharusnya kapal itu sudah tiba di dermaga ini'', kata siwon.
''tunggu saja! Oh lihat, bukankah itu kapal feri nya?'', seru gyuri sambil menunjuk sebuah kapal feri yang sedang berlayar ke arah dermaga.

Tidak lama kemudian, siwon dan gyuri berlayar ke pulau nami.
''namiiii im coming!!'', seru gyuri.
''andwe andwe! Bukan nami tapi lee seungri. Ingat kita dalam tugas mencari seungri'', kata siwon.
''aiss, apakah aku tidak bisa bersenang2 sebentar saja?''.


=Rumah nami, Pulau nami=
Nami berlari keluar dari rumahnya sambil membawa sebuah tas yang berisi pakaian secukupnya.

Nami buru2 pergi ke arah dermaga kecil di pulau itu.
Tak lama kemudian, dilihatnya kapal feri itu kembali dari seoul.

Seungri terbangun dari tidurnya dan menyadari hari itu sudah pagi, kemudian langsung bergegas pergi ke dermaga.
''aku yakin, gadis itu ada di dermaga. Dia sangat nekat'', kata seungri.

Dari kejauhan, siwon dan gyuri melihat pulau nami dengan patung wanita dan sebuah tulisan besar
*selamat datang di namihara republik*
Menandakan bahwa kapal feri yang membawa mereka sudah dekat ke pulau.


Dirumah nami, Tuan cha menyadari anaknya tidak akan dikamarnya dan lemari pakaiannya sedikit berantakan. Tuan cha langsung menyimpulkan bahwa nami akan pergi ke seoul.
''nami pergi ke seoul?? Astaga!?'', seru tuan cha lalu bergegas pergi ke dermaga mencari putrinya.


Melihat kapal feri itu sudah menepi, Nami bergegas naik ke atas kapal feri yang ditumpangi siwon dan gyuri.

''nami ah!??????'', teriak tuan cha melihat anaknya naik ke atas kapal feri.

*sttttttsss*
Kaki nami seolah memiliki rem cakram yang membuat kakinya dengan gesit berhenti.

Seungri juga seolah memiliki rem cakram. Langkahnya untuk mengejar nami terhenti tatkala dirinya melihat siwon dan gyuri turun dari kapal feri itu.

(ost Kim Hyun Joong- Kiss Kiss)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar