Green  Pencil

Sabtu, 08 Juni 2013

Nami Romance*3

Judul: Nami Romance
Genre: Action, Romance, Comedy
Part: 1-10
Cast:
Cha Na Mi (You)
Choi Siwon (Super Junior)
Lee SeungRi (BigBang)
Park Gyuri (Kara)
Ost: Kim Hyun Joong - Kiss Kiss

Part *3

Seungri yang tengah kelaparan tertarik dengan sup kerang yang dibawa oleh nami.
''guraeyo! Apa yang harus ku berikan padamu agar aku mendapatkan sup kerang itu?'', tanya seungri.

''bawa aku pergi dari pulau ini, aku ingin ke seoul!'', kata nami lalu tersenyum.

''mweo?'', seungri hanya bisa melongo.
''kau ke seoul??'', tanya seungri lagi.

Seungri pov
#aku tidak mengerti kenapa gadis pulau ini menukar sup kerang miliknya dengan membawanya pergi ke seoul. Ada2 saja, biasanya orang menukar barang dengan barang. Apa yang membuat gadis ini berkeinginan pergi ke seoul? Bukankah pergi ke seoul itu sangat mudah tapi kenapa dia tidak bisa melakukannya?#end.

Nami merasa diatas angin bahwa seungri mau membawanya pergi ke seoul.
''bagaimana? Apa kau setuju?'', tanya nami lalu menyodorkan sup kerang yang ia bawa.

Seungri memandangi sup kerang itu. Dari bentuknya saja sudah terlihat sangat lezat.
*krucuk krucukk*
Perut seungri sudah memberi sinyal2 darurat.
''bagaimana?? Kau setuju kan? Ya? Ya??'', bujuk nami.
''apa kau tidak bisa melihat bahwa sup ni terlihat sangat lezat?? Baunya saja sudah sedap begini'', kata nami lalu mengirup aroma sup itu.

''terlihat sangat lezat'', guman seungri lalu memegang mangkok yang dibawa nami.
''tapi sayangnya lebih baik aku kelaparan semalaman daripada aku harus membawamu ke seoul'', kata seungri dengan wajah datar lalu beranjak pergi ke kamarnya.

*jegleeekkk*
Seungri menutup pintu keras2 hingga membuat nami terkejut dan hampir menjatuhkan sup nya.
''sebenarnya aku saat ini benar2 lapar. Gadis itu memberikan pilihan yang sulit'', guman seungri.

''aiss, aku kira namja itu akan setuju, bukankah orang yang lapar akan berpikir seadanya. Kenapa dia rela kelaparan, bukankah membawaku ke seoul itu sangat mudah?'', gerutu nami didepan pintu kamar seungri.
''hei nyalimu tidak sebesar esau! Kau tahu esau?? Dia rela menukarkan hak kesulungan hanya karena semangkuk sup kacang merah. Sedangkan kau, hanya membawaku ke seoul saja tidak bisa!'', teriak nami dari depan kamar seungri.

''kalau kau bisa melakukannya silahkan pergi sendiri! Aku tidak mau menjual harga diriku hanya untuk sup kerangmu! Tolong diingat kau gadis pulau, aku bukan esau dan juga bukan saudara laki2nya. jangan bandingkan aku dengannya!'', teriak seungri dari dalam kamarnya.

''kau menyebalkan pria seoul!! Kenapa kau tidak merasa kasihan padaku??'', teriakan nami terdengar sangat keras dari dalam kamar seungri.

''aku hanya kasihan pada pengemis! Hentikan celotehanmu!''.


Yeoja itu meninggalkan kamar seungri lalu duduk di teras penginapan untuk menunggu bibi sora muncul.
''ternyata untuk pergi ke seoul tidak mudah!'', guman nami.
''Tuhan tolong aku, bagaimana caranya Engkau membawaku ke seoul? tunjukkan padaku sekarang, aku tidak mau besok. Aku butuh jawaban secepatnya'', seru nami sambil memandang langit.

Nami pov
#nami ingat cara Tuhan bekerja di dalam hidupmu tidak bisa kau selami dengan akal pikiranmu saja. Tuhan menjawab seru doamu hanya saja Tuhan menjawab dengan ya sekarang, ya besok tetaplah bersabar dan bertekun dalam pengharapan serta yang terakhir adalah tidak,Aku punya rencana lain untukmu. Sekali2 jangan mendikte Tuhan karena Dia tahu yang terbaik untukmu#end.

Author pov
#kenapa semua orang ingin jawaban kilat dalam doanya. Waktu Tuhan bukan waktu kita dan tidak bisa diukur dengan jam#end.

Beberapa menit berlalu namun bibi sora tidak kunjung datang. Nami masuk ke dalam penginapan lalu mengetuk kamar seungri.

*toktoktok*
Nami mengetuk pintu kamar seungri pelan2 dan sedikit ragu.

''seungri ssi, uhm daripada sup kerang ini dingin, aku berikan padamu saja. Ini ayahku yang membuatnya, dan rasanya sangat enak'', kata nami lalu menaruh semangkuk sup kerang itu didekat pintu kamar seungi.
''Makanlah! Aku pergi dulu!'', kata nami lagi.

*tap tap tap*
Terdengar suara langkah kaki nami berlari di lantai kayu penginapan semakin menjauh dari kamar seungri.

Seungri membuka pintu kamarnya, dilihatnya semangkuk sup kerang yang sudah lumayan dingin itu ada di depan pintu kamarnya. Seungri mengambil mangkuk sup kerang itu lalu tersenyum.

''gadis itu masih sangat lugu. Sudah ku tebak tadi bahwa dia pasti akan memberikan sup kerangnya secara cuma2, aku hanya perlu berteriak sedikit padanya'', kata seungri lalu tertawa.

''sebaiknya aku makan sebelum sup ini menjadi benar2 dingin'', kata seungri lagi sambil mencendok sup kerang itu.

Setelah mengecap sesendok sup kerang itu, seungri terlihat menyukai cita rasa sup kerang itu hingga melahapnya habis tak bersisa.
''masitda! Masitda!(lezat). Belum pernah aku merasakan sup seenak ini di seoul'', gumannya.


Bibi sora kembali ke penginapannya sudah agak larut malam. Ajumma itu menemui seungri karena merasa belum memberinya makan malam.
''mianhaeyo, aku pergi begitu lama. Kau ingin makan apa malam ini? Akan aku buatkan untukmu'', kata bibi sora.

''bibi tidak perlu repot2, aku sudah makan'', kata seungri.

''mweo? Meogeosseoyo (sudah makan)? Apa kau memasak?'', tanya bibi sora penasaran.

''seorang gadis datang kemari dan memberiku semangkuk sup kerang''.

''apa nami datang kemari?''.

''nami? Pulau nami?'', seungri terlihat kebingungan.

''anieyo! Nami, cha nami gadis setinggi ini dan berambut panjang, dia pakai syal warna cokelat dan juga sweaternya'', terang bibi sora sambil menunjukkan ciri2 yeoja yang ia maksud.

''oh namanya nami!'', guman seungri manggut2.
''Mweo?? Cha nami? Apa gadis itu bermarga cha?'', tanya seungri.

Bibi sora mengangguk, ''marganya cha! Ayahnya bernama cha chunsu. Rumahnya tidak jauh dari sini. Apa kau tertarik dengan gadis itu?''.

''tidak bi! Aku tertarik dengan ayahnya''.

''apa kau bilang??''.

''Anio ajumma! Ayahnya bernama Cha chunsu??'', tanya seungri memastikan apa yang ia dengar.

Bibi sora mengangguk, ''ne! Aku seperti mendengar kau tertarik dengan ayah nami. Tapi mungkin salah dengar, ya ampun aku harus pergi ke dokter''.

Namja itu termenung dan terkesan sedang memikirkan sesuatu lalu tersungging senyum dibibirnya seolah baru saja mendapatkan suatu titik terang.

''waeyo?'', tanya bibi sora penasaran.

''uhm gwaenchanayo, ajumma. Annyeong hijumuseyo'', kata seungri lalu membungkuk memberi salam.

''ne, jal jayo! Semoga kau menikmati liburanmu''.

Seungri masuk ke dalam kamarnya dan malam itu, udara pulau nami benar2 sangat dingin.
Seungri menyelimuti tubuhnya dengan selimut pemberian bibi sora.
''cha nami! Cha chunsu! Ya, aku harap itu orang yang aku cari'', guman seungri sambil memandang langit2 rumah dengan kedua tangannya ia lipat dibawah kepalanya.

''ayah, selamat tidur'', kata seungri lalu memejamkan matanya.


=rumah nami=
Nami berada dikamar tidurnya yang nampak sederhana, matanya belum bisa terpejam. Pikirannya melayang, memikirkan cara untuk bisa pergi ke seoul dan mengikuti tes pendidikan polisi.
''aku yakin seungri bisa menolongku. Ya, aku yakin sekali. Hanya saja aku harus bersabar'', guman nami.

Perlahan nami bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar ayahnya.
Tampak tuan cha sudah terlelap dalam tidurnya.
''ayah, aku mencintaimu'', kata nami.
''aku ingin berbagi sebuah kisah yang indah dengan ayah, sebuah kisah nyata'', guman nami sambil memandangi wajah ayahnya.

Nami mulai bercerita disamping ayahnya yang sedang tidur pulas dengan suara lirih dan sangat lembut.
#seorang anak bertanya pada ayahnya: ayah, maukah kau berlari marathon bersamaku?.
Ayahnya walau sudah tidak muda lagi berkata: ya anakku.
Dan mereka berlari marathon bersama.
Dan anaknya bertanya lagi: ayah, dapatkah kau berlari lebih jauh lagi bersamaku?
Sang ayah mengangguk mantap.
Kemudian mereka berlari lebih jauh lagi bersama.
Suatu hari, sang anak bertanya pada ayahnya lagi: ayah, tolong ikut ajang ''Ironman'' bersamaku? (Ironman adalah ajang olahraga dengan 4 km berenang, 180 km bersepeda dan 42 km berlari).
Dan lagi2 ayahnya berkata: ya!.

Walaupun sang putra harus duduk di kursi rodanya karena cacat sejak lahir.
Akhirnya ayah dan putranya itu ikut ajang Ironman
Sang ayah berenang dan anaknya tidur diatas sebuah perahu karena dan ayahnya dengan tekun menarik perahu itu, ia berenang bersama anaknya. Sang ayah bersepeda dengan memboncengkan anyahnya dan juga berlari dengan mendorong kursi roda bersama anaknya.
hebatnya mereka berhasil menjadi juara 1.
Sang ayah menangis dan memeluk anaknya. Anaknya pun ikut menangis lalu berkata, ''aku bisa melakukan segala sesuatu karena ada kau, ayah!''#

''ayah, aku lebih dari kisah itu. Aku akan mempunyai kisah jauh lebih indah dari kisah dick hyot itu karena aku juga punya seorang ayah yang hebat'', kata nami.

Nami menyelimuti ayahnya lalu kembali ke kamarnya.


=keesokan harinya, departemen kepolisian kota seoul=
Siwon dan gyuri keluar dari mobilnya dengan terburu2 lalu berlari ke arah lapangan rumput yang sudah mulai dipenuhi orang2 berseragam polisi.
''sudah ku bilang kau tidak perlu mampir membelikanku sarapan pagi'', kata gyuri.

''aku tidak menduga kalau restoran langgananmu tutup, jadi aku beli mie dingin di tempat lain'', kata siwon.

''waktumu terbuang hanya karena membeli mie dingin dan kita terlambat bekerja''.

''terlambat bekerja tidak lebih penting daripada kau harus terlambat sarapan''.

''kau tidak perlu berlebihan padaku''.

''ini hal yang wajar bukan??'', kata siwon lalu tersenyum.

Komisaris polisi choi memimpin upacara pagi yang diikuti seluruh anggota kepolisian kota seoul.

''siap laksanakan!!'', ucap seluruh anggota serentak lalu balik kanan menandakan apel pagi telah selesai.

Siwon segera menemui komisaris choi yang berjalan beriringan dengan ajudannya.
''komisaris, bagaimana dengan kasus 15 tahun lalu apa kau bisa menjelaskannya sekarang padaku?'', tanya siwon.

''aku akan menemui kepala polisi daegu. Sampai ketemu nanti di ruanganku'', kata komisaris choi, ayah siwon.

''aku ingin segera menuntaskan kasus perdagangan senjata yang melibatkan lee seungri. waktuku tidak banyak''.

''aku juga tidak punya waktu untuk membicarakan masalah yang tidak berguna itu''.

Siwon mengangguk lalu komisaris choi berlalu dari tempat itu.
Siwon menoleh ke arah gyuri yang sedari tadi menunggunya.

Namja itu berjalan beriringan dengan gyuri.
''gyuri ah, aku tidak butuh detektif. Aku akan mengusut kasus lee seungri dan perdagangan senjata ilegal itu sendiri. Bukankah aku masih dimandatkan untuk kasus ini?'', kata siwon.

''apa itu artinya kau akan mengusut seungri sampai ke pulau nami? Dan itu artinya kau akan dinas lapangan dari departemen kepolisian. Kau akan meninggalkan aku untuk sementara waktu?'', kata gyuri terlihat cemas.

''apa kau takut, aku pergi jauh darimu?'', goda siwon.

''ya, kau tahu itu tapi kenapa masih saja kau lakukan?''.

''aku akan memilihmu menjadi partner kerjaku, gyuri ah. Kita akan ke pulau nami bersama''.

nampak raut wajah gyuri berubah senang dan matanya begitu berbinar, gyuri menatap siwon lalu merapikan baju dinas milik namja itu.
''inspektur choi siwon, senang bekerja sama denganmu'', kata gyuri lalu memberi hormat.

Siwon mengangguk dan membalas gyuri dengan memberinya hormat.

''aku dengar pulau nami adalah pulau kecil namun memiliki keindahan alam yang sangat indah. Aku senang jika aku benar2 kau pilih menjadi partner kerjamu'', kata gyuri.

''ne, aku akan mengajukan surat tugas pada komisaris choi'', kata siwon.
Gyuri mengangguk lalu mengacungkan kedua ibu jarinya


=rumah nami, pulau nami=
Tuan cha mencari nami di kamarnya, namun gadis itu tidak ada disana. Selimutnya sudah terlipat dengan rapi.
''mweo? Nami ah!!'', pekik tuan cha dan mencoba mengecek isi lemari nami.

Tampak pakaian nami terlipat rapi dilemarinya, tidak ada sepotongpun yang kurang.
''baju nami masih ada di lemarinya! Syukurlah!'', kata tuan cha.


Tuan cha berlari ke penginapan bibi sora untuk mencoba mencari putrinya disana.
''apa kau melihat nami?'', tanya tuan cha pada bibi sora yang sedang sibuk membersihkan halaman penginapannya.

''anieyo. namineun jib eseo isseoyo? (nami tidak ada dirumah?)'', kata bibi sora balik bertanya.

''aku takut nami pergi diam2, apa nami pernah bercerita padamu kalau dia berencana pergi ke seoul?''.

''aku rasa nami tidak akan berani ke seoul tanpa seijinmu''.

Seungri keluar dari penginapan dan melihat bibi sora sedang berbicara dengan seorang ajeossi.
''bibi, aku pergi dulu. Aku mau menghubungi seseorang, dimana aku mendapat sinyal ponsel paling bagus disini?'', tanya seungri.

Tuan cha menatap seungri.
''apa kau datang kemari untuk berlibur? Kau datang dari seoul?'', tanya tuan cha.

''oh ne'', jawab seungri singkat.

''mweo?? Berarti kau bekerja sama dengan putriku untuk membawanya pergi ke seoul'', teriak tuan cha lalu memukuli seungri.

''aduh! Aduh! Paman, apa yang paman lakukan? Aku bahkan tidak mengenal putrimu'', seru seungri sambil terus menangkis pukulan tuan cha.

''mweo? Apa kau tidak mengenal putriku? Cha nami?'', tanya tuan cha lalu berhenti memukuli seungri.

''oh, yeoja itu. Nami? Eung!''.

''kau mengenalnya bukan?'', kata tuan cha dan kembali melayangkan pukulannya ke arah seungri.

Seungri berlari kencang keluar dari penginapan. Bibi sora menghalangi tuan cha mengejar seungri yang berlari keluar dari halaman penginapan.
''jangan halangi aku!'', seru tuan cha,
Namun bibi sora tetap menahan ayah nami pergi dari tempat itu.


''kenapa ayah dan anak sama2 memiliki kepribadian aneh'', gerutu seungri sambil berjalan ke arah bukit karang di dekat pantai.

''tunggu dulu! Tadi itu ayahnya nami? Berarti dia cha chunsu?'', kata seungri lalu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah penginapan.
''anieyo, sebaiknya aku mencari sinyal dulu'', kata seungri dan mengurungkan niatnya untuk menemui ayah nami.


Seungri menapaki jalanan kecil berbatu diatas bukit karang, dilihatnya dari atas bukit, seorang yeoja sedang sibuk dengan jaring untuk menangkap kerang di tepi pantai.
''yakk yeoja itu. Gara2 dia, aku dipukuli orang. Apa wajahku seperti penculik para gadis?'', seru seungri lalu menuruni jalanan itu dan mendekati nami.

Nami sedang asik memasukkan kerang hasil buruannya ke dalam keranjang bambu yang ia bawa.

''hei kau!!'', teriak seungri.

Nami menoleh ke arah seungri lalu melompat ke belakang sambil mengacungkan jarinya membentuk sebuah pistol (yaitu dengan telunjuk terarah ke seungri, dengan 3 jari lainnya terlipat ke dalam).

''hei kau penjahat, apa kau ingin mencuri kerang ini? Oh tidak bisa!'', kata nami.

''aku tidak melihatmu semalam saja, tapi kau sudah semakin tidak waras'', kata seungri.

''angkat tangan, kalau tidak ingin peluru ini menembus kepalamu'', seru nami bak seorang polisi.

''aiss!!'', seungri menarik tangan nami lalu memukul tangan yeoja itu.

''menyerah saja, pistolmu sudah ku jatuhkan'', kata seungri menanggapi aksi sedikit gila dari yeoja itu.

''mweo? Aku bisa melawanmu tanpa pistol, lihat saja'', kata nama lalu menginjak kaki seungri dan menendang alat vital namja itu hingga membuat namja itu serasa tersambar petir.

''aiss!!'', teriak seungri sambil memegang organ vitalnya itu.

Sedangkan nami masih memasang jurus kuda2.
''bagaimana? Apa aku sudah layak menjadi seorang polisi?'', tanya nami.

Seungri hanya menggelengkan kepalanya lalu tertatih pergi meninggalkan yeoja itu.
''seungri ssi?'', panggil nami.

''yeoja itu ganas sekali. Kenapa pagi2 aku sudah bernasib seperti ini. Untung tidak terjadi apa2 dengan barang berhargaku ini'', gerutu seungri.

Membayangkan kejadian yang baru saja dialaminya di tepi pantai itu, membuat seungri tersenyum sendiri.

Seungri mencoba mencari sinyal ponsel diatas bukit karang.
Setelah pencarian begitu lama,
Sinyal ponsel yang dinanti2kan namja itu muncul juga.

Seungri segera menghubungi seseorang dengan ponselnya itu.
''ini aku lee seungri. Mianhamnida, aku baru menghubungimu sekarang. Sinyal disini membuatku setress'', kata seungri.

''apa kau sudah menemukan saksi itu?'', tanya seorang ajeossi yang terdengar dari ponsel seungri walau suaranya sedikit terputus2.

''ya, aku menemukan pria yang bernama cha chunsu''.

Nami menyusul seungri ke atas bukit karang, dilihatnya seungri sedang sibuk berkutat dengan ponselnya.

''ya cha chunsu, aku menemukannya'', jelas seungri lagi.

Nami mendengar lamat2 seungri menyebut nama ayahnya didalam perbincangan teleponnya.
''ada apa dengan pria yang bernama cha chunsu?'', tanya nami tiba2 hingga membuat seungri terkejut lalu mematikan panggilan teleponnya.

(ost Kim Hyun Joong - Kiss Kiss)

@tobe continue

Tidak ada komentar:

Posting Komentar