Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *7


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

#Chul-ho: raga bang chulyong dengan roh seungho#
*seung-yong: raga yoo seungho dengan roh chulyong*

Ost: Davichi - Love oh Love


Part *7

Seung-yong sedang menikmati makan malam bersama shinhye di paviliun milik gadis itu.
Shinhye bercerita tentang pertemuannya dengan pegawai biro keamanan bernama bang chulyong.

''mweoya? Siapa namanya?'', tanya seung-yong.
''Chulyong! Bang chulyong!'', jawab shinhye.
Seung-yong menatap shinhye dan terlihat sangat terkejut.

*plukkk*
Sebuah potongan daging yang akan dikunyah seung-yong terjatuh karena mulut namja itu terngangga saling terkejutnya.
Shinhye melihat potongan daging itu terjatuh dimeja lalu memungutnya dan dimasukkan ke dalam mulut seung-yong.
''kau harus memakannya'', kata shinhye lalu menutup mulut namja itu.

Seung-yong menarik tangan shinhye dari mulutnya.
''aku bisa sesak nafas!!'', seru seung-yong.
Shinhye hanya tertawa namun Seung-yong kembali terdiam mematung tanpa ekspresi terkesan sedang memikirkan sesuatu.

''kau kenapa?'', tanya shinhye yang melihat perubahan ekspresi seung-yong yang begitu tiba2.
''apa kau sakit? Kau keracunan sup dagingku?'', tanya shinhye lagi lalu menyentuh dahi seung-yong.
''namanya bang chulyong?'', tanya seung-yong memastikan apa yang didengarnya.
''ne, kau tidak mengenalnya, bukan? chulyong pria yang baik, kau pasti akan senang mengenalnya''.
''kenapa kau bisa menilai pria yang baru pertama kau lihat??''.
''karena dia sudah bersikap baik sejak awal''.

Shinhye menyuruh para dayang mengambil meja makan yang berisi mangkok sisa makan malam shinhye dan seung-yong.

''selamat malam putra mahkota'', kata shinhye lalu masuk ke dalam kamarnya.

Seung-yong keluar dari paviliun shinhye dan berhenti didepan paviliun itu lalu menoleh ke sekeliling.
''aku begitu penasaran dengan pria yang dimaksud oleh shinhye'', guman seung-yong.
Namja itu berjalan ke arah biro keamanan joseon lalu memandang bangunan itu dari kejauhan.
''seungho ah??''.
Terdengar seorang yeoja memanggil nama seungho, seung-yong menoleh lalu melihat yoona berdiri disana sambil membawa sebuah keranjang dari anyaman bambu.
''oh kau??'', sapa seung-yong seadanya.
''kenapa kau ada di biro keamanan??'', tanya yoona lalu berjalan mendekati seung-yong.
''kenapa kau ada disini??'',
Seung-yong menanyakan hal yang sama pada gadis itu.
''aku ingin menemui ayahku untuk mengajaknya makan malam, ternyata ayah sedang tidak ada disini'', kata yoona sambil menunjukkan keranjang makanan yang ia bawa.
''aku hanya ingin tahu pegawai biro keamanan baru yang bernama bang chulyong itu''.
''apa chulyong belum menemuimu?? Ya mungkin sekarang ayah sedang pergi dengan chulyong''.
''ya sudah kalau begitu'', kata seung-yong melipatkan kedua tangannya di belakang tubuhnya lalu berjalan meninggalkan yoona.

''hei seungho ah, jankkanman!'', seru yoona lalu berlari kecil menyusul seung-yong.
''apa kau mau menemaniku makan?'', tanya yeoja itu.
Seung-yong menatap yoona lalu menggelengkan kepalanya.
''tidak bisa. Kau makan sendiri saja'', kata seung-yong.
''seungho ah bagaimanapun dulu kita berteman sangat dekat. Kau tidak bisa memberi waktu sedikit saja untuk menemaniku?''.
''apa yang kau inginkan untuk ku lakukan padamu??''.
''menemaniku makan, itu saja!''.

Yoona menunjuk sebuah bangku yang tidak jauh dari jalanan biro keamanan.
Yeoja itu membuka keranjang makanannya.
''apa kau masih ingat seungho ah? Saat kau menyukaiku ketika kita masih belajar di sekolah seni?'', tanya yoona.
Seung-yong tidak menjawab dan hanya memperhatikan senyuman yoona padanya.
''kau melupakannya??'', tanya yoona lagi.
''lupa tentang apa??''.
''bahwa kau pernah menyukaiku. Aku tidak menyangka bahwa kau berbalik menyukai gadis tengik itu''.
''stop! Stop! Stop!'', kata seung-yong dengan gaya membuka kelima jarinya dihadapan wajah yoona.
''siapa yang kau sebut tengik??'', tanya seung-yong lagi.
''maksudku shinhye. Ya gadis yang memenangkan hatimu itu''.

Seung-yong mengambil potongan sushi yang dibuat yoona dengan sumpit lalu mengunyahnya.
''oh aku ingat! Dulu aku menyukaimu tapi sekarang tidak lagi, kau ingin tahu kenapa??'', tanya seung-yong lalu tersenyum.
Yoona mengangguk.
''kau sekarang menjadi gadis sombong dan iri hati. Seharusnya yang tepat disebut tengik adalah kau, Im Yoona!''.
''kenapa kau jahat sekali, seungho ah! Kau tidak berhak berkata seperti itu padaku. Aku mengatur kehidupanku sendiri, dan aku merasa hidupku baik2 saja''.

Seung-yong tersenyum lalu menyumpit makanan di kotak makanan milik yoona.
''hidup itu pilihan, kau bisa memilih menjadi baik atau menjadi jahat. Kau tidak bisa memilih keduanya karena dua hal itu tidak bisa disatukan. Ingat yoona ah, terang dan gelap tidak bisa disatukan''.

Yoona tersenyum lalu menatap namja itu, ''kau ingin tahu kenapa aku menjadi jahat??''.
''itu karena mu, putra mahkota yoo seungho!!''.

*uhuk uhuk* seung-yong tersedak lalu menepuk dadanya dan yoona membantu menepuk punggungnya.
Seung-yong menatap yoona, ''kalau begitu, aku memintamu untuk tidak menjadi jahat''.

Seung-yong menepuk bahu yoona lalu meninggalkan gadis itu.

Seung-yong pov
#aku tidak menyangka satu pribadi seperti yoo seungho, menciptakan dua karakter wanita dengan sifat bak langit dan bumi. Seorang menjadi jahat karena ambisi dan seorang lagi menjadi baik dan penuh kasih. Walaupun orang baik akan cendurung banyak yang tidak menyukainya. Park shinhye? Im yoona?#end.

Yoona memandang seung-yong berlalu darinya lalu mulai terisak.
Yeoja itu menikmati makanannya dengan air mata membasahi kedua pipinya.
''aku tidak bisa jadi baik, jika kau tetap seperti ini padaku'', ucap yoona lirih.

Yoona menyusuri jalanan istana joseon dengan gontai. Langkahnya terhenti saat ia melewati sekolah seni.
Yoona mengingat kenangan indah semasa sekolah bersama seungho.

#Yoona melihat bayangan saat dirinya duduk dibawah sebuah pohon lalu berbagi makanan dengan seungho. Disaat itu, shinhye datang sambil membawa kotak makanan untuk seungho namun namja itu menolak dan menyuruh shinhye pergi dari tempat itu#end.

Yoona berbalik arah, tidak disangka hongki sudah berdiri di belakangnya sambil membawa beberapa lampion yang sudah jadi.
''halo im yoona??'', sapa hongki.
Yoona hanya tersenyum tipis.
''kau kenapa?? Apa kau sedang berpikir bagaimana cara untuk bertobat??'', tanya hongki sambil memandang wajah yoona lekat2.

Yoona mendorong wajah hongki, ''aku tidak melakukan kesalahan apapun yang mewajibkanku untuk bertobat''.
''memang orang yang bersalah tidak pernah mengakui kesalahannya sehingga dia akan selalu melakukan kesalahannya''.
Yoona memandang lampion yang dibawa hongki.
''ini, untukmu satu'', kata hongki lalu memberikan lampion itu pada yoona.
''besok ada pesta lampion di sekolah seni, apa kau mau pergi bersamaku??'', tanya hongki.
''tidak!'', kata yoona lalu pergi meninggalkan hongki.

''kau pergi dengan membawa lampionku yoona ah, berarti kau setuju untuk pergi denganku'', seru hongki.


=paviliun shinhye=
Seung-yong menyusul shinhye masuk ke dalam kamarnya.
Shinhye sedang melepas hiasan rambut yang menempel di kepalanya kemudian melepas pakaian hanboknya hingga tersisa bagian dalam yang berwarna putih.

''apa yang kau lihat?'', teriak shinhye saat melihat seung-yong menatapnya dari ujung kepala sampai ujung kaki.
''uhm aniyo'', jawab seung-yong singkat lalu mendekati tempat tidur shinhye.
''bagaimanapun aku juga seorang pria'', batin seung-yong yang tidur membelakangi shinhye lalu menutupi tubuhnya dengan selimut.

Shinhye merebut selimut yang dipakai seung-yong karena merasa kedinginan lalu tidur disamping namja itu.
''jangan menarik selimutku,'', teriak seung-yong lalu mencoba menarik selimut itu lagi.
''ini selimutku'', jawab shinhye singkat lalu memejamkan matanya.
''aku tidak mau berbagi selimut denganmu seungho ah'', kata yeoja itu lalu tersenyum.
Seung-yong mendengus, ''kau tega sekali''.

Seung-yong merebut selimutnya lagi. Dan Shinhye terbangun lalu memukul seung-yong dengan bantal.
''aku membencimu'', teriak shinhye.
''kalau kau membenciku, kau tidak akan sampai hamil'', goda seung-yong.
''aiss!! Seungho ah!!'', teriak shinhye lagi sambil terus memukul seung-yong dengan bantal.

Shinhye menunjuk sisi pojok kamar tidurnya.
''karena kau menyebalkan, kau tidur disana'', kata shinhye.

Akhirnya, seung-yong tidur berjauhan dengan shinhye lalu menengok gadis itu sudah tertidur pulas.
''seperti ini cara dia tidur? Kenapa putra mahkota bisa menyukainya? Apa yang menarik darinya?'', guman seung-yong sambil terus memperhatikan gaya tidur shinhye yang benar2 tidak mencerminkan dia seorang putri.

Seung-yong belum memejamkan matanya, kembali teringat ucapan shinhye tentang pria bernama bang chulyong.
''Pria itu namanya sama denganku? kenapa aku jadi takut, bagaimana kalau dia benar2 putra mahkota dan itu adalah tubuhku?'', batin seung-yong sambil terus memperhatikan langit2 paviliun itu.

Seung-yong mendekati shinhye yang sedang tertidur lalu tidur di sebelahnya.
''kenapa shinhye menyuruhku tidur di sana, bagaimanapun aku ini suaminya'', kata seung-yong tersenyum lalu berbagi selimut dengan shinhye.



=Paviliun ibu suri=
Chul-ho berdiri didepan paviliun milik ibu suri. Didalam ruangan itu ada tuan im dan ibu suri yang sedang membicarakan sesuatu hal. Chul-ho berusaha mencari tahu perbincangan keduanya dengan cara menempelkan telinganya di dinding paviliun itu.
''aiss!! Aku tidak bisa mendengar apapun'', gerutu chul-ho.

Namja itu lalu duduk di depan paviliun didekat pintu masuk.

Didalam paviliun ibu suri,
''kita tidak bisa menyingkirkan shinhye, jika masih ada seungho di istana'', kata tuan im.
''aku akan memikirkan cara untuk membuat seungho pergi sementara waktu'', kata ibu suri.
''oh, dimana pria yang bernama bang chulyong itu?'', tanya ibu suri.
''dia ada diluar, aku tidak menyuruhnya masuk karena anda tidak begitu menyukainya''.
''aku bukannya tidak menyukainya''.


=keesokan harinya, paviliun shinhye=
Shinhye perlahan mulai membuka matanya, kakinya tidak bisa bergerak karena merasa ada benda berat yang menindihnya.
Shinhye melongok ke bawah kakinya dan dilihatnya kaki seung-yong menindih di kedua kakinya.
''hyaaaa!!'', teriak shinhye sambil memukul tubuh seung-yong yang sedang tertidur pulas disisinya hingga membuat namja itu terbangun dengan kelimpungan.
''mweo??'', teriak seung-yong kaget.
Shinhye menghempaskan kaki seung-yong. Setelah agak sedikit sadar, shinhye memperhatikan seung-yong yang acak2an karena dipukuli dengan bantal.
''kenapa memukulku?'', seru seung-yong.
''kau menindih kakiku!!?'', jawab shinhye tanpa mengucapkan maaf.
''aiss!! Baru ditindih kakinya saja sudah galak begitu, apalagi ditindih yang lain'', guman seung-yong.

*pletak* shinhye memukul kepala seung-yong.
''dikamar ini kau bukan putra mahkota tapi kau adalah suamiku, aku bisa membuat kepalamu bocor'', seru shinhye.
''baiklah! Jangan berteriak padaku'', kata seung-yong seraya mengusap kepalanya.

Keributan dikamar shinhye membuat dayang paviliun miliknya mengetuk2 pintu kamar dengan panik.
''putra mahkota! Putri!!'', seru dayang itu.

Seung-yong beranjak dari tempat tidurnya lalu membuka pintu.
''apa yang terjadi?'', tanya seorang dayang panik.
''hanya masalah kecil antara suami dan istri, kau tahu kan?'', jawab seung-yong dengan senyuman.
Dayang itu mengangguk.

Terjadi obrolan diantara para dayang.
''putra mahkota terlihat berbeda? Matanya sedikit liar, betul tidak?'', tanya seorang dayang.
''betul betul betul'', jawab dayang yang lain.

Kebetulan, seung-yong keluar dari kamar dan mendengar percakapan dayang2 itu.
''ehem! Ehem!'', seung-yong berdehem hingga membuat dayang2 itu terkejut.
''apa kau masih sempat menggosip di pagi hari?'', seru seung-yong.
''maafkan kami,putra mahkota''.


Tidak lama kemudian, beberapa prajurit kerajaan menemui seung-yong.
''putra mahkota yoo seungho, ibu suri memanggil anda'', kata kepala prajurit.
''aissi! Kenapa wanita tua itu memanggilku?'', batin seung-yong.
''oh, ne! Gaja!'', kata seung-yong.


Seung-yong masuk ke paviliun ibu suri.
''anda memanggilku?'', tanya seung-yong.
''ne, duduklah'', kata ibu suri sambil meneguk secangkir teh hijau.
''aku lihat semenjak kepulanganmu dari perbatasan joseon, kau nampak acuh dengan keamanan negeri ini'', kata ibu suri lagi.
''apa?''.
''kau pergilah ke perbatasan''.
''hajiman?''.
''aku tidak mau ke perbatasan'', kata seung-yong lagi.

Ibu suri menatap seung-yong kemudian seung-yong keluar dari paviliun ibu suri.
''aku harus berperang dengan tubuh milik seungho? Aku sudah hidup enak disini'', guman seung-yong.


=paviliun shinhye=
Shinhye mengetahui seung-yong tidak ada di paviliunnya dan berencana untuk mencari namja itu.

Shinhye melewati biro keamanan dan melihat chul-ho sibuk berlatih dengan menggenakan seragam huarang-nya.
Chul-ho menyadari shinhye memperhatikan dirinya dari jauh lalu memberikan seulas senyuman.

''annyeong hasimnikka, putri park?'', sapa chul-ho.
''andwe, aku sama sepertimu, aku bukan dari kalangan bangsawan, panggil saja dengan shinhye'', kata shinhye.
''sikap shinhye yang terlalu baik kepada semua orang membuat aku tidak bisa membedakan, bukankah aku pria asing baginya kenapa dia baik padaku?'', batin chul-ho sambil terus menatap shinhye.

Shinhye hanya membalas dengan senyuman ketika chul-ho terus2an memperhatikan dirinya.
''jangan memperhatikan aku terus? Nanti kau menyukaiku, bukankah mata itu jendela hati?'', kata shinhye.
''mweo?'', kata chul-ho.
''oh tidak! Tidak!''.

Shinhye tersenyum lalu meninggalkan chul-ho.
''Kenapa aku bisa berkata seperti itu?'', guman shinhye lalu menoleh ke arah chul-ho yang masih memperhatikannya.

Chul-ho pov
#aku tidak bisa bertahan hanya dengan berada di dalam raga bang chulyong. Aku harus melakukan sesuatu yang membuatku tidak hanya berada dititik ini. Siapa yang bisa menolongku? Lee hongki?? Ya aku harus mencobanya#end.

Shinhye menghampiri chul-ho lagi.
''uhm chulyong ah, hari ini ada pesta lampion di sekolah seni, apa kau bisa melihatnya sebentar saja??'', tanya shinhye.
''oh ne, gamsa hamnida'', kata chul-ho.
''kenapa aku ingin selalu mencoba dekat dengan chul-ho'', batin shinhye.


Chul-ho menemui hongki di sekolah seni.
Hongki sedang mengawasi murid2nya membuat lampion di gazebo taman sekolah seni untuk persiapan pesta lampion.

''oh kau chulyong, pegawai baru biro keamanan?'', kata hongki melihat kedatangan chul-ho.
''lee hongki?'', kata chul-ho.
''kau tahu nama margaku?? Luar biasa''.
''aku ingin memberitahumu satu hal, hanya kau yang bisa ku percaya''.
''katakan?'', kata hongki seraya mengawasi murid2nya.
''ini terkesan mustahil, tapi tolong dengarkan dan percayai, aku yoo seungho! Aku putra mahkota yoo seungho''.
''mweoya?'', seru hongki lalu memandang chul-ho lalu tertawa.
''aku yoo seungho, percayalah padaku''.
''kau kembali lah ke departemenmu, aku sibuk mempersiapkan pesta lampion malam ini!''.

Hongki berjalan masuk ke sekolah seni dan chul-ho mencoba memanggilnya namun hongki mengacuhkannya.
''hanya hongki harapanku satu2nya, dan ternyata meyakinkan orang itu tidak mudah'', guman chul-ho.


Chul-ho berjalan keluar dari sekolah seni dengan lesu.
''hongki benar, jika dia percaya pada ceritaku. Dia gila!'', guman chul-ho.


=tempat latihan berkuda=
Seung-yong sedang berkuda dengan anak dari menteri departemen dalam negeri joseon.
''aku sudah lama tidak menikmati berkuda bersamamu, putra mahkota!'', kata pria itu.
''ne, sanghyun ah'', kata seung-yong.

Author pov
#park sanghyun adalah anak dari menteri departemen dalam negeri joseon. Disini park sanghyun (Thunder) menjadi cameo untuk FF yang dibintangi saudara satu timnya di Mblaq. Pasti sanghyun sangat tampan saat memakai hanbok *Ħαª☺Ħαª☺Ħαª☺◦°˚☺*#end.

Sanghyun berkuda beriringan dengan seung-yong.
''apa kau ingat saat kau bersama putri park berkuda di tempat ini saat duduk di bangku sekolah?'', tanya sanghyun.
Seung-yong mengangguk seolah mengingatnya.
''aku tidak menyangka shinhye bisa hidup sampai sekarang. Karena kau memaksanya berkuda, gadis itu terjatuh hingga membuatnya sekarat. Hidungnya bisa mimisan sewaktu2 dan itu pasti membuatnya menderita. Tapi yang aku heran dia selalu bertahan disisimu''.

Seung-yong menarik tali kekang kuda itu lalu berhenti dan sanghyun ikut berhenti.
''apa waktu itu kau merasa bersalah?? Tapi aku salut untuk perjuangannya menyelamatkan shinhye. Kau membawanya ke sila selama 3 tahun dan shinhye benar2 sembuh. Lalu kau menikahinya. Itu benar2 kisah yang romantis''.

Seung-yong turun dari kudanya lalu berjalan keluar area berkuda.
''hei putra mahkota! Jigeum eodi gaseyo (kau sekarang pergi kemana)??'', seru sanghyun.
''aku ingin menemui putri park''.

Seung-yong pov
#sebesar itukah perjuanganmu sampai kau menjadi seorang putri, shinhye ah?? Aku tidak menyangka bahwa kau hampir mati karena ulah putra mahkota. Kau selalu saja bersikap seolah baik2 saja. Apa yang kau pikirkan? Apa yang membuatmu bertahan di tempat ini?#end.
=Biro Keamanan Joseon=
Chul-ho menemui tuan im dan sekarang tuan im menyerahkan sebagian besar tugas biro keamanan kepada chul-ho. Walaupun banyak perdebatan di bagian departemen keamanan dengan memposisikan seorang asing menjadi bagian dari biro keamanan.
''kepala biro keamanan im, apa kau yakin memposisikan pria bernama bang chulyong itu masuk departemen keamanan?'', tanya seorang mentri kerajaan joseon.
''ya aku yakin, bang chulyong terlihat pintar dan dia sangat cekatan'', jawab tuan im.
''kau tidak tahu bagaimana asal usulnya, apa kau bisa menjamin bahwa dia bukan sindikat yang ingin menggulingkan partai oposisi di kerajaan kita?''.
''aku akan menyelidikinya''.

Chul-ho mendengar pembicaraan tuan im dan beberapa menteri kerajaan joseon.
''mereka sedang membicarakan diriku. Semoga ulah kriminal kelompok bang chulyong hanya sebatas di biro keamanan'', guman chul-ho.

Tidak lama kemudian, tuan im keluar dari ruang itu dan melihat chul-ho ada disana.
''oh kau? Apa kau sudah lama ada disini?'', tanya tuan im.
''aniyo'', jawab chul-ho singkat.

Chul-ho berada di ruang kerja tuan im.
''chulyong ah, kau akan menjadi bagian dari rencanaku'', tanya tuan im.
''ne?'', jawab chul-ho yakin.
''kau akan aku jadikan pengawal pendamping putri shinhye park''.
''mweo?''.
''kau tahu departemen keamanan joseon begitu teliti mengusut sebuah kasus, aku tidak ingin rencana itu membuat aku dan ibu suri terkena masalah''.


Chul-ho berjalan keluar dari biro keamanan.
''aku menjadi pengawal shinhye? Ini akan membuatku tetap dekat dengannya. Aku ingin segera menemui shinhye'', guman namja itu lalu tersenyum.

Chul-ho berjalan ke arah paviliun shinhye untuk memposisikan dirinya sebagai hwarang pengawal putri pendamping putra mahkota.
*tap tap tap*
Disaat yang bersama dari arah lain, seung-yong berjalan menuju ke paviliun yang sama.
*Cringggg*
Langkah kedua namja itu terhenti ketika mereka melihat satu sama lain.

(ost Davichi - Love oh Love)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar