Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *6


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

#Chul-ho: raga bang chulyong dengan roh seungho#
*seung-yong: raga yoo seungho dengan roh chulyong*

Ost: Davichi - Love oh Love

Part *6

Ketika sedang asik ngobrol, Yoona dan chul-ho bertemu ibu suri yang ditemani beberapa dayang istana.

''itu ibu suri'', guman chul-ho.

''bagaimana kau tahu itu ibu suri?'', tanya yoona sedikit curiga.

''uhm anieyo''.

''kau banyak tahu tentang istana joseon, siapa kau sebenarnya?'', tanya yoona.

(ost After School - Shampoo)

Yoona menatap chul-ho dengan tatapan tajam.
''kau lebih pintar dari pelajar lulusan sungkyunkwan, chulyong ah'',kata yoona menyelidik.

Chul-ho merasa lega karena yoona tidak melanjutkan pertanyaannya. Chul-ho tersenyum lalu mengangguk.
''kau jangan berpikir bahwa orang pintar hanya lahir dari sungkyunkwan'', kata chul-ho.

''jeongmalyo? (benarkah). Aku sering keluar istana tapi hanya kau yang mempunyai kepintaran diatas rata2'', kata yoona.

''aku tidak menyangka gadis sepertimu sering pergi keluar istana, bukankah istana ini nyaman untukmu?'', tanya chul-ho untuk melakukan pendekatan pada yoona.


Rombongan ibu suri berjalan didepan yoona dan chul-ho.
''ibu suri, apa kabar anda hari ini?'', Sapa yoona lalu membungkuk memberi salam.

''aku ingin menemui ayahmu'', jawab ibu suri seraya tersenyum ramah.

Disaat seperti ini, ibu suri terlihat berwibawa dengan penuh bijaksana, chul-ho memandang ibu suri dengan berbesar hati.
''selama ku tinggalkan, aku yakin ibu suri akan mengatur kegiatan istana dengan baik'', batin chul-ho.

Ibu suri memandang chul-ho, lalu Namja itu membungkuk memberi salam.
''apa kabar ibu suri? Semoga anda panjang umur'', kata chul-ho.

Ibu suri mengangguk, ''siapa kau? Aku baru melihatmu hari ini''.

''dia bang chulyong, pegawai baru di biro keamanan joseon'', terang yoona.

''halmeoni (nenek), aku ingin sekali memelukmu. Aku sangat merindukanmu'', batin chul-ho seraya menatap ibu suri dengan tatapan penuh kerinduan.

''kenapa kau memandangku seperti itu? Kau tidak tahu tata krama'', kata ibu suri yang merasa chul-ho berlaku tidak sopan padanya.
''kau hanya prajurit dan caramu memandangku seperti kau adalah seorang putra mahkota'', kata ibu suri lagi.

''uhm joesonghamnida (aku minta maaf)'', kata chul-ho lalu membungkuk 90 derajat.


Ibu suri dan para dayangnya pergi meninggalkan yoona dan chul-ho.

''berikan kesan yang baik saat kau pertama bertemu dengan ibu suri, chulyong ah. Karena ketika ibu suri tidak menyukaimu, ia akan membencimu selamanya'', kata yoona sambil memperhatikan rombongan ibu suri berlalu dari tempat itu lalu menoleh ke arah chul-ho.

''aku tidak suka menunjukkan kesan yang pura2, apa kau bisa menunjukkan dimana sekolah seni sunkyuwan, aku penasaran ingin melihatnya'', kata chul-ho.

''aiss!! Kau tidak akan bisa hidup di istana jika kau tidak bisa berpura2'', kata yoona.

''mweoya??''.

''contohnya saja walau kau tidak menyukai ibu suri, di hadapannya kau tetap harus menghormatinya, jika tidak mau mati di penggal!''.

chul-ho pov
#aku ingin melihat shinhye, aku rasa shinhye ada di sekolah seni. Aku tidak mungkin menemui shinhye di paviliunnya, itu akan sangat membahayakan aku dan juga shinhye#end.

''hei chulyong ah, apa yang kau pikirkan? aku akan mengantarmu ke sekolah seni'', kata yoona melihat chul-ho yang sedang merenung.

''oh ne! GaJa (ayo pergi)'', kata chul-ho.
''terima kasih kau mau mengantarku walaupun kau terlihat begitu sibuk'', kata chul-ho lagi.

''gwaenchana! Aku tidak tahu kenapa aku langsung cocok dengan mu. Sifatmu seperti orang yang ku kenal''.
Chul-ho hanya tersenyum.


=biro keamanan joseon=
Ibu suri menemui tuan im dibiro keamanan.
''sikap seungho sekarang semakin tidak menghormatiku, aku ingin seungho jauh dari shinhye. Apa kau punya rencana untuk menyingkirkan shinhye?'', tanya ibu suri.

''apa anda yakin untuk menyingkirkan gadis itu?'', tanya tuan im.

''tentu, jika dia sudah melahirkan anak dari seungho, itu akan semakin sulit''.

Tuan im tersenyum karena rencananya untuk menaikkan yoona menjadi putri pendamping putra mahkota semakin mudah.

''itu akan semakin mudah jika ibu suri mendukung semua rencanaku'', kata tuan im.

''tentu! Aku tidak tahan jika shinhye harus berlama2 di istana''.

''saya juga tidak senang jika penerus joseon lahir dari seorang gadis seperti park shinhye''.


=paviliun milik shinhye=
Shinhye ditemani para dayangnya sedang merajut di taman depan paviliunnya.
''kau tahu dimana putra mahkota?'', tanya shinhye pada seorang dayangnya.

''putra mahkota sedang berada di paviliunnya'', jawab dayang itu.

''aiss, pria itu dengan seenaknya menciumku lalu meninggalkan aku tanpa pamit lalu datang lagi lalu pergi lagi. Kenapa harus ada pria sepertinya didunia ini'', guman shinhye sambil terus merajut.

Shinhye sedang sibuk mengutak-atik rajutannya dengan sedikit jengkel.
''aku memang tidak bakat merajut, aiss!!'', gerutu shinhye.


=paviliun milik seungho=
Seung-yong termenung di kamarnya, pikirannya masih terbayang saat dirinya mencium shinhye.
''hah, chulyong ah, kenapa kau bodoh, shinhye sudah punya suami dan dia sedang hamil. Apa yang kau lakukan?'', kata sosok bayangan bang chulyong yang mirip dengan seorang malaikat berpakaian penuh sinar.

Seung-yong melihat sosok bayangannya di depan cermin.
''aku,, uhmmm aku,,'', kata seung-yong di depan cermin.

''hei bang chulyong, jangan dengarkan apa kata malaikat itu. Kau tidak bersalah karena saat ini kau adalah yoo seungho! Kau dengar, kau adalah seorang putra mahkota'', kata sosok bayangan chulyong dengan tanduk merah di kepalanya dan sebuah tongkat dengan nyala api.

''kau dengar chulyong! Apa yang kau lakukan itu adalah kesalahan!'', kata sosok malaikat itu.

''hentikan! Aku harap kalian diam. Menghilang dari kehidupanku!'', teriak seung-yong seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

*cliiiingg* dua sosok itu menghilang dari hadapan seung-yong dan ruangan itu kembali lengang.


=Sekolah seni istana joseon=
Yoona menunjukkan letak sekolah seni, Chul-ho menatap sekolah seni dari kejauhan, terlihat beberapa siswa seni keluar dari kelas. Tidak lama kemudian lee hongki keluar sambil membawa beberapa lembar kertas bahan membuat lampion.

Chul-ho tersenyum melihat hongki lalu segera berjalan mendekati hongki.
''kau mau kemana chulyong ah?'', tanya yoona.

''oh eung! Aku mau menemui hong.... Eh pria itu'', kata chul-ho sambil menunjuk hongki.

Hongki melihat yoona dengan seorang pria asing.
''hei yoona ah, kenapa kau masih mencoba mendekati seungho, kau sudah memiliki pria ini'', kata hongki.

''kau juga masih mencoba mendekati shinhye'', kata yoona.
''dia bukan kekasihku. Pria ini bekerja di biro keamanan joseon'', kata yoona lagi.

Hongki memandang chul-ho dari kepala hingga kaki.
''halo aku lee hongki, guru sekolah seni. Ahli dalam membuat lampion'', kata hongki.

''ya dan kau masuk ke istana bukan karena bakatmu tapi karena unsur nepotisme'', ejek yoona.

''hei kau wanita penyihir, kenapa kau dilahirkan didunia ini, Tuhan saja bingung dengan sikapmu yang berubah2'', ejek hongki membalas cibiran yoona.

chul-ho hanya memandang tanpa berkomentar ketika yoona dan hongki beradu mulut.
''aku akan membuat gadis penyihir ini menyukaiku, agar dia berhenti mengejar seungho'', batin hongki tersenyum sendiri.

''kenapa kau melihatku seperti itu??'', teriak yoona.

''cuihhh!! Mataku bisa sakit bila melihatmu terus menerus!''.

''aiss!!''.

Selagi hongki dan yoona beradu mulut, Chul-ho menoleh ke arah sekolah seni, mencoba mencari sosok istrinya itu namun ia tidak melihat shinhye ada disana.

''apa aku boleh berjalan-jalan sebentar melihat keadaan joseon sebelum aku menjalankan tugasku?'', tanya chul-ho.

Mendengar chul-ho berbicara padanya, yoona menoleh ke arah chul-ho.
''Ne, kau segeralah kembali. Ayah akan sangat marah padamu jika kau tidak segera kembali'', kata yoona.

''ne'', kta chul-ho lalu memberi salam dan pergi meninggalkan hongki dan yoona.


=Paviliun shinhye=
Langkah kaki chul-ho mengarah pada paviliun milik shinhye, tampak yeoja tercintanya itu sedang sibuk dengan rajutannya. Sesekali terlihat ekspresi jengkel diwajah shinhye karena hasil rajutannya yang tidak terlalu bagus.

Chul-ho memperhatikan tingkah shinhye lalu tersenyum.
''shinhye masih tetap sama. Sebentar lagi kau akan membuang rajutanmu lalu mengambilnya lagi'', guman chul-ho.

Dan benar saja, shinhye melempar hasil rajutannya itu, yeoja itu memandang hasil rajutannya yang terlempar tidak jauh dari tempat ia duduk.
''karena kau menjengkelkan aku bisa melemparmu sampai jauh'', kata shinhye.

beberapa saat kemudian shinhye mengambil rajutannya lagi.

''aduh!'', pekik gadis itu.
jari telunjuk shinhye tertusuk jarum yang ia gunakan untuk merajut saat ia mencoba mengambil hasil rajutannya itu.

''ternyata ada bagian yang runcing, kenapa aku tidak memperhatikannya'', gerutu shinhye seraya mengibaskan tangannya yang berdarah itu.

Melihat shinhye tertusuk jarum, sontak chul-ho berlari ke arah shinhye (naluri seorang suami yang baik walau ia berada pada raga yang lain-red).

Chul-ho tiba2 menghampiri shinhye lalu memegang tangannya.
''kenapa kau selalu seperti ini, kau tidak usah merajut lagi'', kata chul-ho.
''kalau kau tidak suka dengan hasil rajutanmu, kau tidak perlu membuangnya. Kau bisa lihat, ini akibatnya!'', kata chul-ho lagi lalu meniup luka di jari shinhye.

Shinhye hanya menatap namja asing itu lalu dengan reflek menarik tangannya kembali.
''siapa kau sebenarnya? Kenapa kau kembali ke istana?'', tanya shinhye yang ternyata masih mengingat sosok namja itu yang pernah ia tolong untuk keluar dari istana.

Chul-ho langsung menyadari sikapnya yang terlalu berlebihan sebagai orang asing di mata shinhye.
''kau benar2 tidak sopan'', kata shinhye.

''mianhamnida, aku melihat tanganmu berdarah'', kata chul-ho.

''siapa kau?'', tanya shinhye lagi.

''aku bekerja di biro keamanan joseon, namaku bang chulyong'', jawab chul-ho.

(Ost: After School- Shampoo instrumen)

''mweo? Kau prajurit joseon?'', pekik shinhye terkejut.

Kemudian Shinhye tersenyum, ''waktu itu aku berpikir kau akan kembali ke sini dan ternyata hari ini kau benar2 kembali''.

Chul-ho menatap rajutan milik shinhye yang acak2an.
''rajutanmu jelek'', kata chul-ho.

''aiss!! Kau berani berkata seperti itu padaku?'', teriak shinhye.

''ya karena aku,,, uhm tidak, karena memang rajutanmu jelek''.

''aiss, kau mengejekku'',
Kata Shinhye laluberdiri merapikan rajutan dan tiba2 perutnya terasa mual.

''hoek hoek'', shinhye menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

Chul-ho terpana melihat shinhye mual2 lalu tersungging senyum dibibirnya.
''apa kau hamil?'', tanya chul-ho.

''iya, hoek!'', jawab shinhye seraya menahan mualnya.

''apa kau hamil karena ku?''.

''mweoya?? Aiss!! Aku hamil karena suamiku, apa kau gila?'', seru shinhye.

Chul-ho tertegun, ''oh ne! Kau hamil dengan suamimu haha''.
Chul-ho tertawa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
''tapi jika kau menginginkan sesuatu mungkin sejenis ngidam, kau bisa minta bantuanku'', kata chul-ho.

Shinhye memperhatikan chul-ho yang sedang tertawa lepas itu.
''kenapa aku bisa melihat seorang yang aku cintai didalam diri pria ini?'', guman shinhye sambil terus menatap chul-ho.

''apa kau bilang?'', tanya chul-ho.

''aku tidak bilang apa2, kau pergilah kembali ke biro keamanan. Tuan im itu sangat galak, kau bisa dipukul hingga pingsan''.

''apa tuan im segalak itu?''.

''oh ne! Tuan im juga sama seperti ibu suri, tidak menyukaiku. Aku tidak tahu kenapa mereka tidak menyukaiku'', terang shinhye.
''apa aku begitu bodoh untuk seorang yang berada di istana?'', tanya shinhye lagi.

''kau memang sedikit bodoh tapi kau memiliki hati yang besar'', kata chul-ho lalu membungkuk memberi hormat dan pergi dari tempat itu.

''ya memang bodoh! eh siapa yang kau bilang bodoh? Hyaaaa kau!!!'', teriak shinhye yang menyadari chul-ho mengejeknya namun pria itu sudah tidak terlihat batang hidungnya.

''aiss!! pria itu tidak tahu aturan. Aku seorang putri disini'', gerutu shinhye.

''kenapa melihat chulyong, aku jadi merindukan seungho'', guman shinhye.

Yeoja itu menemui seung-yong di paviliun milik namja itu.
''apa putra mahkota, ada di dalam?'', tanya shinhye pada seorang prajurit penjaga.

Prajurit itu membungkuk memberi salam melihat kedatangan shinhye.
''ya, putra mahkota ada didalam''.

''biarkan aku masuk'', kata shinhye lalu masuk ke paviliun seungho.

Seorang dayang istana memberitahukan pada seung-yong bahwa shinhye datang menemuinya.
''hei kau, tunggu!'', kata seung-yong.

dayang itu menoleh, ''ya, putra mahkota!''.

''coba lihat aku, apa aku sudah terlihat ganteng?''.

Mendengar seung-yong bertanya hal2 yang aneh, dayang itu tersenyum geli.
''aku belum pernah mendengar putra mahkota bertanya seperti itu padaku'', kata dayang itu.

''jawab saja. Bagaimana apa aku tampan dan keren?'', tanya seung-yong.

''dangsini minamja simnida (anda pria tampan).
neomu gwiyeoweoyo (sangat keren)''.

Seung-yong tersenyum, ''jangan pernah ceritakan pada dayang lain bahwa aku bertanya hal ini padamu''.

Dayang itu mengangguk lalu memberi salam.

Shinhye masuk ke dalam ruangan dimana seung-yong berada.
''shinhye ah!!'', sapa seung-yong.

''seungho ah! Apa kau baik2 saja?'', tanya shinhye.

''ya aku baik2 saja, waeyo?''.

Shinhye mengajak seung-yong di taman belakang paviliun milik namja itu.
''kau tahu kan, aku sedang hamil'', tanya shinhye.

''ya! Kau hamil karena aku'', kata seung-yong.

''hyaaa!! Hal itu tidak perlu kau ingatkan lagi'', teriak yeoja itu.

Seung-yong hanya tersenyum,
''aku takut kalau aku keceplosan'', batin seung-yong.

''apa kau bisa melakukan sesuatu untuk calon anakmu?''.

''apa yang harus aku lakukan??''.

Shinhye berbisik di telinga seung-yong.
''wahhhh!!!'', teriak seung-yong.

''mau tidak? Kalau tidak, ya sudah aku tidak tahu bagaimana nasib bayi kita'', kata shinhye.

''aku begitu keren untuk melakukan hal itu''.

''lakukan saja!''.

Seung-yong beranjak dari tempat duduknya lalu berdiri dihadapan shinhye.

Kemudian,
''gom semariga han jibe isseo (3 ekor beruang tinggal disebuah tempat). Appa gom, eomma gom, agi gom (ayah,ibu dan bayi beruang)'', kata seung-yong menari gerak dan lagu,
''appagomeun ttungttunghae (ayah beruang yang gemuk).....'',
Seung-yong terus menari sambil menyanyi lagu populer sejarah korea, tiga beruang.

Shinhye tidak kuasa menahan geli melihat aksi suaminya itu.

''yakkk kau menertawakan aku??'', teriak seung-yong.

''tidak hanya aku saja yang tertawa tapi kau bisa lihat semua dayang paviliunmu juga tertawa'', kata shinhye sambil menunjuk ke arah dayang yang sedang menahan tawa.

Seung-yong menoleh, kontan saja semua dayang itu langsung tertunduk.
''mianhamnida!!'', seru dayang2 itu *deep bow*

''kalian tidak perlu minta maaf karena kita adalah sahabat''.

Mendengar pernyataan seung-yong membuat shinhye tersenyum bangga,
''seungho ah, aku benar2 bahagia karena kau. Terima kasih'', kata shinhye.

Seung-yong duduk disisi shinhye.
''uhm shinhye ah, kalau kau malaikat, aku ingin memotong sayapmu'', kata seung-yong.

''mweo??'', kata shinhye.

''agar kau bisa terbang bersamaku''.

Mendengar itu shinhye tertawa lalu memukul punggung seung-yong.

''uhm, shinhye ah di paviliunmu pasti banyak semutnya kan?''.

''haha'', shinhye hanya tertawa.

''karena kau telah mencekit-cekitkan hatiku''.

''uhm seungho ah dulu pasti ayahmu seorang pengrajin pensil''.

''ya??''.

''tapi kenapa mukamu bujel ya??''.
Seung-yong mendengus, ''wajahku sangat tampan, jangan katakan wajahku bujel!!''.
Shinhye tertawa terpingkal.


=biro keamanan=
Chul-ho masuk ke biro keamanan dengan senyuman karena begitu senang saat ia tahu shinhye dalam keadaan baik2 saja dan saat ini sedang mengandung anaknya.
''aku bisa menjaga shinhye dan juga anak yang ada di kandungannya dengan tubuh orang bernama bang chulyong ini, aku akan mencari tahu apa orang bernama bang chulyong menggunakan ragaku dengan baik?'', guman chul-ho.

Terlihat tuan im sedang mengantar rombongan ibu suri keluar dari biro keamanan.
''oh itu bang chulyong, dia pegawai baru di biro keamanan'', kata tuan im sambil menunjuk chul-ho.

''ya aku sudah bertemu dengannya, dia anak yang tidak punya etika'', kata ibu suri terlihat tidak menyukai chul-ho.

''aku melihat chul-ho tidak seperti yang anda kira? Dia bisa diandalkan untuk banyak hal''.

''aku tidak menyukainya, kenapa kau memilihnya?''.

Chul-ho menghampiri tuan im dan ibu suri lalu memberi salam.
''ternyata istana joseon sangat luar biasa'', kata chul-ho.

''tuan im, aku hanya ingin seungho secepatnya berpisah dengan shinhye'', kata ibu suri tanpa berpikir bahwa ada chul-ho disana, seolah2 ibu suri yakin dengan sosok chul-ho.

''ne! anda bisa mempercayakan semuanya padaku apalagi aku sekarang memiliki anak buah seperti chulyong''.

''aku harap orangmu ini tidak membuat kesalahan''.

Chul-ho pov
#aku tidak menyangka ibu suri ikut terlibat dalam masalah ini. Memisahkan aku dan shinhye? itu tidak bisa dibiarkan? Apa yang harus aku lakukan#end.


=malam hari, saat makan malam di paviliun shinhye=
''apa kau akan menginap disini?'', tanya shinhye.

''ne! Aku bosan tidur di paviliunku sendiri, kau tahu? Kenapa kita harus tidur terpisah'', kata seung-yong.

''mweoya? bukankah ini memang protokoler istana, kenapa kau seolah2 baru mengetahuinya''.

Seung-yong berpura2 mengambil kimchi untuk mengalihkan pembicaraan shinhye yang mulai sedikit curiga padanya.
''kimchi mu enak, ayo tambah lagi'', kata seung-yong.

''uhm seungho ah, aku tadi bertemu dengan seorang pegawai biro keamanan. Aku rasa dia orang yang baik''.

''jeongmalyo?''.

''ya, namanya Bang Chulyong. Apa kau sudah bertemu dengannya?''.

''mweoya? Siapa namanya?''.

''Chulyong! Bang chulyong!''.

Seung-yong menatap shinhye dan terlihat sangat terkejut.

(ost Davichi - Love oh Love)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar