Green  Pencil

Sabtu, 15 Juni 2013

Finding Destiny *5


Judul: Finding Destiny
(Sekuel dari Eagle or Chicken? Diary)
Genre: Saeguk, Friendship, Romance
Part: 1- 13
Cast:
Park Shin Hye
Yoo Seung Ho
Bang chul yong / Mir MBLAQ
Lee Hongki (FT Islands)
Im Yoona (SNSD)

#Chul-ho: raga bang chulyong dengan roh seungho#
*seung-yong: raga yoo seungho dengan roh chulyong*

Ost: Luna feat Kristal - Calling Out

Part *5

Disisi lain, chul-ho penasaran dengan dua sejoli yang sibuk dengan lampionnya itu.
*tap tap tap*
Perlahan chul-ho beranjak lalu mendekati sumber suara itu.


''berikan pamatiknya padaku'', kata seung-yong.

''Jankkanman juseyo!'', kata shinhye.
''ini!'' kata shinhye lagi seraya memberikan pematik apinya pada seung-yong.


Chul-ho semakin dekat dengan tempat dimana shinhye dan seung-yong berada.
Chul-ho melihat samar2 istrinya bersama dengan sosok yang sangat dikenalnya.

*deg*
chul-ho sangat terkejut melihat sosok dirinya ada bersama shinhye.

''itu aku?'', gumannya.
Chul-ho berdiri mematung sambil memperhatikan sosok dirinya bersama sang istri tercinta.

Chul-ho mengucek matanya dan mencoba memperhatikan lamat2 sosok yang ada disisi shinhye.

Chul-ho pov
#aku melihat sosok diriku bersama shinhye. Aku bisa melihatnya dengan jelas, itu diriku. Seharusnya aku ada disana dan berada ditubuh yang bukan milikku ini adalah kesalahan. Aku tidak tahu siapa yang harus bertanggung jawab dalam hal ini? Tapi pria itu mengambil posisiku#end.

Disisi lain padang rumput itu, Shinhye dan seung-yong sibuk menerbangkan lampion hingga tidak menyadari ada seseorang yang memperhatikan mereka.

''seungho ah, lampion itu indah sekali diatas sana'', kata shinhye sambil menunjuk lampion yang sudah membumbung tinggi di langit.
''apa kau bisa melihatnya dengan sangat jelas?'', tanya shinhye lagi.

''aku melihatnya dengan sangat jelas dan itu sangat indah, aku baru menyadarinya sekarang'', guman seung-yong begitu terpana melihat keromantisan menerbangkan lampion di malam hari.

''mweo? Setiap tahun ini terjadi di joseon, kenapa kau baru menyadarinya sekarang?''.

''uhm maksudku sekarang aku baru menyadari bermain lampion sangat menyenangkan'', jawab seung-yong seadanya.

Shinhye tersenyum, ''kadang hal yang indah tidak kau sadari karena kau sibuk mencari keindahan yang lebih lagi''.

''itu karena manusia ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dari yang ia dapat''.


Disisi lain padang rumput itu, tempat chul-ho berada,
''shinhye pasti mengira itu aku. Apa yang harus aku lakukan? Aku takut pria bernama bang chulyong itu memiliki niat jahat'', guman chul-ho.

Chul-ho memutuskan untuk pergi dari tempat itu dan kembali ke markas gerombolan hitam didalam hutan.

Chul-ho terlihat termenung didepan api unggun, seorang anak buah chulyong mendekati namja itu.
''ketua? apa yang kau pikirkan?'', tanya seorang anak buah bang chulyong karena melihat ketuanya nampak begitu sedih.

''anio!'', jawab chul-ho singkat.

''uhm aku memutuskan untuk masuk istana, biro keamanan perlu beberapa personil prajurit bukan?'', kata chul-ho lagi.

''mweoya? Apa kau ingin mati ketua? Aiss'', ujar anak buah chulyong begitu risau mendengar keinginan ketuanya.

''ada banyak hal yang bisa ku ambil dari istana untuk kelompok ini, aku teringat iljimae bukankah dia juga melakukan hal yang sama seperti kita?''.

Author pov
#Iljimae adalah sosok robin hood versi korea saeguk yang merampok bangsawan2 kerajaan dan hasil jarahan dibagikan kepada rakyat miskin#end.

''ne, tapi kau masuk ke istana itu sangat berbahaya, kami masih perlu kau disini, kelompok kita ada didalam daftar buronan biro keamanan'', terang salah seorang pria berbaju hitam itu.

''ne, arraseo. Buranhajima (jangan takut)'', kata chul-ho menenangkan anak buahnya yang begitu khawatir pada keselamatannya.

''kita tidak bisa melakukan perampokan diluar sini, itu akan semakin mempermudah biro keamanan mencium keberadaan kita'', kata chul-ho lagi.

''lalu, apa yang akan kita lakukan?''.

''biarkan aku masuk istana, aku tahu bagaimana sifat tuan im, kepala biro keamanan joseon''.

''mweoya? kau bilang mengenal kepala biro keamanan?''.

''uhm anieyo! Aku hanya mendengarnya dari orang2'', jawab chul-ho untuk menghindari rasa curiga anak buahnya.



=keesokan harinya, istana joseon=
Seung-yong sedang berada di paviliunnya dan mencoba membaca buku2 sejarah dinasti joseon.

''putra mahkota, kami membawa pesan dari ibu suri'', kata seorang prajurit istana.

''malhaebwa (katakanlah)!!'', kata seung-yong.

''ibu suri memintamu untuk menemuinya''.

''ne! Aku akan pergi ke paviliun ibu suri secepatnya''.

Prajurit itu membungkuk memberi salam lalu keluar dari paviliun milik seungho.

Seung-yong pov
#aku semakin menikmati posisiku sebagai putra mahkota. Uhm bagaimana dengan anak buahku? Apa mereka baik2 saja tanpaku? Ingin rasanya aku memastikan mereka baik2 saja diluar sana#end.

Seung-yong menutup buku yang ia baca itu dan bergegas pergi ke paviliun milik ibu suri.


Di dalam paviliun ibu suri,
Seorang dayang menemui ibu suri dan memberitahukan bahwa seung-yong ada di luar paviliun.
''ibu suri, putra mahkota menunggu anda di luar paviliun'', kata dayang paviliun itu.

''suruh putra mahkota masuk menemuiku'', perintah ibu suri.

''baik'', dayang itu memberi salam dan keluar menemui ibu suri.

Diluar paviliun ibu suri, seung-yong melihat2 taman di dekeliling paviliun ibu suri dengan kedua tangannya di lipat dipinggangnya.

''putra mahkota! Ibu suri menyuruhmu masuk'', seru dayang istana.
Seung-yong menoleh lalu mengangguk.

Didalam paviliun,
''ada apa kau memanggilku?'', tanya seung-yong.

Ibu suri menoleh dan menatap tajam seung-yong.
''seungho ah, apa kau sekarang tidak menghormatiku lagi?'', tanya ibu suri.

''uhm joesonghamnida'', kata seung-yong *bow*.

''aku tidak bisa berpura2 manis pada seseorang yang bersifat picik sepertimu'', batin seung-yong.

Tidak lama kemudian, yoona masuk ke paviliun ibu suri.
''ada apa kau kemari?'', tanya seung-yong melihat kedatangan yoona.

''ibu suri memanggilku'', jawab yoona.

Ibu suri begitu senang melihat kedatangan yoona.
''aku harap kalian bersama, seungho ah tinggalkan shinhye dan kau bisa memilih yoona menjadi pendampingmu'', kata ibu suri.

Seung-yong dan yoona begitu terkejut mendengar pernyataan ibu suri.

''wanita tua ini sangat kejam, bagaimana bisa putra mahkota disuruh meninggalkan istrinya yang sedang hamil? Menyebalkan sekali. Aku benci wanita tua ini!'', batin seung-yong seraya mengepalkan tangannya.

''ibu suri jangan berlebihan padaku, aku sangat tidak pantas mendampingi seungho'', kata yoona tersenyum.

''lebih pantas kau daripada shinhye, kau dari keluarga bangsawan. Aku tidak ingin dinasti joseon tercampur dengan darah kaum rendah seperti park shinhye'', kata ibu suri.


Seung-yong keluar dari paviliun ibu suri karena enggan mendengar pembicaraan ibu suri dan yoona yang terkesan memojokkan shinhye.

''kau liha yoona ah, seungho sekarang semakin liar saja, itu karena shinhye tidak mampu menuntunnya'', sindir ibu suri.
''dan itu tandanya shinhye bukan istri yang baik'', kata ibu suri lagi.

Seung-yong hanya mendengus tanpa menjawab sepatah katapun.

Yoona menatap ibu suri,
''ibu suri ijinkan aku menemui seungho sekarang''.

Ibu suri mengangguk, ''lakukan! Karena itu yang terbaik untukmu dan seungho. Aku akan memperjuangkannya''.



Seung-yong berjalan keluar melewati sebuah taman tidak jauh dari sekolah seni tempat hongki mengajar.
''seungho ah, tunggu'', ucap yoona seraya menyusul seung-yong.
''apa kau memikirkan ucapan ibu suri? Aku rasa itu ada benarnya, kau semakin berubah seungho ah'', kata yoona lagi seraya menarik lengan seung-yong.

''Jeongmalyo? wanita tua itu memang tidak bijaksana'', kata seung-yong.

''mweo? Siapa yang kau maksud dengan wanita tua?'', ucap yoona seraya terkejut.

''oh anieyo''.

Yoona pov
#aku tidak pernah mendengar seungho menyebut ibu suri sebagai wanita tua. Jelas2 yang dimaksud seungho itu adalah ibu suri. Shinhye benar2 tidak bisa menuntun seungho, aku akan membawa seungho kembali seperti dulu walau itu harus mengorbankan hubungan seungho dan shinhye#end.



Di sisi lain sekolah seni, Shinhye sedang asik bercanda dengan murid2 sekolah seni ketika jam pelajaran membuat lampion.

''putri, apa lampionku bagus?'', tanya seorang anak bernama mason.

''oh ne, mason ah. Lampion milikku kalah bagus dengan punyamu, lihat?'', kata shinhye sambil menunjukkan lampion buatannya.

Hongki mendekati mereka,
''dari dulu memang putri tidak bisa membuat lampion'', kata hongki seraya tersenyum.

''apa kau bilang?'', kata shinhye.

''kau tidak bisa membuat lampion dengan baik. Karena kau selalu putus asa sebelum dapat menyelesaikan lampionmu'',

''mweo?? Awas kau!!'' teriak shinhye kemudian mencincingkan hanboknya dan beranjak mengejar hongki.

Melihat shinhye berlari ke arahnya, hongki berlari menggelilingi tempat itu.

Murid2 sekolah seni memberikan dukungan pada masing2 namja dan yeoja ini.
''kau lihat, putri shinhye dan hongki seonsaengnim sedang lomba lari, siapa yang menang diantara mereka?'', tanya seorang murid dengan ikat kepala warna biru.

''putri mempunyai kaki kecil dan dia berlari dengan sangat kencang. aku rasa putri akan menangkap guru dengan mudah'', jawab murid yang lain yang sedang memperhatikan aksi kejaran2 shinhye dan hongki.

''kalau putri berhasil menangkap guru, lampionku menjadi milikmu'', kata murid dengan ikat kepala biru itu.


Shinhye berhasil menarik lengan baju hongki. Lalu memukuli namja itu.
''kau bilang aku tidak bisa membuat lampion??'', teriak shinhye.

''lampionmu menjadi milikku karena aku menang taruhan'', kata seorang murid seraya tersenyum.

Anak kecil itu dengan terpaksa memberikan lampionnya pada temannya itu.


Seung-yong yang kebetulan sedang lewat di depan sekolah seni bersama yoona melihat shinhye sedang asik bercanda dengan lee hongki.
Seung-yong menatap shinhye dari kejauhan tanpa berkomentar sedikitpun.

Yoona melirik seung-yong lalu tersenyum.
''apa yang kau pikirkan setelah melihat ini semua seungho ah?'', tanya yoona.

''aku tidak berpikir apa2'', kata seung-yong lalu pergi dari tempat itu.

Seung-yong pov
#kenapa aku jadi cemburu melihat gadis itu bersama pria lain? Apa aku sudah gila. ini bukan ragaku yang sebenarnya tapi kenapa sekarang aku begitu menikmati raga ini, seakan aku enggan untuk kembali. Aku tidak memikirkan bagaimana nasib putra mahkota diluar sana? Dan bagaimana dengan ragaku yang sebenarnya?#end.


Yoona melihat seung-yong berlalu dari tempat itu kemudian dia mendekati shinhye dan hongki.
''kalian asyik sekali hingga tidak memperhatikan ada aku dan seungho'', kata yoona tersenyum.

Melihat yoona mendekati mereka, kontan shinhye dan hongki menoleh ke arah yeoja itu.

''eung, dimana seungho?'', tanya shinhye sambil menoleh ke segala arah mencari sosok suaminya itu.

''seungho sudah pergi ketika melihatmu sedang asik dengan pria yang bukan suaminya ini'', kata yoona sambil memandang hongki.

''hei kau yoona ah, apa sekarang kau kerasukan setan? Kau bukan yoona yang ku kenal sebelumnya'', kata hongki.

Yoona tersenyum, ''aku kerasukan setan?? Bukankah kau setannya??''.

''apa maksudmu??'', tanya hongki tidak mengerti.

''kau ada di tengah2 hubungan shinhye dan seungho. Apa kau tidak menyadari bahwa kedekatanmu akan membuat hubungan shinhye dan seungho renggang?'', tanya yoona.

''kau juga ada di tengah2 hubungan mereka. Dan kau mempunyai niat untuk merebut seungho''.

''ya, aku akan membawa seungho kembali seperti dulu. Aku lebih baik dari kau karena aku berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi impianku''.



Shinhye berlari mencari seung-yong.
''seungho ah! Seungho ah!'', panggil shinhye ketika melihat namja yang dicarinya tidak jauh dari tempat ia berdiri.

Seung-yong berpura-pura tidak mendengar panggilan shinhye.
Shinhye berlari mendekat ke arah seung-yong.
Namja itu menoleh dan menatap shinhye.
''seungho ah, jangan salah paham padaku. kau tahu kan aku dan hongki bersahabat sejak lama'', jelas shinhye.

Seung-yong menatap shinhye.

Seung-yong menyentuh wajah shinhye kemudian wajah namja itu semakin dekat ke wajah shinhye,

Dan *KISSEU*
Seung-yong mencium shinhye.

''aku mencintaimu shinhye ah'', kata seung-yong.

Setelah peristiwa ciuman itu, shinhye pun menyentuh bibirnya.
''kenapa ada sesuatu yang berbeda?'', guman shinhye.

''saranghae!'', kata seung-yong lalu memeluk shinhye erat.

Shinhye masih tidak mengerti ada hal yang berbeda dan tidak bisa ia jelaskan.
Shinhye membalas pelukan seung-yong dengan sedikit keraguan.



=di gerbang istana=
Chul-Ho menatap gerbang istana lalu mendekati penjaga gerbang.
''aku ingin masuk, bukankah biro keamanan sedang membuka tambahan personel prajurit baru?'', tanya chul-ho.

Penjaga itu melihat chul-ho lalu mengangguk.
''silahkan, kau sudah tahu dimana letak biro keamanan?'', tanya penjaga itu.

Chul-ho menggeleng berpura2 tidak tahu dimana letak biro keamanan lalu Penjaga gerbang itu menunjukkan arah menuju biro keamanan joseon.

Chul-ho masuk ke biro keamanan, tempat yang tidak asing baginya.
Namja itu melihat banyak prajurit biro keamanan sedang berlatih beladiri.

''dimana tuan im, aku belum melihatnya''batin chul-ho karena tidak melihat ketua biro keamanan itu ada disana.

Chul-ho masuk ke departemen keamanan itu untuk mencari tuan im.
''aku rasa tuan im bisa membantuku, dan aku akan katakan padanya bahwa aku seungho'', guman chul-ho.

Chul-ho mendengar sayup2 dengar orang sedang berbincang2 dan chul-ho mengenali suara itu.

''itu tuan im dan yoona'', kata chul-ho tersenyum lalu mulai berjalan ke arah sumber suara.

''ayah, kau tahu? Tadi seungho terlihat begitu marah ketika shinhye sedang bersama hongki'', kata yoona.

''mweo? Itu bagus yoona ah. peluangmu semakin besar'', kata tuan im.

chul-ho begitu terkejut ketika mengetahui hal yang diperbincangkan tuan im dan yoona adalah tentang dirinya dan shinhye.

''mweoya?'', batin chul-ho yang terus memperhatikan pembicaraan tuan im dan yoona dari balik dinding ruangan itu.


''ayah kau terus memaksaku hingga membuatku berambisi untuk mendekati seungho kembali'', kata yoona.

''ya memang kau yang lebih pantas mendampingi seungho, bukannya gadis kampung itu'', kata tuan im.


''aku tidak menyangka tuan im dan yoona memiliki rencana jahat. Orang yang aku anggap baik ternyata aku menilainya salah'', guman chul-ho.

Chul-ho menyelinap masuk ke ruang arsip biro keamanan dan mencari data2 tentang gerombolan hitam pimpinan bang chulyong.

''bang chul yong, ini dia'', kata chul-ho lalu menyobek lembaran halaman yang berisi data2 hitam tentang bang chulyong, ketua gerombolan hitam itu, dimana rohnya saat ini berada didalam raga bang chulyong.

Chul-ho segera memasukkan sobekan buku itu ke dalam selipan bajunya, kemudian menyelinap keluar dari ruang arsip.

''siapa kau??'', teriak seorang prajurit memergoki orang asing masuk ke biro keamanan.

''aku ingin ikut pendaftaran prajurit biro keamanan'', jawab chul-ho.

Prajurit itu masih curiga dengan keberadaan chul-ho.
''aku tadi mencari kamar kecil, ternyata ini bukan kamar kecil'', kata chul-ho dengan pura2 berekspresi menahan kencing.


Chul-ho menunggu diluar biro keamanan joseon, kemudian seorang prajurit memanggilnya untuk menemui tuan im.

''Annyeong hasimnikka'', chul-ho *bow*.

Tuan im mengangguk,''apa urusanmu datang kemari?''.

''aku ingin menjadi bagian dari biro keamanan joseon''.

''apa yang bisa kau tunjukkan agar aku yakin untuk menerimamu?''.

''aku ahli pedang dan bela diri, apa itu masih kurang?''.

''tunjukkan padaku!'',

Tuan im mengajak chul-ho bertading dengan pedang.

''baru kali ini tuan im mengaudisi seseorang untuk menjadi prajurit biro keamanan'', kata seorang prajurit yang menonton pertandingan pedang antara tuan im dan chul-ho.

''ya betul, kelihatannya tuan im tertarik dengan pria muda itu'', jawab seorang prajurit lain disampingnya.


Yoona keluar dari biro keamanan joseon dan melihat ayahnya sedang berkelahi dengan seorang pria tak dikenal.

''abeoji!! (ayah!!)'', pekik yoona.

Melihat yoona mendekatinya, membuat tuan im tidak konsentrasi.

Yoona tidak mengetahui bahwa itu hanya sebuah permainan pedang dan bukan berkelahi yang sebenarnya.

*slat*
pedang chul-ho tepat berada dileher tuan im, hampir menyayat kulit leher tuan im.
Saking terkejutnya pedang yang ada di tangan tuan im terjatuh.

''anda kalah kepala biro keamanan joseon!'', kata chul-ho tersenyum lalu menurunkan pedangnya dari leher tuan im.

Melihat itu hanya permainan pedang, yoona menunduk dan merasa bersalah pada ayahnya.

''ayah maafkan aku, aku kira ayah berkelahi. Aku benar2 takut'', kata yoona.

''siapa kau sebenarnya??'', tanya tuan im kepada chul-ho.

''namaku chulyong, bang chulyong'', jawab chul-ho mantap.

''kau bisa lebih dari seorang prajurit chulyong ah, bakatmu luar biasa''.

''aku hanya ingin menjadi seorang prajurit, tidak lebih''.

Yoona menatap namja itu.
''dari gaya bicaramu, aku seperti pernah mengenalmu, darimana kau berasal?'', tanya yoona.

''mweoya? Aku dari,, uhm'', jawab chul-ho kebingungan.

''aku tidak perlu tahu dari mana kau berasal, kau diterima. Selamat bergabung di biro keamanan joseon'', kata tuan im lalu menjulurkan tangannya.

Chul-ho menjabat mantap tangan tuan im.

''aku akan mengusut apapun yang kau rencanakan tuan im?'', batin chul-ho.


Chul-ho keluar dari biro keamanan joseon bersama yoona.
''baru kali ini ayahku begitu yakin dengan seseorang yang baru dikenalnya'', kata yoona.

''benarkah? Oh ya, aku melihatmu seperti kau pernah belajar di sekolah seni'', kata chul-ho dan memulai aksinya untuk mengorek informasi.

''bagaimana bisa kau menebaknya?''.

''terlihat dari gaya bicaramu, kau seperti pelajar sungkyunkwan''.

''kau pintar chulyong ah, kau memang layak untuk masuk istana''.


Ketika sedang asik ngobrol, mereka bertemu rombongan ibu suri.

''itu ibu suri'', guman chul-ho.

''bagaimana kau tahu itu ibu suri?'', tanya yoona sedikit curiga.

''uhm anieyo, ku hanya menebaknya''.

''kau banyak tahu tentang istana joseon, siapa kau sebenarnya?'', tanya yoona dengan sedikit curiga.

(ost Davichi - Love oh Love)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar