Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *9


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

#Chul-ho: raga bang chulyong dengan roh seungho#
*seung-yong: raga yoo seungho dengan roh chulyong*
Ost: Luna feat Kristal - Calling Out

Part *9
Shinhye masuk ke sebuah kedai ramal. Seorang peramal buta membaca garis tangan shinhye.
''siapa yang menjadi orang lain? Aku bersama orang yang aku cintai, dia suamiku. Suamiku hanya ada satu, tidak ada yang lain'', kata shinhye.
Peramal itu tersenyum, ''apa aku perlu memberitahumu?''.
''mweo?'', shinhye terbengong dan ucapan2 peramal itu membuatnya penasaran tingkat tinggi.
''aku tidak mengerti apa yang anda katakan? Tolong jelaskan padaku?'', kata shinhye lagi.
Lagi2 peramal itu tersenyum.
''ajumma!! kenapa anda menjawab hanya dengan senyuman? Aku tidak bisa membaca pikiranmu'', kata shinhye.

Shinhye keluar dari kedai ramal itu lalu menoleh ke arah pintu.
''apa gunanya anda berkata -apa kau ingin aku memberitahumu?- jika sekarang anda tidak menjelaskan sedikitpun padaku'', seru shinhye.

Shinhye berjalan menyusuri jalanan pasar diluar kawasan istana dan melihat dua orang ajumma beradu mulut tentang barang dagangannya.
''silyehamnida??'', sapa shinhye lalu melambaikan tangan.
''wae gurae???'', teriak mereka berdua.
''kalian bertengkar? Apa anda tidak mengingat umur anda yang sudah tua?? Jangan banyak marah''.
''kau bicara apa? Jangan ikut campur! Urusi saja perut buncitmu itu'', kata seorang ajumma yang berjualan petasan kembang api.
''wah, ajumma tahu aku sedang hamil? Padahal belum besar ya. Hebat!''.

Dua ajumma itu tidak memperhatikan shinhye dan keduanya masih sibuk bertengkar.
''kau tahu berapa hutangmu? Itulah kenapa aku malas berurusan dengan pedagang miskin sepertimu'', kata seorang ajumma bertubuh gendut itu.
''aku akan membayar hutang! Tapi tolonglah, anakku sakit. Aku tidak punya uang'', kata ajumma pedagang petasan itu.
''permisi? Halo?? Apa kau tidak kasihan ajumma ini anaknya sedang sakit'', kata shinhye.
Si pedagang petasan menoleh ke arah shinhye, ''kenapa kau membelaku? Padahal Aku tidak bersikap baik padamu''.
''aku pernah membaca seperti ini *selagi dicobai dengan berat dalam berbagai penderitaan, namun suka cita mereka meluap, dan meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya kemurahan*'', kata shinhye.

Dua ajumma itu berhenti bertengkar lalu memandang shinhye.
''siapa kau sebenarnya? Apa kau saudagar kaya hingga kau hanya bisa berkata2 tanpa perlu melakukannya?'', tanya kedua ajumma itu.
Shinhye tersenyum, ''orang kaya bukan diukur dari seberapa banyak dia mempunyai harta tapi seberapa banyak dia memberi. Ajumma berbelas kasihan sedikit saja apa kau tidak bisa?''.

Shinhye mengeluarkan beberapa keping uang dari kantungnya lalu memberikannya kepada ajumma pedangan kembang api itu.
''aku harap ini dapat melunaskan hutangmu'', kata shinhye.
Ajumma itu tertegun lalu mulai menangis, ''gomaweo! Gomaweo! Kau bukan orang kaya tapi kau malaikat!''.
''aniyo! Jangan seperti itu, ajumma''.

Shinhye memberi salam lalu berjalan pergi dari tempat itu namun ajumma itu memanggilnya.
''ini sudah malam, dimana kau tinggal?'', tanya ajumma itu.
''tidak jauh dari sini. Annyeong!?'', jawab shinhye.


=didalam istana joseon=
Seung-yong tidak menemukan shinhye dipaviliunnya karena yeoja itu pergi tanpa memberitahu seung-yong.
''dia dimana? Pergi seorang diri?'', guman seung-yong.

Disaat yang sama, chul-ho baru datang dari biro keamanan ke paviliun milik shinhye. dilihatnya seung-yong sedang sibuk mencari sesuatu.
''kau disini sebagai pengawal shinhye kan? Mana buktinya bahwa kau akan menjaganya'', kata seung-yong.
''apa maksudmu?'', tanya chul-ho.
''shinhye hilang! ini karena kau tidak menjaganya dengan baik''.
''mweo? Kau juga tidak menjaganya, bukankah shinhye bersamamu tadi?'', kata chul-ho panik.
''kau jangan panik, ayo kita cari bersama!?''.
''aku panik karena dia istriku! Dan sekarang aku tidak tahu dimana dia berada'', teriak chul-ho.

Berita hilangnya tersebar di seluruh istana. Hongki mendengar shinhye tidak ada di paviliunnya kemudian ia bergegas datang ke paviliun milik shinhye.

Saat sampai di depan paviliun shinhye tanpa sengaja hongki mendengar percakapan kedua namja itu.
''mengapa chulyong berkata bahwa shinhye istrinya? Apakah memang benar chulyong itu adalah seungho, lalu siapa seungho sebenarnya?'', batin hongki penuh tanda tanya.

Hongki mengingat saat pria yang bernama bang chulyong menemui dirinya dan mengaku sebagai yoo seungho.
''aku tidak mengerti. Saat itu chulyong berkata bahwa dirinya seungho dan sekarang sebaliknya. Apa aku ada di negeri dongeng, bagaimana seseorang bisa berpindah identitas?'', batin hongki.

Hongki berdehem hingga membuat seung-yong dan chul-ho menoleh ke arahnya.
''aku ingin bertemu shinhye'', kata hongki pura2 tidak tahu bahwa shinhye belum kembali ke paviliunnya.
''shinhye hilang! Kenapa bisa seperti ini?'', kata chul-ho.
''kenapa kau yang khawatir??'', tanya hongki pada chul-ho.
Chul-ho terkejut kemudian menoleh ke arah seung-yong.
''semua panik hongki ah? Apa kau tidak khawatir pada shinhye?'', tanya seung-yong dengan harapan kecurigaan hongki tidak muncul.
''aku sangat khawatir! Apa mungkin shinhye kabur dari istana karena gadis itu bingung dengan sikap kalian?'', tanya hongki.
''babo! Kau bicara apa?''.
Seung-yong memukul kepala hongki.
Namja itu mengusap kepalanya seraya menggerutu.
''bagaimana jika kepalaku benjol? Aku tidak tampan lagi'', gerutu hongki.

Chul-ho memegang bahu hongki lalu memandang wajahnya.
''aku merasa wajah kita mirip?'', kata chul-ho.
''mweo!! Aiss, kau mirip denganku? Aniyo, aduh kepalaku sakit kalau begini'', kata hongki.
''tapi aku lebih tampan'', kata chul-ho seraya menepuk wajah hongki.
''apa kau tahu kenapa pria jelek punya istri cantik?''.
''waeyo??''.
''karena pria jelek tidak takut ditolak. Jika memang dia ditolak, dia akan berkata -gwaenchanayo! Karena aku memang kurang tampan jadi wajar jika di tolak- sedangkan Pria tampan dapat istri jelek karena dia takut ditolak sehingga ia menurunkan standarnya''.
''tapi istriku cantik! Dan aku juga tampan!''.
''bagaimana bisa kau bilang istrimu cantik padahal kau sendiri belum menikah?''.

Seung-yong menggelengkan kepalanya melihat sikap kekanak2an yang dilakukan hongki dan chul-ho.
''cukup! sekarang kita pikirkan bagaimana menemukan shinhye'', kata seung-yong.
''ne!!''.

Dayang yang tadi pergi bersama shinhye kembali ke istana seorang diri.
''putra mahkota??'', kata dayang itu memberi salam saat melihat seung-yong ada di depan paviliun shinhye.
''kemana putri park pergi?'', tanya seung-yong.
''putri menyuruhku kembali lebih dahulu''.

''kenapa kau biarkan putri pergi seorang diri?'', kata chul-ho.
''bukankah putri sudah meminta ijin padamu?'', tanya dayang itu.
''mweo? putri tidak menemuiku''.
Chul-ho langsung berlari dari tempat itu dan dengan terburu2 meminta penjaga pintu gerbang membukakan pintu untuknya.

''siapa sebenarnya suami shinhye kau apa dia?'', tanya hongki kepada seung-yong sambil menunjuk ke arah chul-ho.
''dia! Aku akan jelaskan padamu nanti'', kata seung-yong lalu pergi dari situ.
''mweoya? Heii chulyong ah!!'', seru hongki hingga membuat seung-yong menoleh.
''jika chulyong itu seungho, kau adalah bang chulyong??'', tanya hongki.
Seung-yong tertegun, ''ne! Mianhamnida!''.
Hongki hanya tersenyum kecut, ''kau ingin membuat shinhye mati jantungan? Kau membuatku kaget, apalagi jika shinhye mendengar tentang ini! Kau akan menyakiti hatinya''.
''Hongki ah kau jangan salah paham padaku dan juga seungho, aku akan menjelaskan padamu''.
''bagaimana kau akan menjelaskan padaku. Kau bukan cinderella yang dapat ku buktikan dengan ukuran sepatu kacanya''.


=Pavilun ibu suri=
Tuan im menemui ibu suri di paviliunnya.
''shinhye tidak ada di paviliunnya'', kata tuan im.
''ya! Aku sudah mendengarnya. Kenapa gadis itu selalu membuat masalah?'', tanya ibu suri.
''ibu suri? Aku punya rencana hebat untuk shinhye. Aku rasa gadis itu pergi ke pesta lampion di luar istana''.
''bagaimana kau tahu?''.
''coba anda perhatikan, Shinhye hilang pasti saat malam pesta lampion?''.
''apa rencanamu? Apa itu benar2 hebat?''.
''saya lebih suka dengan kata hebat, karena itu lebih mengagumkan daripada sekedar -rata rata-''.
''ya aku percaya! Apapun yang kau rencanakan, perbuatlah dengan segenap hatimu''.

Author pov
#rencana jahat diperbuat dengan segenap hati?? Ah, apa kata dunia??#end.


=di Pesta lampion, luar istana joseon=
Shinhye masih ada di tengah pasar dan ada pesta lampion malam ini.
''apa seungho dan chulyong akan mencariku, aku tidak memberitahu mereka secara langsung'', guman shinhye.
''Aku tidak mengerti ucapan peramal itu, kenapa peramal itu tidak memberitahu artinya? Aiss!'', guman shinhye lagi saat teringat kejadian di kedai ramal itu.

Chul-ho berlari ke arah pasar karena mendengar beberapa orang berbicara tentang pesta lampion.
''pasti shinhye ada di pesta lampion itu!'', katanya sambil terus berlari.

''ajumma, apa kau melihat seorang wanita muda, dia sedang hamil'', tanya chul-ho pada seorang penjual kembang api.
''apa dia sedikit cerewet? Siapa dia?'', kata ajumma itu.
''dia istriku! Apa kau melihatnya?''.
''ya! Gadis itu sangat baik padaku, aku bahkan masih ingat wajahnya''.
Ajumma itu menunjuk arah sebuah jalan pada chul-ho.


=istana joseon=
Yoona menemui ayahnya di biro keamanan.
''apa ayahku ada di sini?'', tanya yoona.
''tuan im tidak ada di sini'', jawab seorang penjaga.

Yoona keluar dari biro keamanan. Hongki melihat yoona dari kejauhan dan mendekatinya.
''apa kau senang mendengar shinhye tidak ada di istana?'', tanya hongki.
''ya aku senang! Kenapa kau tanyakan hal yang tidak penting? Bukankah kau sudah tahu aku tidak menyukai shinhye?'', tanya yoona.
''karena aku pikir kau sudah berubah. Dan kau tidak akan melakukan hal yang dapat mengacaukan hidup shinhye''.
''jeongmalyo?? Aku malah prihatin dengan hidupmu yang begitu kacau, hongki ah?''.
''mweo?''.
''kenapa kau puas hanya dengan duduk di kursi penonton? Kau menyukai shinhye, kenapa kau tidak berusaha untuk memilikinya?''.
''itu jauh lebih baik! apa posisimu sekarang?''.
''aku tidak diciptakan untuk menjadi penonton yang menjerit2 memberi semangat, aku dilahirkan untuk bertanding''.
''kau menyindirku? Apa aku hanya menjerit2 menjadi penyemangat?''.
Yoona mengangguk, ''ne! Berubahlah hongki ah!''.

Hongki memandang yoona, ''kau masih tidak berubah dan sekarang kau berusaha untuk mempengaruhiku!''.
''puaskah kau hanya menjadi penonton, pelihat dan penyemangat saja? Tidak rindukah kau mengalami seperti yang seungho miliki sekarang? Mari, berhentilah hanya dengan duduk, melihat dan tidak melakukan apa2. Sebaliknya putuskanlah untuk terjun langsung ke lapangan, ke medan perang kita masing2'', kata yoona saat melihat hongki berjalan meninggalkannya.
''kenapa aku hanya menjadi seorang yang duduk diam??'', tanya hongki.
''aku ingin agar kau mengikuti apa yang aku lakukan. Aku memberikan teladan padamu''.
''hentikan ocehanmu''.


=di luar istana joseon=
Shinhye memutuskan untuk mencari penginapan, ketika menyusuri jalanan yang sepi 5 orang pria tidak dikenal mengepung shinhye hingga membuatnya ketakutan.
''apa yang kalian inginkan dariku?'', kata shinhye.
Kelima namja itu semakin mendekat dengan senyuman sadis hingga membuat shinhye semakin takut.
''kakak, sebaiknya kita bunuh saja dia disini'', kata seorang dari mereka.
''mweoya? Kau ingin membunuhku''.
Shinhye lalu mengambil sebatang kayu kemudian diacungkan kearah kelima namja itu.
''gadis ini menantang kita rupanya'', kata pria asing itu.

Shinhye sekuat tenaga memukul dengan balok kayu yang dipegangnya.

*bak buk bak buk* Terjadi pertarungan yang tidak seimbang, pria itu memukul wajah shinhye hingga membuat bibirnya berdarah lalu mendorong shinhye hingga terjatuh, balok kayu itu terlempar.
Pria itu memukuli tubuh shinhye dan gadis itu meringkuk melindungi kandungannya.
Seorang pria itu mengacungkan pedangnya ke arah leher shinhye.

Disaat yang tepat, chul-ho datang dan langsung membabat habis kelima namja asing itu dengan sigapnya.
''siapa yang menyuruhmu?'', teriak chul-ho sambil mengacungkan pedangnya ke arah namja yang terkapar itu.
namja itu hanya diam saja, lalu chul-ho mengayunkan pedangnya.
''jangan bunuh aku! Kami disuruh oleh tuan im'', kata pria itu.
''apa??''.

Kelima namja itu kabur dari tempat itu dengan kelimpungan.

Chul-ho berdiri lalu berjalan mendekati shinhye dan membantu yeoja itu berdiri.
''terima kasih kau menolongku tepat waktu'', kata shinhye lalu menangis.
Chul-ho memeluk shinhye dengan erat, ''jangan pergi kemanapun tanpa memberitahuku, kau tahu aku sangat cemas karenamu''.
(ost luna feat kristal- calling out)

*brukkkk* Shinhye jatuh pingsan.
Chul-ho menggoyangkan tubuh shinhye dan menyentuh nadi dileher gadis itu.
''denyut nadinya sangat lemah''.

Chul-ho menggendong shinhye dan mencari rumah tabib terdekat.


=Rumah tabib, diluar istana=
Chul-ho memandangi shinhye yang sedang diperiksa oleh tabib itu.
''tubuhnya sangat lemah, dia harus banyak istirahat, apalagi dia sedang mengandung'', kata tabib itu.


Seung-yong keluar dari istana dengan menunggangi kuda. Perasaannya tidak tenang ketika chul-ho dan shinhye tidak juga kembali. Seung-yong memacu kudanya lebih cepat dan masuk ke sebuah arena pasar, terlihat iring2an rakyat joseon membawa lampion ditangannya hingga membuat perjalanan namja itu terhambat.

Seung-yong menambatkan kudanya lalu masuk diantara kerumunan dengan harapan bisa menemukan shinhye.
''shinhye ada dikerumunan ini, aku yakin'', kata seung-yong.

Seorang ajumma mendekati seung-yong dan menawarkan kembang api.
''aniyo! Uhm ajumma, apa kau melihat wanita hamil tapi kandungannya belum terlalu besar'', kata seung-yong.
''apa gadis itu banyak bicara?'', tanya ajumma itu.
''ya??''.
''kau siapa??''.
''aku suaminya''.
''mweo? Seorang pria mencari gadis dengan ciri2 yang sama dan mengaku dia itu juga suaminya. Ternyata gadis itu punya suami lebih dari satu, aku tidak menyangka''.


=di sebuah penginapan=
Chul-ho mengompres shinhye lalu menyentuh pipi gadis itu.
''ibu suri, jangan memukulku, aku akan berusaha aku pasti bisa menghapal syairnya'', kata shinhye yang tiba2 menggigau.
''kau bisa2nya menggigau tentang itu, apa kau memang benar2 berbeban berat?'', kata chul-ho kepada shinhye yang sedang tertidur.

Shinhye membuka matanya dan dengan tatapan sayu. Shinhye melihat namja yang ada dihadapannya itu adalah yoo seungho.
''seungho ah??'', kata shinhye.
''mweo??'', chul-ho begitu terkejut ketika shinhye memanggilnya dengan sebutan seungho.

Shinhye menyentuh pipi chul-ho.
''aku seperti baru melihatmu setelah berpisah lama'', kata shinhye lalu menitikkan air mata.

Chul-ho memegang tangan shinhye, perlahan2 Chul-ho mendekatkan wajahnya ke wajah shinhye dan...
*Kisseu* Mereka saling berciuman.
Chul-ho perlahan menyentuh hanbok shinhye dan mulai melepas tali pengikat hanbok itu.
Namja itu kembali mencium sosok istrinya itu. Entah apa yang membuat seungho tidak berpikir bahwa dirinya ada di dalam raga chulyong.


*jleder Jleder*
Suara kembang api mengiringi pesta lampion malam ini. Seung-yong tertegun sambil menatap langit dengan hamparan lampion menghiasi kegelapan malam.
''malam ini bulan purnama, kenapa aku jadi teringat kejadian di hutan waktu itu?'', gumannya.

Author pov
#kejadian saat pertempuran antara kelompoknya dengan prajurit perang joseon di finding destiny part 1#end.


Alhamdulilah Sesuatu- terjadi hal yang perlu disensor antara shinhye dan chul-ho.


Langit yang semula cerah karena sinar rembulan, tiba2 turun hujan yang begitu lebat.
Seung-yong basah kuyup dan seolah2 ada sesuatu yang menahannya untuk bergerak. Dadanya begitu sesak.


Didalam kamar penginapan, Chul-ho juga merasakan hal yang sama, dadanya begitu sesak.

*brukkkkk*
Kedua namja ini jatuh pingsan dalam waktu bersamaan.

(ost Davichi- Love oh Love)

Tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar